Kitab Tentang Makanan

BAB 1: MEMBACA BASMALAH KETIKA AKAN MAKAN DAN MAKAN DENGAN TANGAN KANAN
5375 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkaat: Suatu ketika saya merasa sangat lemah (karena lapar), kemudian saya menemui Umar bin Al-Khattab Radliyallaahu 'anhu, lalu saya memintanya membacakan satu ayat Al-Quran kepada saya. Umar masuk ke rumahnya lalu menjelaskan maksud ayat tersebut kepada saya. Kemudian saya jatuh tersungkur setelah berjalan belum seberapa jauh karena letih dan lapar, tiba-tiba Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berada di arah kepala saya, lalu beliau memanggil: "Hai Abu Hurairah!" Saya menjawab: "Labbaik wa sa'daik, ya Rasulullah". Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memegang tangan saya dan membantu saya untuk berdiri. Beliau mengerti apa yang sedang saya alami. Beliau mengajak saya pergi menuju ontanya, lalu memerintahkan (kepada pelayannya) untuk menghidangkan satu mangkok besar berisi susu untuk saya. Saya pun meminumnya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Minumlah dan tambah lagi, hai Abu Hurairah". Saya meminumnya lagi. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda lagi: "Tambah lagi". Saya meminumnya lagi sehingga perut saya membuncit seperti periuk. Setelah itu saya menemui Umar dan saya beritahukan kepadanya apa yang telah saya alami. Saya katakan kepada Umar: "Allah telah menyerahkan penanganan persoalan saya kepada orang yang lebih berhak daripada kamu, hai Umar. Demi Allah, saya telah memintamu membacakan dan memahamkan satu ayat Al-Quran kepada saya, padahal saya lebih memahaminya daripada kamu". Umar mengatakan: "Demi Allah, saya lebih senang menjamu kamu daripada saya memperoleh onta-onta merah yang bagus".
5376 Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah ra: Ketika saya masih kanak-kanak, saya diasuh oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Suatu ketika tangan saya menjamah semua hidangan yang ada, lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada saya, "Wahai si anak, ucapkan Basmalah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang ada di dekatmu". Kata Umar: Semenjak itu saya selalu makan sesuai dengan anjuran Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.



BAB 2: MAKAN HINGGA KENYANG
5383 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam wafat ketika kami telah kenyang dengan dua hal: Kurma dan air (karena tidak ada makanan lain lagi).

BAB 3: ROTI EMPUK/LEZAT DAN MAKAN DI MEJA MAKAN
5385 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah makan roti empuk/lezat dan daging kambing panggang sampai beliau menghadap Allah.
5386 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu melalui jalur yang berbeda, dia berkata: Saya tidak pernah mengetahui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam makan dengan piring besar, makan roti empuk/lezat, dan makan di meja makan.

BAB 4: MAKANAN SATU ORANG CUKUP UNTUK DUA ORANG
5392 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Makanan dua orang cukup untuk tiga orang, dan makanan tiga orang cukup untuk empat orang".

BAB 5: ORANG MUKMIN DENGAN SATU USU/SATU RONGGA PERUT
5393 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa dia tidak pernah memulai makan kecuali setelah ada orang miskin yang dipanggil untuk makan bersamanya. Pada suatu hari seorang laki-laki diundang untuk makan bersama Abdullah bin Umar, kemudian laki-laki tersebut makan banyak sekali, lalu Abdullah bin Umar berkata kepada pelayannya: "Jangan kamu mengundang orang ini lagi untuk makan bersama saya, karena saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Orang mukmin makan dengan satu usu, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus"".

BAB 6: MAKAN SAMBIL BERSANDAR
5399 Diriwayatkan dari Abu Juhaifah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Ketika saya berada di sisi Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda kepada orang yang ada di sisinya, "Saya tidak mau makan sambil bersandar".

BAB 7: NABI SAW TIDAK PERNAH MENCACI MAKANAN
5409 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah mencaci makanan. Jika berselera beliau memakannya dan jika tidak berselera beliau tidak memakannya.

BAB 8: MENIUP SEKAM GANDUM
5410 Diriwayatkan dari Sahl Radliyallaahu 'anhu bahwa dia ditanya oleh seseorang: "Apakah pada masa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kamu membuat tepung putih?" Dia menjawab: "Tidak". Dia ditanya lagi: "Apakah kamu mengayak tepung gandum?" Dia menjawab: "Tidak, tetapi kami meniupnya".

BAB 9: MAKANAN YANG BIASA DIKONSUMSI OLEH NABI SAW DAN PARA SAHABATNYA
5411 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada suatu hari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membagi-bagikan kurma kepada para sahabatnya. Beliau memberikan tujuh butir kurma kepada setiap orang. Beliau memberikan tujuh butir kurma kepada saya yang salah satunya kering. Dari tujuh butir kurma tersebut satu butir itulah yang paling saya sukai. Saya mengunyahnya lama sekali.
5414 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa pada suatu ketika dia melewati orang-orang yang sedang memanggang daging kambing, kemudian mereka mengundangnya, tetapi dia tidak mau makan daging itu dan berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam wafat tanpa pernah makan roti gandum hingga kenyang.
5416 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Keluarga Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah makan roti gandum yang empuk/lezat selama tiga hari berturut-turut semenjak beliau tiba di Madinah hingga wafat.

BAB 10: TALBINAH (TEPUNG CAMPUR MADU)
5417 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu, istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa setiap kali keluarganya meninggal, banyak wanita yang berkumpul untuk melayat, kemudian meerka pulang kecuali kerabat dekat dan teman-teman dekatnya, lalu dia menyuruh memasak semangkok talbinah. Setelah tsarid (roti daging) dibuat, talbinah dituangkan di atasnya, kemudian dia berkata: Makanlah, karena saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Talbinah menyejukkan hati orang yang sakit dan mengurangi kesedihan".

BAB 11: MAKAN DENGAN BEJANA PERAK
5426 Diriwayatkan dari Hudzaifah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, ""anganlah kamu berpakaian sutera, minum dengan bejana emas dan perak, serta makan dengan piring emas dan perak, karena semua itu untuk orang-orang kafir di dunia dan untuk kita di akhirat".

BAB 12: ORANG YANG BERUPAYA KERAS MENGHIDANGKAN MAKANAN KEPADA ORANG LAIN
5434 Diriwayatkan dari Abu Mas'ud Al-Anshari Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Di antara kaum Anshar ada seorang yang bernama Abu Syu'aib. Dia mempunyai seorang budak laki-laki yang pandai menangani penyembelihan hewan. Abu Syu'aib berkata ekpada budaknya: "Buatkanlah makanan untuk saya, karena saya akan mengundang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam beserta empat orang sahabatnya". Abu Syu'aib mengundang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam beserta empat orang sahabatnya, kemudian mereka datang dengan diikuti satu orang lagi. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Syu'aib: "Dia ini mengikuti kami, terserah kepada kamu, kamu mengizinkannya atau menolaknya". Abu Syu'aib berkata: "Saya mengizinkannya".

BAB 13: MAKAN KURMA SEGAR BESERTA QITSTSA' (SEJENIS MENTIMUN)
5440 Diriwayatkan dari Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam makan kurma segar beserta qitstsa'.

BAB 14: MAKAN KURMA SEGAR DAN KURMA KERING
5443 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Di Madinah ada seorang Yahudi yang meminjami saya uang yang akan saya kembalikan ketika tiba musim panen kurma saya. Jabir memiilki sebidang tanah di jalan Ruumah (nama tempat). Panenpun gagal, sehingga dalam tahun ini tidak ada buah kurma yang dihasilkan. Orang Yahudi itu menemui saya ketika musim panen tiba, namun tidak ada buah kurma yang bisa saya bayarkan. Saya berupaya meminta penangguhan, sampai musim berikutnya, tetapi orang Yahudi itu menolak. Saya memberitahukan hal itu kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian beliau bersabda kepada para sahabatnya, "Mari kita temui orang Yahudi itu untuk kita mintakan penangguhan bagi Jabir". Mereka menemui saya di kebun saya. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mulai bercakap-cakap dengan orang Yahudi itu, kemudian dia berkata kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Abdul Qasim, saya tidak mau memberi penangguhan kepada Jabir". Ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengetahui penolakan orang Yahudi tersebut, beliau berdiri kemudian mengelilingi kebun kurma. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menghampiri orang Yahudi itu lagi untuk memintakan penangguhan bagi Jabir, tetapi dia tetap menolak. Saya berdiri kemudian membawa kurma segar sedikit, lalu saya letakkan di hadapan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian beliau memakannya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya, "Di mana tempat peristirahatanmu, hai Jabir?" Saya pun memberitahukannya, kemudian beliau bersabda, "Bentangkan tikar di sana untuk saya". Saya kemudian membentangkan tikar untuk Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau masuk dan tidur, kemudian bangun. Saya menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lagi dengan membawa sejumlah buah kurma yang lain, lalu beliau memakan sebagiannya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri untuk memintakan penangguhan lagi kepada orang Yahudi itu, namun dia tetap menolak. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri di dekat pohon kurma yang kedua dengan sejumlah buahnya yang segar, kemudian beliau bersabda, "Hai Jabir! Petiklah buah kurma ini dan lunasi hutangmu". Yahudi itu berdiri di dekat pohon kurma tersebut, sementara saya memetik buahnya hingga cukup untuk melunasi utang saya, bahkan saya masih mendapat sisa sebanding dengan apa yang saya bayarkan. Saya kemudian pergi menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk menyampaikan berita gembira tersebut (yakni keajaiban pohon kurma yang menghasilkan buah sebanyak itu berkat doa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam), lalu beliau bersabda, "Saya bersaksi bahwa saya adalah utusan Allah".

BAB 15: AL-AJWAH (KURMA UNGGUL)
5445 Diriwayatkan dari Sa'd bin Abi Waqqash Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Siapa yang setiap hari makan tujuh butir kurma Ajwah, maka pada hari itu dia tidak akan terkena racun atau sihir".

BAB 16: MENGULUM (NGEMUT, MENGELAMUTI) JARI TANGAN SEHABIS MAKAN
5456 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Apabila kamu selesai makan, janganlah kamu mengusap tanganmu sebelum mengulumnya atau membiarkan orang lain mengulumnya".
5457 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada zaman Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kami tidak memiliki sapu tangan kecuali telapak tangan, lengan bawah dan kaki bawah.

BAB 17: BACAAN SESUDAH MAKAN
5458 Diriwayatkan dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selesai makan, beliau mengucapkan: "Alhamdulillaahi hamdan .... rabbanaa (segala puji bagi Allah dengan pujian yang tiada terhingga, baik dan penuh berkah. Ya Tuhan kami, kami tidak mampu membalas anugerahMu, tidak mampu meninggalkannya dan tidak mampu menghindarinya".
5459 Diriwayatkan dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu, melalui jalur lain, bahwa ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selesai makan, beliau mengucapkan: "Alhamdulillaahi .... walaa makhfuur (segala puji bagi Allah yang telah mencukupi kebutuhan kami dan menyegarkan kami dengan anugerah yang tidak mampu kami balas dan tidak mampu kami tolak)".

BAB 18: FIRMAN ALLAH SWT: "....APABILA KAMU SELESAI MAKAN BUBARLAH...". (AL-QURAN, SURAH AL-AHZAAB:5
5466 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya paling tahu mengenai hijab (perintah berjilbab bagi wanita). Ubaiy bin Ka'b pernah bertanya kepada saya mengenai hal itu. Pada suatu pagi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjadi pengantin, ketika beliau menikah dengan Zainab binti Jahsy yang beliau nikahi di Madinah. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengundang orang-orang pada suatu jamuan makan setelah matahari meninggi. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam duduk disertai beberapa orang laki-laki yang tidak kunjung pulang, setelah orang-orang yang lain sudah banyak yang bubar. Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri dan berjalan, lalu saya pun turut bersama beliau. Sesampainya di pintu kamar Aisyah beliau mengira bahwa orang-orang tersebut sudah bubar sehingga beliau kembali, maka saya pun turut kembali. Ternyata mereka masih saja duduk di tempat semula. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kembali untuk kedua kalinya, maka saya pun turut kembali hingga sampai di pintu kamar Aisyah. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengira bahwa mereka sudah bubar, ternyata meerka memang sudah bubar, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memasang tabir antara beliau dengan saya, maka diturunkanlah ayat mengenai hijab.

0 komentar: