Kitab Tentang Talaq

BAB 1: JIKA PEREMPUAN YANG SEDANG HAID DICERAIKAN MAKA DIHITUNG TALAK SATU
5253 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata bahwa talaknya terhadap istrinya (yang sedang haid) dihitung sebagai talak satu.



BAB 2: APAKAH SUAMI YANG MENALAK ISTRINYA HARUS MENGUCAPAN KATA "TALAK" KEPADA ISTRINYA SECARA LANGSUNG
5254 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika anak perempuan Al-Jaun dihadapkan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (sebagai pengantin) dan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menghampirinya, dia mengatakan kepada Rasulllah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Saya berlindung kepada Allah darimu". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Kau telah berlindung kepada Yang Maha Agung, maka pulanglah kepada keluargamu".
5255 Diriwayatkan dari Abu Usaid Radliyallaahu 'anhu bahwa anak perempuan Al-Jaun dihadapkan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (sebagai pengantin) dengan disertai perempuan pengasuhnya, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Serahkan dirimu kepadaku". Anak perempuan tersebut mengatakan: "Apakah seorang ratu pantas menyerahkan dirinya kepada laki-laki biasa?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengayunkan tangannya kepada anak perempuan itu untuk menenangkannya, namun kemudian anak perempuan itu berkata: "Aku berlindung kepada Allah darimu". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Kau telah berlindung kepada Tuhan tempat berlindung". Kata Abu Usaid: Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar menemui kami dan bersabda, "Hai Abu Usaid, beri dia dua helai kain linen putih dan antarkan pulang ke keluargamu".

BAB 3: TALAK TIGA SEKALIGUS (LIHAT SURAH AL-BAQARAH:229)
5260 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa istri Rif'ah Al-Qurazhi menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kemudian dia berkata: "Ya Rasulullah, Rif'ah telah menceraikan saya dengan talak tiga, lalu saya menikah lagi dengan Abdurrahman bin Az-Zubair Al-Qurazhi, tetapi alat vitalnya hanya seperti rumbai kain (lemah syahwat)". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Mungkin kamu ingin kembali lagi kepada Rif'ah? Jangan, sebelum Abdurrahman merasakan madumu dan kamu merasakan madunya (yakni persetubuhan)".

BAB 4: FIRMAN ALLAH SWT: "WAHAI NABI, MENGAPA KAMU MENGHARAMKAN APA YANG TELAH DIHALALKAN OLEH ALLAH
5268 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyukai madu dan makanan manis. Ketika pulang dari solat Ashar, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya mengunjungi istri-istrinya dan tinggal bersama salah seorang dari mereka. Suatu ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengunjungi Hafshah binti Umar dan tinggal lebih lama daripada biasanya sehingga saya merasa cemburu. Saya bertanya tentang itu kemudian saya mendapat berita bahwa Hafshah mendapat pemberian satu kantong madu dari kaumnya, kemudian dia menghidangkan sebagiannya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Aisyah mengatakan: Demi Allah, kami (istri-istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selain Hafshah) akan memberi pelajaran kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Saya (Aisyah) mengatakan kepada Saudah binti Zam'ah: Nanti Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam akan mengunjungimu. Jika beliau menghampirimu katakan kepadanya, "Apakah anda tadi minum maghafir?" Beliau nanti pasti akan menjawab, "Tidak". Lalu katakan lagi kepadanya, "Bau apa yang busuk dari mulut anda?" Nanti beliau pasti akan mengatakan, "Saya tadi diberi minuman madu oleh Hafshah". Kemudian katakan lagi kepadanya, "Mungkin lebahnya mengambil sari bunga Urfuth?" Saya nanti juga akan berkata seperti itu. Kau juga harus mengatakan seperti itu, hai Shafiyyah. Saudah berkata kepada Aisyah: "Demi Allah, ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam baru berdiri di depan pintu, saya ingin mengatakan apa yang kau perintahkan kepada saya kaeran saya takut kepadamu". Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menghampiri Saudah, Saudah bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Ya Rasulullah, apakah tadi anda minum maghafir?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Tidak". Saudah bertanya lagi: "Lalu bau busuk apa yang saya rasakan dari mulut anda?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tadi Hafshah memberi saya hidangan berupa minuman madu". Saudah mengatakan: "Mungkin lebahnya mengambil sari dari bunga urfuth?" Kata Aisyah ra: Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengunjungi saya, saya juga mengatakan seperti itu. Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengunjungi Shafiyyah, dia juga mengatakan seperti itu. Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengunjungi Hafshah lagi, dia menawarkan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Ya Rasulullah, apakah saya harus menghidangkan minuman madu lagi kepada anda?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak usah". Saudah berkata: "Demi Allah, kita (istri-istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) telah membuat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjauhi minuman madu". Aisyah berkata kepada Saudah: "Diamlah".

BAB 5: TALAK MELALUI KHUL, DAN MENGENAI FIRMAN ALLAH SWT: "DAN TIDAK DIPERBOLEHKAN BAGIMU ---
5275 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa istri Tsabit bin Qais menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: "Ya Rasulullah, saya tidak menjelekkan Tsabit bin Qais dalam hal akhlak dan agamanya, tetapi saya tidak ingin terjerumus ke dalam perilaku yang menentang Islam (apabila saya tetap menjadi istri Tsabit bin Qais)". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apakah kamu bersedia mengembalikan kebun yang telah diberikan Tsabit bin Qais (sebagai maskawin)?" Istri Tsabit menjawab: "Ya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada Tsabit bin Qais: "Terimalah kebun itu dan ceraikan istrimu dengan talak satu".

BAB 6: PERTOLONGAN NABI SAW KEPADA SUAMI BARIRAH
5283 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa suami Barirah, seorang budak laki-laki yang bernama Mughits ---seolah sekarang ini saya melihatnya--- berjalan sambil menangis di belakang Barirah dengan air mata yang membasahi janggutnya. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada Abbas: "Wahai Abbas, tidakkah kau merasa heran dengan cinta Mughits terhadap Barirah dan kebencian Barirah terhadap Mughits?" Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada Barirah: "Sebaiknya kamu kembali saja kepada Mughits". Barirah bertanya: "Ya Rasulullah, apakah anda memerintahkan itu kepada saya?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Saya hanya ingin menolong". Barirah berkata: "Saya tidak membutuhkan Mughits".

BAB 7: LI'AN (LIHAT SURAH AN-NUUR:6-9, KARENA HADIS TENTANG LI'AN TIDAK DISEBUTKAN DI SINI)
5304 Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd As-Sa'idi Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Saya dan pemelihara anak yatim seperti begini ini kelak di surga". Ketika bersabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mempertunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu merenggangkan sedikit antara keduanya.

BAB 8: LAKI-LAKI YANG RAGU-RAGU, APAKAH BAYI YANG DILAHIRKAN OLEH ISTRINYA BENAR-BENAR ANAK DARI ---
5305 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa seorang laki-laki menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kemudian berkata: "Ya Rasulullah, istri saya melahirkan bayi berkulit hitam". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Apakah kamu memiliki onta?" Laki-laki itu menjawab: "Ya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya lagi: "Apa warnanya?" Laki-laki itu menjawab: "Merah". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya lagi: "Apakah ada keturunannya yang berwarna abu-abu?" Laki-laki itu menjawab: "Ada". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya lagi: "Darimana itu?" Laki-laki itu menjawab: "Mungkin ada induknya terdahulu yang berwarna abu-abu". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Begitu pula putramu yang berkulit hitam, mungkin ada nenek moyangnya yang berkulit hitam".

BAB 9: MEYAKINKAN SUAMI ISTRI YANG MENGUCAPKAN LI'AN BAHWA SALAH SATU DARI KEDUANYA BERDUSTA
5312 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, mengenai suami istri yang mengucapkan li'an, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada suami istri yang melakukan li'an, "Allah-lah yang akan membuat perhitungan dengan kalian. Salah satu dari kalian berdua adalah berdusta. Kau (suami) tidak berhak lagi terhadap dia (istri)". Si suami berkata: "Bagaimana dengan harta saya (yang telah saya berikan kepadanya sebagai maskawin)?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Kamu tidak berhak atas harta tersebut. Jika ucapanmu benar mengenai istrimu maka harta tersebut adalah untuk menghalalkan hubungan seksualmu dengannya setelah akad nikah, dan jika ucapanmu berdusta mengenai istrimu maka semakin tidak berhak kamu mengambil kembali hartamu yang telah kau berikan sebagai maskawin".

BAB 10: CELAKA BAGI PEREMPUAN YANG BERKABUNG ATAS KEMATIAN SUAMINYA.
5338 Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu bahwa seorang perempuan, suaminya meninggal, kemudian keluarganya mengkhawatirkan matanya (mungkin sakit karena banyak menangis). Mereka menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam minta izin penggunaan celak mata (bagi perempuan tersebut), lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Dia tidak boleh menggunakan celak mata sehingga berlalu 4 bulan 10 hari". Dulu (pada masa Jahiliyah) seorang perempuan yang suaminya meninggal harus berpakaian sejelek mungkin atau berada di rumahnya yang paling jelek, kemudian setelah berlalu masa satu tahun lalu ada anjing lewat, maka dia melempar anjing itu dengan kotoran hewan (sebagai pertanya brakhirnya masa iddah).

0 komentar: