114 Surat Al Qur'an (4)

61. Ash Shaff (Satu Barisan)
Surat Ash Shaff terdiri atas 14 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. Dinamai dengan Ash Shaff, karena pada ayat 4 surat ini terdapat kata Shaffan yang berarti satu barisan. Ayat ini menerangkan apa yang diridhai Allah sesudah menerangkan apa yang dimurkai-Nya. Pada ayat 3 diterangkan bahwa Allah murka kepada orang yang hanya pandai berkata saja tetapi tidak melaksanakan apa yang diucapkannya. Dan pada ayat 4 diterangkan bahwa Allah menyukai orang yang mempraktekkan apa yang diucapkannya yaitu orang-orang yang berperang pada jalan Allah dalam satu barisan. Surat ini menganjurkan supaya orang-orang mu’min selalu menyesuaikan ucapan dengan perbuatan, dan menerima tawaran Allah yaitu ampunannya dan surga dapat dicapai dengan iman dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa.



62. Al Jumu’ah (Hari Jumat)
Surat Al Jumu’ah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan-golongan surat-surat Madaniyyah dan diturunkan sesudah surat As Shaff. Nama surat Al Jumu’ah diambil dari kata Al Jumu’ah yang terdapat pada ayat 9 surat ini yang artinya: "hari Jumat". Surat Al Jumu’ah ini menerangkan tentang pengutusan Nabi Muhammad s.a.w. dan menjelaskan bahwa umatnya akan menjadi mulia karena ajarannya, disusul dengan perumpamaan orang-orang Yahudi dan kebohongan pengakuan mereka dan kemudian diakhiri dengan kewajiban shalat Jumat.

63. Al Munaafiquun (Orang-Orang Munafik)
Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Hajj. Surat ini dinamai Al-Munaafiquun yang artinya orang-orang munafik, karena surat ini mengungkapkan sifat-sifat orang-orang munafik. Surat Al Munaafiquun menerangkan sifat-sifat orang munafik dan mengandung anjuran untuk berkorban dengan harta benda.

64. At Taghaabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-kesalahan)
Surat ini terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah dan diturunkan sesudah surat At Tahriim. Nama At Taghaabun, diambil dari kata "at taghaabun" yang terdapat pada ayat ke 9 yang artinya: hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Pada surat At Taghaabun Allah memberi peringatan kepada kaum musyrikin tentang azab yang ditimpakan kepada umat-umat sebelumnya dan memberi hiburan kepada Nabi bahwa keingkaran orang-orang kafir ini tidak akan mendatangkan mudarat kepadanya.

65 Ath Thalaaq (Talak)
Surat ini terdiri atas 12 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Insaan. Dinamai surat Ath Thalaaq karena kebanyakan ayat-ayatnya mengenai masalah talak dan yang berhubungan dengan masalah itu. Surat Ath Thalaaq mengandung hukum-hukum yang mengenai talak dan yang berhubungan dengan masalah itu dan merupakan kelengkapan dari hukum talak yang tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 222 sampai dengan 242.

66. At Tahriim (Mengharamkan)
Surat ini terdiri atas 12 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Hujuraat. Dinamai surat At Tahriim karena pada awal surat ini terdapat kata "tuharrim" yang kata asalnya adalah At Tahriim yang berarti "mengharamkan". Surat At Tahriim menerangkan tentang hubungan Rasulullah saw dengan isteri-isterinya, diikuti dengan keharusan bagi orang-orang mu’min untuk bertobat: dan ditutup dengan contoh-contoh wanita-wanita yang baik dan yang buruk.

67. Al Mulk (Kerajaan)
Surat ini terdiri atas 30 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ath Thuur. Nama "Al Mulk" diambil dari kata "Al Mulk" yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya kerajaan atau kekuasaan. Dinamai pula surat ini dengan "Tabaarak" (Maha Suci). Surat Al Mulk menunjukkan bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah yang terdapat di alam semesta dan menganjurkan agar manusia memperhatikannya dengan seksama sehingga mereka beriman kepada-Nya. Bilamana manusia itu tetap mengingkari. Allah atau menjatuhkan azab kepada mereka.

68. Al Qalam (Kalam)
Surat ini terdiri atas 52 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al ’Alaq. Nama "Al Qalam" diambil dari kata Al Qalam yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya "pena". Surat ini dinamai pula dengan surat "Nun" (huruf "nun"). Surat Al Qalam berisi bantahan dari orang-orang musyrikin terhadap Nabi Muhammad s.a.w. dan memperingatkan agar jangan mengikuti kemauan mereka. Mereka ini mendapat penghinaan pada hari kiamat akibat perbuatan mereka.

69. Al Haaqqah (Hari Kiamat)
Surat ini terdiri atas 52 ayat, termasuk surat-surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Al Mulk. Nama "Al Haaqqah" diambil dari kata "Al Haaqqah" yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya "hari kiamat". Surat Al Haaqqah memberi peringatan kepada mereka yang tidak menaati Rasulullah s.a.w. dengan memberikan contoh-contoh tentang azab yang ditimpakan kepada umat yang dahulu yang mengingkari rasul-rasul-Nya.

70. Al Ma’aarij (Tempat-tempat Naik)
Surat ini terdiri atas 44 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Haaqqah. Perkataan "Al Ma’aarij" yang menjadi nama bagi surat ini adalah kata jamak dari "Mi’raj", diambil dari perkataan Al Ma’aarij yang terdapat pada ayat 3, yang artinya menurut bahasa tempat naik. Sedang para ahli tafsir memberi arti bermacam-macam, di antaranya ialah langit, ni’mat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t. kepada ahli surga. Surat Al Ma’aarij menerangkan sifat-sifat yang buruk serta memberi petunjuk kepada jalan-jalan yang dapat mencapai kemuliaan dan derajat yang tinggi.

71 Nuh (Nabi Nuh)
Surat ini terdiri atas 28 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat An-Nahl. Dinamakan dengan surat "Nuh" karena surat ini seluruhnya menjelaskan dakwah dan do’a Nabi Nuh a.s. Surat Nuh menjelaskan dakwah Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya dan tantangan mereka, kemudian azab yang ditimpakan kepada mereka.

72. Al Jin (Jin)
Surat Al Jin terdiri atas 28 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al A’raaf. Dinamai "Al Jin" (jin) diambil dari perkataan "Al Jin" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pada ayat tersebut dan ayat-ayat berikutnya diterangkan bahwa jin sebagai makhluk halus telah mendengar pembacaan Al Qur’an dan mereka mengikuti ajaran Al Qur’an tersebut. Surat Al Jin menerangkan bahwa Al Qur’an di samping petunjuk bagi manusia juga sebagai petunjuk bagi jin.

73. Al Muzzammil (Orang Yang Berselimut)
Surat Al Muzzammil terdiri atas 20 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Qalam. Dinamai "Al Muzzammil" (orang yang berselimut) diambil dari perkataan "Al Muzzammil" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan "orang yang berkemul" ialah Nabi Muhammad s.a.w. Surat Al Muzzammil menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan petunjuk-petunjuk Allah untuk menguatkan jiwa bagi seseorang yang akan melakukan tugas yang berat.

74. Al Muddatstsir (Orang Yang Berkemul)
Surat Al Muddatstsir terdiri atas 56 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Muzzammil. Dinamai "Al Muddatstsir" (orang yang berkemul) diambil dari perkataan "Al Muddatstsir" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini mengandung perintah Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk melakukan dakwah, disertai ancaman bagi orang yang menghalang-halangi dakwah.

75. Al Qiyaamah (Hari Kiamat)
Surat Al Qiyaamah terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Qaari’ah. Dinamai "Al Qiyaamah" (hari kiamat) diambil dari perkataan "Al Qiyaamah" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat Al Qiyaamah menerangkan tentang hari kiamat, disertai dengan bukti-buktinya dan keadaan pada hari kiamat tersebut.

76. Al Insaan (Manusia)
Surat Al Insan terdiri atas 31 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Ar Rahman. Dinamai "Al Insaan" (manusia) diambil dari perkataan "Al Insaan" yang terdapat pada ayat pertama surat ini Surat Al Insaan menerangkan bahwa setelah manusia diciptakan, manusia diberi petunjuk untuk mencari kehidupan yang sempurna, ada yang mengikuti dan ada yang tidak mengikutinya, ganjaran bagi mereka yang mengikuti dan ancaman bagi mereka yang tidak mengikutinya.

77. Al Mursalaat (Malaikat-Malaikat yang diutus)
Surat Al Mursalaat terdiri atas 50 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Humazah. Dinamai "Al Mursalaat" (Malaikat-Malaikat yang diutus), diambil dari perkataan "Al Mursalaat" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat Al Mursalaat menerangkan azab yang akan diderita oleh orang-orang yang menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana azab yang telah diderita umat-umat yang dahulu yang menolak kebenaran yang dibawa rasul-rasul mereka.

78. An Naba’ (Berita Besar)
Surat An Naba’ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Ma’aarij. Dinamai "An Naba’" (berita besar), diambil dari perkataan An Naba’ yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Dinamai juga "’Amma yatasaa aluun" diambil dari perkataan ’Amma yatassa aluun yang terdapat pada ayat 1 surat ini. Surat An Naba’ menerangkan pengingkaran orang-orang musyrik terhadap hari berbangkit, ancaman Allah terhadap sikap mereka, azab yang akan mereka terima di hari kiamat serta kebahagiaan orang-orang yang beriman.

79. An Naazi’aat (Malaikat-malaikat Yang Mencabut)
Surat An Naazi’aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat An Naba’. Dinamai "An Naazi’aat (Malaikat-malaikat yang mencabut) diambil dari perkataan "An Naazi’aat yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula As Saahirah yang diambil dari ayat 14, dan dinamai juga "Ath Thaammah" diambil dari ayat 34. Surat An Naazi’aat mengutarakan sumpah Allah dengan menyebut malaikat yang bermacam-macam tugasnya, bahwa hari kiamat pasti terjadi, dan membangkitkan manusia itu adalah mudah bagi Allah, serta mengancam orang-orang musyrik yang mengingkari kebangkitan dengan siksaan yang telah dialami Fir’aun dan pengikut-pengikutnya, Selanjutnya surat ini menerangkan keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana kedahsyatan hari kiamat itu.

80. ’Abasa (Ia Bermuka Masam)
Surat ’Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat An Najm. Dinamai "Abasa" (ia bermuka masam) diambil dari perkataan ’Abasa yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk Islam. Dalam pada itu datanglah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta yang mengharap agar Rasulullah s.a.w. membacakan kepadanya ayat-ayat Al Qur’an yang telah diturunkan Allah. Tetapi Rasulullan s.a.w. bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap Ibnu Ummi Maktum itu. Surat ’Abasa mengandung teguran Allah kepada Rasulullah s.a.w. yang lebih mengutamakan pembesar-pembesar Quraisy yang diharapkan agar mereka masuk Islam daripada Ibnu Ummi Maktum yang buta, tapi telah diyakini keimanannya; Al Qur’an adalah sebagai peringatan; dan salah satu sifat manusia ialah tidak mensyukuri nikmat Allah.

0 komentar: