Yahudi Menggenggam Dunia (13)

Oleh : William G. Carr
Penterjemah : Musthalah Maufur MA

Tahap Pelaksanaan Sebuah Rancangan Terselubung
Kaum Yahudi yakin, bahwa hanya para sesepuh Yahudi yang punya otoritas untuk menginterpretasi apa yang tersebut dalam kitab-kitab suci. Rahasia maknanya tidak akan terungkap, kecuali lewat sesepuh yang mendapat ilham dari Tuhan. Klaim mereka ini memang tidak ada artinya. Tapi kalau mereka membentuk perkumpulan di bawah kekuasaan para sesepuh Yahudi itu, masalahnya menjadi lain. Sebab, orientasi dan langkah mereka
mengatasnamakan Wahyu Tuhan. Apa yang kita rasakan dalam sejarah lampau hingga kini, perkumpulan yang diprakarsai dan dikuasai oleh mereka masih tetap bekerja keras dalam sarang-sarang perkumpulan, yang disebut perkumpulan kaum Nurani atau nama lainnya. Dalam mitos Yahudi, kata "Nurani" berarti 'cahaya'. Sedang ungkapan yang lebih tepat berarti "Lucifer", yang dalam Kitab Injil berarti 'Lurah Setan' pembawa cahaya api.
Secara ringkas, Nurani menurut orang Yahudi adalah orang yang mendapat ilham atau wahyu, atau orang yang mendapat ilham di luar hukum alam.



Tugas kaum Nurani atau sesepuh Yahudi adalah melaksanakan tugas kegerejaan Yahudi tertinggi. Tugas itu dianggap sebagai wasiat suci yang dipikul oleh 13 anggota Majelis Tertinggi Yahudi yang disebut "Majelis 13".
Pengambilan 13 anggota sebagai jumlah atau angka keramat bukanlah merupakan tindakan tanpa maksud, tapi punya sejarah dan tujuan tersendiri.
Majelis Yahudi tersebut punya tujuan menghancurkan agama Kristen, yaitu agama Nabi Isa dan kaum Khawarie (muridnya) yang berjumlah 12 (13 dengan Nabi Isa). Kecuali itu ada sebab lain, yaitu bahwa jumlah puak Bani Israel yang 13 itu mungkin merupakan lambang sebagai wakil dari perkumpulan Nurani.

Kaum Nurani punya aturan tersendiri, yang bisa menjadi kerahasiaannya, dan menindak setiap pengkhianat untuk menghindari terjadinya pengkhianatan, seperti dilakukan oleh Yahuda terhadap Nabi Isa. Aturan ini menjamin setiap anggota Majelis untuk tunduk secara mutlak kepada pimpinan 'Majelis 33'.
Aturan ini menimbulkan dugaan kuat, dan membuat tanda tanya besar dalam benak kita, mengapa para penganut komunisme di setiap penjuru bumi tidak pernah merasa terikat oleh rakyatnya sendiri, tapi selalu komitmen kepada komunisme tertinggi sebagai panutannya.

Kaum Nurani memusatkan kegiatan The Great Eastern Lodge dari kota Angold Stadt Jerman, untuk kemudian menyebarkan anggotanya ke dalam perkumpulan Free Masonry yang tersebar di seluruh Eropa. Kegiatannya dipusatkan di Perancis dengan memakai kedok sebagai kegiatan kemanusiaan, atau lainnya yang bisa memberi kesan positif. Setelah itu, kaum Nurani
melangkah kepada rancangan berikutnya yang bertujuan bisa mengadakan hubungan dengan para tokoh Gentiles yang berpengaruh dalam pemerintahan atau dalam lingkungan gereja. Selanjutnya para tokoh itu ditundukkan ke dalam pelukan Nurani, baik dengan jalan memberi uang atau pemerasan lewat skandal, atau cara lain yang bisa ditempuh. Dan langkah berikutnya ialah menjatuhkan pilihan pada Comte De Mirabeau sebagai sosok pemimpin yang paling tepat untuk melaksanakannya. Hal ini mengingat pengaruh dan kelebihan yang dimiliki oleh Mirabeau di tengah-tengah masyarakat Perancis.

Mirabeau adalah tokoh berdarah bangsawan yang sangat berpengaruh di istana kerajaan. Dan lagi, dia adalah kawan dekat Duke Durlian, seorang tokoh terbesar Free Mason. Alasan utama mengapa pimpinan gereja tertinggi Yahudi memilih Mirabeau sebagai tokoh yang kelak akan memimpin Revolusi Perancis adalah, karena ia seorang berdarah dingin dan tidak mengenal nilai-nilai susila, dan ia punya kelebihan sebagai orator berbakat yang bisa mempengaruhi
publik umum. Banyak pengagum yang terpikat oleh gaya pidatonya.

Sementara itu, gaya hidup Mirabeau yang mewah telah mengantar dia ke dalam jeratan hutang dalam jumlah yang besar. Situasi itu menyebabkan ia mudah menerima uluran bantuan keuangan dari pihak Nurani, meskipun bantuan itu pada hakikatnya adalah hutang yang berbunga tinggi. Di lain kesempatan seorang jutawan Yahudi bernama Moshe Mondelhen menemui Mirabeau dengan menawarkan uang dalam jumlah besar. Bahkan Mirabeau
diperkenalkan dengan seorang wanita rupawan Yahudi bernama Madam Horse, yang dikenal sebagai wanita Permissive dan jet-set kota Paris kala itu. Tidak lama kemudian, wanita itu telah jatuh bersama Mirabeau dalam dunia asmara.

Posisi Mirabeau kini telah berada dalam cengkeraman keuangan Yahudi, yaitu Moshe Mondelhen dari satu sisi, dan di sisi lain dicengkeram asmara wanita Yahudi. Dengan demikian, jerat-jerat kaum Nurani Yahudi telah berhasil menangkap mangsanya, dan bisa memasukkan kehendaknya. Kemudian Mirabeau ditarik memasuki dunia terselubung, dan memperkenalkan lika-liku dunia itu, setelah terlebih dulu disumpah dengan nyawa sebagai taruhannya.

Sejak itu Mirabeau berubah sikap dengan menjauhkan diri dari lingkungan kelas elite Perancis, karena jeratan yang melilit lehernya terasa makin kuat. Akibatnya, kalangan istana menjadi berang kepadanya. Mirabeau pun makin benci kepada istana, sehingga ia menjadi makin gigih untuk meletuskan Revolusi Perancis itu. Mirabeau melangkah lebih jauh dengan membujuk Duke Durlian, anak paman Raja Perancis yang telah lama punya hubungan erat dengan kaum Nurani, untuk mengatur dan memberi perlindungan kepada kaum revolusioner Perancis. Mirabeau dan Duke Durlian hanya diberitahu oleh pihak kaum Nurani, bahwa tujuan Revolusi adalah menggulingkan Raja Louis XVI, kemudian Durlian akan menduduki singgasana kerajaan setelah itu, sebagai raja yang dipilih secara demokratis. Demikianlah dua orang yang
ditokohkan itu tidak mengetahui secara pasti tujuan dan maksud penggerak dan perancang revolusi yang sebenarnya, yaitu menyingkirkan raja dan golongan aristokrat yang berkuasa di Perancis, untuk kemudian digantikan oleh golongan aristokrat yang berdasarkan uang dan emas. Di samping Durlian adalah anak paman raja, ada sebab lain mengapa ia dipilih oleh gereja Nurani, karena Durlian adalah tokoh besar dalam gerakan Free Masonry Perancis.

Sebelumnya, Perkumpulan Nurani Tertinggi telah menyerahkan kepada Adam Weiz Howight untuk menyusun aturan permainan dan simbol-simbol gereja Nurani, agar ada keserasian dengan aturan yang ada di The Grand Eastern Lodge. Maka, Mirabeau pergi ke Frankfurt, tempat Adam Weiz Howight melakukan kegiatan disertai oleh Duke Durlian dan seorang pemuda yang kelak akan menjadi tokoh penting dalam sejarah Perancis, bernama Talleyrand.
Kemudian Mirabeau mempertemukan mereka berdua dengan Adam Weiz Howight. Sejak 1773, Duke Durlian mulai memasukkan aturan baru dalam Free Masonry Perancis, dan mengubah aturan yang lama. Hingga tahun 1788, jumlah Free Masonry telah mencapai lebih dari 100.000 orang pria dan wanita.

Demikianlah, kaum Nurani Yahudi telah berhasil menancapkan kuku pengaruhnya lewat Moshe Mondelhen ke dalam Free Masonry Eropa, sesuai dengan aturan dan garis rancangan yang telah diletakkan oleh Weiz Howight. Kemudian datang tahap berikutnya, yaitu pembentukan komite rahasia dalam Free Masonry untuk meletakkan revolusi, dengan menyebarkan penggerak
revolusi dan tokoh-tokohnya ke seluruh wilayah Perancis.

0 komentar: