Apakah Kita Lebih Mentaati Setan dari pada Mentaati Aturan Allah ?

Hal yang mengherankan : Orang yang mengetahui Allah, kemudian melanggar aturan-Nya dan orang yang mengetahui setan, lalu dia mentaatinya, serta orang yang melihat dunia dan perubahan penghuninya, kemudian merasa tenang dengan hidup di dalamnya.(Dikutip dari: Kisah-kisah teladan Umar Bin Abdul Aziz hal.45, terbitan Daar An-Naba’).



Orang yang melalaikan Shalat dan mengikuti hawa nafsunya adalah orang – orang yang berada dalam kesesatan yang dimaksud dengan melalaikan bukanlah meninggalkannya akan tetapi memperlambat waktunya untuk Shalat.

"Karena satu kesalahan saja Nabi Adam dikeluarkan dari jannah. Sedangkan kalian tahu, kalian banyak melakukan kesalahan, namun mengapa kalian masih tetap berharap jannah"Umar pun terdiam.(Dikutip dari: Kisah-kisah teladan Umar Bin Abdul Aziz, terbitan Daar An-Naba’).

Jika kalian berkumpul untuk membicarakan sesuatu maka merujuklah kepada kitabullah. Jika kalian tidak menemukan, maka temukanlah dalam sunnah Rasulullah. Jika kalian tidak menemukannya, maka kalian dapat menemukan dalam kandungan hadistnya.(Dikutip dari: Kisah-kisah teladan Umar Bin Abdul Aziz hal.107, terbitan Daar An-Naba’)

"Jika kamu bisa, maka jadilah orang alim. Jika tidak bisa, maka jadilah orang yang belajar. Jika kamu tetap tidak bisa, maka sayangilah mereka. Namun jika kamu tetap tidak tidak bisa, maka janganlah kamu membenci mereka."(Kisah-kisah Teladan Umar bin Abdul Aziz, hal.143, Daar An-Naba').

"Hal Utama yang dapat memperbaiki dirimu dan apa yang ada di tanganmu adalah berlaku zuhud terhadap dunia. Dan sifat zuhud itu hanya dapat dicapai dengan keyakinan, sedangkan keyakinan dapat diraih dengan bertafakkur. Adapun kegiatan berfikir itu sendiri dapat memberikan pelajaran. Jika kamu memikirkan dunia, maka kamu tidak akan menemukan orang yang mau menjual dunianya kepadamu. Bahkan kamu akan menemukan dirimu sebagai orang yang memuliakan dunia dengan segala kehinaannya. Ingatlah bahwa dunia hanyalah rumah ujian dan tempat yang melalaikan."(Kisah-kisah Teladan Umar bin Abdul Aziz, hal.141, Daar An-Naba').

Sesungguhnya kebahagiaan yang hakiki adalah bertakwa kepada Allah dan kesengsaraan yang hakiki adalah terseret dalam perbuatan dosa dan maksiat.Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “seorang hamba tidak berharap kecuali kepada Tuhannya, tidak takut kecuali atas dosanya dan tidak turun bencana kecuali akibat dosa serta tidak ada yang bisa menghapus dosa kecuali taubat.”

Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “tiada sesuatu yang paling manis dan menyejukkan hati”(diulangnya 3 kali), yaitu: “jika seorang ditanya tentang sesuatu yang tidak tahu mengatakan saya tidak tahu.”


Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “kebaikan adalah penerang hati, pemberi cahaya pada wajah, memperluas jalan rizki, pemberi kekuatan pada badan dan perekat cinta di hati para makhluk. Dan sesungguhnya keburukan memberi noda dalam hati, kegelapan pada wajah, mempersempit jalan rizki, melemahkan badan dan menjadi bibit kebencian di hati para makhluk. Dan setiap orang mu’min pernah merasakan demikian sesuai dengan keimanannya.”(Ibid, hal.2)

Imam Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata: “Allah tidak menjadikan orang yang cepat berbuat baik seperti orang yang selalu lambat dalam kebaikan.”(Ibid, hal.3)

Sumaith bin Ajlan berkata: “manusia terbagi menjadi 3 kelompok:
1. Orang yang semenjak muda selalu akrab dengan kebaikan dan dipertahankan hingga meninggal dunia, dialah hamba terdekat dengan Allah.
2. Orang yang semenjak muda selalu bergelimang dengan perbuatan maksiat kemudian bertaubat kepada Allah, inilah orang yang masuk kelompok kanan (yamin).(Catatan: 2 kelompok yang beruntung)
3. Orang yang semenjak muda bergelimang dengan dosa hingga meninggal dunia, inilah orang yang masuk kelompok kiri (kelompok celaka).Wahai jiwa, kejarlah nasib baikmu sebelum matahari kehidupan terbenam dan lepaskan bajumu yang bernoda riya’ dan tamak serta cinta dunia. Dan berbuatlah untuk mencari ridha Allah, perbanyaklah mengamalkan apa yang kamu ketahui (harus berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah), karena Allah akan mengajari ilmu-ilmu yang belum diketahui kepada orang yang mengamalkan ilmunya.”

Sesungguhnya setan mengintai manusia setiap saat, firman Allah Ta'ala:“Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka.”(An-Nisa’ ayat 117)Para setan terlaknat itu menghendaki dari setiap 1000 hamba Allah, 999 untuk mereka dan hanya 1 untuk Allah (menangislah wahai saudaraku dan bertakwalah kepada Allah).Firman Allah Ta’ala:“setan itu mengatakan:’saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan agan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak).”(An-Nisa ayat 118-119)

0 komentar: