Yahudi Menggenggam Dunia (35)

Oleh : William G. Carr
Penterjemah : Musthalah Maufur MA

SISI GELAP POLITIK PERANG DUNIA II
Sudah kita bahas terdahulu, bahwa sekelompok tokoh terkemuka Inggris, terutama Dumvell dan kolonel Ramsey menyampaikan peringatan kepada pemerintah Inggris tentang bahaya Yahudi internasional. Ketika Chamberlain menjadi perdana menteri Inggris, Dumvell dan Ramsey menjelaskan adanya bahaya Yahudi, dan bahwa para pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak yang akan menyalakan api perang antara Inggris dan Jerman. Tujuan
yang hendak dicapai di balik perang itu juga dijelaskan. Mereka berdua mencari bukti-bukti yang kuat untuk mendesak, agar Chamberlain mengambil langkah yang tepat. Chamberlain akhirnya yakin akan adanya bahaya itu.



Pemerintahnya segera mengambil langkah dan sikap hati-hati dan waspada dalam masalah internasional, dengan mengabaikan isyarat yang digerakkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional. Chamberlain tahu tentang kebusukan perjanjian Versailles yang menjerat leher Jerman. Maka, ia akan menyelesaikan masalah internasional yang timbul oleh adanya perjanjian
tersebut. Akibatnya, pihak kelompok pemilik modal internasional mulai memandang Chamberlain dengan mata permusuhan dari hari ke hari. Mereka bertekad untuk menyingkirkan Chamberlain dari kedudukannya.

Waktu krisis Swedia mencapai puncaknya karena invasi pasukan Nazi ke negeri itu, yang sebelumnya Swedia telah digabungkan dengan Czekoslovakia sesuai dengan perjanjian Versailles, Chamberlain enggan mengumumkan perang terhadap Jerman. la lebih mengutamakan langkah damai dengan mengusulkan diadakannya konferensi untuk membicarakan penyelesaian damai mengenai krisis tersebut. Lebih-lebih setelah Dumvell dan Ramsey membeberkan seluk-beluk kekuatan terselubung itu, ia lebih waspada menghadapi para tokoh Yahudi. pihak Jerman sendiri setelah melihat isyarat baik dari Inggris, Hitler melihat secercah harapan untuk menjalin hubungan persahabatan dengan Inggris. Hitler masih tetap menuntut, agar semua beban ketidakadilan perjanjian Versailles terhadap Jerman segera dicabut. Seluruh akibat yang ditimbulkan oleh isi perjanjian itu harus diganti rugi. Pertemuan
yang diprakarsai Chamberlain ini diadakan di kota Munich (Munchen) Jerman.

Kemudian Chamberlain kembali ke Inggris dengan membawa berita besar tentang perdamaian. Para pemilik modal Yahudi internasional melihat gelagat yang tidak menyenangkan, yang akan menghalangi mereka disebabkan oleh sikap Chamberlain. Mereka tidak akan berhasil menyalakan api Perang Dunia II, kecuali apabila mereka bisa menyingkirkan jalan yang menuju perang itu.

Mereka juga menyadari, bahwa Chamberlain sedikit demi sedikit berbalik memusuhi mereka. Untuk menghadapi Chamberlain, para pemilik modal Yahudi internasional mengandalkan taktik efektif, seperti yang biasanya mereka pakai dalam memukul musuhnya. Mereka memakai senjata media massa dan propaganda besar-besaran yang mereka kuasai, termasuk surat
kabar, majalah dan siaran. Semuanya itu memusatkan serangan terhadap Chamberlain, dengan melemparkan tuduhan sebagai antek dan kaki tangan Hitler. Bahkan Chamberlain sempat dituduh sebagai agen Fasisme. Tuduhan itu disebarluaskan sampai ke seluruh Eropa. Nama Chamberlain menjadi identik dengan Fasisme. Sampai sekarang literatur internasional yang
membahas pembicaraan Chamberlain dan Hitler di Munich melukiskannya sebagai tidak membawa hasil positif. Padahal, pertemuan itulah yang mencegah pecahnya perang, dan menjaga perdamaian internasional.

Dalam rangka mengumpulkan bukti-bukti, Dumvell dan Ramsey menemukan seorang yang bisa memberikan bantuan dalam melakukan usaha menghindari perang, yaitu Tailor Kant, seorang perwira dari Amerika yang bertugas menerima dan mengirim teleks kepada jaringan badan inteligen di kedutaan Amerika di London. Tailor Kant dibantu oleh seorang wanita bernama Anna Woofkov. Keduanya telah lama mengetahui data-data berbahaya yang terdapat
dalam dokumen rahasia yang sampai kepada kedutaan besar Amerika itu.

Mereka pun tahu, bahwa perang sudah sampai di ambang pintu, tanpa ada yang menyadari. Akhirnya lubuk hati kedua orang itu berontak, ketika mengetahui bahwa di belakang perang itu terdapat perancang dan pengatur yang akan mendapat keuntungan sendiri. Mereka merupakan komplotan internasional terselubung yang punya hubungan langsung dengan kalangan pemilik modal Yahudi internasional. Mereka berdua mulai berpikir dalamdalam untuk menemukan cara yang bisa mencegah terjadinya perang itu. Mereka mempelajari isi dokumen pertukaran informasi lewat antara Churchill dan Presiden Roosevelt, yang jelas-jelas membuka kedok para tokoh Yahudi internasional yang sebenarnya memegang kendali pemerintah Inggris dan
Amerika dari punggung Churchill dan Roosevelt sendiri.

Tailor Kant tahu, bahwa admiral Dumvell dan kolonel Ramsey sedang berusaha memerangi tokoh-tokoh Yahudi internasional, serta menghindari pecahnya perang. Akhirnya Taylor menemui kolonel Ramsey di rumahnya di Gloster Square 47 London, dan minta agar Ramsey sudi menunjukkan dokumen asli kepadanya. Setelah diperlihatkan, Taylor terkejut sekaligus lebih yakin dan bisa lebih banyak membantu usaha pencegahan perang dengan memperlihatkan dokumen itu kepada Chamberlain.

Sementara itu, di Jerman terjadi pertikaian intern antara Hitler dan para tokoh Nazi berhaluan ekstrem, yang mewakili kalangan elit Jerman. Meskipun Hitler telah berganti haluan dan memihak mereka sejak tahun 1936, namun dalam benak Hitler masih terdapat keyakinan mengenai keharusan adanya persahabatan dan perdamaian dengan Inggris dan Eropa. Hitler berharap agar tuntutan Jerman berkenaan dengan perjanjian Versailles bisa dipenuhi,
khususnya pencabutan konsekuensi tersebut. Sedang para tokoh Nazi berhaluan keras bertekad untuk mewujudkan supremasi ras Jerman dengan menguasai Eropa dan dunia pada umumnya dengan kekuatan militer. Di sisi lain, Hitler telah merasa puas setelah bertemu Chamberlain. Sebab perdana menteri Inggris ini tahu benar seluk-beluk bahaya laten Yahudi internasional,
dan bertekad untuk tidak tunduk pada ketamakan para pemilik modal Yahudi internasional. Itulah sebabnya, Hitler berusaha menghindari benturan dengan Inggris, namun ternyata tidak mampu mencegah pecahnya perang. Ketegangan politik terus meningkat oleh propaganda dan desas-desus santer yang tersebar luas di Eropa, yaitu suatu taktik untuk membakar suasana. Di samping itu, tekanan kelompok Nazi berhaluan keras di Jerman terhadap Hitler menyebabkan meletusnya perang pada awal September 1939, ketika Jerman menyerbu Polandia.

Hitler adalah tipe orang yang punya sifat tidak mundur dari pendiriannya, kalau hal itu telah terlanjur diucapkan. Ketika mengumumkan perang kepada Inggris dan sekutu, ia memandang bahwa satu-satunya penyelesaian adalah dengan perang, meskipun ia masih ingin berdamai dengan Inggris. Namun ia ingin mengenyahkan para pemilik modal internasional dengan satu pukulan yang mematikan. Para tokoh Yahudi internasional menyadari, bahwa mereka
sedang mempertaruhkan nasib dalam sebuah permainan konspirasi terbesar yang pernah mereka lakukan sepanjang sejarah. Untuk itu, mereka bertekad menyalakan api perang lebih besar lagi, dengan menjadikan Nazisme sebagai kekuatan yang mampu membakar api perang global, yang dalam perang itu pasukan Nazi muncul sebagai salah satu super power. Sementara itu, mereka mendapatkan Chamberlain sebagai batu penghalang di tengah jalan yang
mengganggu, sampai perang berkobar. Chamberlain diketahui punya niat untuk secepatnya mengakhiri perang, dan mengadakan perdamaian, atau menerima syarat yang diajukan oleh Hitler sebelumnya.

Pasukan Jerman menyerbu bagaikan angin topan dan menduduki Polandia, lalu melalap Perancis dan Eropa Barat. Pasukan lapis baja Jerman yang dilengkapi dengan tank jenis panser yang terkenal itu, mampu menumbangkan pasukan Inggris, atau memaksa mereka menyerah dalam sekejap mata. Namun saat itu tiba-tiba Hitler mengeluarkan perintah tertanggal 22 Mei 1940, agar pasukannya berhenti menyerang. Perintah yang ditujukan kepada komandan
pasukan lapis baja Jerman, jenderal Von Klaist itu berbunyi sebagai berikut, "Seluruh divisi lapis baja supaya menghentikan operasinya dengan mengambil jarak yang cukup dari battery meriam kota Dankert, yang memungkinkan bisa melakukan gerakan defensif atau berjaga-jaga". Sudah tentu, jenderal Von Klaist sangat terkejut adanya perintah itu. Sebab, pasukannya ketika itu
mampu menghancurkan pasukan Inggris sama sekali kalau dikehendaki. Ia lebih terkejut lagi ketika mendapat perintah yang kedua yang lebih membingungkan lagi. Hitler memberi instruksi untuk menarik mundur pasukannya ke belakang garis front pertempuran di dekat kota itu, setelah pasukan lapis baja Jerman berhasil menyeberang masuk melewati garis tersebut. Pasukan Jerman itu terpaksa berhenti selama tiga hari dalam keadaan tidak menentu.

Dalam bukunya berjudul "Ujung Lembah yang Lain" (Another End of the Plain), seorang kapten dalam pasukan Von Klaist bernama Liddle Hart menulis, bahwa dua perwira tinggi jenderal Ronchidt dan Von Klaist menghadap Hitler untuk menyampaikan protes atas instruksi Hitler yang membingungkan. Namun kedua perwira itu lebih terkejut lagi setelah mendengar jawaban sang Fuhrer yang menjelaskan, bahwa perintahnya itu bermaksud memberikan kesempatan pasukan Inggris untuk menarik mundur pasukannya, tanpa memerlukan jatuhnya korban, dan untuk menjaga wibawa angkatan bersenjata Inggris yang telah dikenal oleh dunia itu. Hitler punya keyakinan, bahwa kelestarian kerajaan Inggris masih sangat diperlukan. Di samping itu, Hitler mengharapkan agar terbuka kesempatan untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Inggris, yang berarti akan mengakhiri perang melawan Inggris, dengan syarat Inggris harus memenuhi tuntutan Jerman.

Ada bukti lain, bahwa angkatan udara Jerman menolak untuk melakukan serangan udara selama bulan-bulan pertama perang itu, yaitu selama Chamberlain masih menduduki tampuk kepemimpinan pemerintah Inggris. Pasukan Inggris jugs menolak untuk menyerang kota-kota Jerman yang akan membawa korban penduduk sipil. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
dikeluarkan oleh Chamberlain tanggal 2 September 1939, tepatnya pada hari pecahnya perang. Chamberlain berkata, bahwa pasukannya hanya akan menyerang sasaran militer. Perang itu berlangsung hingga pasukan Inggris ditarik mundur dalam kondisi lebih mirip damai daripada perang yang sebenarnya, dari kota Dankert. Pasukan Jerman tidak mengadakan serbuan
lebih jauh masuk ke wilayah Inggris, kecuali melakukan manuver militer kecilkecilan.

Situasi ini ditentang keras oleh tokoh-tokoh Nazi di Jerman, dan para pemilik modal Yahudi internasional di Inggris. Setelah itu, seperti biasanya media massa di Inggris menyerang Chamberlain dengan gencar, dibarengi dengan tekanan berat terhadap pemerintahnya. Chamberlain terpaksa meletakkan jabatan dalam kondisi seperti dialami oleh Asquith dan
pemerintahnya dalam Perang Dunia I. Kemudian digantikan oleh wajah yang sama pernah menggantikan Lord Asquith sendiri, yaitu Winston Churchill menduduki kursi perdana menteri tanggal 11 Mei 1940, langsung ia mengeluarkan perintah kepada angkatan udara Inggris untuk mengadakan serangan udara terhadap sasaran di kota-kota Jerman untuk pertama kalinya.

Inilah awal pengeboman atas kota-kota penduduk sipil di seluruh dunia. Perkembangan seperti itulah yang ditunggu-tunggu oleh para tokoh Nazi berhaluan keras. Ini berarti, mereka telah melihat saat yang tepat untuk mengadakan penyerbuan besar-besaran ke arah Timur dan Barat. Lebih-lebih setelah diketahui ternyata pasukan Nazi dengan mudah bisa merebut beberapa kemenangan sebelumnya. Mereka segera mengadakan pertemuan puncak yang
dihadiri oleh eselon satu tokoh-tokoh Nazi untuk membahas perkembangan yang terjadi. Mereka sepakat memanfaatkan politik Hitler yang condong kepada Inggris untuk membentengi jalannya perang. Dengan segera mereka mengutus orang kepercayaannya yang mewakili mereka ke Inggris untuk mendesak, agar Inggris bersedia mengadakan perjanjian damai dengan Jerman. Dengan demikian, kekuatan pasukan Jerman bisa difokuskan ke Uni Sovyet
dan menghancurkan Komunisme, kalau Inggris bersikap netral. Utusan yang dikirim itu adalah Rudolf Heiss, yang saat itu dipandang sebagai tangan kanan Hitler. Seluruh dunia dikejutkan oleh berita tentang pembelotan Rudolf Heiss yang melarikan diri, dan minta suaka politik di Inggris. la melarikan diri dengan pesawat tempur terbang ke London. Di antara orang yang paling terkejut adalah Hitler sendiri. Ia tidak habis berfikir, kenapa orang kepercayaannya sampai melarikan diri. Di Inggris, Rudolf Heiss mengadakan pembicaraan penting dengan Churchill dan Lord Hamilton. Heiss membeberkan gagasan dari sejumlah perwira tinggi Jerman yang ingin mengadakan perdamaian dengan Inggris. Setelah itu, Hitler akan memutuskan
perhatian militernya untuk memerangi komunisme di Uni Sovyet. Churchill ternyata menolak. Gejala ini juga menunjukkan, bahwa Hitler dan Heiss sebenarnya menentang kelompok Nazi yang berhaluan keras. Dan benar juga, kelompok Nazi berhaluan keras mendesak Hitler untuk segera menyerbu Rusia, tanpa memperhitungkan terbukanya wilayah Jerman dari perlindungan militer, apabila pasukan Jerman dikerahkan ke arah Rusia. Tidak ada jalan lain
bagi Hitler selain menyerah kepada kehendak mereka. Tepat tanggal 22 Juni
1941 pasukan Jerman menyerbu Rusia secara besar-besaran.

Perang global menjadi kenyataan setelah Presiden Amerika Roosevelt mengumumkan perang kepada Jerman. Churchill muncul menjadi tokoh sekutu terkemuka dan pemimpin kuat di Inggris. Langkah pertamanya ialah mengadakan penangkapan terhadap semua lawan politiknya, dan menjebloskan mereka ke penjara sampai batas yang tidak ditentukan tanpa diadili. Sebagian tetap meringkuk dalam penjara, meskipun perang telah selesai. Hal ini bertentangan dengan kebiasaan yang dikenal dalam sejarah Inggris. Bagi Churchill, orang yang memusuhi Yahudi internasional atau Zionisme, dan orang yang mencoba menghalangi berlanjutnya perang adalah
musuhnya. Di antara orang yang ditahan adalah Dumvell dan kolonel Ramsey beserta istri mereka, serta kawan-kawan dan para pendukung mereka. Faktor yang menyebabkan bangsa Inggris tutup mulut adalah propaganda yang tersebar luas, yang dikuasai oleh para pemilik modal Yahudi internasional.

Berita ini mengatakan, bahwa di Inggris terdapat perkumpulan terbesar kelima yang berkolaborasi dengan Hitler, yang para anggotanya harus segera diamankan. Kebohongan propaganda itu dibuktikan oleh hasil penyelidikan mahkamah dan agen rahasia Inggris, bahwa tuduhan yang dilontarkan kepada para tahanan mengenai kolaborasi mereka dengan Hitler adalah tidak benar. Kekuatan terselubung juga mencoba melontarkan tuduhan yang sama kepada Lady Nicholson, istri admiral Nicholson. Namun pengadilan Inggris kemudian
membebaskannya, setelah terbukti ia tidak bersalah. Churchill mengambil tindakan lain dengan menahannya tanpa diajukan ke pengadilan, hanya karena ia pernah menentang keterlibatan Inggris dalam perang. Semua perintah penangkapan itu dikeluarkan oleh menteri dalam negeri pemerintah Churchill, Herbert Morrison. Morrison ini tampil kembali dengan wajah aslinya pada
tahun 1954 di Kanada, ketika ia melakukan kegiatan pengumpulan dana bantuan untuk gerakan Zionisme internasional. Dengan demikian, hubungan Churchill dengan kelompok Yahudi internasional tampak makin jelas.

Ternyata, penjara bukanlah penghalang bagi suara lantang admiral Dumvell. Ia terus tetap berusaha membeberkan seluk-beluk kekuatan terselubung itu. Beberapa saat setelah keluar dari penjara, karya tulisnya segera beredar dengan judul From Admiral to Young Marine (Dari Admiral menjadi Marinir Muda). Dalam buku itu ia membuka rahasia peristiwa yang menyebabkan timbulnya Perang Dunia II, dan mengingatkan bangsa Inggris akan adanya ancaman bahaya Zionisme. Kolonel Ramsey juga tidak ketinggalan. la menulis buku berjudul War without Name (Perang tanpa Nama). Anehnya kedua buku itu segera lenyap dari peredaran. Diduga keras, kedua buku itu diborong oleh kelompok Yahudi untuk dimusnahkan. Namun demikian, mata sebagian bangsa Inggris dan Eropa sempat pula terbuka tentang hal-ikhwal rahasia Zionisme.

Sedang mantan perdana menteri Inggris Chamberlain sangat terenyuh melihat negerinya diseret ke pembantaian global, demi membela kepentingan kelompok pemilik modal Yahudi internasional. Kepedihan Chamberlain bertambah pahit oleh adanya propaganda yang memusatkan sasarannya kepada dirinya, sampai akhir hayatnya. Bahkan dalam buku sejarah hingga kini masih tertulis, bahwa Chamberlain adalah kaki tangan Hitler. Sementara itu,
Churchill ditulis sebagai pahlawan terbesar penuh dengan jasa bagi kemanusiaan dan bintang kehormatan. Ia dianggap berjasa, karena telah menghindarkan umat manusia dari malapetaka Nazisme. Sejarah telah menjadi kumpulan kebohongan yang dibukukan.

0 komentar: