Allah berfirman : "Demi Allah, sesungguhnya kami telah mengutus (Rasul-rasul), kepada umat sebelum kamu, lalu setan menjadikan kepada mereka memandang baik terhadap perbuatan mereka (yang buruk), maka setan (mejadi) pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih." (QS. An Nahl : 63)
Dalam Alquran Allah menggunakan nama atau sifat-Nya atau makhluk-Nya untuk bersumpah. Pemilihan apa yang digunakan-Nya bersumpah itu disesuaikan dengan kandungan atau tujuan sumpah-Nya. Ketika bersumpah tentang kerugian semua manusia --kecuali yg beriman dan beramal shaleh--Allah bersumpah dengan Wal Asher yang antara lain bermakna masa/waktu atau masa menjelang terbenamnya matahari. Ini karena siapa yang menyia-nyiakan waktunya pastilah rugi, dan waktu tidak dapat terganti, berbeda dengan yang rugi harta. Disisi lain, biasanya kerugian baru sangat terasa pada akhir umur seseorang menjelang terbenamnya matahari hidupnya.
Dalam QS. An-Nahl ayat 63, Allah bersumpah dengan menyebut diri-Nya dan dengan menggunakan huruf ta' yakni Ta Allah. Pemilihan kata Allah karena ayat sebelumnya berbicara tentang kaum musyrik yang menetapkan bagi Allah apa yang mereka tidak sukai, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan bahwa sesungguhnya bagi merekalah kebaikan. Di sisi lain sikap kaum musyrik yang disebut pada ayat yang lalu sangat aneh. Dan perlu diketahui bahwa huruf ta' merupakan salah satu dari tiga huruf yang digunakan untuk bersumpah. Hanya saja huruf ta' selalu digunakan bergandengan dengan kata Allah dan digunakan untuk menggambarkan keanehan satu sikap. Dari sinilah maka sumpah pada ayat 63 itu menggunakan kata Allah, karena Allah yang dibicarakan sebelumnya, dan dia menggunakan huruf ta' untuk menggambarkan keanhen itu.
Sikap dan ucapan kaum musyrik itu sungguh menyakitkan hati Nabi Muhammad SAW. Maka ayat 63 di atas ini menenangkan dan menghibur beliau dengan menegaskan bahwa Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelummu, seperti kaum 'Ad, Tsamud, dan juga kepada kaum Musa dan Isa as, sebagaimana Kami mengutusmu -- wahai Nabi Muhammd -- kepada umatmu. Tetapi, setan memperindah buat mereka yakni umat-umat terdahulu itu perbuatan-perbuatan mereka yang buruk sebagaimana yang setan lakukan juga kepada para pendurhaka umatmu. Maka setan menjadi pemimpin mereka ketika itu, sebagaimana dia pun menjadi pemimpin kaum durhaka kaummu di hari ini. Dan bagi mereka semua, setan dan para pendurhaka yang dahulu, kini dan masa datang semuanya mendapat azab yang sangat pedih kelak di hari kemudian.
0 komentar:
Posting Komentar