Flu Babi Meksiko, Sebuah Permulaan Perang-Bio, Peristiwa Yang Akan Lebih Besar Daripada 9/11

Oleh : The Earl of Stirling

Tanggal 23 April 2009 dunia mulai menyadari adanya jenis baru yang sangat aneh dari flu babi H1N1 di Meksiko dengan kasus terbatas terjadi di Texas dan California. Pada pagi hari tanggal 24 April, kita mulai mendengar berita bahwa sudah ratusan orang terserang penyakit tersebut dan k.l. 20 orang meninggal. Pada sore hari kita mengetahui lebih dari 1.000 orang dilaporkan sakit dan lebih dari 60 orang meninggal. Terdapat alasan kuat untuk mencurigai bahwa peristiwa penyakit Flu Babi Meksiko ini tidak terjadi secara alami, namun merupakan sebuah Perang Bakteri Awal berupa rekombinasi DNA dari virus yang direkayasa secara genetik.




Berikut sejauh ini apa yang kami ketahui mengenai virus dimaksud. Virus ini sudah menyebar ke seluruh dunia melewati perbatasan Meksiko ke Amerika. Semua kegiatan sekolah di Meksiko diliburkan, jutaan pelajar diminta untuk tetap tinggal di rumah sebagai akibat serangan Flu Babi Meksiko. Korban-korban yang diserang oleh virus baru yang aneh ini baru-baru ini dilaporkan dari Californai dan Texas. Menurut laporan dari Meksiko, lebih dari 60 orang meninggal (sebenarnya jumlah korban dapat lebih banyak, mengingat kondisi perawatan kesehatan Meksiko serta sistem pelaporannya)

Nampaknya anak-anak muda sehat yang paling berisiko. Serangan Flu Babi Meksiko ini serupa dengan serangan flu pembunuh yang sangat mematikan dalam sejarah, yaitu Flu Spanyol yang terjadi tahun 1918. Hampir semua negara-negara di dunia yang berkemampuan dalam mengembangkan program perang kuman tertarik untuk membuat ulang rangkaian DNA Flu Spanyol dan beberapa negara dilaporkan telah melakukannya.

Flu Babi Meksiko yang baru ini memiliki unsur-unsur DNA dari gabungan sbb: flu avian, flu manusia tipe A, flu manusia tipe B, flu Babi Asia dan flu Babi Eropa. Kombinasi aneh yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan hanya mempunyai kesempatan kurang dari 1/10% dari sebuah peristiwa alamiah. Virus-virus yang biasa menjakiti manusia dan binatang dari empat benua atau lebih secara tiba-tiba terekombinasi kedalam sebuah bentuk flu baru yang menyerang ketika bukan saatnya musim serangan penyakit flu, menyebar diantara manusia dengan tingkat kematian 10%.

Lebih dari 1.000 orang dilaporkan terinfeksi di Meksiko, jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Kota Meksiko nampaknya menjadi pusat kegoncangan virus baru ini. Kota Meksiko penduduknya berjumlah 20 juta, umumnya sangat miskin. Kota Meksiko terkenal dengan miskinnya sanitasi dan kesehatan rakyat. "Jangan Minum Air" sudah menjadi pameo di Kota Meksiko selama beberapa dekade ini. Kondisi tersebut merupakan tempat sempurna berkembang biak dan meledaknya pertumbuhan virus pembunuh baru ini. Kota Meksiko menutup semua sekolah, tempat-tempat umum, dan perkantoran. Orang-orang memakai masker medis dijalanan. Pemerintah telah mengumumkan sebuah program darurat baru vaksinasi flu babi besar-besaran yang akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya , baik terhadap mereka yang tidak terjangkiti maupun kepada mereka yang pengaruhnya sangat terbatas, dan bila tidak melakukan vaksinasi pilihan terjeleknya adalah kematian pasien. Gagasan pihak berwenang dengan mengumumkan program vaksinasi adalah mencoba menahan kepanikan rakyat.

Baik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun Pusat Pengontrolan Penyakit Amerika (US CDC) telah mengumumkan pada hari ini tanggal 24 April, bahwa mereka ‘sangat prihatin' terhadap perkembangan pandemik yang mendunia dari penyakit baru ini. Berdasarkan proyeksi canggih biowargaming, adalah sudah terlambat untuk menghentikan penyebaran global penyakit pembunuh ini. Berdasarkan tiga gelombang flu Spanyol, yang terakhir lebih mematikan, tingkat kematiannya berkisar antara 10% sampai dengan 40% dan seterusnya. Lebih banyak orang akan mati di Amerika, Meksiko, Kanada, Eropa dan dunia sebagai akibat Flu Babi Meksiko dibandingkan dengan korban kematian dalam Perang Dunia II.

Flu baru ini merupakan sebuah kreasi laboratorium canggih perang bakteri berasal dari DNA virus rekayasa genetik, penyebarannya karena terjadi karena: (1) virus tersebut kabur dari sebuah laboratorium; atau (2) dengan sengaja dilepaskan oleh bangsa tertentu atau organisasi bukan pemerintah atau individu yang terlatih dengan baik.

Bilamana saja terdapat sikap positif pemerintah terhadap datangnya malapetaka global ini, tentunya hal tersebut akan memaksa pemerintah merespon dengan cepat untuk mengatasi terjadinya serangan canggih perang-bakteri. Hal ini merupakan pemikiran pertimbangan penting jangka pendek, karena diketahui terdapat kecenderungan bahwa Israel akan melaksanakan serangan kepada Iran setidaknya dilakukan dalam pertengahan bulan Juli 2009 ini. Sejak 18 tahunan lalu, Iran sudah memperkerjakan sejumlah besar ilmuwan penting perang bakteri canggih bekas negara Uni Sovyet dan sudah mengeluarkan dana milyaran untuk asimetris MAD (Mutually Assured Destruction) sebagai kekuatan untuk membalas, diharapkan dapat menjawab setiap serangan yang signifikan terhadap Iran dengan melakukan serangan balik perang bakteri atas Israel, Amerika Utara dan Eropa dengan menggunakan in-place agents serta lusinan virus-virus rekayasa genetik, banyak diantaranya diproyeksikan dengan tingkat mematikan yang tinggi.

Peristiwa ini adalah sebuah kejadian perang bakteri canggih. Lebih besar daripada Peristiwa 11 September 2001, dan dengan perang bakteri canggih ini dapat mengakibatkan kematian yang jumlahnya melebihi angka kematian dari semua penyebab kematian dalam Perang Dunia II.

Jangan Divaksin Flu Babi
From Patricia Doyle, PhD

Saya memohon kepada setiap orang yang membaca tulisan ini, ANDA JANGAN MAU DISUNTIK DENGAN VAKSIN APAPUN YANG DIAKUI OLEH MEREKA DAPAT ‘MENCEGAH' FLU BABI INI.
Ingat dalam tahun 1976 dan apa yang disebut dengan berjangkitnya wabah Flu Babi yang diakui bakal menjadi sebuah pandemik? Waktu itu hanya menjangkiti calon pegawai di Ft. Dix. Mengapa? Karena Saya yakin bahwa apa yang disebut dengan virus Flu Babi yang waktu itu menjangkiti para calon pegawai sebagai akibat vaksin yang disuntikan kepada mereka. Apakah pemerintah mengembangkan virus Flu Babi pada tahun 1976 dan kemudian menjangkiti para calon pegawai tidak lain adalah sebagai alat untuk menguji-coba sejauh mana respon masyarakat dan untuk melihat kepatuhan mereka untuk mendapatkan suntikan vaksinasi melawan virus Flu Babi, atau para calon pegawai terinfeksi melalui vaksin yang terkontaminasi yang diberikan oleh mereka sebagai bagian dari aturan penerimaan calon pegawai, waktu itu berjangkitnya wabah penyakit adalah bohong, sampai menjadi kenyataan. Saya merupakan salah seorang korban dari prang-orang yang tertipu untuk mendapatkan suntikan dan mengakibatkan Saya menderita sakit. Setelah mendapatkan suntikan vaksin tersebut, selama tiga bulan Saya sakit terbaring di tempat tidur.

Jangan disuntik vaksin flu musiman jika Anda dikatakan oleh mereka bahwa hal tersebut dapat mencegah varian jenis baru Flu Babi. Tidak akan ada sesuatu pun yang dapat dilakukan untuk mencegah flu ini. Apa jadinya menyajikan bahan genetik baru kepada virus Flu Babi yang telah Saya menjulukinya dengan nama Flu Spanyol 2, the Sequel. Varian Flu Spanyol akan menggunakan rangkaian gen di dalam vaksin dalam badan manusia untuk lebih menghasilkan perubahan-perubahan yang menjadikan virus dapat lebih siap menginfeksi manusia.. Kami tidak ingin memberikan virus ini dengan bahan yang lebih dari genetik manusia, dengan demikian virus ini akan menginfeksi manusia lebih siap dari manusia yang satu kepada yang lainnya. Dengan dilakukannya vaksinasi individual maka mendorong terjadinya pandemik.
Juga terdapat persoalan keamanan dalam setiap perobaan vaksin. Salah satunya yang dilakukan pada tahun 1976. Beberapa orang bahkan berpikir bahwa vaksin yang diperuntukkan untuk mendorong pandemik mungkin dibutuhkan lebih dari satu kali vaksinasi, dapat disiapkan dua kali suntikan. Suntikan pertama mungkin hanya menambah beberapa kode genetik yang tidak aktif di dalam badan manusia, hingga seseorang mendapatkan suntikan vaksin kedua yang menyebabkannya infeksi. Suntikan vaksinasi tersebut dapat merangsang timbulnya Guillain-barre syndrome, Tifus atau beberapa kondisi lainnya.

Sebuah vaksin Influenza tidak memproteksi ataupun mencegah seseorang terkena flu. Hanya pengakuan industri farmasi saja, mungkin hanya mencegah beberapa komplikasi flu dan mungkin hanya dalam waktu yang singkat. Bahkan Saya sendiri tidak yakin begitu. Secara pribadi, Saya berpendapat justru vaksin melemahkan sistem ketahanan tubuh manusia dan juga membuat kita sakit karena racun yang berada di dalam vaksin. Saya kira masyarakat dapat memproteksi mereka sendiri dengan lebih baik dengan sering mencuci tangan secara menyeluruh. Masyarakat juga harus menggunakan sarung pelindung tangan ketika selama terjadinya pandemik. Jangan kuatir "Nampak Aneh". Saya tidak akan malu mengenakan masker dan sarung tangan. Saya melihat orang-orang Meksiko menggunakannnya.
Sebuah masalah besar selama terjadinya sebuah pandemik adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan akan barang-barang tersebut dengan cepatnya akan menjadi sangat langka. Siapkanlah dari sekarang. Obatan-obatan. Kebutuhan kesehatan perorangan dan jangan lupa fido, juga binatang peliharaan kita. Ketika pandemik menyerang kita, akan terlambat menyimpannya. Juga jangan lupa, Air.
Kemungkinan kita tidak akan mendapatkan air bersih dan aliran listrik, jadi bersiap-siaplah.
Jadi, Saya sekali lagi mohon kepada Anda. JANGAN MAU DISUNTIK VAKSIN YANG DITAWARKAN MEREKA. MEREKA DAPAT MEMBUNUH ANDA SEBELUM ADA VIRUS YANG MEMBUNUH ANDA.


Patricia A. Doyle DVM, PhD Bus Admin, Tropical Agricultural Economics Univ of West Indies Please visit my "Emerging Diseases" message board at:
http://www.emergingdisease.org/phpbb/index.php
Also my new website: http://drpdoyle.tripod.com/ Zhan le Devlesa tai sastimasa Go with God and in Good Health
Sumber: http://www.rense.com/general85/BIO.HTM

0 komentar: