BAB 1: JIKA KAMU TIDAK MENEMUKAN AIR .... (AL-QURAN, SURAH AL-MAIDAH:6)
334 Diriwayatkan dari AIsyah Radliyallaahu 'anhu, istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dia berkata: Kami pernah menyertai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam suatu perjalanan. Ketika kami sampai di Bayda atau di Dzatuljaisy, kalung saya putus sehingga hilang. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berhenti untuk mencari kalung saya dan orang-orang pun turut berhenti bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, padahal mereka tidak ada air di situ. Orang-orang menemui Abu Bakr Ash-Shiddiq, mereka melaporkan, "Tidakkah engkau tahu apa yang diperbuat oleh AIsyah? Dia membuat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan semua orang terhenti, padahal di tempat ini tidak ada air dan air yang mereka bawa juga sudah habis?" Abu Bakr mendatangi saya ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaringkan kepalanya di atas pangkuan saya dan beliau telah tertidur. Abu Bakr mengatakan kepada saya, "Kamu telah membuat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan orang-orang dalam rombongan ini terhenti, padahal di tempat ini tidak ada air dan air yang mereka bawa juga sudah habis..". Kata AIsyah: Abu Bakr memaki dan mengungkapkan kemarahannya pada saya, serta menekankan tangannya pada lambung saya, sayapun tidak bisa bergerak karena paha saya tertindih oleh kepala Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang sedang tidur. Ketika fajar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bangun tanpa ada air, kemudian Allah menurunkan ayat tayammum. Usayd bin Hudhayr mengatakan, "Wahai keluarga Abu Bakr, ini bukanlah keberkahan yang pertama bagi kalian". Kata AIsyah: Kemudian orang-orang membangunkan onta yang telah menjadi tunggangan saya, ternyata mereka menemukan kalung saya di bawah onta itu.
335 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Aku diberi lima hal yang tidak pernah diberikan kepada orang lain sebelum aku: 1) Aku diberi kemenangan dengan takutnya musuh-musuhku kepadaku dari jarak seukuran perjalanan satu bulan. 2) Bumi dijadikan untukku sebagai tempat bersujud/ tempat mendirikan solat dan sebagai sarana yang suci untuk bertayamum. Sehingga siapapun di antara umatku bisa mendirikan solat di manapun dia berada ketika tiba waktu solat. 3) Ghanimah (harta rampasan perang yang diambil dari musuh yang kafir) dihalalkan untukku, dan tidak pernah dihalalkan bagi siapapun sebelum aku. 4) Aku diberi hak untuk memberikan syafaat pada hari kiamat. 5) Nabi-Nabi yang lain hanya diutus kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada semua umat manusia".
BAB 2: TAYAMUM BAGI ORANG YANG TIDAK BEPERGIAN APABILA TIDAK ADA AIR DAN DIA KHAWATIR WAKTU SOLAT LEWAT
337 Diriwayatkan dari Abu Juhaym bin Al-Harits Al-Anshari Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang dari arah Bi'r Jamal, kemudian ada seorang laki-laki menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan mengucapkan salam kepada beliau, namun Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak menjawab salam itu, hingga beliau pergi menuju suatu tembok lalu beliau menggosokkan kedua telapak tangannya untuk kemudian beliau usapkan pada wajah dan tangannya, baru kemudian beliau menjawab salam tadi.
BAB 4: DEBU YANG SUCI SEBAGAI PENGGANTI WUDU BAGI SEORANG MUSLIM
344 Diriwayatkan dari Imran bin Hushayn Al-Khuza'I Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Kami pernah menyertai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam suatu perjalanan. Kami terus berjalan sampai dini hari, kemudian kami beristirahat di suatu tempat yang sangat cocok untuk musafir, sehingga kami tidur dengan pulas dan kami baru bangun setelah merasa hangat oleh sinar matahari. Pertama-tama yang bangun tidur adalah si Fulan, kemudian si fulan, lalu si fulan, dan yang keempat adalah Umar bin Al-Khattab Radliyallaahu 'anhu. Biasanya kalau Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidur, kami tidak berani membangunkannya sampai beliau bangun sendiri, sebab kami tidak tahu apa yang sedang diwahyukan kepada beliau ketika beliau sedang tidur. Ketika Umar bangun dan melihat apa yang dialami oleh orang-orang dalam kafilah itu --- Umar adalah orang yang tegas --- dia bertakbir dengan suara keras dan terus saja dia bertakbir dengan suara keras sehingga membuat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bangun. Ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bangun tidur, orang-orang mengadukan kepada beliau apa yang telah mereka alami. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak apa-apa, ayo berangkat saja". Mereka pun berangkat. Setelah berjalan tidak seberapa jauh, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berhenti, kemudian beliau meminta air, lalu beliau berwudu. Panggilan solat dikumandangkan, lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengimami mereka solat. Seusai solat, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendapati seorang laki-laki menyendiri yang tidak turut solat bersama-sama dengan para jamaah, beliau bertanya, "Mengapa kamu tidak turut solat dengan orang-orang tadi?" Laki-laki itu menjawab, "Saya mengalami junub, sedangkan air untuk mandi tidak ada". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Bertayamumlah dengan tanah/debu dan itu sudah cukup bagimu". Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan perjalanan, lalu orang-orang mengadu kepada beliau karena haus. Beliau turun dari kendaraannya, kemudian beliau memanggil Ali Radliyallaahu 'anhu. Beliau bersabda, "Pergilah kalian berdua untuk mencari air". Keduanya pergi, lalu mereka berdua bertemu dengan seorang perempuan yang menunggang onta dengan membawa dua kantong air. Si fulan dan Ali bertanya kepada perempuan itu, "Di mana ada air?" perempuan itu menjawab, "Di sana, pada jam seperti ini kemarin saya mengambil air dan teman-teman kami masih ada di belakang". Si fulan dan Ali berkata kepada perempuan itu, "Ayo pergi dengan kami". Tanya perempuan itu, "Ke mana?" keduanya menjawab, "Kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam". Perempuan itu bertanya, "Apakah dia yang disebut Ash-Shabi' (Pembawa agama baru)?" Kedua laki-laki itu menjawab, "Ya, betul. Ayo berangkat". Si fulan dan Ali membawa perempuan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan menceritakan kepada beliau apa yang telah terjadi. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Bantulah perempuan itu turun dari ontanya". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminta satu wadah, kemudian beliau menuangkan air ke wadah itu dari dua kantong air yang dibawa oleh perempuan tersebut. Beliau hanya menuangkan sedikit air dari salah satu kantong, kemudian beliau menutupnya lagi, kemudian beliau membuka kantong yang lain yang lebih kecil. Orang-orang dipanggil untuk minum dan memberi minum hewan tunggangan mereka, sehingga mereka beserta hewan tunggangan mereka bisa minum semua. Di akhir kesempatan, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberikan satu bejana berisi air kepada orang yang mengalami junub semalam, seraya bersabda, "Bawalah air ini, lalu tuangkan ke seluruh tubuhmu". Sementara itu perempuan tersebut berdiri menyaksikan apa yang sedang dilakukan oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam terhadap air miliknya. Demi Allah, ketika dua kantong milik perempuan itu dikembalikan, kamu seolah melihat airnya lebih penuh daripada semula, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Kumpulkan makanan untuk perempuan itu". Orang-orang pun mengumpulkan kurma, gandum, dan Shallallaahu 'alaihi wa Sallamiq (jenis kue/roti) dengan dibungkus kain kemudian mereka letakkan di atas onta perempuan itu di bagian depan. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada perempuan itu, "Kamu tahu kan bahwa kami tidak mengurangi airmu sedikitpun, tetapi Allah lah yang telah memberi kami minum". Perempuan itu kemudian pulang ke warganya dengan terlambat. Warganya bertanya, "Mengapa kamu terlambat, hai fulanah?" Perempuan itu menjawab, "Ada peristiwa ajaib. Saya ditemui oleh dua orang laki-laki, kemudian mereka mengajak saya untuk menemui seseorang yang disebut Ash-Shabi' (pembawa agama baru), lalu dia melakukan begini dan begitu. Demi Tuhan! Dialah yang menguasai ilmu sihir". Perempuan itu bercerita dengan memperagakan dua jari tengahnya dan telunjuknya, lalu dia gerakkan ke atas, yakni ke langit dan juga ke bumi (dalam menirukan apa yang telah diperbuat oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam), atau orang tersebut memang benar sebagai utusan Allah. Setelah itu pasukan kaum muslimin menyerang kaum musyrikin di sekitar perkampungan perempuan tersebut dengan membiarkan perkampungan yang dihuni oleh perempuan itu. Pada suatu hari perempuan itu berkata, "Menurut saya, kaum muslimin tidak menyerang perkampungan kita ini bukan tanpa sebab. Karena itu, sudikah kalian memeluk Islam?" Mereka mematuhi seruan perempuan itu dan mereka semua memeluk Islam.
0 komentar:
Posting Komentar