Tahukah Anda apa yang dilakukan Bank Dunia? [247] Atau Dana Moneter Internasional (IMF)? [248] Kedua badan tersebut mengaku, bahwa mereka menopang ekonomi dan mata uang negara-negara berkembang lewat kredit jangka panjang dan memerangi kemiskinan Dunia Ketiga.
Tetapi, tentu saja mereka tidak melakukan ini. Daripada melakukan ini, mereka malah memanfaatkan instrumen keuangan mereka untuk menguasai perekonomian negara-negara ini dan untuk itu mendukung setiap pemerintahan yang membantu terlaksananya hal itu, tidak peduli apakah mereka korup, diktatoris atau tidak mampu.
Sejauh kritik terhadap badan-badan "terhormat" itu telah menjadi rahasia umum, meski secara umum belum membuahkan sesuatu. Bagaimana pun juga, Greg Palast [249], salah seorang dari jurnalis investigatif top nan langka, yang pasca 11.9 tidak masuk ke jajaran mesin propaganda. Berdasarkan dokumen yang dimilikinya, ia tidak sekedar membuktikan hujatan tersebut, namun lebih dari itu pada bencana moneter Argentina ia bisa membuktikan dengan metode-metode kriminil apa IMF dan Bank Dunia telah beroperasi. ;)
Karena keleluasaan bekerja bagi jurnalis investigatif di Amerika cenderung terbatas, Palast kini bekerja terutama untuk BBC dan harian-harian Inggris, tetapi apa yang menyangkut dokumen-dokumen AS yang peka, tampaknya ia masih mempunyai kontak yang baik dengan informan di tanah air.
Misalnya, Peraturan "W 1991" yang diberikan kepadanya secara diam-diam, yang digunakan pemerintahan Bush pada musim panas lalu untuk menghentikan pengusutan FBI terhadap Al Qaeda. Setelah itu, pengusut teroris John O'Neal mengundurkan diri dengan penuh kekecewaan (lihat "24.11.01: In Memoriam John O'Neal..."). Dokumen yang dipublikasikan Greg Palast juga memiliki peranan penting dalam proses pengadilan terhadap pemerintahan AS yang sekarang diupayakan oleh seorang anggota FBI yang masih anonim dengan bantuan kantor anti korupsi "Judicial Watch" [250], dengan tuduhan menghalang-halangi pengusutan Bin Laden [251].
Dan jika kita membaca wawancara dengan Palast tentang penyelidikan dan dokumen-dokumen dalam persoalan IMF/Bank Dunia [252], mungkin peraturan "W 1991" akan menimbulkan gelombang yang lebih besar di masa akan datang.
Pokoknya bos Bank Dunia Wolfensohn sementara ini menolak untuk memenuhi undangan CNN dan berdebat dengan Palast di studio, setelah keaslian dokumen-dokumen intern berklasifikasi "eyes only" yang mulanya secara resmi disangkal, kini terpaksa diakui.
Menurut Palast yang dipersoalkan adalah fotokopi kesepakatan rahasia yang diminta untuk ditandatangani oleh negara-negara semisal Argentina, sebelum mereka bisa menikmati kredit IMF/Bank Dunia. Petama, yang menjadi syarat adalah penjualan sarana umum yang disebut "privatisasi" -pasokan air dan listrik, sistem lalu-lintas, pipeline minyak-kepada perusahaan internasional dan selain itu "penyuapan" politisi yang beranggung jawab yang digambarkan Palast pada contoh seorang senator Argentina:
"Dua pekan lalu saya berbicara dengan seorang senator dari Argentina. Saya berhadapan dengan dia di depan kamera. Ia berkata, bahwa ia akhir 1988 menerima telepon dari George W. Bush, presiden kita sekarang, yang mengatakan kepadanya, berikan pipeline (antara Argentina dan Chile) kepada Enron. Apa yang kemudian terjadi, turut dia, agak mengerikan: Enron hanya mau membayar seperlima dari harga pasar, dan ia bertanya pada dirinya, bagaimana ada orang yang bisa membuat penawaran semacam itu. Tetapi, ia kemudian diberitahu -bukan oleh George W., tetapi oleh seorang mitra dalam transaksi ini: Walaupun kami hanya membayar seperlima, masih banyak yang tersisa bagi Anda dan akan dikirim ke rekening Anda di Swiss. Begitu caranya." [253]
Jos Stiglitz, ekonom senior Bank Dunia dan peraih hadiah Nobel bidang ekonomi, diberhentikan, ketika ia setelah melakukan serangkaian perjalanan dinas ke negara-negara bersangkutan mengetahui praktek-praktek tersebut dan mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis. Palast telah berbicara panjang lebar dengannya sambil menggambarkan metode-metode perampasan perusahaan negara dari rakyat dan kemudian berada di bawah pengawasan IMF dan Bank Dunia:"Ia menuturkan kepada saya bahwa ia mengunjungi negara-negara, di mana dibicarakan tentang penjualan perusahaan-perusahaan ini. Dan pada dasarnya mereka mengetahui, mereka mengetahuinya benar dan memalingkan muka, ketika menjadi jelas, pemimpin-pemimpin negara ini dan menteri-menteri yang bertanggung jawab, mengantongi beratus juta dollar.
Kemudian mereka serahkan (perusahaan), biasanya kepada spesialis seperti Citibank, yang mencaplok separuh dari bank-bank Argentina. Atau kepada British Petroleum, yang mencaplok pipeline di Ecuador. Bahwa di mana-mana Enron merebut sistem air minum, telah saya singgung. Dan masalahnya, mereka justru menghancurkan sistem-sistem ini. Kini, di Buenos Aires, orang tidak bisa mendapatkan air minum. Maksud saya, ini bukan persoalan pencurian air lagi. Anda tidak bisa lagi membuka kran air. Ini lebih dari hanya memperkaya diri dengan uang rakyat
IMF dan Bank Dunia memiliki 51 persen saham kantor perbendaharaan negara AS. Yang menjadi pertanyaan, apa yang kita dapatkan dari uang yang diinvestasikan. Nampaknya, kita hanya menerima kekacauan di berbagai negara. Di Indonesia rusuh dan kacau balau. Ekonom senior Bank Dunia berkata kepada saya, bahwa ia mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan: Di setiap negeri yang kita kunjungi dan di mana kita mencampuri urusan mereka, kita menghancurkan ekonomi dan menghancurkan semuanya. Dan ia berpendapat, bahwa ia diberhentikan lantaran pertanyaan ini. Selain itu ia juga mengatakan, bahkan mereka merencanakan dan memicu pemberontakan. Anda tahu, bahwa jika Anda memeras suatu negara dan menghancurkan ekonomi mereka, akibatnya adalah kerusuhan di jalanan. Dan mereka berkata, ya, itu adalah pemberontakan IMF. Dengan kata lain, kalau Anda mempunyai kerusuhan ini, Anda sudah kalah. Semua modal lari dari negeri Anda, dan ini memberi peluang bagi IMF, untuk kemudian mengajukan persyaratan-persyaratan selanjutnya.
Setelah penyerangan 11.9. Bush berlari ke sana ke mari dan berkata, kita harus mengeluarkan uang antara 50 sampai 100 miliar dollar untuk mempertahankan berfungsinya perekonomian. Kita tidak akan mengurangi pengeluaran sehari-hari, kita akan berusaha untuk menyelamatkan perekonomian. Namun kepada negara-negara ini mereka hanya mengatakan satu perkataan: Kalian harus menghemat, menghemat, menghemat. Mengapa? Menurut dokumen intern tersebut karena, agar mereka bisa memenuhi pembayaran kepada bank-bank luar negeri -dan bank-bank ini menuntut bunga antara 21 sampai 70 persen. Itu bunga lintah darat. Betul demikian gawatnya, karena kalau tidak semua bank sebagai iklan hiu kredit akan gigit jari." [254]
Berikut ini adalah langkah-langkah dasar permainan besar:
Langkah 1:
Kaitkan pemberian kredit lewat IMF dan Bank Dunia dengan "privatisasi" secara maksimal semua aset publik, sogok orang yang bertanggung jawab dan kuasai industri kunci.
Langkah 2:
Perintahkan pengurangan anggaran belanja, tindakan penghematan, penghapusan sistem sosial dll untuk tujuan konsolidasi, demi menjamin pembayaran kredit. Dalam pada itu terima saja resiko penurunan yang drastis produksi dalam negeri, pemberontakan rakyat dan larinya kapital.
Langkah 3:
Jika perekonomian hancur sama sekali dan negeri itu tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sendiri, buka batas bea cukai untuk produk dari luar dan minta harga tinggi dan bunga untuk semua kebutuhan pokok.
Langkah 4:
Dirikan pemerintahan militer yang mengelola Negara bagaikan perusahaan, yang akan menjalankan perdagangan daerah "koloni" yang kembali menguntungkan dan sedini mungkin mematikan kemungkinan munculnya pemberontakan budak belian.
Judul "Konspirasi" bagi sebuah bentuk perdagangan global yang sangat terkekang ini, jelas belumlah cukup. Rezim perdagangan yang diglobalisir berjalan, seperti dokumen yang diterima Greg Palast, sangat terbuka dan dilihat semua orang. Dengan Mullah Omar dan pemerintahan Talibannya sampai Agustus 2001 diadakan perundingan tentang pipeline melalui Afghanistan. Persetujuan mereka terhadap persyaratan Amerika bisa menghasilkan "permadani penuh dengan emas" (baca: kredit baru IMF/Bank Dunia), penolakan mereka -dan sikap tidak tertarik mereka pada suatu bonus yang akan dikirimkan ke rekening rahasia-akan menghadiahi mereka "permadani penuh dengan bom" seperti ancaman yang dikemukakan oleh ketua delegasi perundingan AS. Kini, Afghanistan telah dipaksa memiliki "corporate government", dengan mantan penasihat Unocal sebagai presiden atau lebih tepat lagi, untuk mengatakannya dengan judul buku terbaru Palast: The Best Democracy Money Can Buy. [255]
Siapa yang tidak mau uang untuk "demokrasi" ini, harus diyakinkan lagi dengan bom. Berkat 11.9 dan "perang melawan terorisme" yang baru bahkan tidak usah meminta maaf lagi untuk itu. Sejauh ini tipuan tentang Osama, yang memungkinkan terjadinya perang di Afghanistan, mungkin merupakan aksi konspirasi besar terakhir imperium Bush, yang cengkeraman kuku kekuasaannya telah ditunjukkan tanpa malu-malu.
Dikutip dari buku berjudul "Konspirasi, Teori-teori Konspirasi & Rahasia 11.9", Mathias Brockers, edisi Indonesia diterbitkan oleh PT Ina Publikatama, Jakarta, 2003, hal. 264-269.
Catatan Akhir:
[247] www.worldbank.org/
[248] www.imf.org/
[249] www.gregpalast.com/
[250] judicialwatch.org/
[251] judicialwatch.org/1569.shtml
[252] www.gregpalast.com/detail.cfm?artid=125&row=1
[253] www.gregpalast.com/detail.cfm?artid=125&row=1
[254] www.gregpalast.com/detail.cfm?artid=125&row=1
[255] Greg Palast, The Best Democracy Money Can Buy, London 2002.
Untuk menguak "kebenaran tentang teror 11 September" diperlukan satu paket pengetahuan pra kejadian dan sejarah tentang segala keterlibatan sebelum malapetaka itu terjadi. Dengan terbongkarnya dua catatan FBI pertengahan Mei 2002, maka kaitan-kaitan yang berhubungan satu dengan lainnya mulai muncul perlahan-lahan ke permukaan.Kilasan di bawah ini dikutip berdasarkan "Timeline" yang disusun oleh Mike Ruppert dalam situs web (website)-nya http://www.fromthewilderness.com,/ yang pertama kali dipublikasikan pada bulan November 2001 dan secara kontinyu diaktualisasi. Setiap penjelasan dapat diklik pada Website tersebut di atas.
1991-1997
Perusahaan minyak kelas kakap AS seperti Exxon Mobil, Texaco, Unocal, BP Amco dan Shell menyediakan dana sebesar 3 milyar dolar buat menyuap pimpinan negara Kashastan, agar bisa memperoleh hak untuk mengebor cadangan minyak yang sangat besar yang diketemukan di kawasan itu. Perusahaan-perusahaan minyak tersebut berkewajiban, di masa depan untuk menanam 35 milyar dolar di Kashastan. Masalahnya, pipeline yang ada merupakan milik Rusia, dan Moskow mematok harga tinggi buat penggunaan pipeline-nya. Karenanya, perusahaan-perusahaan minyak itu mengadu kepada "International Relations Committee" di parlemen, bahwa mereka tidak memiliki kekuasaan, guna mengundang kembali investasi mereka.
4 Desember 1997
Delegasi Taliban diterima sebagai tamu di markas besar Unocal di Texas, untuk melakukan perundingan tentang rencana pembangunan pipeline melalui Afghanistan. Seperti yang dapat dipetik dari beberapa berita, perundingan itu mengalami kegagalan, karena Taliban menuntut terlampau banyak uang.
12 Februari 1998
Wakil Presiden Unocal, John J. Maresca, nantinya menjadi Dubes Khusus di Afghanistan, mengatakan di depan Parlemen AS, bahwa tanpa satu pemerintahan yang bersatu dan yang ramah terhadap AS, maka tidak mungkinlah dibangun pipeline.April 1998 CIA tidak mempedulikan peringatan yang datang dari anggotanya Robert Bear -buat Seymour Hersch dari New Yorker, Robert Baer adalah "mungkin agen di front CIA terbaik di seluruh kawasan Timur Tengah"-bahwa Arab Saudi telah memberikan tempat persembunyian kepada grup Al Qaeda, yang dipimpin oleh dua orang teroris kesohor. Satu daftar rinci berisi nama teroris-teroris yang dikenal ditawarkan kepada Dinas Rahasia Arab Saudi pada bulan Agustus, akan tetapi Dinas Rahasia Arab Saudi menolaknya.
Musim Panas 1998 dan 2000
Sebagai utusan perusahaan swasta Carlyle Group, perusahaan senjata nomor sebelas di AS, mantan Presiden George Bush melakukan kunjungan ke Saudi Arabia. Di sana ia mengadakan pertemuan privat dengan keluarga kerajaan dan keluarga bin Laden.
Januari 2001
Pemerintah Bush memerintahkan FBI dan CIA, "untuk mundur dari segala usaha pelacakan yang berkaitan dengan keluarga bin Laden". Beleid Bush ini berlaku juga buat dua anggota keluarga Osama bin Laden (Abdullah dan Omar) yang bermukim di Falls Church, Virginia -bertetangga dengan Mabes CIA. Beleid ini merupakan rentetan pembatasan-pembatasan penyelidikan sebelumnya, dimulai sejak tahun 1996. Dan pembatasan-pembatasan itu membuat para penyidik frustrasi.
12 Februari 2001
Dalam pemberitaan tentang proses pengadilan terhadap beberapa orang yang dituduh menjadi anggota Al Qaeda, koresponden (berkaitan dengan) terorisme kantor berita UPI membongkar, bahwa National Security Agency (NSA) telah menyadap sistem komunikasinya Osama bin Laden.Paling tidak, jika Osama bin Laden sampai saat itu mengetahui penyadapan dan kemudian merubah sistem komunikasinya; maka fakta ini tentu tidak pas dengan pernyataan pemerintah, bahwa aksi teror 11 September sudah dirancang sejak tahunan, tanpa diketahui orang.
Mei 2001
Menteri Luar Negeri Collin Powell mentransfer 43 juta Dolar kepada rejim Taliban. Pembayaran ini dimaksud sebagai uang ganti rugi untuk para petani yang menjadi miskin lantaran panen opium mereka dimusnahkan oleh rejim Taliban.
Mei 2001
Wakil Menlu Richard Armitage, mantan agen karir dan anggota pasukan khusus Navy, dan Direktur CIA, George Tenet, melakukan kunjungan resmi ke India. Dari sana, delegasi Tenet secara diam-diam mengunjungi Pakistan, dan menemui Presiden Pervez Musaraf. Sejak lama, Armitage mempunyai hubungan akrab dengan Dinas Rahasia Pakistan ISI dan ia diberi tanda jasa tertinggi negara itu. Orang dapat berkesimpulan, bahwa dalam kunjungan tak resmi di Islamabad itu, Tenet bertemu dengan kolega Dinas Rahasianya Mahmud Ahmed.
Juni 2001
Dinas Rahasia Jerman (BND) telah memperingatkan CIA dan Israel pada bulan Juni 2001, bahwa para teroris dari Timur Tengah sedang merancang, "membajak satu pesawat terbang dan menggunakannya sebagai senjata, untuk kemudian menyerang simbol-simbol kultur Amerika dan Israel yang penting". Demikian berita yang terbetik dalam harian Jerman Frankfurter Allegemeine Zeitung tanggal 14.9.
Musim Panas 2001
Tiga pimpinan delegasi AS --Tom Simons (mantan Dubes AS di Pakistan), Karl Inderfurth (mantan sekretaris negara kementerian luar negeri untuk urusan Asia Selatan), dan Lee Coldien (mantan kepala bagian dan pakar Asia State Department)-melakukan serangkaian pertemuan antara bulan Mei dengan Agustus dengan para delegasi dan intel Pakistan dan Rusia. Di bawah pimpinan PBB, di Berlin, diselenggarakan pertemuan terakhir dari serangkaian pertemuan rahasia. Pertemuan ini juga dihadiri oleh negara-negara yang bertetangga dengan Afghanistan, yang pada bulan-bulan sebelumnya mengharapkan bisa membuahkan satu solusi tentang masalah pipeline di Afghanistan. Wakil Taliban ikut duduk dalam pertemuan-pertemuan ini, tetapi menolak tawaran AS untuk bermitra dalam pembagian laba perolehan pipeline. Pembagian labanya dinilai terlampau rendah.
Musim panas 2001
Menurut harian Inggris The Guardian, pasukan-pasukan khusus Ranger AS melakukan latihan-latihan di Tajikistan. Selain itu, kabarnya, pasukan-pasukan khusus Tajikistan dan Usbekistan memperoleh pendidikan khusus di Alaska dan Montana. Hanya, berita ini tidak diakui oleh Kementrian Pertahanan AS.
Musim panas 2001
Jejak pertama yang serius diturunkan oleh harian India Times of India menurunkan berita tanggal 26 Oktober. Jejak ini menguak para dalang yang mengendalikan gembong "pilot teroris" Mohammad Atta. Times of India menyebutkan, bahwa pada bulan Juli 2001, berdasarkan perintah Bos Dinas Rahasia Pakistan Mahmud Ahmad, telah ditransfer dana sebanyak 100.000 Dolar kepada Mohamad Atta. Transfer ini katanya dikerjakan oleh Omar Sheikh, seorang agen terselubung Dinas Rahasia Pakistan ISI dan nantinya dituduh sebagai terlibat dalam penyanderaan jurnalis Wall Street Journal, Pearl. Times of India menurunkan berita ini berdasarkan sumber-sumber rahasia yang diperoleh dari Dinas Rahasia India dan FBI. Setelah Times of India memberitakan penemuannya itu, Jenderal Ahmad mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala ISI.
26 Juni 2001
Majalah-online "Indiareacts.com" menuliskan, bahwa "India dan Iran mendukung rencana-rencana AS dan Rusia untuk melakukan serangkaian operasi terbatas terhadap Taliban". Menurut artikel tersebut, operasi militer itu akan dilakukan oleh pasukan-pasukan AS dan Rusia dengan dukungan dari Usbekistan dan Tajikistan.
4-14 Juli 2001
Osama bin Laden dirawat di American Hospital di Dubai gara-gara menderita penyakit ginjal. Selama di rumah sakit, ia ditengok oleh keluarganya dan tokoh-tokoh penting dari Saudi Arabia dan Emirat -serta dari anggota CIA, Larry Michell, yang pada tanggal 15 Juli langsung ditarik dari kantornya di Dubai, sehari setelah Osama bin Laden ke luar dari rumah sakit.
10 Juli 2001
Satu report dari kantor FBI di Phoenix (Arizona) -dan di bulan Agustus menyusul report dari FBI-Minneapolis memberitakan dugaan, bahwa anggota-anggota Al Qaeda memanfaatkan sekolah-sekolah penerbangan AS untuk mempersiapkan penyanderaan pesawat udara. Memo tertanggal 10 Juli itu menyarankan agar dilakukan pemeriksaan secara nasional seluruh sekolah-sekolah penerbangan dan mengutip kemungkinan hubungannya dengan Osama bin Laden. Agen-agen FBI Minneapolis memberitakan tentang penangkapan terhadap Zakharias Moussaoui, berkebangsaan Perancis kelahiran Maroko, yang hanya ingin belajar mengemudikan Boeing 747, akan tetapi ogah belajar mengemudikan pesawat saat start dan landing. Dalam e-mail-nya kepada markas besar FBI, agen-agen FBI Minneapolis menggambarkannya sebagai seseorang, yang dapat merencanakan, mengemudikan satu pesawat Jumbo dan mengarahkanya ke World Trade Center. Kedua report di atas diacuhkan oleh Mabes FBI.
20-21 Juli 2001
Menjelang pertemuan G-8 di Genua, masuk laporan-laporan dari berbagai negara ke Itali. Antara lain dari Presiden Mesir Mubarak, yang memperingatkan terjadinya serangan ke gedung-gedung konperensi dengan menggunakan pesawat bajakan sebagai peluru terbang. Sebagai reaksinya, pemerintah Itali memerintahkan penempatan meriam-meriam penangkis serangan udara dan membatasi penerbangan lokal. Untuk keamanannya, Presiden George W. Bush, bermalam di kapal perang AS yang merapat di pelabuhan.
6 Agustus 2001
Dalam briefing CIA, Presiden Bush menerima laporan tentang adanya kemungkinan ancaman yang datang, di mana disebutkan bahwa para pelaku yang punya hubungan dengan Osama bin Laden dapat mempergunakan pesawat bajakan sebagai bom terbang. Dalam peringatan ini, diduga, laporan-laporan dari FBI Phoenix dan Minneapolis dijadikan acuan sumber. Akan tetapi, setelah itu tak ada kegiatan-kegiatan yang memerintahkan untuk mengawasi penerbangan pesawat atau melindungi udara secara militer.
12 Agustus 2001
Letnan Navy Delmart "Mike" Vreeland, yang dijebloskan di bui Toronto karena dituduh telah melakukan penipuan, mengatakan, bahwa dirinya adalah perwira Dinas Rahasia Angkatan Laut dan mengetahui aksi teroris yang akan terjadi. Karena ia diacuhkan, maka ia lalu menulis satu catatan di atas kertas, yang kemudian ia serahkan kepada tata usaha penjara.
20 Agustus 2001
Presiden Putin memerintahkan kepada agen-agen rahasianya, untuk menyampaikan peringatan "yang berkalimatkan jelas dan gamblang" kepada Dinas Rahasia AS, bahwa ada ancaman serangan terhadap gedung-gedung pemerintahan dan bandar-bandar udara. Secara rinci, Harian Rusia Istvestia kemudian memberitakan, bahwa dalam peringatan ini disinggung tentang 25 pilot kamikaze, yang merencanakan menyerang gedung-gedung penting.
20 Agustus - 10 September 2001
Dalam tempo 3 pekan menjelang 11 September, bursa Dow Jones di New York mengalami penurunan nilai sebesar 900 points. Bahaya crash bursa mengancam di ambang pintu. Sehubungan dengan itu, wapres Cheney dan pejabat tinggi pemerintah lainnya melakukan rapat tertutup, membicarakan kebangkrutan tak terelakkan perusahaan Enron -sampai saat itu merupakan kisah kebangkrutan terbesar (dan penipuan financial) dalam sejarah ekonomi AS.
1-10 September 2001
Latihan militer yang sejak tahunan direncanakan itu, akhirnya dalam rangka operasi "Swift Sword" memindahkan 23 ribu serdadu Inggris ke Oman. Dalam waktu yang bersamaan, dua armada kapal perang AS tiba di depan pantai Pakistan, kemudian turun 17 ribu pasukan AS memperkuat 23 ribu pasukan NATO yang datang ke Mesir untuk operasi "Bright Star". Seluruh kekuatan ini berada pada lokasinya, sebelum pesawat pertama melabrak menara WTC.
6-10 September 2001
Peningkatan luar biasa besarnya volume 'Putoption' Maskapai Penerbangan United Airlines, American Airlines serta perusahaan-perusahaan yang terkena aksi teror seperti Merrill Lynch, Morgan Stanley, AXA dan Muenchener Ruek, mengisyaratkan satu perdagangan intern yang kriminal di pasaran bursa.
10 September 2001
Tampaknya, lembaga manajemen situasi darurat, Federal Emergency Management Agency (FEMA), telah disiagakan. Dalam wawancaranya dengan reporter CBS Dan Rather, kepala bagian "Urban Search and Rescue Team"-nya FEAM menyatakan sesuatu pernyataan aneh: "Dapatlah dipastikan, tim kami merupakan salah satu tim yang pertama yang digerakkan, untuk membantu kota New York dalam bencana ini. Kami tiba pada hari Senin malam, dan pada hari Selasa pagi kami sudah beraksi.
11 September 2001
Jenderal Ahmad, Bos Dinas Rahasia Pakistan ISI (yang lantaran transfer dana kepada Mohammad Atta harus mengundurkan diri secara "mengejutkan" satu bulan kemudian), tiba di Washington untuk melakukan pembicaraan mengenai Taliban.
11 September 2001
Pegawai perusahaan Odigo Inc. di Israel, salah satu perusahaan terbesar di bidang "Instant Messaging" dan mempunyai kantor di New York, memperoleh peringatan bersifat urgen -dua jam sebelum pesawat pertama menghunjam salah satu menara WTC-tentang akan adanya serangan terhadap WTC. Tetapi, kepolisian dan birokrasi negara yang menangani bidang serupa lainnya menutup mulut tentang pelacakan mereka dalam hal ini. Bagian Penelitian dan Perkembangan perusahaan Odigo Inc. berkedudukan di kota Herzliyya (Israel), satu kota pinggiran Tel Aviv yang keren. Di sana juga terletak lokasi "Center for Counterterrorism", yang secara dini telah memberitakan tentang perdagangan saham insider di seputar tanggal 11 September.
11 September 2001
Dalam kurun waktu 45 menit, empat pesawat dibajak dan terbang ke luar dari rute penerbangannya -pesawat pertama jam 8.15, dan terakhir jam 9.05. Akan tetapi, baru pada pukul 9.30, pesawat tempur pertama mengudara. Artinya, Komando Tertinggi Nasional, menanti 75 menit, sebelum perintah operasi prefentif diturunkan - satu kelalaian yang sukar diketemukan.
14 September 2001
Kepala Penjara di Toronto membuka surat yang disampaikan oleh Mike Vreeland kepada tata usaha penjara dan berkesimpulan, di dalam surat itu disinggung soal "WTC" dan "Pentagon". Angkatan Laut AS kemudian menjelaskan, bahwa gara-gara prestasinya yang buruk, Vreeland dipecat dari Navy tahun 1986 dan tidak pernah aktif dalam Dinas Rahasia.
15 September 2001
New York Times memberitakan, bahwa Direktur Alex Brown Bank, Mayo Shattuck III, mengundurkan diri dari jabatannya. Padahal, ia baru saja memperpanjang kontrak kerja tiga tahunnya (dengan penghasilan 30 juta Dolar per tahunnya). Segudang 'putoption'-nya United Airlines dibeli lewat Alex Brown, satu perusahaan milik Bank Jerman, di Deutsche Bank. Direktur Alex Brown sebelum Shattuck III adalah "Buzzy" Krongard, yang pada tahun 1998 pindah ke CIA, dan di sana, sampai sekarang, ia menduduki pos tertinggi ketiga.
29 September 2001
Harian San Fransisco Chronicle memberitakan, bahwa laba 2,5 milyar dolar perolehan 'putoption'-nya American Lines dan United Airlines tidak ditarik dari kas Bank-bank. Dengan ditutupnya perdagangan saham selama empat hari, para pemilik laba itu agaknya ngeri mendekati "laba panas" itu.
10 Oktober 2001
Harian Pakistan The Frontier memberitakan, bahwa Menteri Perminyakan Pakistan menerima telepon Dubes AS, Wendy Chamberlain. Akta tentang Pipeline Unocal lewat Afghanistan yang telah dipeti-eskan, dicairkan kembali menjadi agenda "sehubungan dengan perkembangan geopolitik aktual" (Dalam bulan Februari 2002 diadakan perundingan tentang itu, awal Mei BBC memberitakan, bahwa proyek 2 milyar dolar yang sudah final dan selesai ditandatangani merupakan "investasi asing terbesar di Afghanistan").
Oktober 2001
Bursa saham Dow Jones, sebelum aksi teror terus menerus melorot turun, telah kembali bugar dan mengejar ketinggalan-ketinggalannya. Lewat jurus peningkatan anggaran belanja besar-besaran untuk program persenjataan, bantuan keuangan buat industri penerbangan dan rencana penurunan pajak bagi perusahaan-perusahaan, maka ambruknya pasar bursa untuk sementara dapat dihindari. Sebagai peraup rejeki yang paling beruntung adalah perusahaan-perusahaan persenjataan dan pemasok kebutuhan militer AS.
0 komentar:
Posting Komentar