114 Surat Al Qur'an (3)

41. Fushshilat (Yang Dijelaskan)
Surat Fushshilat terdiri atas 54 ayat termasuk golongan Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Mu’min. Dinamai "Fushshilat" (yang dijelaskan) karena ada hubungannya dengan perkataan "Fushshilat" yang terdapat pada permulaan surat ini, yang berarti "yang dijelaskan". Maksudnya ayat ayatnya diperinci dengan jelas tentang hukum-hukum, keimanan, janji dan ancaman, budi pekerti, kisah dan sebagainya. Dinamai juga dengan "Haa Miim As Sajdah" karena surat ini dimulai dengan "Haa Miim" dan dalam surat ini terdapat ayat Sajdah. Surat Fushshilat mengutarakan hal-hal yang berhubungan dengan Al Qur’an dan sikap orang musyrik terhadapnya; kekuasaan Allah di langit dan di bumi; ancaman kepada orang-orang musyrik di dunia dan di akhirat. Kemudian dikemukakan tentang keadaan orang-orang yang selalu beribadat kepada Tuhannya, dan diakhiri dengan mengemukakan beberapa tabiat manusia.



42. Asy Syuura (Musyawarat)
Surat Asy Syuura terdiri atas 53 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Fushshilat. Dinamai "Asy Syuura" (musyawarat) diambil dari perkataan "Syuura" yang terdapat pada ayat 38 surat ini. Dalam ayat tersebut diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan Islam ialah musyawarat. Dinamai juga "Haa Miim ’Ain Siin Qaaf" karena surat ini dimulai dengan huruf-huruf hijaiah itu. Surat Asy Syuura dimulai dengan menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan wahyu, keimanan, Al Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad yang benar-benar berasal dari Allah; agama yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. sama pokok-pokoknya dengan agama yang dibawa para rasul yang dahulu; janji kepada orang-orang mu’min dan ancaman kepada orang-orang kafir. Surat ini ditutup dengan menerangkan bagaimana caranya Allah berhubungan dengan manusia.

43. Az Zukhruf (Perhiasan)
Surat AZ Zukhruf terdiri atas 89 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Asy Syuura. Dinamai Az Zukhruf (perhiasan) diambil dari perkataan "Az Zukhruf" yang terdapat pada ayat 35 surat ini. Orang-orang musyrik mengukur tinggi rendahnya derajat seorang tergantung kepada perhiasan dan harta benda yang ia punyai, karena Muhammad s.a.w. adalah seorang anak yatim lagi miskin, ia tidak pantas diangkat Allah sebagai seorang rasul dan nabi. Pangkat rasul dan nabi itu harus diberikan kepada orang yang kaya. Ayat ini menegaskan bahwa harta tidak dapat dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang, karena harta itu merupakan hiasan kehidupan duniawi, bukan berarti kesenangan akhirat. Surat Az Zukhruf dimulai dengan menerangkan bahwa Al Qur’an adalah wahyu Ilahi dan diambil dari Lauh Mahfuzh. Kemudian menerangkan sikap orang musyrik terhadap para nabi dan menyebutkan sebahagian hikmah Allah yang dilimpahkan kepada manusia. Dikemukakan juga tentang sifat orang-orang musyrik yang suka mengada-adakan kebatilan dan kerusakan kepercayaan mereka dan sifat-sifat mereka yang sombong, walaupun mereka telah diperingatkan dengan nasib umat-umat yang dahulu yang mendurhakai Allah. Akhirnya, mengingat tindakan-tindakan orang-orang musyrik yang lebih mementingkan perhiasan dari keduniawian itu, maka surat ini ditutup dengan perintah Allah agar Nabi Muhammad s.a.w. berpaling dari orang-orang musyrik itu, nanti mereka akan merasakan dan mengetahui kebenaran ancaman Allah.

44. Ad Dukhaan (Kabut)
Surat Ad Dukhaan terdiri atas 59 ayat. termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat AZ Zukhruf. Dinamai "Ad Dukhaan" (kabut), diambil dari perkataan "Dukhaan" yang terdapat pada ayat 10 surat ini. Menurut riwayat Bukhari secara ringkas dapat diterangkan sebagai berikut: Orang-orang kafir Mekah dalam menghalangi agama Islam dan menyakiti serta mendurhakai Nabi Muhammad s.a.w. melewati batas, karena itu Nabi mendo’a kepada Allah agar diturunkan azab yang telah diturunkan kepada orang-orang durhaka kepada Nabi Yusuf yaitu musim kemarau yang panjang. Doa Nabi itu dikabulkan Allah, sampai orang-orang makan tulang dan bangkai, karena kelaparan. Mereka selalu menengadah ke langit mengharap pertolongan Allah. Tetapi tidak satupun yang mereka lihat kecuali kabut yang menutupi pandangan mereka. Akhirnya mereka datang kepada Nabi agar Nabi memohon kepada Allah supaya hujan diturunkan. Setelah Allah mengabulkan do’a Nabi, dan hujan diturunkan, mereka kembali kafir seperti semula; karena itu Allah menyatakan bahwa nanti mereka akan diazab dengan azab yang pedih. Surat Ad Dukhaan dimulai dengan menyebut keagungan Al Qur’an. Kaum Quraisy karena tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad s.a.w. Nabi mendo’akan agar didatangkan musim kemarau yang panjang, kemudian mereka beriman dan mengharap agar Nabi mendo’a kepada Allah agar diturunkan hujan, setelah hujan diturunkan, mereka kafir kembali, lalu mereka diancam Allah dengan kehancuran, Kisah Fir’aun dan kaumnya disebutkan di sini sebagai peringatan bagi mereka.

45. Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)
Surat Al Jatsiyah terdiri atas 37 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ad Dukhaan. Dinamai "Al Jaatsiyah" (yang berlutut) diambil dari perkataan "Jaatsiyah" yang terdapat pada ayat 28 surat ini. Ayat tersebut menerangkan tentang keadaan manusia pada hari kiamat, yaitu semua manusia dikumpulkan ke hadapan mahkamah Allah Yang Maha Tinggi yang memberikan keputusan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia. Pada hari itu semua manusia berlutut di hadapan Allah. Dinamai juga dengan "Asy Syari’ah" diambil dari perkataan "Syari’ah" (Syariat) yang terdapat pada ayat 18 surat ini. Surat Al Jaatsiyah mengutarakan tentang Al Qur’an yang diturunkan Allah, Pencipta dan Pengatur semesta alam. Sesungguhnya segala macam kejadian yang terdapat pada alam dapat dijadikan bukti bagi adanya Allah, kecelakaan yang besarlah bagi orang yang tidak mempercayai dan mensyukuri nikmat Allah, segala puji hanya untuk Allah saja, keagungan hanyalah kepunyaan Allah.

46. Al Ahqaaf (Bukit-Bukit Pasir)
Surat Al Ahqaaf terdiri atas 35 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Jaatsiyah. Dinamai "Al Ahqaaf" (bukit-bukit pasir) dari perkataan "Al Ahqaaf" yang terdapat pada ayat 21 surat ini. Dalam ayat tersebut dan ayat-ayat sesudahnya diterangkan bahwa Nabi Huud a.s. telah menyampaikan risalahnya kepada kaumnya di "Al Ahqaaf" yang sekarang dikenal dengan Ar Rub’ul Khaali, tetapi kaumnya tetap ingkar sekalipun mereka telah diberi peringatan pula oleh rasul-rasul yang sebelumnya. Akhirnya Allah menghancurkan mereka dengan tiupan angin kencang. Hal ini adalah sebagai isyarat dari Allah kepada kaum musyrikin Quraisy bahwa mereka akan dihancurkan bila mereka tidak mengindahkan seruan Rasul. Surat Al Ahqaaf menerangkan tentang diturunkannya Al Qur’an dari pada Allah s.w.t. dan imannya segolongan jin kepada Nabi Muhammad s.a.w., keimanan, kebatilan, syirik, pernyataan bahwa risalah Muhammad s.a.w. adalah dari Allah, perintah Allah supaya menghormati orang tua dan mendo’akannya, memperingatkan kaum musyrikin tentang azab yang telah ditimpakan kepada kaum Huud. Dan surat ini ditutup dengan nasihat keharusan bersabar bagi Nabi Muhammad s.a.w.

47. Muhammad (Nabi Muhammad s.a.w.)
Surat Muhammad terdiri atas 38 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Hadiid. Nama Muhammad sebagai nama surat ini diambil dari perkataan Muhammad yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Pada ayat 1, 2 dan 3 surat ini Allah membandingkan antara hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang tidak percaya kepadanya. Orang-orang yang percaya kepada apa yang dibawa Muhammad s.a.w. merekalah orang-orang yang beriman dan mengikuti jejak yang harus diterima Allah semua amalnya, diampuni segala kesalahannya. Adapun orang-orang yang tidak percaya kepada Muhammad s.a.w. adalah orang-orang yang mengikuti kebatilan, amalnya tidak diterima, dan mereka tidak diampuni, kepada mereka dijanjikan azab di dunia dan di akhirat. Dinamai juga dengan "Al Qital" (peperangan), karena sebahagian besar surat ini mengutarakan tentang peperangan dan pokok-pokok hukumnya, serta bagaimana seharusnya sikap orang-orang mu’min terhadap orang-orang kafir. Surat Muhammad menerangkan keadaan orang-orang kafir dan orang-orang mu’min di dunia dan akhirat dan menyatakan perbedaan keadaan mereka dan hasil yang mereka peroleh. Dan surat ini menerangkan tentang hukum perang dan cara orang-orang mu’min menghadapi orang-orang kafir.

48. Al Fath (Kemenangan)
Surat Al Fath terdiri atas 29 ayat, termasuk golongan surat-aurat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Jumu’ah. Dinamai "Al Fath (kemenangan)" diambil dari perkataan "Fat-han" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surat ini menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad s.a.w. dalam peperangan-peperangannya. Nabi Muhammad s.a.w. sangat gembira dengan turunnya ayat pertama surat ini. Kegembiraan ini dinyatakan dalam sabda beliau yang diriwayatkan Bukhari; Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku satu surat, yang surat itu benar-benar lebih aku cintai dari seluruh apa yang disinari matahari. Kegembiraan Nabi Muhammad s.a.w. itu ialah karena ayat-ayatnya menerangkan tentang kemenangan yang akan diperoleh Muhammad s.a.w. dalam perjuangannya dan tentang kesempurnaan ni’mat Allah kepadanya. Surat Al Fath menerangkan tentang peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan Perdamaian Huudaibiah dan janji Allah akan kemenangan kaum muslimin. Surat ini ditutup dengan menerangkan sifat-sifat Nabi Muhammad s.a.w. dan sahabat-sahabatnya.

49. Al Hujuraat (Kamar-Kamar)
Surat Al Hujuraat terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Mujadilah. Dinamai "Al Hujuraat" (kamar), diambil dari perkataan "Al Hujuraat" yang terdapat pada ayat 4 surat ini. Ayat tersebut mencela para sahabat yang memanggil Nabi Muhammad s.a.w. yang sedang berada di dalam kamar rumahnya bersama istranya. Memanggil Nabi Muhammad s.a.w. dengan cara dari dalam keadaan yang demikian menunjukkan sikap kurang hormat kepada beliau dan mengganggu ketenteraman beliau. Surat Al Hujuraat menerangkan tentang akhlak yang baik yang berhubungan dengan sikap orang mu’min terhadap Allah, Nabi Muhammad s.a.w. sikap mereka terhadap saudara-saudara mereka seagama. sopan-santun dalam pergaulan dan pergaulan antar bangsa. Juga surat ini menerangkan bagaimana sikap orang-orang mu’min dalam menerima berita dari orang-orang fasik. Kemudian surat ini ditutup dengan menerangkan hakikat iman dan keutamaan amal orang-orang mu’min.

50. Qaaf
Surat Qaaf terdiri atas 45 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Al Mursalaat. Dinamai Qaaf karena surat ini dimulai dengan huruf Hijaiyyah "Qaaf". Menurut hadis yang diriwayatkan Iman Muslim, bahwa Rasulullah s.a.w. senang membaca surat ini pada rakaat pertama sembahyang subuh dan pada sembahyang hari raya. Sedang menurut riwayat Abu Daud, Al Baihaqi dan Ibnu Majah bahwa Rasulullah s.a.w. membaca surat ini pada tiap-tiap membaca Khutbah pada hari Jumat. Kedua riwayat ini menunjukkan bahwa surat QAAF, sering dibaca Nabi Muhammad s.a.w. di tempat-tempat umum, untuk memperingatkan manusia tentang kejadian mereka dan ni’mat-ni’mat yang diberikan kepadanya, begitu pula tentang hari berbangkit, hari berhisab, surga, neraka, pahala, dosa dan sebagainya. Surat ini dinamai juga "Al Baasiqaat", diambil dari perkataan "Al Baasiqaat" yang terdapat pada ayat 10 surat ini. Sebagaimana halnya surat-surat Makiah pada umumnya, maka surat Qaaf mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan kebangkitan, surga dan neraka, mengemukakan bahwa keingkaran orang-orang kafir kepada Nabi itu adalah wajar, karena rasul-rasul dahulu juga diingkari dan didustakan oleh umat-umatnya.

51. Adz Dzaariyaat (Angin Yang Menerbangkan)
Surat Ada Dzaariyaat terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Ahqaaf. Dinamai "Adz-Dzaariyaat" (angin yang menerbangkan), diambil dari perkataan "Ada Dzaariyaat" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Allah bersumpah dengan angin, mega, bahtera dan malaikat yang menjadi sumber kesejahteraan dan pembawa kemakmuran. Hal ini mengisyaratkan inayat Allah kepada hamba-hamba-Nya. Surat Adz Dzaariyaat menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan penegasan adanya hari berbangkit, balasan yang diterima orang mu’min dan orang kafir di akhirat. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan kaumnya sebagai bujukan kepada nabi Muhammad s.a.w. agar jangan bersedih hati terhadap sikap kaumnya yang keras kepala dan selalu mendustakannya.

52. Ath Thuur (Bukit)
Surat Ath Thuur terdiri atas 49 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat As Sajdah. Dinamai "Ath Thuur" (Bukit) diambil dari perkataan "Ath Thuur" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan bukit di sini ialah bukit Thursina yang terletak di semenanjung Sinai, tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Tuhannya. Surat Ath Thur mengandung hal-hal yang berhubungan dengan penegasan adanya hari berbangkit, keadaan orang-orang kafir dan orang-orang mu’min di hari kiamat, keadaan surga sebagai tempat orang-orang yang bertakwa dan hujjah-hujjah yang menunjukkan kebatalan kepercayaan orang-orang musyrik. Surat ini di akhiri dengan menyebutkan nasihat-nasihat kepada Rasulullah s.a.w. dan orang-orang mu’min.

53. An Najm (Bintang)
Surat An Najm terdiri atas 62 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Ikhlash. Nama "An Najm" (Bintang), diambil dari perkataan "An Najm" yang terdapat pada ayat pertama surat ini Allah bersumpah dengan "An Najm" (bintang) adalah karena bintang-bintang yang timbul dan tenggelam, amat besar manfa’atnya bagi manusia sebagai pedoman bagi manusia dalam melakukan pelayaran di lautan, dalam perjalanan di padang pasir, untuk menentukan peredaran musim dan sebagainya. Surat An Najm mengandung hal-hal yang berhubungan dengan penegasan risalah Muhammad s.a.w. dan Al Qur’an adalah wahyu dari Allah, menerangkan kebatalan berhala-berhala yang disembah orang-orang musyrik yang tidak dapat memberi manfa’at dan mudarat, menerangkan sifat orang-orang yang muhsin. Dan surat ini juga menyebutkan sebahagian hakikat Islam yang tersebut pada suhuf-suhuf Musa dan suhuf-suhuf Ibrahim.

54. Al Qamar (Bulan)
Surat Al Qamar terdiri atas 55 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ath Thaariq. Nama "Al Qamar" (bulan) diambil dari perkataan "Al Qamar" yang terdapat pada ayat yang pertama surat ini. Pada ayat ini diterangkan tentang terbelahnya bulan sebagai mukjizat Nabi Muhammad s.a.w. Surat Al Qamar mengandung hal-hal yang berhubungan dengan janji dan ancaman Allah, keadaan umat-umat dahulu yang mendustakan rasul-rasul mereka agar menjadi pelajaran bagi umat-umat yang datang kemudian, ancaman kepada erang-orang kafir bahwa mereka akan diazab pada hari kiamat dan balasan diterima oleh orang-orang yang takwa di akhirat nanti.

55. Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah)
Surat Ar Rahmaan terdiri atas 78 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Ar Ra’du. Dinamai "Ar Rahmaan" (Yang Maha Pemurah), diambil dari perkataan "Ar Rahmaan" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Ar Rahmaan adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebahagian besar dari surat ini menerangkan kepemurahan Allah s.w.t. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan ni’mat-ni’mat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti. Surat Ar Rahmaan menyebutkan bermacam-macam nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yaitu dengan menciptakan alam dengan segala yang ada padanya. Kemudian diterangkan pembalasan di akhirat, keadaan penghuni neraka dan keadaan penghuni surga. dan diterangkan pula keadaan di dalam surga yang dijanjikan Allah kepada orang yang bertakwa.

56. Al Waaqi’ah (Hari Kiamat)
Surat Al Waaqi’ah terdiri atas 96 ayat, termasuk golongan-golongan Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Thaa Haa. Dinamai "Al Waaqi’ah" (Hari kiamat), diambil dari perkataan Al Waaqi’ah yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat Al Waaqi’ah menerangkan tentang keadaan hari kiamat, balasan yang diterima oleh orang-orang mu’min dan orang kafir. Kemudian diterangkan penciptaan manusia, tumbuh-tumbuhan dan api, sebagai bukti kekuasaan Allah dan adanya hari berbangkit.

57. Al Hadid (Besi)
Surat Al Hadiid terdiri atas 29 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Az Zalzalah. Dinamai "Al Hadiid" (besi), diambil dari perkataan "Al Hadiid" yang terdapat pada ayat 25 surat ini. Surat Al Hadiid pada umumnya menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan anjuran bernafkah dan membelanjakan harta di jalan Allah. Dan juga menerangkan bahwa Allah mengutus para nabi dengan membawa agama untuk kebahagiaan hidup manusia, di samping itu menciptakan besi yang bermanfa’at bagi manusia dalam kehidupannya dan untuk mempertahankan agama yang dibawa oleh rasul-rasul itu.

58. Al Mujaadalah (Wanita yang Mengajukan Gugatan)
Dinamai juga "Al Mujaadalah" yang berarti "perbantahan". Surat ini menerangkan tentang zhihar dan hukumnya, larangan mengambil orang kafir sebagai teman akrab serta beberapa hal yang berhubungan dengan adab sopan santun.

59. Al Hasyr (Pengusiran)
Surat Al Hasyr terdiri atas 24 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Bayyinah.Dinamai surat Al Hasyr (pengusiran) diambil dari perkataan Al-Hasyr yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Di dalam surat ini disebutkan kisah pengusiran suatu suku Yahudi yang bernama Bani Nadhir yang berdiam di sekitar kota Madinah.Surat ini menerangkan tentang bagaimana seharusnya sikap setiap orang Islam terhadap orang-orang yang tidak Islam yang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan umat ini sebagai yang dilakukan oleh Bani Nadir; hukum fai-i dan pembagiannya, kewajiban bertakwa ketinggian dan keagungan Al Qur’an, kemudian ditutup dengan menyebut sebahagian Al Asmaul Husna.

60. Al Mumtahanah (Perempuan Yang Diuji)
Surat Al Mumtahanah terdiri atas 13 ayat. termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Ahzaab. Dinamai "Al Mumtahanah" (wanita yang diuji), diambil dari kata "Famtahinuuhunna" yang berarti "maka ujilah mereka", yang terdapat pada ayat 10 surat ini. Surat ini menerangkan tentang pergaulan orang-orang Islam dan yang bukan Islam dalam waktu perang dan damai serta dari segi perkawinan.

0 komentar: