Mekah (1)

Oleh : Muhammad Husain Haekal

DI TENGAH-TENGAH jalan kafilah yang berhadapan dengan LautMerah - antara Yaman dan Palestina - membentang bukit-bukitbarisan sejauh kira-kira delapanpuluh kilometer dari pantai.Bukit-bukit ini mengelilingi sebuah lembah yang tidak begituluas, yang hampir-hampir terkepung samasekali oleh bukit-bukititu kalau tidak dibuka oleh tiga buah jalan: pertama jalanmenuju ke Yaman, yang kedua jalan dekat Laut Merah dipelabuhan Jedah, yang ketiga jalan yang menuju ke Palestina.



Dalam lembah yang terkepung oleh bukit-bukit itulah terletakMekah. Untuk mengetahui sejarah dibangunnya kota ini sungguhsukar sekali. Mungkin sekali ia bertolak ke masa ribuan tahunyang lalu. Yang pasti, lembah itu digunakan sebagai tempatperhentian kafilah sambil beristirahat, karena di tempat ituterdapat sumber mata air. Dengan demikian rornbongan kafilahitu membentangkan kemah-kemah mereka, baik yang datang darijurusan Yaman menuju Palestina atau yang datang dari Palestinamenuju Yaman. Mungkin sekali Ismail anak Ibrahim itu orangpertama yang menjadikannya sebagai tempat tinggal, yangsebelum itu hanya dijadikan tempat kafilah lalu saja dantempat perdagangan secara tukar-menukar antara yang datangdari arah selatan jazirah dengan yang bertolak dari arahutara.

Kalau Ismail adalah orang pertama yang menjadikan Mekahsebagai tempat tinggal, maka sejarah tempat ini sebelum itugelap sekali. Mungkin dapat juga dikatakan, bahwa daerah inidipakai tempat ibadat juga sebelum Ismail datang dan menetapdi tempat itu. Kisah kedatangannya ketempat itupun memaksakita membawa kisah Ibrahim a.s. secara ringkas.

Ibrahim dilahirkan di Irak (Chaldea) dari ayah seorang tukangkayu pembuat patung. Patung-patung itu kemudian dijual kepadamasyarakatnya sendiri, lalu disembah. Sesudah ia remaja betapaia melihat patung-patung yang dibuat oleh ayahnya itu kemudiandisembah oleh masyarakat dan betapa pula mereka memberikanrasa hormat dan kudus kepada sekeping kayu yang pernahdikerjakan ayahnya itu. Rasa syak mulai timbul dalam hatinya.Kepada ayahnya ia pernah bertanya, bagaimana hasil kerajinantangannya itu sampai disembah orang? Kemudian Ibrahim menceritakan hal itu kepada orang lain.Ayahnyapun sangat memperhatikan tingkah-laku anaknya itu;karena ia kuatir hal ini akan rnenghancurkan perdagangannya.Ibrahim sendiri orang yang percaya kepada akal pikirannya. Iaingin membuktikan kebenaran pendapatnya itu denganalasan-alasan yang dapat diterima. Ia mengambil kesempatanketika orang sedang lengah. Ia pergi menghampiri sang dewa,dan berhala itu dihancurkan, kecuali berhala yang palingbesar.

Setelah diketahui orang, mereka berkata kepadanya: "Engkaukah yang melakukan itu terhadap dewa-dewa kami, haiIbrahim?" Dia menjawab: "Tidak. Itu dilakukan oleh yang palingbesar diantara mereka. Tanyakanlah kepada mereka, kalau memangmereka bisa bicara." (Qur'an, 21: 62-63)

Ibrahim melakukan itu sesudah ia memikirkan betapa sesatnyamereka menyembah berhala, sebaliknya siapa yang seharusnyamereka sembah. "Bila malam sudah gelap, dilihatnya sebuah bintang. Iaberkata: Inilah Tuhanku. Tetapi bilamana bintang itu kemudianterbenam, iapun berkata: 'Aku tidak menyukai segala yangterbenam.' Dan setelah dilihatnya bulan terbit, iapun berkata:'Inilah Tuhanku.' Tetapi bilamana bulan itu kemudian terbenam,iapun berkata: 'Kalau Tuhan tidak memberi petunjuk kepadaku,pastilah aku akan jadi sesat.' Dan setelah dilihatnya matahariterbit, iapun berkata: 'Ini Tuhanku. Ini yang lebih besar.'Tetapi bilamana matahari itu juga kemudian terbenam, iapunberkata: 'Oh kaumku. Aku lepas tangan terhadap apa yang kamupersekutukan itu. Aku mengarahkan wajahku hanya kepada yangtelah menciptakan semesta langit dan bumi ini. Aku tidaktermasuk mereka yang mempersekutukan Tuhan." (Qur'an 6: 76-79)

Ibrahim tidak berhasil mengajak masyarakatnya itu. Malahsebagai balasan ia dicampakkan ke dalam api. Tetapi Tuhanmasih menyelamatkannya. Ia lari ke Palestina bersama isterinyaSarah. Dari Palestina mereka meneruskan perjalanan ke Mesir.Pada waktu itu Mesir di bawah kekuasaan raja-raja Amalekit(Hyksos).

Sarah adalah seorang wanita cantik. Pada waktu itu raja-rajaHyksos biasa mengambil wanita-wanita bersuami yangcantik-cantik. Ibrahim memperlihatkan, seolah Sarah adalahsaudaranya. Ia takut dibunuh dan Sarah akan diperisterikanraja. Dan raja memang bermaksud akan memperisterikannya.Tetapi dalam tidurnya ia bermimpi bahwa Sarah bersuami.Kemudian dikembalikan kepada Ibrahim sambil dimarahi. Iadiberi beberapa hadiah di antaranya seorang gadis belianbernama Hajar- Olelm karena Sarah sesudah bertahun-tahundengan Ibrahim belum juga beroleh keturunan, maka oleh Sarahdisuruhnya ia bergaul dengan Hajar, yang tidak lama kemudiantelah beroleh anak, yaitu Ismail. Sesudah Ismail besarkemudian Sarahpun beroleh keturunan, yaitu Ishaq.

Beberapa ahli berselisih pendapat tentang penyembelihan Ismailserta kurban yang telah dipersembahkan oleh Ibrahim. Adakahsebelum kelahiran Ishaq atau sesudahnya? Adakah itu terjadi diPalestina atau di Hijaz? Ahli-ahli sejarah Yahudi berpendapat,bahwa yang disembelih itu adalah Ishaq, bukan Ismail. Disinikita bukan akan menguji adanya perselisihan pendapat itu.Dalam Qishash'l-Anbia' Syaikh Abd'l Wahhab an-Najjarberpendapat, bahwa yang disembelih itu adalah Ismail.Argumentasi ini diambilnya dari Taurat sendiri bahwa yangdisembelih itu dilukiskan sebagai anak Ibrahim satu-satunya.Pada waktu itu Ismail adalah anak satu-satunya sebelum Ishaqdilahirkan. Setelah Sarah melahirkan, maka anak Ibrahim tidaklagi tunggal, melainkan sudah ada Ismail dan Ishaq. Denganmengambil cerita itu seharusnya kisah penyembelihan danpenebusan itu terjadi di Palestina. Hal ini memang bisaterjadi demikian kalau yang dimaksudkan itu terjadi terhadapdiri Ishaq. Selama itu Ishaq dengan ibunya hanya tinggal diPalestina, tidak pernah pergi ke Hijaz. Akan tetapi ceritayang mengatakan bahwa penyembelihan dan penebusan itu terjadidiatas bukit Mina, maka ini tentu berlaku terhadap diriIsmail. Oleh karena di dalam Qur'an tidak disebutkan namaperson korban itu, maka ahli-ahli sejarah kaum Musliminberlain-lainan pendapat.

Tentang pengorbanan dan penebusan itu kisahnya ialah bahwaIbrahim bermimpi, bahwasanya Tuhan memerintahkan kepadanyasupaya anaknya itu dipersembahkan sebagai kurban denganmenyembelihnya. Pada suatu pagi berangkatlah ia dengananaknya. "Bila ia sudah mencapai usia cukup untuk berusaha, ia(Ibrahim) berkata: 'O anakku, dalam tidur aku bermimpi, bahwaaku menyembelihmu. Lihatlah, bagaimanakah pendapatmu?' Iamenjawab: 'Wahai ayahku. Lakukanlah apa yang diperintahkankepadamu. Jika dikehendaki Tuhan, akan kaudapati aku dalamkesabaran.' Setelah keduanya menyerahkan diri dandibaringkannya ke sebelah keningnya, ia Kami panggil: 'HaiIbrahim. Engkau telah melaksanakan mimpi itu.' Dengan begitu,Kami memberikan balasan kepada mereka yang berbuat kebaikan.Ini adalah suatu ujian yang nyata. Dan kami menebusnya dengansebuah kurban besar." (Qur'an, 37: 103-107) Beberapa cerita melukiskan kisah ini dalam bentuk puisi yangindah sekali, sehingga disini perlu kita kemukakan, sekalipuntidak membawa kisah tentang Mekah. Kisahnya, setelah Ibrahimbermimpi dalam tidurnya bahwa ia harus menyembelih anaknya danmemastikan bahwa itu adalah perintah Tuhan, ia berkata kepadaanaknya itu: 'Anakku, bawalah tali dan parang itu, mari kitapergi ke bukit mencari kayu untuk keluarga kita.' Anak itupunmenurut perintah ayahnya. Ketika itu datang setan dalam bentukseorang laki-laki, mendatangi ibu anak itu seraya berkata:'Tahukah engkau ke mana Ibrahim membawa anakmu?' 'Ia pergimencari kayu dari lereng bukit itu,' jawab ibunya. 'Tidak,'kata setan lagi, 'ia pergi akan menyembelihnya.' Ibu itumenjawab lagi: 'Tidak. Ia lebih sayang kepada anaknya.' 'Iamendakwakan bahwa Tuhan yang memerintahkan itu.' 'Kalau itu memang perintah Tuhan biarkan dia menaatiperintahNya,' jawab ibu itu. Setan itu lalu pergi denganperasaan kecewa. Ia segera menyusul anak yang sedang mengikutiayahnya itu. Kepada anak itupun ia berkata seperti terhadapibunya tadi. Tapi jawabannyapun sama dengan jawaban ibunyajuga. Kemudian setan mendatangi Ibrahim dan mengatakan, bahwamimpinya itu hanya tipu-muslihat setan supaya ia menyembelihanaknya dan akhirnya akan menyesal. Tetapi oleh Ibrahim iaditinggalkan dan dilaknatnya. Dengan rasa jengkel Iblis itumundur teratur, karena maksudnya tidak berhasil, baik dariIbrahim, dari isterinya atau dari anaknya. Kemudian itu Ibrahim menyatakan kepada anaknya tentangmimpinya itu dan minta pendapatnya. 'Ayah, lakukanlah apa yangdiperintahkan.' Lalu katanya lagi dalam ballada itu: 'Ayah,kalau ayah akan menyembelihku, kuatkanlah ikatan itu supayadarahku nanti tidak kena ayah dan akan mengurangi pahalaku.Aku tidak menjamin bahwa aku takkan gelisah bila dilaksanakan.Tajamkanlah parang itu supaya dapat sekaligus memotongku. Bilaayah sudah merebahkan aku untuk disembelih, telungkupkan akudan jangan dimiringkan. Aku kuatir bila ayah kelak melihatwajahku ayah akan jadi lemah, sehingga akan menghalangi maksudayah melaksanakan perintah Tuhan itu. Kalau ayah berpendapatakan membawa bajuku ini kepada ibu kalau-kalau menjadi hiburanbaginya, lakukanlah, ayah.' 'Anakku,' kata Ibrahim, 'ini adalah bantuan besar dalammelaksanakan perintah Allah.' Kemudian ia siap melaksanakan. Diikatnya kuat-kuat tangan anakitu lalu dibaringkan keningnya untuk disembelih. Tetapikemudian ia dipanggil: 'Hai Ibrahim! Engkau telah melaksanakanmimpi itu.' Anak itu kemudian ditebusnya dengan seekor dombabesar yang terdapat tidak jauh dari tempat itu. Laludisembelihnya dan dibakarnya.

Demikianlah kisah penyembelihan dan penebusan itu. Ini adalahkisah penyerahan secara keseluruhan kepada kehendak Allah.

Ishaq telah menjadi besar disamping Ismail. Kasih-sayang ayahsama terhadap keduanya. Akan tetapi Sarah menjadi gusarmelihat anaknya itu dipersamakan dengan anak Hajar dayangnyaitu. Ia bersumpah tidak akan tinggal bersama-sama dengan Hajardan anaknya tatkala dilihatnya Ismail memukul adiknya itu.Ibrahim merasa bahwa hidupnya takkan bahagia kalau keduawanita itu tinggal dalam satu tempat. Oleh karena itu pergilahia dengan Hajar dan anak itu menuju ke arah selatan. Merekasampai ke suatu lembah, letak Mekah yang sekarang. Sepertikita sebutkan di atas, lembah ini adalah tempat para kafilahmembentangkan kemahnya pada waktu mereka berpapasan dengankafilah dari Syam ke Yaman, atau dari Yaman ke Syam. Tetapipada waktu itu adalah saat yang paling sepi sepanjang tahun.Ismail dan ibunya oleh Ibrahim ditinggalkan danditinggalkannya pula segala keperluannya. Hajar membuat sebuahgubuk tempat ia berteduh dengan anaknya. Dan Ibrahimpunkembali ke tempat semula.

Sesudah kehabisan air dan perbekalan, Hajar melihat ke kanankiri. Ia tidak melihat sesuatu. Ia terus berlari dan turun kelembah mencari air. Dalam berlari-lari itu - menurut ceritaorang - antara Shafa dan Marwa, sampai lengkap tujuh kali, iakembali kepada anaknya dengan membawa perasaan putus asa.Tetapi ketika itu dilihatnya anaknya sedang mengorek-ngorektanah dengan kaki, yang kemudian dari dalam tanah itu keluarair. Dia dan Ismail dapat melepaskan dahaga. Disumbatnya mataair itu supaya jangan mengalir terus dan menyerap ke dalampasir.

Anak yang bersama ibunya itu membantu orang-orang Arab yangsedang dalam perjalanan, dan merekapun mendapat imbalan yangakan cukup menjamin hidup mereka sampai pada musim kafilahyang akan datang.

Mata air yang memancar dari sumur Zamzam itu menarik hatibeberapa kabilah akan tinggal di dekat tempat itu. Beberapaketerangan mengatakan, bahwa kabilah Jurhum adalah yangpertama sekali tinggal di tempat itu, sebelum datang Hajar dananaknya. Sementara yang lain berpendapat, bahwa mereka tinggaldi tempat itu setelah adanya sumber sumur Zamzam, sehinggamemungkinkan mereka hidup di lembah gersang itu.

Ismail sudah semakin besar, dan kemudian ia kawin dengan gadiskabilah Jurhum. Ia dengan isterinya tinggal bersama-samakeluarga Jurhum yang lain. Di tempat itu rumah suci sudahdibangun, yang kemudian berdiri pula Mekah sekitar tempat itu.

Juga disebutkan bahwa pada suatu hari Ibrahim minta ijinkepada Sarah akan mengunjungi Ismail dan ibunya. Permintaanini disetujui dan ia pergi. Setelah ia mencari dan menemuirumah Ismail ia bertanya kepada isterinya: "Mana suamimu?" "

Ia sedang berburu untuk hidup kami," jawabnya.

Kemudian ditanya lagi, dapatkah ia menjamu makanan atauminuman, dijawab bahwa dia tidak mempunyai apa-apa untukdihidangkan.

Ibrahim pergi, setelah mengatakan: "Kalau suamimu datangsampaikan salamku dan katakan kepadanya: "Ganti ambangpintumu."

Setelah pesan ayahnya itu kemudian disampaikan kepada Ismail,ia segera menceraikan isterinya, dan kemudian kawin lagidengan wanita Jurhum lainnya, puteri Mudzadz bin 'Amr. Wanitaini telah menyambut Ibrahim dengan baik setelah beberapa waktukemudian ia pernah datang. "Sekarang ambang pintu rumahmusudah kuat," (kata Ibrahim).

Dari perkawinan ini Ismail mempunyai duabelas orang anak, danmereka inilah yang menjadi cikal-bakal Arab al-Musta'-riba,yakni orang-orang Arab yang bertemu dari pihak ibu pada Jurhumdengan Arab al-'Ariba keturunan Ya'rub ibn Qahtan. Sedang ayahmereka, Ismail anak Ibrahim, dari pihak ibunya erat sekalibertalian dengan Mesir, dan dari pihak bapa dengan Irak(Mesopotamia) dan Palestina, atau kemana saja Ibrahimmenginjakkan kaki.

0 komentar: