Al Qur'an dan Rahasia Angka-angka (I'jaz 'adadi)

Oleh : DR Abu Zahra’ An-Najdiy


Kata "Iblis" (la'nat Allah 'ahih) dalam AI-Quran disebutkan sebanyak 11 kali, sementara "isti'adzah "juga disebutkan sebanyak 11 kali.

Kata "ma'shiyah" dan derivatnya disebutkan sebanyak 75 kali, sementara kata "syukr" dan derivatnya juga disebutkan sebanyak 75 kali.

Kata "al-dunya" disebutkan sebanyak 715 kali. Begitu juga kata "al-akhirah".

Kata 'al-israf" dengan berbagai derivatnya di­sebutkan sebanyak 23 kali. Begitu juga kata kebalikannya, yaitu kata "al-sur ah" dengan berbagai derivatnya disebut sebanyak 23 kali.

Kata "malaikat" disebutkan sebanyak 88 kali. Sementara kata "al-syayathin" juga disebutkan sebanyak 88 kali.



Kata "al­sulthan" dengan berbagai derivatnya disebutkan sebanyak 37 kali dan kata kebalikannya, yaitu kata 'al-nifaq" dengan berbagai derivatnya juga disebutkan sebanyak 37 kali.

Dan kata "al-harr" (panas) disebutkan 4 kali, sama dengan kata kebalikannya, yaitu kata "al-harb" (dingin).

Di dalam Al-Quran, kata "al- harb" (perang) dengan berbagai derivatnya disebutkan sebanyak 6 kali. Begitu juga kata "al-usra" (tawanan) dengan berbagai derivatnya disebutkan sebanyak 6 kali.

Kata "al-hayat" (hidup) dengan ber­bagai derivatnya disebutkan sebanyak 145 kali, begitu juga kata "al-maut" (mati) disebut 145 kali.

Kata "qalu" (mereka mengatakan) yang dinisbahkan kepada makhluk disebutkan sebanyak 332 kali, begitu juga kata "qul" (katakanlah) yang dinisbahkan kepada Al-Khaliq (Pencipta) disebut sebanyak 332 kali.

Kata "al-sayyiat" yang menjadi kebalikan kata "al-shalihat" masing-masing disebut sebanyak 180 kali.

Kata "al-rahbah" kebalikan kata "al-ragbah" masing-masing disebut sebanyak 8 kali, sementara kata 'al-naf'u" (manfaat) dan kata "al fasad" disebut sebanyak 50 kali; kata 'al-nas" dan 'ar-rusul" 368 kali; kata 'al-asbath" dan 'al-hawariyyun" 5 kali. Kata "al-jahr" dengan berbagai derivatnya disebutkan sebanyak 16 kali, dan kata "al-'alaniyyah" dengan berbagai derivatnya juga disebut sebanyak 16 kali.

Kata "al-jaza" dengan berbagai derivat­nya disebut 117 kali, sementara kata "al-maghfirah" disebut dua kali lipat 'al-jaza'; yakni 234 kali.

Kata "al-dlalalah" (kesesatan) dengan berbagai derivatnya disebut sebanyak 191 kali dan kata "al-ayat" disebutkan dua kali kata "al-dlalah", yakni 282 kali.

Kata "yaum" (hari) dalam bentuk tunggal disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun Syamsyiyyah. Kata "syahr" (bulan) disebut sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Begitu juga kata "yaum" (hari) dalam bentuk mutsanna (dua) dan jama' (plural) disebut sebanyak 30 kali sama dengan jumlah hari dalam satu bulan.

Salah satu cendekiawan Muslim mutakhir yang melakukan studi mengenai masalah i’jaz adadi adalah Doktor Ali Hilmi Musa, seorang ahli fisika yang mendalami kalkulator elektronik pada Universitas Kuwait yang telah meneliti berbagai persoalan penting mengenainya. Beliau saya pandang sebagai seorang peneliti yang telah mengerahkan segala daya dan upayanya yang sudah selayak­nya kita berterima kasih kepadanya; penelitian penting ini telah beliau lakukan secara mendalam. Antara lain yang beliau teliti adalah akar kata bahasa Arab dan jumlahnya. Penelitiannya, dalam hal ini, yang menarik buat kita adalah yang akurat yang dipublikasikan di dalam majalah Alam AI-Fikr, seri kedua belas, terbitan Kuwait, tahun 1982 dengan judul: Bantuan Alat-alat Hitung Elek­tronis Dalam Mempelajari Kata-kata Al-Quran Al-Karim.
Pada mulanya beliau mulai mengisi memori komputer dengan data-data yang ada di dalam Mu jam Al-Mufahras li Al-Fadh Al­Quran Al-Karim yang disusun oleh Muhammad Fu'ad Abdul Baqi. Pengisian data tersebut membutuhkan waktu selama satu tahun. Pada pertengahan tahun tersebut beliau sudah menyelesaikan sejumlah program yang direncanakan, yang tujuannya untuk menghitung jumlah kata-kata dalam Al-Quran dan jumlah kata­kata yang dimulai dengan setiap huruf dari huruf-huruf Arab; menghitung jumlah kata pada setiap surat, pertengahan ayat-ayat panjang pada setiap surat; menghitung akar-akar kata tsulatsi yang disebutkan satu kali; menghitung berapa jumlah akar kata "ilah" yang menjadi akar kata Jalalah, yaitu kata "Allah", pada setiap surat dalam Al-Quran. Beliau dapat menyimpulkan bahwa jumlah kata dalam Al-Quran adalah 51.900. Kebanyakan kata dimulai dengan huruf hamzah, jumlahnya 8310. sekitar 16%, yaitu hampir 1/6 kata-kata dalam Al-Quran. Selanjutnya kata-kata yang dimulai dengan huruf qaf, jumlahnya sebanyak 4086 kata, sekitar 8% dari huruf-huruf Al-Quran. Kata-kata yang dimulai dengan kaf (3878), 7,5%. Kata yang dimulai dengan huruf Ain (3788), 7,3%; yang dimulai dengan huruf Ra (3293), 6,3%; yang dimulai dengan huruf Nun (2936), 5,7%; dan sisanya adalah kata-kata yang dimulai dengan huruf-huruf yang lain.

Apabila jumlah kata yang dimulai dengan enam huruf per­tama kita kumpulkan, yaitu huruf Hamzah, Qaf, Kaf, Ain, Ra, dan Nun maka akan kita dapati bahwa jumlahnya adalah 26.021 kata, dan ini artinya bahwa sebanyak lebih dari setengah kata-kata Al-Quran dimulai dengan huruf-huruf tersebut. Saya berpendapat bahwa enam huruf yang pertama tersebut semuanya termasuk huruf-huruf nuraniyyah yang menjadi salah satu dari huruf-huruf muqaththa'ah yang 29 surat Al-Quran dimulai dengannya.

Tahun-Bulan-Hari-Jam
Dalam Al-Quran, kata "yaum" (hari) disebutkan sebanyak 365 kali dan kata "syahr" (bulan) disebutkan sebanyak 12 kali, kata "sa'ah" (jam), juga disebutkan sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah iam dalam sehari semalam (kata "sa'ah" dengan didahului dengan harf)

Tujuh Langit
Kata "sab'u" berkaitan dengan kata "samawat", sebelumnya atau sesudahnya. Kata tersebut dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 7 kali. Begitu juga hari dalam seminggu berjumlah 7 hari, dan langit pun berjumlah 7.

Bilangan Sujud
Dalam Al-Quran, kata sujud yang dilakukan oleh mereka yang berakal disebutkan sebanyak 34 kali. Jumlah tersebut sama dengan jumlah sujud dalam shalat sehari­hari yang dilahukan pada lima waktu sebanyak 17 rakaat. Pada setiap rakaat dilakukan dua kali sujud sehingga jumlahnya menjadi 34 kali sujud sebagaimana terdapat pada ayat-ayat berikut:
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: 'Sujud-lah kamu kepada Adam' .... (2:34)

Ayat ini merupakan ayat ketiga puluh empat pada surat Al-Baqarah, yaitu surat dalam mushaf yang pertama yang menyebutkan masalah sujud yang jumlahnya sama dengan jumlah sujud keseharian.

Dalam Al-Quran tidak ada kata sujud yang dihubungkan dengan makhluk yang tidak berakal, kecuali satu ayat saja, yaitu dalam firman Allah SWT:
Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-keduanya sujud kepada-Nya. (Al-Rahman: 6).

Shalat Lima Waktu
Dalam Al-Quran, kata Shalawat disebut lima kali, sama dengan jumlah shalat wajib sehari semalam: shubuh, zuhur, asar, maghrib dan isya.
Shalat fardhu dan Sunat:
Dalam Al-Quran, kata shalat berikut turunan katanya, disertai dengan kata qiyam berikut turunan katanya, dalam Al-Quran disebut 51 kali. Jumlah ini sebanding dengan jumlah rakaat shalat, yaitu 17 rakaat shalat wajib yang lima, ditambah dengan 34 rakaat shalat sunat - jika shalat sunat fajar (shubuh) dipandang dua rakaat, delapan sunat rakaat shalat zhuhur, delapan rakaat shalat ashar, empat rakaat shalat maghrib, dan sunat isya dipandang satu rakaat dari dua rakaat dengan satu duduk, ditambah dengan 11 rakaat sunat malam, sehingga jumlahnya lengkap 34 rakaat. Dengan demikian, maka jumlah keseluruhan shalat tersebut dengan ditambah 17 rakaat shalat wajib menjadi 51 rakaat.
Semua itu merupakan karunia Allah yang membuktikan secara jelas kebenaran mazhab fiqih yang memandang bahwa bilangan shalat sunnat sehari semalam 34 rakaat.

Perintah Mendirikan Shalat
Dalam Al-Quran, kata kerja perintah (fi'l al-amr) "aqim" atau "aqimu" (dirikanlah) yang diikuti dengan kata "shalat" disebut sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu (17 rakaat). Yang mendukung hal demikian, adalah juga disebutkannya kata "fardh" dengan berbagai turunan katanya yang disebut sebanyak 17 kali rakaat shalat wajib dalam sehari semalam, yang juga sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu.

Rakaat Shalat Fardhu
Dalam Al-Quran, kata "faradha" berikut turunan katanya dengan pengertian faridah (kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan) di dalam Al­Quran disebut sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat.

Bilangan Rakaat Shalat di Perjalanan
Dalam Al-Quran, kata qashr (meringkas) berikut turunan kata­nya disebut 11 kali, dan bilangan itu sama dengan jumlah rakaat shalat harian di perjalanan yaitu 11 rakaat.

Wudhu dan Bilangan Basuhan
Persoalan yang erat hubungannya dengan masalah shalat, adalah wudhu. Wudhu mefiputi basuhan (ghusl) dan usapan (mash). Kata ghusl (membasuh) dengan air berikut turunan kata­nya di dalam Al-Quran disebut 8 kali, sedangkan basuhan dalam wudhu yang diperintahkan Allah kepada kita adalah 8 kali, yaitu (1) membasuh muka, (2) membasuh tangan kanan, dan (8) mem­basuh tangan kiri.

Wudhu dan Bilangan Usapan (Masahat):
Kata "imsahu" (perintah jamak untuk mengusap) di dalam AI-Quran disebut 3 kali, sama dengan bilangan usapan yang wajib dalam wudhu, yaitu (1) mengusap kepala, (2) mengusap kaki kanan, dan (3) mengusap kaki kiri.

Jumlah Khalifah Setelah Rasulullah saw.
Kaum Muslimin, di dalam kitab shahih mereka, telah sepakat (ijma') bahwa Rasulullah saw. telah menyebutkan bahwa jumlah khalifah sesudahnya sebanyak 12 orang, sebagaimana disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Bukhari di dalam shahihnya, pada awal Kitab Al-Ahkam, bab Al-Umara min Quraisy (Para Pemimpin dari Quraisy), juz IV, halaman 144; dan di akhir Kitab Al-Ahkam, halaman 153, sedangkan dalam Shahih Muslim disebutkan di awal Kitab Ad-Imarah, juz II, halaman 79. Hal itu juga disepakati oleh Ashhab Al-Shahhah dan Ashhab Al-Sunan, bahwasanya diriwayatkan dari Rasulullah saw:

Agama masih tetap akan tegak sampai datangnya hari kiamat dan mereka dipimpin oleh 12 orang khalifah, semuanya dari Quraisy.
Diriwayatkan dasi jabir bin Samrah, dia berkata: "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: 'Setelahku akan datang 12 Amir.' Lalu Rasulullah mengatakan sesuatu yang tidak pernah aku dengar. Beliau bersabda: 'Ayahku semuanya dari Quraisy'. "

Ringkasnya, seluruh umat Islam sepakat bahwa Rasulullah saw. membatasi jumlah para Imam setelah beliau sebanyak 12 Imam; jumlah mereka sama dengan jumlah Nuqaba bani lsrail; jumlah mereka juga sama dengan jumlah Hawari Isa a.s.
Dalam Al-Quran ada jumlah yang mendukung jumlah 12 di atas. Kata Imam dan berbagai bentuk turunannya disebutkan sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah Imam kaum Muslimin yang dibatasi Rasulullah saw.

Ayat Keduabelas
Saya berpendapat bahwa jumlah para Imam itu sama dengan jumlah para Nuqaba Bani Israil, yaitu sebanyak 12 orang naqib. Di antara yang menarik perhatian ialah ketika Nuqaba itu ber­jumlah 12, ia pun disebutkan pada ayat keduabelas dari surat Al-Maidah, yaitu ketika Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani lsrail dan telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin (naqib) ..... (AI-Maidah: 12)

Duabelas Khalifah Rasul saw.
Kata khalifah dan turunan kata isim-nya, yang digunakan untuk memuji, disebutkan sebanyak 12 kali.

Duabelas Washi
Termasuk yang ditegaskan oleh jumlah ini (12) ialah wasiat Rasulullah saw. bahwasanya Imam sesudah beliau itu berjumlah 12 Imam, sama dengan jumlah wasiat Allah kepada para makhluk, yaitu sebanyak kata wasiat dan bentuk turunannya dari Allah kepada makhluknya.
Orang-Orang Yang Bersaksi (AI-Asyhad )
Kata syahadah (bangkit bersaksi) berkaitan secara khusus dengan para syuhada Allah SWT, selain para Nabi, dan mereka adalah orang-orang yang bersaksi di hadapan Allah atas para hamba-Nya di hari kiamat dan hari tegaknya kesaksian. Maksud kata syuhada bukanlah orang yang terbunuh di jalan Allah SWT.

Ungkapan "orang-orang yang beruntung" (hum al-muflihuun)
Di dalam Al-Quran, ungkapan hum al-muflihuun disebutkan sebanyak duabelas kali.

Para Penghuni Surga
Ungkapan ashab al-jannah (para penghuni surga) dalam Al­ Quran disebut sebanyak 12 kali. Yang dimaksud dengan surga ialah yang ditetapkan Allah bagi orang-orang yang benar, bukan surga dunia sebagaimana dimaksudkan dalam firman Allah SWT: "Sesungguhnya Kami uji mereka sebagaimana Kami uji penghuni­-penghuni surga …..." Surga yang dimaksudkan oleh ayat ini adalah surga dunia. Ada pun pada ayat selain ini, surga yang dimaksud adalah surga yang ditetapkan oleh Allah SWT bagi hamba-hamba­Nya yang saleh. Kata ashab al-jannah yang disebut 12 kali, sama dengan banyaknya Khalifah sepeninggal Rasulullah saw.

Orang-Orang Pilihan (Al-Musthafun) Setelah Rasulullah saw.
Kata ishthafa (memilih) berikut turunan katanya, dengan pengertian legitimasi Allah SWT kepada orang-orang pilihan dari dan atau bagi makhluk-Nya, disebut 12 kali dalam Al-Quran. Sesuai dengan jumlah pilihan Allah SWT sepeninggal Rasulullah saw. untuk menyelenggarakan pemerintahan di kalangan umatnya dan mewarisi Al-Kitab. Allah berfirman:
Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu AI­Kitab itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya AIIah benar-benar mengetahui lagi Maka melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-kamba Kami; lalu di antara mereka (hamba-hamba, bukan di antara orang-orang pilihan) ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.... (Fathir:31-32).
Maka yang dimaksud dengan "sabiqu" (yang lebih dulu berbuat baik) adalah Imam yang dipilih dan diwarisi Kitab oleh Allah SWT; "muqtashid" adalah orang yang konsisten dengan kebijaksanaan Imam; sedangkan "dhalimu linafsihi" adalah orang yang keluar dari jalur Imam.


Para Imam Ma'shum
Kata kerja ya'shimu (memelihara kesucian) berikut turunan katanya dalam Al-Quran disebut 12 kali, dan itu sesuai dengan banyaknya Khalifah Rasulullah saw. yang terpelihara serta benar­benar disucikan oleh Allah dari segala noda.

Duabelas Khalifah Dari Keluarga Muhammad saw.
Kata ali (keluarga) yang disandarkan kepada nama-nama ter­puji, seperti keluarga Ibrahim, keluarga Imran tidaklah disandarkan kepada nama-nama jelek seperti keluarga Fir'aun. Kata tersebut disebut sebanyak duabelas kali sesuai dengan jumlah Imam dari keluarga Muhammad saw. yang diawali dengan Imam Ali a.s. dan diakhiri dengan Imam Al-Mahdi a.s.

Bilangan Kata "Malik"
Kata malik dengan pengertian penguasa, disebut 12 kali, sebanyak jumlah Khalifah setelah Rasulullah saw.

'Amil (Pelaksana Pemerintahan)
Kata 'amil (pelaksana pemerintahan), bentuk tunggal maupun jamak, disebutkan 12 kali, sesuai dengan jumlah khalifah setelah Rasulullah saw.

Duabelas orang Yang Diangkat (Al-Mujtabun)
Kata kerja ijtaba (mengangkat/memilih) berikut turunan katanya disebut 12 kali dalam Al-Quran, sebanding dengan 12 Imam yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Bilangan Kata "AI-Abrar"
Kata al-birr dari kata al-abrar (baik), bukan dari kata al-baru (daratan), berikut turunan katanya disebut sebanyak 12 kali sama seperti Khalifah setelah Rasulullah saw.

Bilangan Kata "Syi'ah"
Kata syi'ah (pengikut) berikut turunan katanya dalam Al­Quran disebutkan 12 kali, suatu jumlah yang sesuai dengan banyaknya Khalifah Rasulullah saw. Dan yang diketahui, golongan ini adalah satu-satunya yang mengaku konsisten dengan manhaj para Imam yang duabelas dari ahli Bait Muhammad saw.

Bintang-Bintang Keluarga Muhammad Ada Duabelas
Mengenai hal ini, terdapat sebuah hadis yang dikemukakan oleh banyak penulis kitab shahih, yaitu sabda Rasulullah saw.: 'Bintang-bintang adalah pengaman bagi penduduk bumi dari keterjerumusan, dan ahli Baitku adalah pengaman bagi umatku dari keterpecah-belahan; dan apabila satu qabilah Arab menentang­nya, maka mereka akan berpecah-belah dan mereka akan menjadi partai Iblis." Hadis ini dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam Al­Mustadrak, (II:448; III:457); dalam Shawa'iq Al-Muhsiqah, Ibn Hajr: 150, 185, 233, 234 terbitan Muhammadiyah Mesir; dan dalam Kanz al-'Ummal, Musnad Ahmad bin Hambal (V:92).
Ibn Hajr Al-Syafi'i, mengomentari hadis "Ahli Baitku adalah keamanan bagi umatku ", berpendapat: "Mungkin yang dimaksudkan dengan Ahli Bait adalah pengaman bagi umatku' adalah para ulama mereka, sebab mereka yang memberikan petunjuk kepada semua bagaikan bintang-gemintang, dan jika mereka lenyap, maka penduduk bumi akan menemui apa (ayat-ayat) yang dijanjikan kepada mereka. Hal itu terjadi ketika datangnya AI-Mahdi, berdasarkan berbagai hadis bahwa Isa a.s. akan shalat di belakang (Al-Mahdi) dan akan membunuh Dajjal."
Dalam Al-Quran, kata naim (bintang) dan nujum disebut sebanyak duabelas kali.

Tujuh Puluh Dua Firqah Yang Sesat
Umat Islam telah sepakat bahwa Rasulullah saw. telah menga­takan dalam sebuah hadis yang matan-nya diriwayatkan dengan berbagai riwayat yang maknanya tidak jauh berbeda:
"Bani Israil, setelah Musa, pecah menjadi 71 firqah yang semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Dan Nasrani, sepeninggal Isa, pecah menjadi 72 firqah; semuanya masuk neraka kecuali satu firyah. Dan umat ini (Islam) bakal pecah menjadi 73 firqah; semuanya masuk neraka kecuali satu firqah saja.
Dalam tafsir Al-Durr Al-Mantsur, Al-Suyuthi, juga dalam Al-Mizan (VIII:368), ketika menafsirkan firman Allah SWT:
Dan di antara yang Kami ciptakan ialah satu umat yang mem­beri petunjuk dengan hak, dan dengannya (pula) mereka berhua[ (adil) menegakkan hak.
Menurut riwayat mengenai firqah yang selamat dari kalangan Bani Israil, Imam Ali a,s. menjelaskan:
"Sungguh sepeninggal Musa telah terjadi 71 firqah; semuanya masuk neraka, kecuali satu firqah. Maka Allah SWT berfirman: 'Dan dari kaum Musa ada umat yang mendapat petunjuk dengan hak serta menegakkannya.' Adapun mengenai orang-orang Nasrani, maka Allah berfirman: '. . . dan di antara mereka ada umat yang pertengahan.' Umat inilah yang selamat. Sedangkan bagi kita, Allah berfirman: 'Dan di antara yang Kami ciptakan adalah satu umat yang berpetunjuk dengan hak serta menegakkannya.' Maka umat inilah yang selamat dari kalangan umat Islam."

Ringkasnya, firqah yang masuk neraka dari umat ini ada 72 buah. Dalam Al-Quran, kata firqah berikut turunan katanya disebut sebanyak 72 kali. Jadi sesuai dengan banyaknya flrqah yang menyimpang dari agama yang benar, yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Mereka telah menjadi golongan-golongan yang menyalahi perintah Allah SWT agar berpegang erat kepada tali-Nya yang membentang dari langit ke bumi, yaitu AI-Quran AI-Karim, dan penegak AI-Quran, yaitu Ahli Bait Rasulullah saw. Rasulullah memerintahkan umat agar berpegang erat kepada mereka bersama Al-Quran. Rasulullah saw. bersabda:

"Sesungguhnya aku tinggalkan di antara kalian sesuatu yang jika kalian memegangnya erat-erat, maka kalian tidak akan sesat sepeninggalku; salah satunya lebih agung dari yang lainnya, yaitu Kitab Allah yang merupakan tali Allah yang membentang dari langit ke bumi, dan keturunan suciku ('ltrati), yaitu Ahli Baitku. Keduanya tidak akan pernah berpisah, hingga keduanva kembali ke haud. Maka lihatlah (perhatikanlah) bagaimana kalian akan menentangku dalam keduanya." (HR. Turmudzi, dalam Shahih-nya, juz V, hal. 329, hadis no. 3876, terbitan Dar al-Fikr, Mesir; Kanz al-'Ummal, I;154; Mu’jam al-Shaghir, Thabrani, I:135; Usad al-Ghabah fi Ma'rifat al-Shahabah, I:12; dll).

Dua Belas Orang Rahib
Kata ruhban (bentuk jamak dari rahib, orang suci) berikut kata turunannya disebut dua belas kali dalam Al-Quran, Jumlah ini sesuai dengan jumlah orang-orang suci dari keluarga Muhammad saw.

Tigapuluh Tujuh Orang Penguasa Sesat
(Salathin AI-Jur)
Sebagaimana dalam Al-Quran disebutkan jumlah yang sesuai dengan jumlah para Imam yang adil, disebutkan juga jumlah para penguasa sesat yang sesuai dengan jumlah penguasa hingga datang­nya masa "Al-Ghaibah Al-Kubra"-nya Mahdi a.s. pada tahun 329 329 H.
Jumlah tersebut, juga sesuai dengan tahun wafatnya Ali AI­Samiri r.a. yang merupakan wakil (naib) Imam Mahdi yang paling akhir.
Kata sulthan (penguasa) - sebagaimana lafaz nifaq (hipo­kritas) berikut turunan katanya - disebutkan sebanyak 37 kali dalam Al-Quran

Ulul 'Azmi Berjumlah Lima Orang Rasul
Menurut keyakinan kaum Muslimin, bahwa ulul azmi dari kalangan Rasul berjumlah lima orang, yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw. Dalam Al-Quran, ternyata kata 'azm disebut sebanyak lima kali, sama dengan jumlah Rasul-Rasul-Nya yang termasuk ulul 'azmi,

Bilangan Kata "Kiblat"
Kata kiblat dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali sama dengan jumlah thawaf di sekitar kiblat (Ka'bah)

Mi'raj dan Jumlah Langit
Kata 'araja dan turunan katanya dengan pengertian naik ke langit, di dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali sesuai dengan jumlah langit, yaitu tujuh. Perlu diketahui, bahwa kata tersebut digunakan oleh Al-Quran untuk mengungkapkan perjalanan jauh menembus luar angkasa, dan gravitasi bumi. Menurut sains modern perjalanan di sana hanya bisa dilakukan dengan cara melayang-layang (mun'arijat atau mun'athifat). Sesekali Al-Quran menggunakan kata yash'adu untuk burung yang terbang di udara (planet bumi) atau di sekitarnya.

Laki-laki dan Wanita (Rajul dan Imra'ah)
Kata rajul secara berdiri sendiri, disebut sebanyak 24 kali dalam AI-Quran, begitu pula kata imra'ah.

Rasul dan Shalat
Dalam Al-Quran nama Rasulullah saw., Muhammad, disebut sebanyak empat kali sama dengan jumlah nama yang disebut di dalam qamat (dua kali), tasyahud awwal (satu kali), dan dalam tasyahud akhir (satu kali).

Daratan dan Lautan
Dalam Al-Quran, kata al-barr dengan arti "darat" disebut 12 kali, sedangkan kata al-bahr (laut) - baik mufrad, mutsanna, dan jamaknya - disebut 40 kali. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan antara daratan dan lautan di planet bumi ini.

0 komentar: