Hudaibiya (2)

Oleh : Muhammad Husain Haekal


Akan tetapi bagaimanapun juga pihak Muslimin di Hudaibiyasudah gelisah sekali memikirkan keadaan Usman. Terbayang olehmereka kelicikan Quraisy serta tindakan mereka membunuh Usmandalam bulan suci. Semua agama orang Arab tidak membenarkanseorang musuh membunuh musuhnya yang lain di sekitar Ka'bahatau di sekitar Mekah yang suci. Terbayang pula oleh merekakelicikan Quraisy itu terhadap orang yang datang mengunjungimereka membawa pesan perdamaian dan tidak saling menyerang.Oleh karena itu mereka lalu meletakkan tangan mereka di atasempu pedang masing-masing, suatu tanda mengancam, tandakekerasan dan kemarahan. Juga Nabi 'a.s, sudah merasa kuatirbahwa Quraisy telah mengkhianati dan membunuh Usman dalambulan suci itu. Lalu katanya: "Kita tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum kita dapatmenghadapi mereka."



Dipanggilnya sahabat-sahabatnya sambil ia berdiri di bawahsebatang pohon dalam lembah itu. Mereka semua berikrar(berjanji setia) kepadanya untuk tidak akan beranjak sampaimati sekalipun. Mereka semua berikrar kepadanya dengan imanyang teguh, dengan kemauan yang keras. Semangat mereka sudahberkobar-kobar hendak mengadakan pembalasan terhadappengkhianatan dan pembunuhan itu. Mereka menyatakan ikrarkepadanya (yang kemudian dikenal dengan nama) Bai'at'r Ridzwan(Ikrar Ridzwan). Untuk itulah firman Tuhan ini turun: "Allah sudah rela sekali terhadap orang-orang beriman tatkalamereka berikrar kepadamu di bawah pohon. Tuhan telahmengetahui isi hati mereka, lalu di turunkanNya kepada merekarasa ketenangan dan memberi balasan kemenangan kepada merekadalam waktu dekat ini." (Qur'an, 48: 18) Selesai Muslimin mengadakan ikrar itu Nabi 'a.s. menepukkansebelah tangannya pada yang sebelah lagi sebagai tanda ikrarbuat Usman seolah ia juga turut hadir dalam Ikrar Ridzwan itu.Dengan ikrar ini pedang-pedang yang masih tersalut dalamsarungnya itu seolah sudah turut guncang. Tampaknya bagiMuslimin perang itu pasti pecah. Masing-masing mereka tinggalmenunggu saat kemenangan atau gugur sebagai syahid dengan relahati.

Sementara mereka dalam keadaan serupa itu tiba-tiba tersiarpula berita bahwa Usman tidak terbunuh. Dan tidak lamakemudian disusul pula dengan kedatangan Usman sendiri ketengah-tengah mereka itu. Tetapi, sungguhpun begitu IkrarRidzwan ini tetap berlaku, seperti halnya dengan Ikrar 'AqabaKedua, sebagai tanda dalam sejarah umat Islam. Nabi sendirisenang sekali menyebutnya, sebab disini terlihat adanyapertalian yang erat sekali antara dia dengansahabat-sahabatnya, juga memperlihatkan betapa benarkeberanian mereka itu, bersedia terjun menghadapi maut, tanpatakut-takut lagi. Barangsiapa berani menghadapi maut, maut itutakut kepadanya. Dia malah akan hidup dan memperolehkemenangan. Usman kembali. Apa yang di katakan Quraisy disampaikannyakepada Muhammad. Mereka sudah tidak ragu-ragu lagi bahwakedatangannya dengan sahabat-sahabatnya itu hanya akanmenunaikan ibadah haji. Mereka juga menyadari bahwa merekatidak melarang siapa saja dari kalangan Arab yang akan datangberziarah dan melakukan umrah dalam bulan-bulan suci itu. Akantetapi mereka sudah lebih dulu berangkat di bawah panji Khalidbin'l-Walid dengan tujuan akan memerangi dan mencegahnya masukke Mekah. Dan memang sudah terjadi benterokan-benterokanantara anak buah mereka dengan anak buah Muhammad. Kalausesudah peristiwa itu mereka membiarkannya masuk ke Mekah,kalangan Arab akan bicara bahwa mereka sudah kalah menyerahkepadanya. Kedudukan dan kewibawaan mereka di mata orangsrangArab itu akan jatuh. Oleh karena itu dengan maksud menjagakewibawaan dan kedudukan mereka, untuk tahun ini mereka tetapbertahan pada pendirian dan sikap mereka itu. Baiklah ia jugamemikirkan seperti mereka. Dia dan mereka, dengan sikapnyamasing-masing. Begini ini pendiriannya dan begitu jalan keluardari pendirian dan sikap masing-masing itu. Sebab kalau tidak,mau tidak mau tentu hanya jalan perang yang dapat ditempuh.

Tetapi sebenarnya dalam bulan-bulan suci mereka tidak mau;dari satu segi mereka menghormati kesucian agama, dan darisegi lain, bila bulan suci ini sekarang tidak dihormati danterjadi peperangan, maka untuk hari depan orang-orang Arab itusudah merasa tidak aman lagi datang ke Mekah atau ke pasarankota itu, sebab kuatir bulan-bulan suci itu akan dilanggarlagi. Ini suatu perkosaan terhadap perdagangan Mekah dan matapencarian penduduk kota itu. Pembicaraan diteruskan. Perundingan-perundingan antara keduabelah pihak sudah dimulai lagi. Pihak Quraisy mengutus Suhailb. 'Amr dengan pesan: "Datangilah Muhammad dan adakan persetujuan dengan dia. Dalampersetujuan itu untuk tahun ini ia harus pulang. Jangan sampaiada kalangan Arab mengatakan, bahwa dia telah berhasilmemasuki tempat ini dengan kekerasan." Sesampainya Suhail ke tempat Rasul, perundingan perdamaian dansyarat-syaratnya secara panjang lebar segera pula dibicarakan.Sekali-sekali pembicaraan itu hampir saja terputus, yangkemudian dilanjutkan lagi, mengingat bahwa kedua belah pihaksama-sama ingin mencapai hasil. Pihak Muslimin di sekelilingNabi juga turut mendengarkan pembicaraan- itu.

Ada beberapa orang dari mereka ini yang sudah tidak sabar lagimelihat Suhail yang begitu ketat dalam beberapa masalah,sedang Nabi menerimanya dengan cukup memberikan kelonggaran.Kalau tidak karena kepercayaan Muslimin yang mutlak kepadaNabi, kalau tidak karena iman mereka yang teguh kepadanya,niscaya hasil persetujuan itu tidak akan mereka terima. Akanmereka hadapi dengan perang supaya dapat masuk ke Mekah atausebaliknya. Sampai pada akhir perundingan itu Umar bin'l-Khattab pergimenemui Abu Bakr dan terjadi percakapan berikut ini: Umar: "Abu Bakr, bukankah dia Rasulullah?" Abu Bakr: "Ya, memang!" Umar: "Bukankah kita ini Muslimin?" Abu Bakr: "Ya, memang!" Umar: "Kenapa kita mau direndahkan dalam soal agama kita?" Abu Bakr: "Umar, duduklah di tempatmu. Aku bersaksi, bahwa diaRasulullah." Setelah itu Umar kembali menemui Muhammad. Diulangnyapembicaraan itu kepada Muhammad dengan perasaan geram dankesal. Tetapi hal ini tidak mengubah kesabaran dan keteguhanhati Nabi. Paling banyak yang dikatakannya pada akhirpembicaraannya dengan Umar itu ialah: "Saya hamba Allah dan RasulNya. Saya takkan melanggarperintahNya, dan Dia tidak akan menyesatkan saya."

Selain itu kesabaran Muhammad terlihat pula ketika terjadipenulisan isi persetujuan itu, yang membuat beberapa orangMuslimin jadi lebih kesal. Ia memanggil Ali b. Abi Talib dankatanya: "Tulis: Bismillahir-Rahmanir-Rahim (Dengan nama Allah,Pengasih dan Penyayang)." "Stop!" kata Suhail. "Nama Rahman dan Rahim ini tidak sayakenal. Tapi tulislah: Bismikallahuma (Atas namaMu ya Allah)." Kata Rasulullah pula: "Tulislah: Atas namaMu ya Allah." Lalu sambungnya lagi:"Tulis: Inilah yang sudah disetujui oleh Muhammad Rasulullahdan Suhail b. 'Amr." "Stop," sela Suhail lagi. "Kalau saya sudah mengakui engkauRasulullah, tentu saya tidak memerangimu. Tapi tulislah namamudan nama bapamu." Lalu kata Rasulullah pula: "Tulis: Inilah yang sudah disetujui oleh Muhammad b.Abdillah." Dan selanjutnya perjanjian antara kedua belah pihakitu ditulis, bahwa kedua belah pihak mengadakan gencatansenjata selama sepuluh tahun - menurut pendapat sebagian besarpenulis sejarah Nabi - atau dua tahun menurut al-Waqidi -bahwa barangsiapa dari golongan Quraisy menyeberang kepadaMuhammad tanpa seijin walinya, harus dikembalikan kepadamereka, dan barangsiapa dari pengikut Muhammad menyeberangkepada Quraisy, tidak akan dikembalikan; bahwa barangsiapadari masyarakat Arab yang senang mengadakan persekutuan denganMuhammad diperbolehkan, dan barangsiapa yang senang mengadakanpersekutuan dengan Quraisy juga diperbolehkan; bahwa untuktahun ini Muhammad dan sahabat-sahabatnya harus kembalimeninggalkan Mekah, dengan ketentuan akan kembali pada tahunberikutnya; mereka dapat memasuki kota dan tinggal selama tigahari di Mekah dan senjata yang dapat mereka bawa hanya pedangtersarung dan tidak dibenarkan membawa senjata lain. Begitu perjanjian ini ditanda-tangani, pihak Khuza'a segerabersekutu dengan Muhammad dan Banu Bakr bersekutu pula denganQuraisy. Selanjutnya begitu perjanjian ini ditandatanganibegitu pula Abu Jandal b. Suhail b. 'Amr datang dan terushendak menggabungkan diri dengan Muslimin, dan akan pergibersama-sama pula. Tetapi Suhail sendiri melihat anaknyademikian dipukulnya mukanya dan direnggutnya ditentang leheruntuk kemudian dikembalikan kepada Quraisy. Dalam pada itu AbuJandal sendiri berteriak sekuat-kuatnya: "Saudara-saudara Muslimin. Saya akan dikembalikan kepadaorang-orang musyrik yang akan menyiksa saya karena agama sayaini?!" Dengan peristiwa itu kaum Muslimin makin gelisah, makin tidaksenang mereka pada hasil perjanjian yang diadakan antara Rasuldengan Suhail. Tetapi Muhammad lalu mengarahkan kata-katanyakepada Abu Jandal: "Abu Jandal, tabahkan hatimu. Semoga Allah membuat engkau danorang-orang Islam yang ditindas bersama kau merupakan suatujalan keluar. Kita sudah menandatangani persetujuan dengangolongan itu, dan ini sudah kita berikan kepada mereka danmerekapun sudah pula memberikan kepada kita, dengan namaAllah. Kita tidak akan mengkhianati mereka." Sekarang Abu Jandal kembali kepada Quraisy, sesuai vlengan isipersetujuan dan janji Nabi. Suhail juga lalu berangkat pulangke Mekah. Muhammad masih tinggal. Ia gelisah melihat keadaan orang-orangsekelilingnya.

Kemudian ia sembahyang, dan keadaannya mulaitenang kembali. Ia berdiri, hewan korbannya mulai disembelih.Ia duduk kembali, rambut kepalanya dicukur sebagai tanda umrahsudah dimulai. Hatinya sudah merasa tenang, merasa tenteram.Melihat Nabi melakukan itu, dan melihat ketenangannya pula,merekapun bergegas pula menyembelih hewan dan mencukur rambutkepala - sebagian ada yang bercukur dan ada juga yang hanyamemangkas (menggunting) rambut: "Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang mencukurrambut," kata Muhammad. Orang-orang jadi gelisah sambil bertanya: "Dan mereka yang berpangkas rambut, ya Rasulullah?" "Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang bercukurrambut," katanya lagi. Orang-orang masih gelisah sambil bertanya: "Dan mereka yang berpangkas rambut, ya Rasulullah?" "Dan mereka yang berpangkas rambut," katanya lagi. "Rasulullah," kata setengah mereka lagi, "kenapa doa buat yangbercukur saja yang dinyatakan, bukan buat yang berguntingrambut?,, "Karena mereka sudah tidak ragu-ragu." "Tidak ada jalan lain buat Muslimin mereka mesti kembali keMedinah dengan harapan akan kembali ke Mekah tahun depan.Sebahagian besar mereka itu membawa pikiran demikian inidengan berat hati. Kalau tidak karena perintah Rasul, merekatakkan dapat menahan hati. Tiada biasanya mereka menerimakekalahan atau menyerah tanpa pertempuran. Karena iman merekaakan pertolongan Allah kepada Rasul dan agama, mereka tidakragu-ragu lagi akan menyerbu Mekah, kalau saja Muhammadmemerintahkan yang demikian itu. Mereka tinggal di Hudaibiya selama beberapa hari lagi. Adamereka yang bertanya-tanya tentang hikmah perjanjian yangdibuat oleh Nabi itu; ada pula yang dalam hati kecilnya masihmenyangsikan adanya hikmah demikian itu. Akhirnya mereka berangkat pulang. Sementara mereka di tengah perjalanan antara Mekah denganMedinah tiba-tiba turun wahyu kepada Nabi dengan SurahAl-Fat-h. Firman Tuhan itupun oleh Nabi kemudian dibacakannyakepada sahabat-sahabat: "Kami telah memberikan kepadamu suatu kemenangan yang nyata;supaya Tuhan mengampuni kesalahanmu yang sudah lalu dan yangakan datang, dan Tuhan akan mencukupkan karuniaNya kepadamuserta membimbing engkau ke jalan yang lurus." (Qur'an, 48:1-2)

Dan seterusnya sampai pada akhir Surah. Tidak sangsi lagi kalau begitu bahwa Perjanjian Hudaibiya iniadalah suatu kemenangan yang nyata sekali. Dan memangdemikianlah adanya. Sejarahpun mencatat, bahwa isi perjanjianini adalah suatu hasil politik yang bijaksana dan pandanganyang jauh, yang besar sekali pengaruhnya terhadap masa depanIslam dan masa depan orang-orang Arab itu semua. Ini adalahyang pertama kali pihak Quraisy mengakui Muhammad, bukansebagai pemberontak terhadap mereka, melainkan sebagai orangyang tegak sama tinggi duduk sama rendah. Dan sekaligusmengakui pula berdirinya dan adanya kedaulatan Islam itu.Kemudian juga suatu pengakuan bahwa Musliminpun berhakberziarah ke Ka'bah serta melakukan upacara-upacara ibadahhaji; suatu pengakuan pula dari mereka, bahwa Islam adalahagama yang sah diakui sebagai salah satu agama di jazirah itu.Selanjutnya gencatan senjata yang selama dua tahun atausepuluh tahun membuat pihak Muslimin merasa lebih aman darijurusan selatan tidak kuatir akan mendapat serangan Quraisy,yang juga berarti membuka jalan buat Islam untuk lebihtersebar lagi. Bukankah orang-orang Quraisy yang merupakanmusuh Islam paling gigih dan lawan berperang yang paling kerasitu sekarang sudah tunduk, sedang sebelum itu merekasamasekali tidak pernah akan mau tunduk? Kenyataannya setelah persetujuan perletakan senjata itu Islammemang tersebar luas, berlipat ganda lebih cepat daripadasebelumnya. Jumlah mereka yang datang ke Hudaibiya ketika itusebanyak 1400 orang.

Tetapi dua tahun kemudian, tatkalaMuhammad hendak membuka Mekah jumlah mereka yang datang sudahsepuluh ribu orang. Mereka yang masih menyangsikan hikmahperjanjian Hudaibiya ini, yang sangat keberatan ialah adanyasebuah klausul dalam perjanjian itu yang menyebutkan, bahwabarangsiapa dari golongan Quraisy menyeberang kepada Muhammadtanpa seijin walinya, harus dikembalikan kepada mereka, danbarangsiapa dari pengikut Muhammad menyeberang kepada Quraisytidak akan dikembalikan kepada Muhammad. Tanggapan Muhammaddalam hal ini ialah apabila ada orang yang murtad dari Islamdan minta perlindungan Quraisy, orang semacam ini tidak perlulagi kembali kepada jamaah Muslimin, dan siapa-siapa yangmasuk Islam dan berusaha menggabungkan diri dengan Muhammadmudah-mudahan Tuhan akan membukakan jalan keluar.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi sesudah itu memangmembuktikan kebenaran pendapat Muhammad bahkan lebih cepatdari yang diduga sahabat-sahabatnya. Juga ini menunjukkan,bahwa dengan persetujuan Hudaibiya itu Islam telah memperolehkeuntungan besar yang luarbiasa, dan dua bulan kemudiansesudah itu telah pula membukakan jalan buat Muhammad memulaimengirimkan surat-surat kepada raja-raja dan kepala-kepalanegara asing mengajak mereka masuk Islam. Peristiwa-peristiwa yang terjadi itu memang membuktikankebenaran pendapat Muhammad lebih cepat dari yang didugasahabat-sahabatnya. Abu Bashir6 telah datang dari Mekah keMedinah sebagai seorang Muslim. Sesuai dengan isi persetujuania mesti dikembalikan kepada Quraisy sebab ia pergi tidakseijin tuannya. Untuk itu maka Azhar b. 'Auf dan Akhnas b.Syariq berkirim surat kepada Nabi supaya orang itudikembalikan. Surat-surat itu dibawa oleh seorang laki-lakidari Banu 'Amir yang datang bersama seorang budak. "Abu Bashir," kata Nabi, "Kita telah membuat perjanjian denganpihak mereka, seperti sudah kauketahui. Suatu pengkhianatanmenurut agama kita tidak dibenarkan. Semoga Allah membuatengkau dan orang-orang Islam yang ditindas bersama kaumerupakan suatu kelapangan dan jalan keluar. Berangkat sajalahengkau kembali kedalam lingkungan masyarakatmu." "Rasulullah," kata Abu Bashir, "Saya akan dikembalikan kepadaorang-orang musyrik yang akan menyiksa saya karena agama sayaini." Lalu Nabi mengulangi kata-kata tadi. Dan kedua orang itu punberangkat. Sesampainya di Dhu'l-Hulaifa dimintanya kepada kawanseperjalanannya dari Banu 'Amir itu supaya memperlihatkanpedangnya Setelah digenggamnya erat-erat pedang ituditangannya, diayunkannya kepada orang dari Banu 'Amir itu dandibunuhnya orang itu. Sekarang sang budak lari ke jurusanMedinah, langsung menemui Nabi. "Orang ini tampaknya dalam ketakutan," kata Nabi setelahmelihat orang itu. Lalu katanya kepada orang tersebut, "He!Ada apa?" "Teman tuan membunuh teman saya," kata orang itu.

Tidak lama kemudian Abu Bashir muncul dengan membawa pedangterhunus dan berkata dengan menujukan kata-katanya kepadaMuhammad. "Rasulullah," katanya. "Jaminan tuan sudah terpenuhi, danTuhan sudah melaksanakan buat tuan. Tuan menyerahkan saya ketangan mereka dan dengan agama saya itu saya tetap bertahan,supaya jangan saya dianiaya atau dipermainkan karena keyakinanagama saya itu." Sebenarnya Rasul tidak dapat menyembunyikan kekagumannya danharapannya sekiranya dia punya anak buah. Sesudah itu Abu Bashir berangkat juga. Ia berhenti di Al-Ish,di pantai laut sepanjang jalur Quraisy ke Syam. Dalamperjanjian Muhammad dengan Quraisy ialah membiarkan jalan inisebagai lalu-lintas perdagangan, yang tidak boleh digangguolehnya atau oleh Quraisy. Tetapi setelah Abu Bashir pergi kedaerah itu dan hal ini didengar oleh umat Muslimin yangtinggal di Mekah serta tentang kekaguman Rasul kepadanya,sebanyak kira-kira tujuhpuluh laki-laki dari mereka ini laripula menemuinya dan menggabungkan diri di tempat tersebut,lalu dijadikannya dia sebagai pemimpin mereka.

Sekarang merekabersama-sama mencegat Quraisy dalam perjalanan itu. Setiaporang yang berhasil mereka tangkap, mereka bunuh dan setiapada kafilah dagang tentu mereka rampas. Ketika itulah Quraisymenyadari bahwa hal ini merupakan suatu kerugian besar buatmereka, apabila kaum Muslimin itu masih tetap tinggal diMekah. Mereka memperhitungkan, bahwa usaha mengurung orangyang benar-benar teguh imannya, lebih berbahaya daripadamembebaskannya. Tentu ia akan mencari kesempatan lari. Ia akanmelancarkan perang yang tak berkesudahan terhadap mereka yangmengurungnya, dan mereka juga yang akan rugi. Seolah teringatoleh Quraisy ketika Muhammad hijrah ke Medinah. Ia mencegatperjalanan kafilah mereka. Perbuatan semacam itu merekakuatirkan akan diulangi oleh Abu Bashir.

Sehubungan dengan inilah mereka lalu mengutus orang kepadaNabi. Dimintanya supaya ia mau menampung orang-orang Islamitu, dan supaya membiarkan jalan lalu-lintas itu kembali aman.Dengan demikian Quraisy telah mundur setapak dari apa yangsecara gigih disyaratkan oleh Suhail b. 'Amr bahwa MusliminQuraisy yang pergi menyeberang kepada Muhammad tidak seijinwalinya harus di kembalikan ke Mekah. Dengan sendirinya syaratitu jadi gugur, yang dulu pernah membuat Umar bin'l-Khattabjadi gusar karenanya dan yang telah menyebabkan dia jadimarah-marah kepada Abu Bakr. Selanjutnya Mulmammad telah menampung sahabat-sahabatnya itudan jalan ke Syam itu pun kembali jadi aman. Terhadap wanita-wanita Quraisy yang turut hijrah ke Medinah,Muhammad mempunyai pendapat lain lagi. Setelah ada persetujuan gencatan senjata itu Umm Kulthum bt.'Uqba b. Mu'ait keluar dari Mekah. Saudaranya, 'Umara danWalid, yang kemudian menyusul, menuntut kepada Rasulullahsupaya wanita itu dikembalikan kepada mereka sesuai dengan isiPerjanjian Hudaibiya. Akan tetapi Nabi menolak. Iaberpendapat, bahwa menurut hukum, kaum wanita tidak termasukdalam persetujuan itu. Apabila ada wanita yang mintaperlindungan, maka harus dilindungi.

Disamping itu, bilamanawanita itu sudah masuk Islam, maka suaminya yang masih musyriksudah tidak sah lagi. Mereka harus berpisah. Dalam hal inilahfirman Tuhan datang: "Orang-orang yang beriman. Apabila wanita-wanita yang berimanitu, datang hijrah kepada kamu hendaklah mereka itu kamu uji.Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. Bila kamu jugasudah mengetahui, bahwa mereka memang wanita-wanita yangberiman, jangan hendaknya mereka dikembalikan kepadaorang-orang yang kafir. Mereka tidak halal buat (menjadiisteri) orang-orang kafir, dan orang-orang kafir itupun tidakhalal buat (menjadi suami) mereka. Dan bayarkanlah kepada(suami-suami) mereka apa yang sudah mereka nafkahkan. Tiadasalahnya kamu menikah dengan mereka itu kalau sudah kamubayarkan maharnya. Dan janganlah kamu bertahan pada perkawinanwanita-wanita kafir, dan mintalah apa yang telah kamunafkahkan, begitupun biarlah mereka juga minta apa yang telahmereka nafkahkan. Demikian itulah Dia memberikan keputusanantara sesama kamu. Allah Maha mengetahui dan Maha Bijaksana."(Qur'an, 60: 10) Sekali lagi peristiwa-peristiwa yang telah terjadi itumembuktikan kebenaran kebijaksanaan Muhammad. Membenarkanpandangannya yang jauh serta politiknya yang, tepat sekali.Selanjutnya membuktikan pula, bahwa ketika ia membuatPerjanjian Hudaibiya itu ia telah meletakkan dasar yang kukuhsekali dalam kebijaksanaan politik dan penyebaran Islam.

Daninilah kemenangan yang nyata itu. Dengan adanya Pelianjian Hudaibiya ini segala hubungan antaraQuraisy dengan Muhammad telah menjadi tenang sekali.Masing-masing pihak sudah merasa aman pula. Sekarang Quralsysemua mencurahkan perhatiannya pada perluasan perdagangannya,dengan harapan kalau-kalau semua kerugian yang dialaminyaselama perang antara Muslimin dengan Quraisy itu dapat ditarikkembali; demikian juga ketika jalan ke Syam itu tertutupperdagangannya terancam akan mengalami kehancuran. Sebaliknya Muhammad, ia mencurahkan perhatiannya pada soalkelanjutan menyampaikan ajarannya kepada seluruh umat manusiadi segenap pelosok dunia. Pandangannya diarahkan dalam langkahmencapai sukses untuk ketenteraman umat Muslimin di seluruhjazirah. Bidang itulah yang dilakukannya dengan mengirimkanutusan-utusan kepada raja-raja pada beberapa negara, disampingmengosongkan orang-orang Yahudi dari seluruh jazirah Arab,yang semuanya itu selesai samasekali sesudah perang Khaibar.

Catatan kaki:

1 Asalnya badana atau badn, yaitu unta atau sapi yang di sembelih (A)

2 Sebuah desa enam atau tujuh mil jauhnya dari Medinah, tempat pertemuan penduduk Medinah yang akan pergi haji.

3 Usfan, sebuah desa terletak antara Mekah dan Medinah, sekitar 60 km dari Mekah.

4 Kira'l-Ghamim sebuah wadi di depan 'Usfan, sekitar 8 mil (± 12 km).

5 Ahabisy ialah perkampungan di pegunungan (sebuah kabilah Arab ahli pelempar panah). Dinamakan demikian, karena warna kulit mereka yang hitam sekali, atau karena sifatnya yang mengelompok, atau juga di hubungkan pada Hubsy, nama sebuah gunung di hilir Mekah (lihat juga halaman 311).

6 Nama lengkapnya Abu Bashir 'Utba b. Usaid (atau b. Asid seperti dalam As-Sirat'n-Nabawiya oleh Ibn Hisyam, jilid tiga, p. 337) dari Thaqif, karena keyakinan agamanya telah dipenjarakan oleh Quraisy di Mekah. Kemudian ia melarikan diri menyusul Nabi ke Medinah (A).

0 komentar: