'Umrat'l-Qadza

Oleh : Muhammad Husain Haekal



Setelah berjalan setahun sejak berlakunya isi perjanjianHudaibiya Muhammad dan sahabat-sahabatnya sudah bebas dapatmelaksanakan isi perjanjian dengan pihak Quraisy itu gunamemasuki Mekah dan berziarah ke Ka'bah. Atas dasar ituMuhammad lalu memanggil orang agar bersiap-siap untukberangkat melakukan 'umrat'l-qadza, (umrah pengganti) yangsebelum itu telah teralang. Dengan mudah orang sudah dapat memperkirakan betapa kaumMuslimin menyambut panggilan itu. Ada diantara mereka kaumMuhajirin yang sudah tujuh tahun meninggalkan Mekah, kaumAnshar yang sudah memang punya hubungan dagang dengan Mekahdan sudah rindu sekali hendak berziarah ke Ka'bah. Olehkarenanya anggota rombongan itu telah bertambah sampai duaribuorang dari 1400 orang pada tahun yang lalu.



Sesuai dengan isiperjanjian Hudaibiya tidak seorang pun dari mereka dibolehkanmembawa senjata selain pedang tersarung. Tetapi Muhammad masihselalu kuatir akan adanya pengkhianatan. Seratus orang pasukanberkuda di bawah komando Muhammad bin Maslama disiapkanberangkat lebih dulu dengan ketentuan jangan melampaui Mekah,dan bila sampai di Marr'z-Zahran supaya mereka menyusur kesebuah wadi tidak jauh dari sana. Ternak kurban itu digiring oleh kaum Muslimin didepan mereka,terdiri dari enampuluh ekor unta, didahului oleh Muhammaddiatas untanya sendiri al-Qashwa'. Mereka berangkat dariMedinah dengan hati yang damba hendak memasuki Umm'l-Qura(Mekah) dan bertawaf di Baitullah. Setiap Muhajirin menungguingin melihat daerah tempat ia dilahirkan, ingin melihat rumahtempat ia dibesarkan, teman-teman yang ditinggalkan. Ia inginmenghirup udara harum tanah airnya yang suci itu, dengan penuhrasa hormat dan syahdu' ingin menyentuh bumi daerah suci dankudus yang penuh berkah itu, yang telah melahirkan Rasul, dantempat wahyu pertama kali diturunkan. Orang akan dapat membayangkan suasana kemeriahan yang barusatu-satunya terjadi itu, yang bergerak karena di dorong olehrasa iman, terbawa oleh Rumah yang oleh Allah dijadikan tempatmanusia berkumpul dan tempat yang aman.

Dengan mata hatinyaorang akan melihat betapa besarnya rasa kegembiraan merekaitu. Orang-orang yang sudah pernah dirintangi hendakmenunaikan kewajiban suci itu berangkat dengan penuhkegembiraan, akan memasuki Mekah dalam keadaan aman, denganbercukur kepala atau bergunting tanpa merasa takut lagi. Bilamana Quraisy sudah mengetahui kedatangan Muhammad dansahabat-sahabatnya, mereka segera keluar dari Mekah, sesuaidengan bunyi persetujuan Hudaibiya.Mereka pergi ke bukit-bukitberdekatan dan di tempat itu mereka memasang kemah dan yanglain ada pula yang berteduh di bawah-bawah pohon. Dari atasbukit Abu Qubais dan dari atas Hira, atau dari semua tempatketinggian yang dapat melihat ke Mekah, orang-orang Mekah itumenjenguk, dengan mata ingin tahu, ingin melihat orang yangdengan kawan-kawannya itu dulu terusir, ketika mereka kinidatang memasuki Rumah Suci, tanpa ada lagi pihak yangmengalangi. Sekarang kaum Muslimin sudah mulai menyusur dari arah utaraMekah. Abdullah b. Rawaha ketika itu memegang tali keluanal-Qashwa' sedang sahabat-sahabat besar lainnya berada disekeliling Nabi 'alaihissalam. Barisan yang berjalan dibelakang mereka itu terdiri dari orang-orang yang berjalankaki dan yang duduk di atas unta. Begitu Rumah Suci ituterlihat dihadapan mereka serentak kaum Muslimin itu semuabergema dalam satu suara berseru: Labbaika, labbaika! denganhati dan jiwa tertuju semata kepada Allah Yang Maha Agung,berkeliling dalam satu lingkaran dengan penuh harap dan hormatkepada Rasul yang telah diutus Allah dengan membawa petunjukdan agama yang benar, yang akan mengatasi semua agama.Sebenarnya ini adalah suatu pemandangan yang sungguh unikdalam sejarah, yang dapat menggetarkan segenap penjuru tempatitu, dan yang telah dapat menawan hati orang musyrik ke dalamIslam, betapa pun kerasnya mereka bertahan pada paganisma.

Pada pemandangan yang unik itulah mata penduduk Mekah tertaut.Sementara suara yang keluar dari kalbu menggema: Labbaika,labbaika! tetap menembus telinga dan menggetarkan jantungmereka. Sesampainya Rasul di mesjid ia menyelubungkan danmenyandangkan kain jubahnya di badan dengan membiarkan lengankanan terbuka sambil mengucapkan: "Allahuma irham imra'an arahum al-yauma min nafsihi quwatan."("Ya Allah, berikanlah rahmat kepada orang, yang hari initelah memperlihatkan kemampuan dirinya.")

Kemudian ia menyentuh sudut hajar aswad (batu hitam) danberlari-lari kecil, yang diikuti oleh sahabat-sahabat, jugadengan berlari-lari. Setelah menyentuh ar-rukn'l-yamani (sudutselatan) ia berjalan biasa sampai menyentuh hajar aswad, laluberlari-lari lagi berkeliling sampai tiga kali dan selebihnyadengan berjalan biasa. Setiap ia berlari kedua ribu kaumMuslimin itu juga ikut berlari-lari, dan setiap ia berjalanmereka pun ikut pula berjalan. Dalam pada itu pihak Quraisymenyaksikan semua itu dari atas bukit Abu Qubais. Pemandanganini sangat mempesonakan mereka. Tadinya orang bicara tentangMuhammad dan sahabat-sahabatnya itu, bahwa mereka sedangberada dalam kesulitan, dalam keadaan susah payah. Tetapi apayang mereka lihat sekarang ternyata menghapus segala anggapantentang kelemahan Muhammad dan sahabat-sahabatnya itu. Karena bersemangatnya dalam saat seperti itu, Abdullah b.Rawaha bermaksud hendak melontarkan kata-kata yang berisiteriakan perang ke muka Quraisy. Tetapi segera dilarang olehUmar, dan Rasul juga berkata kepadanya: "Sabarlah, Ibn Rawaha; atau ucapkan sajalah: La ilaha illaAllah wahdah, wanashara abdah wa'a'azza jundah,wakhadhala'l-ah-zaba wahdah." ("Tiada tuhan selain Allah YangTunggal, Yang telah menolong hambaNya, memperkuat tentaraNyadan menghancurkan Sendiri musuh yang bersekutu.") Abdullah ibn Rawaha kemudian mengucapkan pula dengan suarakeras yang kemudian disambut oleh kaum Muslimin. Suara itubersahut-sahutan dan berkumandang ke tepi-tepi wadi dengandahsyat sekali, kedahsyatannya membubung dan menyusup ke dalamjantung orang-orang yang sedang berada di atas gunung-gunungsekitar tempat itu.

Selesai kaum Muslimin bertawaf di Ka'bah, Muhammad berpindahmemimpin mereka ke bukit Shafa dan Marwa yang di lalui dariatas kendaraannya sebanyak tujuh kali, seperti halnya orangArab dahulu. Kemudian ternak kurban itu disembelih dan diabercukur. Dengan demikian selesailah sudah ibadah umrah itudikerjakan. Keesokan harinya Muhammad memasuki Ka'bah dan tinggal disanasampai waktu sembahyang lohor. Pada waktu itu berhala-berhalamasih banyak memenuhi tempat itu. Tetapi meskipun begitu Bilalnaik juga ke atap Ka'bah lalu menyerukan adhan untukbersembahyang lohor di tempat tersebut. Kemudian Nabibersembahyang dengan bertindak sebagai imam, atas duaribu kaumMuslimin di Rumah Suci itu. Selama tujuh tahun sebelumnyamereka teralang melakukan salat menurut pimpinan Islam ditempat itu. Kaum Muslimin tinggal selama tiga hari di Mekah seperti sudahdi tentukan dalam Perjanjian Hudaibiya, sesudah kota itudikosongkan dari penduduk. Selama tinggal di situ kaumMuslimin tidak mengalami sesuatu gangguan.

Kalangan Muhajirinmenggunakan kesempatan menengok rumah-rumah mereka danmengajak pula sahabat-sahabatnya dari pihak Anshar turutmenengoknya. Seolah mereka semua penduduk kota yang aman itu.Mereka semua bertindak menurut tuntunan Islam, setiap harimenjalankan kewajiban kepada Tuhan dengan melakukan salat dansamasekali menghilangkan sikap tinggi diri, yang kuatmembimbing yang lemah, yang kaya membantu yang miskin. Nabisendiri di tengah-tengah mereka sebagai seorang ayah yangpenuh cinta dan dicintai. Yang seorang di ajaknya tertawa,yang lain di ajaknya bergurau. Tetapi semua yang dikatakannya selalu yang sebenarnya. Dalam pada itu orang-orang Quraisy dan penduduk Mekah lainnya,dari tempat-tempat mereka di lereng-lereng bukit menyaksikansendiri pemandangan yang luarbiasa dalam sejarah itu. Merekamelihat orang-orang dengan akhlak yang demikian rupa - tidakminum minuman keras, tidak melakukan perbuatan maksiat, tidakmudah tergoda oleh makanan dan minuman. Kehidupan duniawitidak sampai mempengaruhi mereka. Mereka tidak melanggar apayang dilarang, mereka menjalankan apa yang diperintahkanTuhan.

Alangkah besarnya pengaruh yang ditinggalkan olehpemandangan demikian itu, yang sebenarnya telah mengangkatmartabat umat manusia ke tingkat yang paling tinggi! Tidak terlalu sulit orang akan menilai kiranya bila sudahmengetahui, bahwa beberapa bulan kemudian Muhammad telahkembali lagi dan dapat membebaskan Mekah dengan kekuatansebanyak 10.000 orang Muslimin. *** Umm'l-Fadzl isteri Abbas b. Abd'l-Muttalib paman Nabi, telahmewakili Maimunah saudaranya ketika perkawinannyadilangsungkan. Maimunah ketika itu berusia duapuluh enamtahun, dan dia adalah bibi Khalid bin'l-Walid dari pihak ibu.Umm'l-Fadzl meminta Abbas suaminya bertindak mewakilinya dalammengawinkan saudaranya itu. Maimunah sendiri setelah melihatkeadaan umat Islam dalam 'umrat'l-qadza' hatinya tertariksekali kepada Islam. Kemudian datang Abbas yang meminangkemenakannya itu agar ia sudi mengawini Maimunah. Tawaran iniditerima oleh Muhammad dan diberinya mas kawin sebesar 400dirham. Waktu tiga hari yang sudah ditentukan menurut PerjanjianHudaibiya telah berakhir. Akan tetapi dengan perkawinannyadengan Maimunah itu Muhammad ingin memperpanjang waktunyasupaya didapat jalan lebih baik dalam mengadakan salingpengertian dengan pihak Quraisy. Akan tetapi pada waktu itu juga dari pihak Quraisy Suhail b.'Amr dan Huwaitib b. 'Abd'l 'Uzza datang kepada Muhammaddengan mengatakan: "Waktumu sudah habis; silakan keluar." "Apa salahnya kalau kamu membiarkan aku selama melangsungkanperkawinan berada di tengah-tengah kamu? Kami akan membuatjamuan dan kalian ikut hadir," demikian jawaban Muhammadkepada mereka, dengan kesadaran betapa dalamnya'umrat'l-qadza' itu meninggalkan kesan dalam hati pendudukMekah, betapa benar hal itu mempesonakan mereka, membuat sikappermusuhan mereka jadi reda. Ia mengetahui, bahwa kalau merekamau memenuhi undangannya untuk perjamuan itu dan dapat salingmengadakan dialog, maka dengan mudah pintu Mekah akan terbukadi hadapannya. Dan ini pulalah yang dikuatirkan oleh Suhaildan Huwaitib, dan karena itu mereka berkata lagi: "Kami tidak memerlukan jamuanmu. Keluar sajalah." Dengan tidak ragu-ragu Muhammad pun mengalah kepadapermintaan mereka sesuai dengan perjanjian yang harusdilaksanakan. Kepada segenap Muslimin diumumkan siap-siapmeninggalkan tempat.

Sesudah itu ia pun berangkat dengandiikuti kaum Muslimin. Ketika itu yang tinggal ialah AbuRafi', bekas budaknya yang kemudian menyusul membawa Maimunahke Sarif2 dan perkawinan dilangsungkan di sana Dan Maimunahsebagai Umm'l-Mu'minin adalah isteri Nabi yang terakhir yangmasih hidup limapuluh tahun kemudian sesudah Nabi wafat. Iaminta dikuburkan di tempat Rasulullah melangsungkanperkawinannya. Salma, janda pamannya Hamzah dan saudaraperempuan Maimunah serta 'Ammara (puteri Hamzah) yang masihperawan belum kawin, telah menjadi tanggungan Muhammad pula. Kaum Muslimin sudah sampai kembali dan sudah menetap lagi diMedinah. Dalam pada itu Muhammad pun yakin bahwa'umrat'l-qada' itu telah meninggalkan pengaruh yang cukupbesar dalam hati Quraisy dan seluruh penduduk Mekah. Juga iayakin bahwa sebagai akibat semua itu akan timbul pulaperistiwa-peristiwa penting yang berjalan cepat sekali. Sejarah telah membenarkan perkiraannya. Begitu ia berangkatkembali ke Medinah, Khalid bin'l-Walid - Jenderal Kavalerikebanggaan Quraisy dan pahlawan perang Uhud itu telah berdiridi tengah-tengah sidang masyarakatnya sendiri sambil berkata: "Sekarang nyata sudah bagi setiap orang yang berpikiran sehat,bahwa Muhammad bukan tukang sihir, juga bukan seorang penyair.Apa yang dikatakannya adalah firman Tuhan semesta alam ini.Setiap orang yang punya hati nurani berkewajiban menjadipengikutnya." 'Ikrima b. Abi Jahl merasa ngeri sekali mendengar kata-katanyaitu. "Khalid," kata 'Ikrima kemudian, "engkau telah bertukaragama."3 Selanjutnya terjadi percakapan antara mereka sebagai berikut: Khalid Aku tidak bertukar agama, tetapi aku mengikuti agamaIslam. 'Ikrima Tak ada orang akan berkata begitu di kalanganQuraisy selain engkau. Khalid - Mengapa? 'Ikrima - Ya, sebab Muhammad sudah menjatuhkan derajat ayahmuketika ia dilukai. Pamanmu dan sepupumu sudah dibunuhnya diBadr. Demi Allah, aku tidak akan masuk Islam dan tidak akanmengeluarkan kata-kata seperti kau itu, Khalid. Engkau tidakmelihat Quraisy yang sudah berusaha hendak membunuhnya? Khalid - Itu hanya semangat dan fanatisma jahiliah. Tetapisekarang, setelah kebenaran itu bagiku sudah jelas, demi Allahaku mengikut agama Islam.

Setelah itu Khalid lalu mengutus pasukan berkudanya kepadaNabi menyatakan dirinya masuk Islam dan mengakuinya. Khalid menganut Islam ini beritanya kemudian sampai jugakepada Abu Sufyan. Khalid di panggil. "Benarkah apa yang kudengar tentang engkau?" tanya Abu Sufyan.Setelah dijawab oleh Khalid, bahwa memang benar, Abu Sufyanmarah-marah seraya katanya: "Demi Lata dan 'Uzza. Kalau aku sudah mengetahui apa yangkaukatakan benar, niscaya engkaulah yang akan kuhadapi,sebelum aku menghadapi Muhammad." "Dan memang itulah yang benar, apa pun yang akan terjadi." Terbawa oleh kemarahannya ketika itu juga Abu Sufyan majuhendak menyerangnya. Tetapi 'Ikrima yang pada waktu itu turuthadir segera bertindak mengalanginya seraya berkata: "Abu Sufyan, sabarlah. Seperti engkau, aku juga kuatir kelakakan mengatakan sesuatu seperti kata-kata Khalid itu dan ikutke dalam agamanya. Kamu akan membunuh Khalid karenapandangannya itu, padahal seluruh Quraisy sependapat dengandia. Sungguh aku kuatir, jangan-jangan sebelum bertemu tahundepan seluruh penduduk Mekah sudah menjadi pengikutnya." Sekarang Khalid sudah pergi meninggalkan Mekah ke Medinah. Iamenggabungkan diri ke dalam barisan Muslimin Sesudah Khalid, ikut pula 'Amr bin'l-'Ash dan 'Uthman b. Talhapenjaga Ka'bah, masuk Islam. Dengan masuknya mereka kedalamagama Islam, maka banyak pula penduduk Mekah yang turutmenjadi pengikut agama ini. Dengan demikian kedudukan Islammakin menjadi kuat, dan terbukanya pintu Mekah buat Muhammadsudah tidak diragukan lagi.

Catatan kaki:

1 Umra berarti ziarah ke Mesjid Suci dengan syarat-syarat tertentu. (N) dalam melakukan ibadah "haji kecil" yang berbeda dengan ibadah haji yang biasa, tidak mesti dilakukan dalam waktu khusus selama dalam setahun. 'Umrat'l-Qadziya, kata qadza dapat diartikan pengganti yakni pengganti umrah yang tidak jadi dilaksanakan karena dirintangi oleh pihak Quraisy di Hudaibiya, atau dengan arti penunaian yaitu menunaikan isi perjanjian Hudaibiya, bahwa Ibadah itu dapat dilakukan pada tahun berikutnya setelah berlakunya perjanjian. Lepas dari pengertian fikih dalam terjemahan ini dipakai arti yang pertama. (A).

2 Sarif sebuah tempat di dekat Mekah, yang didalam memperkirakan jaraknya masih terdapat perbedaan pendapat antara 6 dan 12 mil.

3 Bertukar agama (apostasi), shaba'a, harfiah berarti berputar ke, pindah dari, suatu agama kepada agama lain (N). Maksudnya berbalik menganut agama Islam. Menurut LA masih seakar dengan Sabianisma (lihat halaman 33), suatu tuduhan yang populer di kalangan Quraisy (A).

0 komentar: