Kitab Tentang Ilmu

BAB I: KEUTAMAAN ILMU.
59 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang menyampaikan nasehat kepada orang banyak di sebuah majelis, tiba-tiba seorang Arab pedalaman datang, lalu dia bertanya, "Kapan Kiamat?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam terus saja berbicara, sehingga sebagian orang mengatakan, "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendengar pertanyaan orang Arab pedalaman itu namun beliau tidak menyukainya", sementara sebagian yang lain mengatakan, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak mendengar pertanyaan tersebut". Setelah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selesai menyampaikan nasehat, beliau bertanya, "Mana tadi orang yang bertanya tentang kiamat?" orang tersebut menjawab, "saya, ya Rasulullah". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Apabila amanat telah diabaikan, maka tunggulah kiamat". Tanya orang tersebut, "Bagaimana mengabaikan amanat itu?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Apabila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat".1
1): As-saa'ah yang sering diterjemahkan kiamat bisa bermakna kehancuran terbatas pada hal-hal tertentu dan bisa bermakna kehancuran total seluruh jagad seisinya.



BAB 2: ORANG YANG MENGERASKAN SUARANYA UNTUK MENYAMPAIKAN ILMU.
60 Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: suatu ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tertinggal di belakang kami dalam suatu perjalanan, kemudian beliau menyusul kami ketika kami sedang berwudhu hendak mengerjakan solat. Kami --- dalam berwudu --- hanya mengusap kaki kami tanpa membasuhnya, lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berseru dengan suara keras beliau sekeras mungkin, "Hindarkan tumit kalian dari api neraka". Beliau berseru seperti itu dua kali atau tiga kali.

BAB 3: PEMIMPIN BERTANYA KEPADA PARA PENGIKUTNYA UNTUK MENGETAHU SEJAUH MANA ILMU MEREKA.
61 Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Di antara pepohonan ada sebuah pohon yang daun-daunnya tidak rontok dan pohon tersebut bagaikan seorang muslim, katakan pohon apa itu?" Orang-orang pun berpikir tentang pepohonan yang ada di padang pasir. Kata Abdullah bin Umar (Ibnu Umar), "Saya berpikir bahwa pohon tersebut adalah pohon kurma, namun saya malu mengucapkannya. "Kemudian orang-orang mengatakan, "Ya Rasulullah, beritahukan kepada kami pohon tersebut". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Yaitu pohon kurma".

BAB 4: MELIBATKAN DIRI ATAU MENGHINDAR KETIKA ADA PENGAJIAN/SERUAN AGAMA.
63 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika kami sedang duduk bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di dalam masjid, seorang laki-laki datang dengan menunggang onta, kemudian dia hentikan ontanya dengan berlutu di halaman masjid, lalu dia mengikatnya. Setelah itu dia bertanya, "Mana orang yang bernama Muhammad?" Ketika itu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang duduk bersandar bersama kami, lalu kami menjawab, "Itu dia, laki-laki yang berkulit putih yang sedang duduk bersandar". Orang itu melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sambil berkata, "Hai putra Abdul Muthalib". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Aku telah siap menjawab pertanyaanmu". Kata orang itu, "Aku akan menyampaikan pertanyaan kepada anda yang membuat anda tersinggung, karena itu jangan marah". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Tanyakan apa saja yang ingin kau tanyakan". Kata orang itu, "Aku bertanya kepada anda dengan nama Tuhan anda dan Tuhan orang-orang sebelum anda, apakah Allah telah mengutus anda sebagai Rasul kepada semua manusia?" Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Demi Allah, benar". Orang itu bertanya lagi, "Dengan nama Allah, apakah Allah telah memerintahkan anda mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam?" Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Demi Allah, benar". Orang itu bertanya lagi, "Dengan nama Allah, apakah Allah telah menyuruh anda berpuasa selama sebulna (dalam bulan Ramadhan) setiap tahun?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Demi Allah, benar". Orang itu bertanya lagi, "Dengan nama Allah, apakah Allah menyuruh anda memungut zaka dari orang-orang kaya untuk anda bagikan kepada orang-oarng miskin?" Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Demi Allah, benar". Kata orang itu, "Aku beriman dengan apa yang anda ajarkan dan aku adalah utusan yang mewakili warga sukuku. Namaku Dhimam bin Tsa'labah, keluarga Bani Sa'd bin Bakr".
64 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengutus seseorang untuk menyampaikan surat beliau kepada gubernur Bahrain agar selanjutnya oleh gubernur itu diserahkan kepada Kisra (Raja Persi). Setelah Kisra membaca surat itu, dirobek-robeknyalah surat tersebut. Kata perawi: Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdoa agar Allah menghancurkan kerajaan Kisra Persi itu hingga berkeping-keping.
65 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menulis sepucuk surat - atau berhasrat untuk menulis surat--, lalu dikatakan kepada beliau bahwa para penguasa tidak mau membaca surat yang dikirimkan kepada mereka kecuali jika distempel. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjadikan sebuah cincin perak milik beliau sebagai stempel yang bertuliskan "Muhammad Rasulullah". Saya melihat seakan-akan ada cahaya putih dari cincin itu di jari beliau.
66 Diriwayatkan dari Abu Waqid Al-Laitsiy Radliyallaahu 'anhu, bahwa ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang duduk di masjid bersama orang banyak, tiba-tiba ada tiga orang datang, yang dua mendekat kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedangkan yang satu pergi begitu saja. Dua orang tersebut berdiri di hadapan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sambil mencari tempat yang kosong untuk duduk, yang satu melihat tempat yang kosong di tengah orang banyak, lalu dia duduk di situ, sedangkan yang satu lagi duduk di belakang orang banyak. Adapun yang ketiga berlalu begitu saja. Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selesai menyampaikan nasehat, beliau bertanya: "Sudikah kalian jika aku ceritakan kepada kalian mengenai tiga orang tadi? Orang yang pertama mendekat untuk berlindung kepada Allah, maka Allah memberikan perlindungan. Orang kedua merasa malu kepada Allah, maka Allah tidak mengazabnya, dan orang yang ketiga berpaling dari Allah, maka Allah berpaling darinya".

BAB 5: BISA JADI ORANG-ORANG YANG MENERIMA AJARAN ISLAM SECARA TIDAK LANGSUNG.
67 Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radliyallaahu 'anhu, bahwa suatu ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berada di atas ontanya dan ada seseorang yang memegang tali kekang onta tersebut, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Hari apa ini?" Kami semua diam, karena kami mengira bahwa beliau akan menamai hari itu dengan nama lain. Lalu beliau bertanya: "Bukankah ini hari Kurban?" Kami menjawab: "Memang ya". Rasulullah bertanya lagi: "Bulan apa ini?" Kami semua diam, karena kami mengira bahwa beliau akan memberi nama bulan itu dengan nama lain. Beliau bertanya: "Bukankah ini bulan Dzulhijjah?" Kami menjawab: "Memang ya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian, antara sesama kalian adalah haram (tidak boleh dilanggar) sebagaimana terlarangnya berbuat pelanggaran pada hari, bulan dan negeri yang mulia ini. Orang yang hadir hendaklah menyampaikan hal ini kepada orang yang tidak hadir, karena bisa jadi orang yang tidak turut hadir di sini pemahamannya lebih baik daripada orang yang hadir.

BAB 6: NABI SAW TIDAK TERUS MENERUS DALAM MENYAMPAIKAN NASEHAT DAN ILMU TENTANG ISLAM
68 Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak terus menerus dalam menyampaikan nasehat (ajaran Islam) kepada kami agar kami tidak merasa bosan.
69 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda (mengenai penyampaian ajaran Islam): "Berikan kemudahan, jangan membuat kesulitan, sampaikan kabar gembira, jangan membuat orang-orang lari dari Islam".

BAB 7: SIAPA YANG DIKEHENDAKI OLEH ALLAH MENDAPAT KEBAIKAN MAKA ALLAH MEMBUATNYA PAHAM TENTANG ISLAM
71 Diriwayatkan dari Mu'awiyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Siapa yang dikehendaki oleh Allah mendapat kebaikan maka Allah memberinya pemahaman tentang Islam. Aku hanyalah orang yang menyampaikan, dan Allah-lah yang memberi petunjuk. Ketahuilah bahwa umat ini (mukmin sejati) akan tetap melaksanakan perintah Allah (agama Allah) dan mereka tidak terkalahkan oleh orang-orang yang menentang mereka sampai tibanya hari kiamat".

BAB 8: MEMAHAMI ILMU.
72 Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu saat kami berada di sisi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian ada seseorang membawa buah pohon kurma, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara pepohonan ada sebuah pohon yang ..". (mengulangi hadis no 56 di depan dengan tambahan sebagai berikut): Ketika itu saya (Ibnu Umar) orang yang paling muda di majelis tersebut sehingga saya diam saja.

BAB 9: KEINGINAN YANG MENGGEBU UNTUK MERAIH ILMU DAN HIKMAH.
73 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Tidak boleh diiri kecuali dua: 1) Orang yang diberi harta banyak oleh Allah lalu dia membelanjakannya sesuai dengan ajaran Islam. 2) Orang yang diberi hikmah (sikap dan perilaku yang bijak) oleh Allah, kemudian dia menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkannya kepada orang lain".

BAB 10: DOA NABI SAW: "YA ALLAH, BERIKAN KEPADA IBNU ABBAS ILMU TENTANG AL-QURAN.
75 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu saat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam merangkul saya serasa berdoa, "Ya Allah, berikan kepadanya (Ibnu Abbas) ilmu tentang Al-Quran".

BAB 11: PADA USIA BERAPA SEORANG ANAK BOLEH DIDENGAR DALAM MERIWAYATKAN HADIS
76 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah datang dengan menunggang seekor keledai betina, ketika itu saya telah menginjak usia dewasa. Pada saat itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang melakukan salat di Mina tanpa ada dinding di depan beliau, lalu saya lewat menerobos di depan barisan beberapa orang yang sedang melakukan solat dan keledai itu pun saya biarkan lepas melewati barisan tersebut, lalu saya masuk ke dalam barisan orang-orang yang sedang salat itu tanpa ada seorangpun yang menegur saya.
77 Diriwayatkan dari Mahmud bin Ar-Rabi' Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya ingat bahwa dulu ketika saya berusia lima tahun, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memerciki wajah saya dengan air kumur yang beliau ambil dari sebuah timba.

BAB 12: KEUTAMAAN ORANG YANG MEMAHAMI ISLAM DAN MENGAJARKANNYA.
79 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepadaku adalah seperti hujan lebat yang turun ke bumi, lalu ada tanah yang subur yang menyerap air hujan sehingga bisa menumbuhkan rerumputan dengan subur, dan ada pula tanah yang keras yang bisa menyimpan air hujan yang Allah menjadikannya bermanfaat bagi umat manusia sebagai air minum dan untuk mengairi tanaman, serta ada pula tanah yang tandus yang tidak bisa menyimpan air, juga tidak bisa menumbuhkan rerumputan. Itulah (contoh pertama dan kedua) perumpamaan orang yang memahami Islam yang memperoleh keuntungan dari ajaran yang diberikan oleh Allah kepadaku, kemudian dia mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain, sedangkan (contoh ketiga) adalah perumpamaan orang yang tidak mau memperhatikan ajaran dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku bawa".

BAB 13: HILANGNYA ILMU DAN MUNCULNYA KEBODOHAN TENTANG ISLAM.
80 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Sebagian tanda-tanda akan terjadinya kiamat adalah: 1) Hilangnya ilmu dan maraknya kebodohan tentang Islam. 2) Terbiasanya mengkonsumsi minuman yang memabukkan. 3) Perzinaan dianggap biasa".
81 Diriwayatkan dari Anas ra: Saya akan menyampaikan kepada kalian semua sebuah hadis yang tidak akan ada lagi orang lain yang menyampaikannya sesudah saya. Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sebagian tanda-tanda akan terjadinya kiamat adalah: 1) Ilmu tentang Islam sangat langka. 2) Kebodohan terhadap Islam sangat marak. 3) Perzinaan dianggap biasa. 4) Banyaknya jumlah wanita dan sedikitnya jumlah laki-laki, sehingga prosentasinya lima puluh banding satu".

BAB 14: KEUTAMAAN ILMU TENTANG ISLAM.
82 Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Ketika aku sedang tidur, aku bermimpi diberi segelas susu, lalu aku meminumnya hingga aku melihat percikannya menetes di ujung jari-jariku, kemudian sisanya aku berikan kepada Umar bin Khattab". Para sahabat bertanya, "Bagaimana anda menafsirkan mimpi itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Itulah ilmu tentang Islam".

BAB 15: MENYAMPAIKAN FATWA AGAMA SAMBIL MENUNGGANG HEWAN ATAU LAINNYA.
83 Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-'Ash Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berhenti sejenak di Mina ketika haji Wada' untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang ingin bertanya kepada beliau, lalu ada seorang laki-laki datang seraya mengatakan: "Saya telah lupa sehingga saya mencukur rambut saya sebelum menyembelih hewan Kurban?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Tidak apa-apa, sembelihlah sekarang". Datang lagi orang lain sambil bertanya: "Saya telah lupa sehingga saya menyembelih hewan Kurban sebelum melempar Jamrah?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Tidak apa-apa, lemparlah sekarang". Ketika itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidaklah ditanya tentang sesuatu menegnai amalan haji yang diajukan sebelum waktunya atau ditunda pelaksanaannya melainkan beliau menjawab: "Tida apa-apa, kerjakan sekarang".

BAB 16: MENJAWAB PERTANYAAN TENTANG AGAMA DENGAN ISYARAT KEPALA ATAU TANGAN.
85 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Ilmu tentang Islam kelak akan dicabut, kebodohan mengenai Islam dan berbagai fitnah1 akan muncul, serta harj akan banyak terjadi". Ada orang bertanya: "Ya Rasulullah, apa harj itu?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab dengan isyarat gerakan tangan beliau bahwa harj adalah pembunuhan.
1): Bermacam-macam ujian, seperti kekacauan, peperangan sesama muslim dan lain sebagainya.
86 Diriwayatkan dari Asma' binti Abu Bakr Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah menemui Aisyah Radliyallaahu 'anhu, ketika dia sedang salat, lalu saya bertanya, "Ada apa dengan orang-orang itu?" Aisyah menunjuk ke langit, tiba-tiba saya melihat orang-orang sedang salat di masjid. Aisyah mengucapkan, "Subhanallaah". Kemudian saya bertanya, "Apakah ada gerhana (sebagai tanda kebesaran Allah)?" Aisyah menjawab dengan isyarat anggukan kepalanya yang berarti 'ya'. Kemudian saya berdiri untuk melakukan salat gerhadan sehingga saya pingsan, lalu kepala saya dituangi air. Seurai salat, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memuji dan mengagungkan Allah 'Azza wa Jalla, lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Di tempat ini, tadi aku melihat sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya, termasuk juga surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan dihadapkan kepada fitnah kubur yang sama atau mirip dengan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Di dalam kubur seseorang akan ditanya, 'Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini (yakni Muhammad)?' Orang yang beriman akan menjawab, "Laki-laki itu adalah Muhammad, dia adalah utusan Allah, yang datang kepada kami dengan membawa ajaran dan petunjuk yang benar, lalu kami menerima dan mengikuti seruannya, dia adalah Muhammad. Orang mukmin tersebut menjawab seperti itu tiga kali. Kemudian dikatakan kepadanya oleh malaikat, "Tidurlah dengan tenang, karena kami sudah tahu bahwa kamu benar-benar beriman kepada Muhammad Rasulullah". Adapun orang munafik atau orang yang ragu-ragu akan menjawab, "Saya tidak tahu, saya hanya mendengar orang-orang mengatakan tentang Muhammad, lalu saya hanya ikut-ikutan mengatakan seperti mereka".

BAB 17: PERGI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH DAN MENGAJARKAN PENYELESAIANNYA KEPADA KELUARGANYA.
88 Diriwayatkan dari Uqbah bin Al Harits Radliyallaahu 'anhu, bahwa dia menikah dengan putri Abu Ihab bin Aziz, lalu Uqbah didatangi oleh seorang perempuan seraya mengatakan: "Saya pernah menyusui Uqbah dan perempuan yang dikawininya". Kemudian Uqbah mengatakan: "Saya tidak tahu bahwa anda pernah menyusui saya dan anda dulu tidak memberitahu saya". Kemudian Uqbah pergi untuk menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di Madinah untuk menanyakan hal itu kepada beliau, lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Mengapa kamu tetap memperistrinya, padahal sudah dikatakan kepadamu bahwa perempuan yang kamu kawini itu saudaramu (sesusuan)?" Maka Uqbah menceraikan istrinya lalu dia (mantan istrinya) menikah dengan laki-laki lain.

BAB 18: SALING BERGANTIAN DALAM MENERIMA DAN MEMBERI ILMU.
89 Diriwayatkan dari Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya dan tetangga saya, kaum Anshar dari Bani Umayyah bin Zayd, pernah menetap di perkampungan perbukitan Madinah. Kami pernah mengunjungi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam secara bergantian, sehari dia dan sehari saya. Ketika saya pulang dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, saya beritahukan kepada tetangga saya itu wahyu yang turun dan informasi lain. Ketika dia mengunjungi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka sepulangnya, dia juga menyampaikan kepada saya wahyu dan informasi lain yang dia peroleh. Suatu saat, ketika teman saya, seorang Anshar tersebut pulang dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, diketuknya keras-keras pintu rumah saya sambil berteriak, "Apakah ada Umar di rumah ini?" Saya sangat terkejut, lalu saya keluar menemuinya. Kata dia, "Ada peristiwa besar hari ini". Kata Umar, "Saya menemui Hafshah, tiba-tiba dia sedang menangis, lalu saya bertanya kepadanya, 'Apakah kamu diceraikan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?' Hafshah menjawab, 'Saya tidak tahu'. Kemudian saya masuk menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu saya tanyakan sambil berdiri, "Apakah anda telah menceraikan istri-istri anda?" Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Tidak". Saya (Umar) mengatakan, "Allahu Akbar".

BAB 19: MENYAMPAIKAN NASEHAT DAN AJARAN AGAMA DENGAN MARAH KETIKA MELIHAT HAL-HAL YANG TIDAK DIINGIN
90 Diriwayatkan dari Abu Mas'ud Al-Anshariy Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ada seseorang melaporkan, "Ya Rasulullah, saya hampir saja tidak kuat mengikuti salat jamaah karena imamnya (si Fulan) memanjangkan salat". Kata Abu Mas'ud: Saya tidak pernah melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam marah melebihi kemarahan beliau pada hari itu. Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Wahai umatku, di antara kalian ada orang yang menjadi imam salat yang membuat makmumnya lari/tidak menyukai salat jamaah. Siapa yang menjadi imam dalam salat jamaah hendaklah dia tidak memperlama solatnya, karena diantara makmum ada orang yang sakit, ada orang yang lemah, dan ada orang yang akan menyelesaikan keperluannya".
91 Diriwayatkan dari Zayd bin Khalid Al-Juhaniy Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh seseorang mengenai luqathah (barang hilang yang ditemukan oleh orang yang bukan pemiliknya), kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Ambillah, lalu kenalilah ciri-cirinya, kemudian umumkan kepada masyarakat selama setahun. Kalau tidak ada yang mengakuinya, kamu boleh memanfaatkannya, kemudian apabila setelah itu pemiliknya datang maka serahkanlah luqathah tersebut kepadanya". Orang tersebut bertanya lagi: "Bagaimana jika luqathah tersebut berupa onta?" Mendengar itu, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam marah sehingga wajah beliau memerah, lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jangan ambil onta tersebut, karena onta itu membawa perbekalan minum yang cukup dalam dirinya, kakinya cukup kuat, dan dia bisa mencari minum serta memakan dedaunan sendiri. Biarkan saja onta tersebut sampai pemiliknya menemukannya". Orang itu bertanya lagi: "Bagaimana jika luqathah tersebut berupa kambing?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Kambing tersebut untukmu, atau untuk orang lain, atau untuk serigala".1
1): Luqathah berupa kambing tersebut berada di padang pasir atau di tengah hutan - jika berada di lingkungan yang tidak seperti itu, maka lain lagi - Pen.
92 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ditanya mengenai beberapa hal yang tidak beliau sukai. Ketika beliau terus ditanya, beliau marah, lalu beliau bersabda, "Tanyakan kepadaku apa saja yang ingin kalian tanyakan". Kemudian ada seorang laki-laki bertanya, "Siapa ayah saya?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Ayahmu Hudzafah". Ada orang lain bertanya, "Ya Rasulullah, siapa ayah saya?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Ayahmu Salim, mantan budak Syaibah". Ketika Umar Radliyallaahu 'anhu, melihat tanda-tanda kemarahan di wajah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, dia berkata, "Ya Rasulullah, kami bertobat kepada Allah 'Azza wa Jalla".

BAB 20: MENGULANGI UCAPAN TIGA KALI AGAR DIPAHAMI.
94 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, bahwa apabila Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengucapkan suatu ucapan, beliau biasanya mengulanginya tiga kali agar bisa dipahami, dan apabila beliau memina izin untuk memasuki rumah, beliau mengucapkan salam tiga kali.

BAB 21: LAKI-LAKI MENGAJARKAN AGAMA KEPADA BUDAK PEREMPUAN DAN KELUARGANYA.
97 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah aw pernah bersabda, "Terdapat tiga macam orang yang mendapat pahala ganda: 1) Orang ahli kitab yang beriman kepada Nabinya (orang Yahudi yang beriman kepada Nabi Musa atau orang Nasrani yang beriman kepada Nabi Isa), kemudian beriman kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (dengan memeluk Islam). 2) Seorang budak yang melaksanakan kewajiban terhadap Allah dan terhadap majikannya. 3) Laki-laki yang memiliki budak perempuan yang halal disetubuhinya, lalu dia mendidiknya dengan baik dan mengajarinya tentang Islam dengan baik, kemudian memerdekakannya lalu dia menikahinya, maka dia mendapat pahala ganda".

BAB 22: NASEHAT IMAM/PEMIMPIN KEPADA KAUM WANITA.
98 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu, bahwa pada suatu saat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar dengan disertai Bilal Radliyallaahu 'anhu. Beliau mengerti bahwa sabda beliau tidak dapat di dengar oleh sekelompok wanita yang ada disitu, kemudian beliau mendekati mereka, lalu beliau menasehati mereka dan menganjurkan agar mereka bersedekah, maka mulailah mereka bersedekah, ada yang menyedekahkan anting-antingnya dan ada yang menyedekahkan cincinnya, sementara Bilal mengumpulkan dengan ujung pakaiannya.

BAB 23: HASRAT YANG KUAT UNTUK MEMPELAJARI HADIS.
99 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah bertanya, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling beruntung pada hari kiamat karena memperoleh syafaat (pertolongan) anda?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Hai Abu Hurairah, aku telah menduga bahwa tidak ada orang yang bertanya kepadaku mengenai hal itu sebelum kamu, karena aku tahu hasratmu yang sangat kuat untuk mempelajari hadis. Orang yang paling beruntung pada hari kiamat karena memperoleh syafaatku adalah orang yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah' (Tiada tuhan selain Allah) dengan setulus hatinya".

BAB 24: BAGAIMANA ILMU AGAMA AKAN DICABUT (OLEH ALLAH).
100 Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-'Ash Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu agama dengan cara mencabutnya dari hati manusia, tetapi Allah mencabut dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga apabila sudah tidak ada lagi ulama yang tersisa, maka orang-orang akan menjadikan orang-orang yang bodoh sebagai pemimpin yang apabila ditanya mereka akan menjawab tanpa dasar ilmu agama, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan semua orang".

BAB 25: APAKAH KAUM WANITA DIBERI WAKTU DAN TEMPAT KHUSUS YANG TERPISAH DENGAN LAKI-LAKI UNTUK MENERIMA AJARAN AGAMA
101 Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudriy Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Beberapa orang mengadu kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Kaum laki-laki mengungguli kami dalam menerima ajaran agama dari anda. Karena itu, berilah kami kesempatan sehari untuk menerima ajaran agama yang anda sampaikan". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berjanji untuk bertemu dengan mereka pada suatu hari, lalu dalam pertemuan itu beliau memberikan nasehat dan ajaran kepada mereka. Ketika itu isi sabda beliau adalah, "Tidaklah seorang perempuan yang ketiga anaknya mati melainkan mereka akan menjadi perisainya dari api neraka". Ada seorang perempuan bertanya, "Kalau dua bagaimana?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Dua anak juga akan menjadi perisai dari api neraka". Menurut riwayat lain dari Abu Hurairah ra: "Tiga anak yang mati tersebut sebelum usia baligh".

BAB 26: ORANG YANG MENDENGAR SUATU AJARAN LALU BERTANYA LAGI SEHINGGA AKHIRNYA AKAN MENGERTI.
103 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Siapapun yang diperhitungkan (dihisab) amal perbuatannya pasti akan disiksa". Aisyah berkata: Kemudian saya bertanya, "Tidakkah Allah Swt berfirman (yang artinya): "... maka dia akan diperhitungkan amal perbuatannya dengan mudah". (Al-Quran, surah Al-Insyiqaq:84)?" Rasulullah menjawab, "Ayat tersebut maksudnya sekedar diperlihatkan catatan amal perbuatannya, tapi siapapun yang dipanggil untuk diperhitungkan amal perbuatannya pasti dia akan celaka".

BAB 27: ORANG YANG HADIR DI MAJELIS NABI SAW HENDAKLAH MENYAMPAIKAN AJARAN YANG DITERIMANYA KEPADA ORANG TIDAK HADIR
104 Diriwayatkan dari Abu Syuraih Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda dalam perjalanan penaklukan Mekkah, saya mendengar dengan dua telinga saya, saya memahami dengan hati saya, dan saya melihat dengan dua mata saya ketika beliau bersabda pada saat itu. Beliau memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bersabda, "Sungguh Mekah telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah, bukan oleh manusia. Karena itu, orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak boleh menumpahkan darah di Mekah dan tidak boleh menebang pohonnya. Jika ada orang yang beranggapan bahwa boleh berperang di Mekah dengan alasan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memerangi Mekah, maka katakanlah, "Sesungguhnya Allah telah memberikan izin kepada Rasul-Nya, tetapi tidak memberikan izin kepadamu". Kata Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Allah Swt memberikan izin kepadaku untuk memerangi Mekah hanya beberapa jam pada hari penaklukan itu, dan sekarang kesucian Mekah telah kembali lagi seperti sebelumnya. Orang yang hadir mendengar langsung sabdaku ini hendaklah menyampaikannya kepada orang yang tidak turut hadir sekarang ini".

BAB 28: DOSA ORANG YANG BERKATA DUSTA TENTANG NABI SAW
106 Diriwayatkan dari Ali Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah kamu berkata dusta tentang aku. Barangsiapa berkata dusta tentang aku, maka dia pasti akan memperoleh tempat di neraka".
109 Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Siapapun yang mengatakan bahwa aku pernah mengatakan sesuatu padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka dia pasti akan ditempatkan di dalam neraka".
110 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda: "Namailah diri kalian dengan diriku, tetapi janganlah kalian menggunakan nama julukanku.1 Siapa yang melihatku dalam mimpinya, maka dia benar-benar melihatku, karena setan tidak bisa menyerupai diriku. Siapapun yang berkata dusta tentang aku, maka dia pasti akan ditempatkan di dalam neraka".
1): Julukan Rasulullah Saw adalah Abul Qasim.

BAB 29: PENULISAN ILMU
112 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menghalangi pembunuhan atau pasukan gajah (yang akan menghancurkan Ka'bah) di Mekah1. Allah telah mengizinkan Rasul-Nya dan orang-orang mukmin untuk menaklukan kaum kafir Mekah. Perhatikanlah, siapapun tidak boleh bertempur di Mekah sebelum dan sesudah penaklukan yang aku lakukan ini. Penaklukan yang aku lakukan ini pun hanya diperbolehkan dalam beberapa jam. Perhatikanlah bahwa pada saat penaklukan ini Mekah tetap suci (Tanah Haram), tidak boleh dicabut tumbuh-tumbuhannya yang berduri, tidak boleh ditebang pepohonannya, dan tidak boleh dipungut luqathahnya kecuali oleh orang yang hendak mengumumkannya agar dimiliki kembali oleh pemiliknya. Jika seorang terbunuh, maka keluarganya berhak memilih dua pilihan: memperoleh diyat (denda yang dibayarkan oleh pihak pembunuh) atau menuntut balas hukuman bunuh terhadap pembunuh", ketika itu datanglah seorang laki-laki dari Yaman dan mengatakan, "Ya Rasulullah, tuliskanlah apa yang anda sampaikan itu untuk saya", kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminta salah seorang sahabat untuk menuliskannya. Seorang dari suku Quraisy bertanya, "Kecuali pohon Idzkhir, ya Rasulullah? Karena kami memanfaatkan pohon itu untuk rumah dan kubur kami?" Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Kecuali pohon Idzkhir (yang boleh ditebang untuk dimanfaatkan)".
1): Perawi ragu antara pembunuhan ataukah pasukan gajah, karena --- bisa bermakna dua-duanya.
114 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika sakit Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam semakin berat, beliau bersabda, "Bawalah kemari kertas tulis, akan aku tuliskan untuk kalian suatu pesan yang kalian tidak akan tersesat dengan berpegang pada pesan tersebut". Kata Umar, "Sungguh, sakit Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, semakin berat dan kita sudah memiliki Kitab Allah, bukankah itu sudah cukup bagi kita?" Para sahabat berselisih sehingga terjadi kegaduhan. Mendengar itu, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Pergilah kalian dari sini. Sungguh tidak pantas ada perselisihan di depanku".

BAB 30: MENGAJARKAN ILMU PADA MALAM HARI.
115 Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada suatu malam Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bangun, kemudian beliau bersabda, "Subhanallah, betapa banyak fitnah (cobaan, bencana, peperangan, dan sebagainya) yang diturunkan malam ini dan betapa banyak isi bumi (harta) yang dibukakan. Bangunkanlah semua istri-istriku untuk solat. Banyak sekali orang yang berpakaian ketika di dunia tetapi telanjang ketika di Akhirat".

BAB 31: MENGAJARKAN ILMU PADA MALAM HARI.
116 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengimami kami solat Isya pada hari-hari akhir hidupnya. Seusai salam beliau berdiri kemudian bersabda, "Apakah kalian memahami pentingnya malam ini? Seratus tahun setelah malam ini sudah tidak ada lagi seorangpun yang kini masih hidup.
117 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada suatu malam saya pernah berada di rumah bibi saya, Maimunah binti Al-Harits, istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan ketika itu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berada di rumah bibi saya itu. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melakukan solat Isya (di masjid), kemudian beliau pulang, lalu beliau mengerjakan solat sunat empat rakaat. Setelah itu beliau tidur, lalu beliau bangun dan bertanya, "Apakah anak laki-laki itu (Ibnu Abbas) sudah tidur?" atau beliau mengucapkan kalimat yang semakna dengan itu. Kemudian beliau berdiri untuk melakukan solat, lalu saya berdiri di sebelah kiri beliau untuk bermakmum, tetapi kemudian beliau meminta saya pindah ke sebelah kanan beliau. Beliau solat lima rakaat, kemudian solat lagi dua rakaat. Setelah itu beliau tidur, sehingga saya mendengar suara dengkurannya yang samar-samar. Sebentar kemudian beliau bangun, lalu pergi ke masjid untuk melakukan solat fajar

BAB 32: MENGHAFAL ILMU
118 Diriwayatkan Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Orang-orang mengatakan bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan hadis banyak sekali dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Kalau saja tidak ada dua ayat di dalam Al-Quran niscaya saya tidak menyampaikan hadis yang telah saya terima. Kemudian Abu Hurairah membacakan ayat (yang artinya): "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk-petunjuk sesudah Kami terangkan kepada mereka dalam Al-Kitab, mereka niscaya dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh orang-orang yang menjatuhkan laknat, kecuali orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri dan membutikannya. Merekalah yang Aku terima tobatnya. Dan Aku Maha Penerima tobat serta Maha Penyayang". (Al-Quran, surah Al-Baqarah: 159-160). Kata Abu Hurairah selanjutnya: Sesungguhnya saudara-saudara kami kaum Muhajirin sibuk berniaga di pasar-pasar, dan saudara-saudara kami kaum Anshar sibuk mengelola harta/tanah mereka, sedangkan saya (Abu Hurairah) senantiasa menyertai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk mengenyangkan perut saya. Saya hadir di majelis Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika mereka tidak hadir, dan saya menghafal hadis yang tidak mereka hafal".
119 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mengadu, "Ya Rasulullah, banyak hadis yang telah saya dengar dari anda namun saya lupa". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Bentangkan kain selendangmu". Saya pun kemudian membentangkan kain selendang saya. Kata Abu Hurairah: Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menggerakkan kedua tangannya seolah menciduk sesuatu, lalu beliau bersabda, "Ikatlah ini di dalam kain selendangmu". Sayapun melaksanakan perintah itu, sehingga saya tidak pernah lupa lagi sesudah itu.
120 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya telah menghafal dua macam ilmu dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, yang satu sudah saya sampaikan, sedangkan yang satu lagi jika saya sampaikan leher saya pasti akan dipenggal.1
1): Karena banyak orang yang tidak mampu memahaminya, sehingga mereka akan menuduh saya keluar dari Islam.

BAB 33: DIAM UNTUK MENDENGARKAN FATWA ORANG BERILMU.
121 Diriwayatkan dari Jarir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya ketika haji Wada': "Suruh diam orang-orang itu dengan penuh perhatian". Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian menjadi kafir lagi setelah wafatku nanti dengan saling membunuh di antara kalian".

BAB 34: JAWABAN YANG BAIK BAGI ORANG BERILMU KETIKA DITANYA: "SIAPA ORANG YANG PALING PANDAI?"
122 Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'b Radliyallaahu 'anhu, dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda: "Suatu ketika, Nabi Musa berpidato di hadapan Bani Israil, kemudian dia ditanya, "Siapa orang yang paling banyak ilmunya?" Nabi Musa menjawab, 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya'. Allah mencela Nabi Musa karena dia tidak memberikan jawaban bahwa Allah-lah Yang Maha Tahu. Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Musa, 'Di pertemuan dua laut sana ada seorang hamba-Ku yang lebih banyak ilmunya daripada kamu'. Nabi Musa bertanya, "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" Allah menjawab, 'Bawalah seekor ikan di dalam keranjang. Jika ikan tersebut lepas, maka di situlah hamba-Ku berada'. Kemudian Nabi Musa pergi dengan ditemani oleh pelayannya, Yusya' bin Nun. Keduanya membawa seekor ikan di dalam keranjang. Sesampainya di sebuah batu karang, mereka berdua berbaring dan tidur. Maka ikan yang mereka bawa itu lepas dari keranjang, kemudian berenang di laut. Hal itu membuat Nabi Musa dan pelayannya heran. Keduanya melanjutkan perjalanan dalam sisa malam itu dan pada hari berikutnya. Setelah pagi, Nabi Musa berkata kepada pelayannya, 'Bawa kemari makanan kita, kita benar-benar lelah karena perjalanan kita'. Nabi Musa tidak merasa lelah kecuali setelah melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah. Kata pelayan kepada Nabi Musa, 'Ingatkah anda ketika kita beristirahat di batu karang kemarin? Ketika itulah saya lupa dengan ikan yang kita bawa'. Kata Nabi Musa, 'Itulah yang sedang kita cari'. Kemudian keduanya kembali lagi menyusuri jejak yang telah mereka lewati sampai di batu karang. Sesampainya di batu karang itu ternyata ada seorang laki-laki yang tertutup oleh pakaiannya. Nabi Musa mengucapkan salam kepadanya. Laki-laki itu (Khadir) bertanya, 'Apakah orang-orang di daerahmu mengucapkan salam?' Kata Musa, 'Aku Musa'. Khadir bertanya, 'Musa di Bani Israil?' Nabi Musa menjawab, 'Ya'. Tanya Musa, 'Bolehkah aku mengikutimu agar engkau ajarkan kepadaku ilmu yang telah diberikan oleh Allah kepadamu?' Khadir menjawab, 'Sungguh kamu tidak akan bersabar mengikutiku. Wahai Musa, aku memiliki ilmu dari Allah yang telah diajarkan-Nya kepadamu yang tidak aku miliki'. Kata Nabi Musa, 'Jika Allah menghendaki, aku akan bersabar mengikutimu dan aku tidak akan melanggar perintahmu'. Kemudian Musa dan Khadir berjalan menyusuri pantai karena keduanya tidak menemukan perahu. Tiba-tiba ada sebuah perahu lewat, lalu mereka memohon agar mereka diizinkan turut menumpang di dalamnya. Rupanya Khadir sudah dikenali oleh para awak perahu itu, sehingga mereka mengangkut mereka berdua tanpa memungut upah. Ada seekor burung kecil hinggap di bagian pinggir perahu dengan sekali atau dua kali membasahi paruhnya dengan air laut. Kata Khadir, 'Hai Musa, ilmuku dan ilmumu tidaklah mengurangi ilmu Allah Yang Maha Luas, bagai tetes air di paruh burung itu dibanding dengan lautan'. Nabi Khadir segera mencabut sebatang papan kayu pada bagian perahu, lalu Nabi Musa bertanya, 'Pemilik perahu ini sudah berbuat baik dengan mengangkut kita tanpa ongkos, tetapi engkau malah merusak perahunya dan akan menyebabkan penumpangnya tenggelam?' Nabi Khadir menjawab, 'Bukankah sudah aku katakan bahwa kamu tidak akan mampu bersabar menyertai aku?''Kata Nabi Musa, ''aafkanlah aku, sebab aku lupa, dan izinkan aku tetap menyertaimu'. -Nabi Musa memang lupa--. Keduanya melanjutkan perjalanan lagi, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki sedang bermain bersama teman-temannya, kemudian Nabi Khadir segera memegang kepala anak itu dari arah atas dan memutuskan lehernya. Kata Nabi Musa, 'Mengapa engkau bunuh anak yang baik-baik tanpa dosa?' Nabi Khadir menjawab, 'Bukankah sudah aku katakan bahwa kamu tidak akan mampu bersabar menyertai aku?' Keduanya pergi lagi. Setelah sampai di suatu perkampungan keduanya meminta makanan kepada penduduk di situ, namun mereka menolak untuk memberikan makanan. Lalu keduanya mendapati sebuah rumah yang hampir roboh, kemudian Nabi Khadir menegakkannya dengan tangannya sendiri. Nabi Musa mengatakan, 'kalau kamu mau, kamu bisa memungut upah untuk menegakkan rumah itu.' Nabi Khadir menjawab, 'Sampai di sinilah perpisahan antara aku denganmu'. Sabda Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selanjutnya: "Semoga Allah memberikan rahmat kepada Nabi Musa. Seandainya Nabi Musa mampu bersabar (dalam menyertai Nabi Khidir) tentu akan lebih banyak lagi kisah tentang Nabi Musa dan Nabi Khadir yang sampai kepada kita".

BAB 35: ORANG YANG BERTANYA SAMBIL BERDIRI KEPADA ULAMA YANG SEDANG DUDUK.
123 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian dia bertanya, "Ya Rasulullah, apa kriteria perang karena membela agama Allah? Sebab diantara kami ada orang yang berperang karena marah dan ada orang yang berperang karena congkak?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah (Islam), maka dia benar-benar berperang karena Allah 'Azza wa Jalla".

BAB 36: FIRMAN ALLAH: "DAN KAMU SEKALIAN TIDAKLAH DIBERI ILMU KECUALI HANYA SEDIKIT SEKALI"
125 Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika saya berjalan bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyusuri puing-puing di Madinah, sambil beliau bersandar pad asebatang pohon kurma, beberapa orang Yahudi lewat. Mereka satu sama lain saling mengatakan, "Tanyakan kepadanya (Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) tentang ruh'. Sebagian yang lain menjawab, "Jangan bertanya kepadanya, karena dia tidak akan memberikan jawaban yang membuat kalian tidak suka". Sebagian lagi mengatakan, "Kita harus bertanya kepadanya". Lalu seorang dari mereka mendekat untuk bertanya, "Hai Abul Qasim (panggilan Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam), apakah ruh itu?" Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam diam. Kata Ibnu Mas'ud: Berarti beliau sedang menerima wahyu, maka sayapun tetap menunggu. Setelah wahyu selesai, beliau menuturkan wahyu tersebut (yang artinya): "Mereka bertanya kepadamu mengenai ruh. Jawablah bahwa ruh itu urusan Tuhanku, dan kamu sekalian tidaklah diberi ilmu kecuali hanya sedikit sekali". (Al-Quran, surah Al-Isra':85).

BAB 37: MEMILIH ORANG-ORANG TERTENTU UNTUK DIBERI ILMU, KARENA KHAWATIR TIDAK DIPAHAMI
128 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada Mu'adz ketika dia dibonceng oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di atas kendaraan: "Hai Mu'adz". Mu'adz menjawab: "Labbayk wa sa'dayk ya Rasulullah". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda lagi: "Hai Mu'adz". Dia menjawab: Labbayk wa sa'dayk ya Rasulullah". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda lagi: "Hai Mu'adz". Dia menjawab: "Labbayk w sa'dayk ya Rasulullah". Setelah tiga kali Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya: "Siapa yang bersaksi dengan tulus dan sepenuh hati bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah akan menghindarkannya dari api neraka". Mu'adz bertanya: "Ya Rasulullah, bolehkah saya beritahukan hadis ini kepada orang-orang agar mereka merasa senang?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Kalau kamu beritahukan mereka hanya akan mengandalkan itu (tanpa beramal)".1 Akhirnya Mu'adz menyampaikan hadis ini menjelang kematiannya karena takut berdosa (jika tidak disampaikan).
1): sedangkan pengucapan syahadat yang tulus adalah yang dibuktikan dengan amal perbuatan.

BAB 38: MERASA MALU SAAT MEMPELAJARI ILMU
130 Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ummu Sulaym datang kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu dia bertanya, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak merasa malu untuk menyampaikan kebenaran. Karena itu, saya bertanya, "Apakah seorang perempuan wajib mandi besar setelah bermimpi?" Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Ya, jika keluar mani". Ummu Salamah menutupui wajahnya karena malu, lalu dia turut bertanya, "Ya Rasulullah, apakah perempuan juga mengeluarkan mani?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Ya, mengapa tidak. Itulah sebabnya seorang anak mirip ibunya".

BAB 39: ORANG YANG MERASA MALU LALU MEMINTA ORANG LAIN UNTUK MEWAKILINYA DALAM BERTANYA.
132 Diriwayatkan dari Ali Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya sering mengeluarkan madzi1, kemudian saya meminta Al-Miqdad bin Al-Aswad untuk menanyakan hal itu kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Setelah dia tanyakan kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau menjawab, "cukup dengan berwudu (yakni keluarnya madzi membatalkan wudhu, maka harus bersudu lagi jika hendak salat setelah disucikan najisnya, tanpa mandi besar)".
1): Sejenis lendir yang keluar dari kemaluan akibat syahwat atau lainnya tanpa merasa nikmat karena memang bukan mani.

BAB 40: MENYAMPAIKAN ILMU DAN NASEHAT DI MASJID
133 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, bahwa ada seorang laki-laki berdiri di masjid, lalu dia bertanya: "Ya Rasulullah, dari mana kami memulai ihram?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Orang Madinah memulai ihram dari Dzul Hulayfah, orang Syam dari Al-Juhfah, orang Nejed dari Qarn".

BAB 41: MENJAWAB LEBIH DARIPADA YANG DITANYAKAN
134 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Pakaian apa yang dikenakan oleh orang yang berihram?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Orang yang berihram tidak boleh mengenakan baju, surban, celana panjang, penutup kepala, pakaian yang dicelup wars (jenis tumbuhan) atau za'faran (jenis wewangian). Jika dia tidak mendapatkan sepasang sandal, maka dia boleh memakai sepasang khuff (kaos kaki dari kulit) tetapi harus dipotong bagian atasnya sehingga tampak mata kakinya".

0 komentar: