Oleh : Muhammad Husain Haekal
Muhammad sudah berangkat bersama pasukannya sampai keDhu-Tuwa. Setelah dilihatnya dari tempat itu tak adaperlawanan dari pihak Mekah, pasukannya dihentikan. Iamembungkuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan, yang telahmembukakan pintu Lembah Wahyu dan tempat Rumah Suci itukepadanya dan kepada kaum Muslimin, sehingga mereka dapatmasuk dengan aman, dengan tenteram. Dalam pada itu Abu Quhafa (ayah Abu Bakr) - yang belum lagimasuk Islam waktu itu - meminta kepada cucunya yang perempuansupaya ia dibawa mendaki gunung Abu Qubais. Sesampainya diatas gunung, orang yang sudah buta itu bertanya kepada cucunyaapa yang dilihatnya. Oleh cucunya dijawab bahwa ia melihatsesuatu serba hitam berkelompok "ltu pasukan berkuda", kataorang tua itu. "Sekarang yang serba hitam itu sudah terpencar," kata cucunyalagi. "Kalau begitu pasukan berkuda itu sedang bertolak ke Mekah.Cepat-cepatlah bawa aku pulang ke rumah."
Tetapi sebelum ia sampai ke rumahnya pasukan berkuda itu sudahlebih dulu sampai. Muhammad merasa bersyukur kepada Tuhan karena pintu Mekah kinitelah terbuka. Tetapi sungguhpun demikian ia tetap selaluwaspada dan berhati-hati. Diperintahkannya pasukannya supayadipecah menjadi empat bagian. Diperintahkan kepada merekasemua supaya jangan melakukan pertempuran, jangan sampaimeneteskan darah, kecuali jika sangat terpaksa sekali. Zubairbin'l-'Awwam dalam memimpin pasukan itu ditempatkan pada sayapkiri dan diperintahkan memasuki Mekah dari sebelah utara.Khalid bin'l-Walid ditempatkan pada sayap kanan dandiperintahkan supaya memasuki Mekah dari jurusan bawah. Sa'db. 'Ubada yang memimpin orang Medinah supaya memasuki Mekahdari sebelah barat, sedang Abu 'Ubaida bin'l-Jarrah olehMuhammad ditempatkan ke dalam barisan Muhajirin danbersama-sama memasuki Mekah dari bagian atas, di kaki gunungHind. Sementara mereka sedang dalam persiapan demikian itu,tiba-tiba terdengar Said b. 'Ubada berkata: "Hari ini adalah hari perang. Hari dibolehkannya segala yangterlarang ..." Dalam hal ini ia telah melanggar perintah Nabi, bahwa kaumMuslimin tidak boleh membunuh penduduk Mekah. Oleh karena itu,ketika Nabi mengetahui apa yang dikatakan oleh Sa'd itu,terpikir olehnya akan mengambil bendera yang ada di tangannyadan menyerahkannya kepada anaknya, Qais. Qais adalah laki-lakiyang bertubuh besar, tapi ia lebih tenang dari ayahnya.
Ketika pasukan sudah memasuki kota, dari pihak Mekah tidak adaperlawanan, kecuali pasukan Khalid bin'l-Walid yang berhadapandengan perlawanan dari mereka yang tinggal di daerah bagianbawah Mekah. Mereka ini terdiri dari orang-orang Quraisy yangpaling keras memusuhi Muhammad dan yang ikut serta dengan BanuBakr melanggar Perjanjian Hudaibiya dengan mengadakan seranganterhadap Khuza'a. Mereka ini tidak mau memenuhi seruan AbuSufyan. Bahkan mereka telah menyiapkan diri hendak berperang,sementara yang lain dari golongan mereka ini juga telahbersiap-siap pula hendak melarikan diri. Mereka dipimpin olehSafwan, Suhail dan 'Ikrima b. Abi Jahl. Bilamana pasukanKhalid ini datang, mereka menghujaninya dengan serangan panah.Tetapi secepat itu pula Khalid berhasil meneerai-beraikanmereka. Sungguhpun begitu dua orang dari anak buahnya tewas,karena mereka ini ternyata sesat jalan dan terpisah dari indukpasukannya, sementara pihak Quraisy kehilangan tigabelasorang, menurut satu sumber, atau duapuluh delapan orang,menurut sumber yang lain. Melihat malapetaka yang sekarang sedang menimpa mereka ini,Shafwan, Suhail dan 'Ikrima cepat-cepat angkat kaki melarikandiri, dengan meninggalkan orang-orang yang tadinya merekakerahkan mengadakan perlawanan menghadapi kekuatan dan pukulanKhalid yang heroik itu.
Dalam pada itu Muhammad dengan pasukanMuhajirin yang kini di atas sebuah dataran tinggi itu, sedangmenyusur turun menuju ke Mekah, dengan keyakinan hati hendakmembebaskannya dalam keadaan aman dan damai. Dilihatnya kotaitu dengan segala isinya, dilihatnya pula kilatan pedang dibagian bawah kota serta pasukan Khalid yang sedangmengejar-ngejar mereka yang menyerangnya itu. Disini ia merasasedih sekali dan berteriak geram dengan mengingatkan kembaliakan perintahnya untuk tidak mengadakan pertempuran. Setelahdiketahuinya kemudian apa yang telah terjadi, teringat iabahwa yang sudah dikehendaki Tuhan itulah yang baik. Sekarang Muhammad berhenti di hulu kota Mekah, di hadapanBukit Hind. Di tempat itu dibangunnya sebuah kubah (kemahlengkung), tidak jauh dari makam Abu Talib dan Khadijah.Ketika ia ditanya, maukah ia beristirahat di rumahnya,dijawabnya: "Tidak. Tidak ada rumah yang mereka tinggalkanbuat saya di Mekah," katanya. Kemudian ia masuk ke dalam kemahlengkung itu, ia beristirahat dengan hati penuh rasa syukurkepada Tuhan, karena ia telah kembali dengan terhormat, denganmembawa kemenangan ke dalam kota, kota yang dulu telahmengganggunya menyiksanya dan mengusirnya dari keluarga dankampung halamannya. Ia melepaskan pandang ke sekitar tempatitu, ke lembah wadi dan gunung-gunung yang ada disekelilingnya. Gunung-gunung, tempat ia dahulu tinggal dicelah-celahnya, ketika tindakan Quraisy sudah begitu memuncak,begitu keras mengasingkan dia. Di pegunungan itulah, yang jugadi antaranya Gua Hira, tempat ia menjalankan tahannuth ketikadatang kepadanya wahyu: 'Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yangmenciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah.Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena.Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya..."(Qur'an, 96: 1-5)
Ke sekitar gunung-gunung itu ia melepaskan pandang, kelembah-lembah, dengan rumah-rumah Mekah yang bertebaran, dandi tengah-tengah adalah Rumah Suci. Begitu rendah hati iakepada Tuhan, sehingga airmata menitik dari matanya, setitikairmata Islam dan rasa syukur demi Kebenaran Yang Mutlak, yangdalam segala soal kepadaNya jua akan kembali. Saat itu juga terasa olehnya bahwa tugasnya sebagai komandansudah selesai. Tidak lama tinggal dalam kemah itu, ia segerakeluar lagi. Dinaikinya untanya Al-Qashwa, dan ia pergimeneruskan perjalanan ke Ka'bah. Ia bertawaf di Ka'bah tujuhkali dan menyentuh sudut (hajar aswad) dengan sebatangtongkat5 di tangan. Selesai ia melakukan tawaf, dipanggilnyaUthman b. Talha dan pintu Ka'bah dibuka. Sekarang Muhammadberdiri di depan pintu, orang pun mulai berbondong-bondong. Iaberkhotbah di hadapan mereka itu serta membacakan firmanTuhan: "Wahai manusia. Kami menciptakan kamu berbangsa-bangsadan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Tetapi orangyang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialahorang yang paling takwa (menjaga diri dari kejahatan). AllahMaha mengetahui dan Maha mengerti." (Qur'an, 49: 13)
Kemudian ia menanya kepada mereka: "Orang-orang Quraisy. Menurut pendapat kamu, apa yang akankuperbuat terhadap kamu sekarang?" "Yang baik-baik. Saudara yang pemurah, sepupu yang pemurah."jawab mereka. "Pergilah kamu sekalian. Kamu sekarang sudah bebas!" katanya. Dengan ucapan itu maka kepada Quraisy dan seluruh pendudukMekah ia telah memberikan pengampunan umum (amnesti). Alangkah indahnya pengampunan itu dikala ia mampu! Alangkahbesarnya jiwa ini, jiwa yang telah melampaui segala kebesaran,melampaui segala rasa dengki dan dendam di hati! Jiwa yangtelah dapat menjauhi segala perasaan duniawi, telah mencapaisegala yang diatas kemampuan insani! Itu orang-orang Quraisy,yang sudah dikenal betul oleh Muhammad, siapa-siapa merekayang pernah berkomplot hendak membunuhnya, siapa-siapa yangtelah menganiayanya dan menganiaya sahabat-sahabatnya dahulu,siapa-siapa yang memeranginya di Badr dan di Uhud, siapa yangdahulu mengepungnya dalam perang Khandaq? Dan siapa-siapa yangtelah menghasut orang-orang Arab semua supaya melawannya, dansiapa pula, kalau berhasil, yang akan membunuhnya, akanmencabiknya sampai berkeping-keping kapan saja kesempatan ituada!? Mereka itu, orang-orang Quraisy itu sekarang dalamgenggaman tangan Muhammad, berada di bawah telapak kakinya.Perintahnya akan segera dilaksanakan terhadap mereka itu.Nyawa mereka semua kini tergantung hanya di ujung bibirnya danpada wewenangnya atas ribuan balatentara yang bersenjatakanlengkap, yang akan dapat mengikis habis Mekah dengan seluruhpenduduknya dalam sekejap mata!
Tetapi Muhammad, tetapi Nabi, tetapi Rasulullah, bukanlahmanusia yang mengenal permusuhan, atau yang akan membangkitkanpermusuhan di kalangan umat manusia! Dia bukan seorang tiran,bukan mau menunjukkan sebagai orang yang berkuasa. Tuhan telahmemberi keringanan kepadanya dalam menghadapi musuh, dan dalamkemampuannya itu ia memberi pengampunan. Dengan itu, kepadaseluruh dunia dan semua generasi ia telah memberi teladantentang kebaikan dan keteguhan menepati janji, tentangkebebasan jiwa yang belum pernah dicapai oleh siapa pun! Apabila Muhammad kemudian memasuki Ka'bah, dilihatnyadinding-dinding Ka'bah sudah penuh dilukis dengangambar-gambar malaikat dan para nabi. Dilihatnya lbrahim yangdilukiskan sedang memegang azlam6 yang diperundikan,dilihatnya sebuah patung burung dara dari kayu. Dihancurkannyapatung itu dengan tangannya sendiri dan dicampakkannya ketanah.
Ketika melihat gambar Ibrahim agak lama Muhammadmemandangnya, lalu katanya: Mudah-mudahan Tuhan membinasakanmereka! Orang tua kita digambarkan mengundi dengan azlam! Apahubungannya Ibrahim dengan azlam'? Ibrahim bukan orang Yahudi,juga bukan orang Nasrani. Tetapi ia adalah seorang hanif (yangmurni imannya), yang menyerahkan diri kepada Allah dan bukantermasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Sedangmalaikat-malaikat yang dilukiskan sebagai wanita-wanitacantik, gambar-gambar itu oleh Muhammad disangkal samasekali,sebab malaikat-malaikat itu bukan laki-laki dan bukanperempuan. Lalu diperintahkannya supaya gambar-gambar itudihancurkan. Berhala-berhala sekeliling Ka'bah yang disembaholeh Quraisy selain Allah, telah dilekatkan dengan timah disekeliling Ka'bah. Demikian juga berhala Hubal yang beradadidalamnya. Dengan tongkat di tangan Muhammad menunjuk kepadaberhala-berhala itu semua seraya berkata: "Dan katakanlah : yang benar itu sudah datang, dan yang palsusegera menghilang; sebab kepalsuan itu pasti akan lenyap."(Qur'an, 17: 81)
Berhala-berhala itu kemudian disungkurkan dan dengan demikianRumah Suci itu dapat dibersihkan. Pada hari pertamadibebaskannya mereka itu, Muhammad telah dapat menyelesaikanapa yang dianjurkannya sejak duapuluh tahun itu, dan yangtelah ditentang oleh Mekah dengan mati-matian. Dihancurkannyaberhala-berhala dan dihapuskannya paganisma dalam Rumah Suciitu disaksikan oleh Quraisy sendiri. Mereka melihatberhala-berhala yang mereka sembah dan disembah olehnenek-moyang mereka itu samasekali tidak dapat memberikebaikan atau bahaya buat mereka sendiri. Pihak Anshar dari Medinah telah menyaksikan semua kejadianitu. Mereka melihat Muhammad yang berdoa di atas gunung Shafa.Terbayang oleh mereka sekarang bahwa ia pasti akanmeninggalkan Medinah dan kembali ke tempat tumpah darahnyasemula yang kini telah dibukakan Tuhan. Mereka berkata satusama lain: "Menurut pendapat kamu, adakah Rasulullah s.a.w.akan menetap di negerinya sendiri?" Mungkin kekuatiran merekaitu beralasan sekali. Ini adalah Rasulullah, dan di Mekah iniRumah Suci Baitullah dan di Mekah ini pula Mesjid Suci. Tetapi setelah selesai berdoa Muhammad bertanya kepada mereka:Apa yang mereka katakan itu. Setelah diketahuinya akankekuatiran mereka yang mereka sampaikan dengan agak majumundur itu, ia berkata: "Berlindunglah kita kepada Allah!Hidup dan matiku akan bersama kamu."
Dengan itu ia telahmemberikan teladan kepada orang tentang keteguhannya memegangjanji pada Ikrar 'Aqaba serta kesetiannya kepadasahabat-sahabatnya yang seiring sepenanggungan di kalamenderita, teladan yang takkan dapat dilupakan, baik olehtanah air, oleh penduduk atau pun oleh Mekah sebagai TanahSuci. *** Setelah berhala-berhala itu dibersihkan dari Ka'bah, Nabimenyuruh Bilal menyerukan azan dari atas Ka'bah. Sesudah ituorang melakukan sembahyang bersama dan Muhammad sebagai imam.Sejak saat itu, sampai masa kita sekarang ini, selamaempatbelas abad, tiada pernah terputus Bilal danpengganti-pengganti Bilal terus menyerukan azan, lima kalisetiap hari, dari atas mesjid Mekah. Sejak saat itu, selamaempatbelas abad sudah, kaum Muslimin menunaikan kewajibansalat kepada Allah dan selawat kepada Rasul, denganmenghadapkan wajah, kalbu dan seluruh pikiran kepada Allahsemata, dengan menghadap Rumah Suci ini, yang pada haripembebasannya itu oleh Muhammad telah dibersihkan daripatung-patung dan berhala-berhala. Atas apa yang telah terjadi itu baru sekarang Quraisy maumenerima, dan mereka pun sudah yakin pula akan pengampunanyang telah diberikan Muhammad kepada mereka. Mereka melihatMuhammad dan Muslimin yang ada di sekitarnya sekarang denganmata penuh takjub bercampur cemas dan hati-hati sekali. Namunsungguhpun begitu ada sekelompok manusia terdiri daritujuhbelas orang, oleh Muhammad telah dikecualikan daripengampunannya itu. Sejak ia memasuki Mekah, sudah dikeluarkanperintah supaya mereka itu, golongan laki-lakinya dibunuh,meskipun mereka sudah berlindung ke tirai Ka'bah.
Diantaramereka itu ada yang bersembunyi dan ada pula yang sudah lari.Keputusan Muhammad supaya mereka dibunuh bukan didorong olehrasa dengki atau karena marah kepada mereka, melainkan karenakejahatan-kejahatan besar yang mereka lakukan. Ia tidak pernahmengenal rasa dengki. Diantara mereka itu terdapat Abdullah b.Abi's-Sarh, orang yang dulu sudah masuk Islam dan menuliskanwahyu, kemudian berbalik murtad menjadi musyrik di pihakQuraisy dengan menggembor-gemborkan bahwa dia telah memalsukanwahyu itu waktu ia menuliskannya. Juga Abdullah b. Khatal,yang dulu sudah masuk Islam kemudian sesudah ia membunuh salahseorang bekas budak ia berbalik menjadi musyrik dan menyuruhkedua budaknya yang perempuan - Fartana dan temannya -menyanyi-nyanyi mengejek Muhammad. Dia dan kedua orang itujuga dijatuhi hukuman mati. Di samping itu 'Ikrimah b. AbiJahl, orang yang paling keras memusuhi Muhammad dan kaumMuslimin dan sampai waktu Khalid bin'l-Walid datang memasukiMekah dari jurusan bawah itu pun tiada henti-hentinya iamengadakan permusuhan. Sesudah memasuki Mekah pun Muhammad sudah mengeluarkanperintah jangan sampai ada pertumpahan darah dan jangan adaseorang pun yang dibunuh, kecuali kelompok itu saja. Olehkarena itu, mereka suami isteri lalu menyembunyikan diri, adapula yang lari. Tetapi setelah keadaan kembali aman dantenteram, dan orang melihat betapa Rasulullah berlapang dadadan memberikan pengampunan yang begitu besar kepada mereka,ada beberapa orang sahabat yang minta supaya mereka yang sudahdijatuhi hukuman mati itu juga diberi pengampunan. Usman bin'Affan - yang masih saudara susuan dengan Abdullah b.Abi's-Sarh - juga datang kepada Nabi, memintakan jaminanpengampunan.
Seketika lamanya Nabi diam. Kemudian katanya:"Ya" Dan dia pun diampuni. Sedang Umm Hakim (bint'l-Harith b.Hisyam) telah pula memintakan kepada Muhammad jaminanpengampuhan buat suaminya, 'Ikrima b. Abi Jahl yang telah larike Yaman. Dia ini pun diampuni. Wanita itu kemudian pergimenyusul suaminya dan dibawanya kembali menghadap Nabi.Demikian juga Muhammad telah memaafkan Shafwan b. Umayya,orang yang telah menemani 'Ikrima lari ke jurusan laut dengantujuan hendak ke Yaman. Kedua orang itu dibawa kembali tatkalaperahu yang hendak membawa mereka sudah siap akan berangkat.Juga Hindun, isteri Abu Sufyan, yang telah mengunyah hatiHamzah - paman Rasul sesudah gugur dalam perang Uhud - telahdimaafkan, disamping orang-orang lain yang tadinya sudahdihukum mati, semuanya dimaafkan. Yang dibunuh hanya empat,yaitu Huwairith yang telah menggangu Zainab puteri Nabisepulangnya dari Mekah ke Medinah, serta dua orang yang sudahmasuk Islam lalu melakukan kejahatan dengan mengadakanpembunuhan di Medinah dan kemudian melarikan diri ke Mekahberbalik meninggalkan agamanya menjadi musyrik dan dua orangbudak perempuan Ibn Khatal, yang selalu mengganggu Nabi dengannyanyian-nyanyiannya. Yang seorang dari mereka ini lari, danyang seorang lagi diberi pengampunan. Keesokan harinya setelah hari pembebasan itu ada seseorangdari pihak Hudhail yang masih musyrik oleh Khuza'a dibunuh.Nabi marah sekali karena perbuatan itu, dan dalam khotbahnyadi hadapan orang banyak ia berkata: "Wahai manusia sekalian! Allah telah menjadikan Mekah initanah suci sejak Ia menciptakan langit dan bumi. Ia suci sejakpertama, kedua dan ketiga, sampai hari kiamat.
Oleh karenaitu, orang yang beriman kepada Allah dan kepada Hari Kemudiantidak dibenarkan mengadakan pertumpahan darah atau menebangpohon di tempat ini. Tidak dibenarkan kepada siapa pun sebelumaku, dan tidak dibenarkan kepada siapa pun sesudah aku ini.Juga aku pun tidak dibenarkan marah kepada penghuni daerah inihanya untuk saat ini saja, kemudian ia kembali dihormatiseperti sebelum itu. Hendaklah kamu yang hadir inimemberitahukan kepada yang tidak hadir. Kalau ada orang yangmengatakan kepadamu bahwa Rasulullah telah berperang di tempatini, katakanlah bahwa Allah telah membolehkan hal itu kepadaRasulNya, tapi tidak kepada kamu sekalian, wahai orang-orangKhuza'a! Lepaskanlah tangan kamu dari pembunuhan, sebab sudahterlalu banyak; itu pun kalau ada gunanya. Kalau kamu sudahmembunuh orang, tentu aku juga yang akan menebusnya.Barangsiapa ada yang dibunuh sesudah ucapanku ini; makakeluarganya dapat memilih satu dari dua pertimbangan ini:kalau mereka mau, dapat menuntut darah pembunuhnya; ataudengan jalan diat." Sesudah itu kemudian ia mendiat (memampas) keluarga orang yangdibunuh oleh Khuza'a itu. Dengan khotbah itu serta sikapnyayang begitu lapang dada dan suka memaafkan, hati penduduktelah begitu tertarik kepada Muhammad yang tadinya di luardugaan mereka. Dengan demikian pula orang telah beramai-ramaimasuk Islam. "Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Kemudian setiapberhala dalam rumahnya hendaknya dihancurkan," demikiankemudian suara orang menyerukan. Kemudian dikirimnya serombongan orang dari Khuza'a untukmemperbaiki tiang-tiang sekitar Tanah Suci itu, suatu hal yangmenunjukkan betapa besar penduduk Mekah itu menghormati tempatini, dan yang menambah pula kecintaan mereka kepadanya.Setelah diberitahukan bahwa mereka adalah masyarakat yangpatut dicintai dan bahwa ia tidak akan membiarkan ataumeninggalkan mereka, kalau tidak karena mereka yangmengusirnya, kecintaan mereka terasa makin besar kepadanya.
Ketika itu Abu Bakr datang membawa ayahnya - yang dulu pernahmendaki gunung Abu Qubais waktu ada pasukan berkuda - kehadapan Nabi. Melihat orang itu Muhammad berkata: "Kenapa orang tua ini tidak tinggal saja di rumah; biar sayayang datang kesana." "Rasulullah," kata Abu Bakr, "sudah pada tempatnya dia yangdatang kepadamu daripada engkau yang mendatanginya." Orang tua itu oleh Nabi dipersilakan duduk dan dielus-elusnyadadanya; kemudian katanya: "Sudilah menerima Islam." Kemudian ia pun menyatakan diri masuk Islam dan menjadi orangIslam yang baik. Akhlak Nabi yang tinggi dan cemerlang inilahyang banyak menawan hati bangsa itu. Bangsa yang tadinyabegitu keras melawan Muhammad, sekarang mereka sangatmencintai dan menghormatinya. Kini orang-orang Quraisy itu,laki-laki dan perempuan, sudah menerima Islam dan sudah pulamemberikan ikrarnya. Limabelas hari Muhammad tinggal di Mekah. Selama itu pulakeadaan Mekah dibangunnya dan penduduk diajarnya mendalamihukum agama. Dan selama itu pula regu-regu dakwah dikirimkanuntuk mengajarkan Islam, bukan untuk berperang, dan untukmenghancurkan berhala-berhala tanpa pertumpahan darah. Khalidbin'l-Walid waktu itu sudah berangkat ke Nakhla untukmenghancurkan 'Uzza - berhala Banu Syaiban. Tetapi setelahberhala itu dihancurkan dan Khalid berada di Jadhima, begitumereka melihatnya, mereka pun segera mengangkat senjata. OlehKhalid mereka diminta supaya meletakkan senjata, orang semuasudah masuk Islam. Salah seorang dari Banu Jadhima berkatakepada golongannya: "Hai Banu Jadhima! Celaka kamu! ItuKhalid. Sesudah perletakan senjata tentu kita ditawan dansesudah penawanan potong leher."
Tetapi golongannya itu menjawab: "Maksudmu kita akan menumpahkan darah kita? Orang semua sudahmasuk Islam, perang sudah tidak ada, orang sudah aman." Sesudah itu terjadi perletakan senjata. Ketika itulah denganperintah Khalid mereka dibelenggu, kemudian dibawai pedang dansebagian mereka ada yang dibunuh. Apabila kemudian berita itu sampai kepada Nabi ia mengangkattangan ke langit seraya berdoa: "Allahumma ya Allah! Aku bermohon kepadaMu lepas tangan dariapa yang telah diperbuat oleh Khalid bin'l-Walid itu." Sesudah itu Ali b. Abi Talib yang diutus dengan pesan: "Pergilah kepada mereka dan lihat bagaimana keadaan mereka.Cara-cara jahiliah harus kauletakkan di bawah telapak kakimu." Ali segera berangkat dengan membawa harta yang oleh Nabidiserahkan kepadanya. Sesampainya di tempat itu diat danpampasan sebagai tebusan darah dan harta-benda yang telahdirusak, diserahkan kepada mereka, sehingga semua tebusandarah dan pampasan harta-benda itu selesai dilaksanakan.Sedang uang selebihnya yang diserahkan Rasulullah kepadanyaitu, semua diserahkan juga kepada mereka, untuk menjaga maksudRasulullah, kalau-kalau ada yang belum diketahuinya.
Dalam waktu dua minggu selama Muhammad tinggal di Mekah semuajejak paganisma sudah dapat dibersihkan. Jabatan dalam RumahSuci yang sudah pindah kepada Islam sampai pada waktu ituialah kunci Ka'bah, yang oleh Nabi diserahkan kepada Uthman b.Talha dan sesudah dia kepada anak-anaknya, yang tidak bolehberpindah tangan, dan barangsiapa mengambilnya orang ituaniaya adanya. Sedang pengurusan Air Zamzam pada musim haji ditangan pamannya Abbas. Dengan demikian seluruh Mekah sudah beriman, panji dan menaratauhid sudah menjulang tinggi dan selama berabad-abad duniasudah pula disinari cahayanya yang berkilauan.
Catatan kaki:
1 Sejauh empat farsakh dan Mekah.
2 Beberapa penulis sejarah Nabi berpendapat, bahwa Abbas menemui pasukan itu di Rabiqh. Yang lain mengatakan, bahwa ia pergi ke Medinah sebelum ada keputusan membebaskan Mekah. kemudian ia berangkat bersama-sama pasukan pembebas itu. Tetapi banyak orang membantah sumber ini dan diduga itu dibuat untuk menyenangkan hati dinasti Abbasiya, yang penulisannya pertama dilakukan pada masa mereka. Alasan ini mereka perkuat bahwa Abbas - yang membela saudara sepupunya selama di Mekah itu - tidak juga menganut agamanya, sebab Abbas adalah seorang pedagang dan juga menjalankan riba, dikuatirkan Islam akan mengganggu perdagangannya. Ditambah lagi, bahwa dialah orang pertama yang akan dijumpai oleh Abu Sufyan untuk diajak bicara mengenai perpanjangan perjanjian Hudaibiya, mengingat ia belum seberapa lama meninggalkan Mekah.
3 Sebangsa keledai, turunan kuda dengan keledai. Di sini baghla, bagal betina (A).
4 Lihat halaman 326.
5 Asalnya: mihjan sebatang tongkat yang hulunya berkeluk.
6 Al-azlam (jamak zalam dan zulam) yaitu qid-h (atau anak panah tanpa kepala dan bulu) suatu kebiasaan yang berlaku pada zaman jahiliah. Pada anak panah itu tertulis kata perintah dan larangan: "kerjakan!" dan "Jangan dikerjakan!" Benda itu dimasukkan orang ke dalam sebuah tabung. Apabila orang hendak melakukan perjalanan, perkawinan atau sesuatu yang penting lainnya, ia memasukkan tangannya kedalam tabung itu setelah diperkenankan dan dikocok, dan sebuah zalam dicabutnya. Kalau yang keluar berisi "perintah" ia boleh terus melaksanakan; kalau yang keluar berisi "larangan" ia harus membatalkan maksudnya. Mengundi dengan anak panah ini ialah guna mengetahui baik buruknya nasib seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar