Persatuan Umat Beragama versus Ideologi Baru

Oleh : Toto Tasmara

Nabi Ibrahim a.s. sebagai "bapak tauhid" telah melahirkan tiga agama besar: Yahudi, Nasrani, dan Islam. Semua misinya adalah sama, yaitu mengangkat martabat, kesejahteraan, serta kebahagiaan manusia; mempunyai akar sejarah yang sama serta misi tauhid yang semula begitu indah dan murni. Di satu sisi, kita menyaksikan bahwa zionisme bukan lagi aspirasi dari agama Yahudi, melainkan sudah menjadi ideologi imperialistik, menjadi satu "paham atau ideologi baru", sehingga tidak harus menjadi Yahudi dahulu untuk menjadi seorang zionis.

Negara Cina yang penduduknya dua miliar serta kekuatannya, the overseas Chinese (Huaren), merupakan pula satu potensi, yang harus diwaspadai. Bila mereka bergerak dan dirasuki paham zionis, niscaya jaringan konspirasinya (Triad) akan sama bahayanya. Juga akan sama halnya dengan Jepang yang telah menggurita perekonomiannya, dan semakin berkecambah aliran-aliran mistik serta konspirasi rahasianya (Yakuza), akan menjadi ancaman pula di masa depan bagi para juru dakwah.Kaum zionis akan menghantam seluruh agama samawi. Menyingkirkan logika iman yang dianggapnya sebagai tirani, racun, dan kebodohan untuk digantikan dengan liberalisme total serta sekuler matrialistik. Dengan demikian, dalam menghadapi kaum kafir zionis yang bercita-cita untuk menghapus agama (abollition of all religion) merupakan tugas para juru dakwah.



Sudah saatnya seluruh agama bersatu-padu menghadap ideologi mereka. Tidak ada alasan lagi untuk melakuan konflik dan silang sengketa yang melelahkan, saling berebut pengaruh dengan menghitung jumlah dan menghalalkan segala cara untuk memperbanyak jamaah. Konflik diantara umat beragama hanya membuat "tertawa dan terbahaknya" kaum zionis. Dan tentunya pula, hal itu melemahkan misi umat beragama itu sendiri.Perpecahan dan konflik dalam dan antar-agama, hanyalah sebuah kegelapan yang panjang. Itu tidak memberikan dampak apa pun kecuali luka yang semakin menganga dan derita yang semakin membuat nelangsa

Tantangan dan Jawaban

Tantangan Kaum Dajal:
Menghapuskan segala dogma agama yang dianggapnya sebagai tirani yang mengebiri kebebasan manusia. Agama tidak realistis, bertentangan dengan fitrah manusia yang realistis, dan empirik. Dalam sejarah manusia, ternyata agama merupakan sumber konflik.

Jawaban Umat Islam:
Gerakan reformasi (ishlah) dalam metode dan aplikasi dakwah secara total dan menyentuh kehidupan (total dakwah). Melalui pendekatan: pengetahuan kesejarahan, pendekatan rasional, dan penguasaan berbagai ideologi sebagai bahan perbandingan.

Tantangan Kaum Dajal:
Menguasai seluruh jaringan pranata kehidupan, terutama dominasi di bidang ekonomi dan moneter, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai jembatan emas menuju cita-cita satu pemerintahan dunia (novus ordo seclorum).

Jawaban Umat Islam:
Pola pendidikan umat yang harus dikembangkan secara faktual. Di samping pendekatan ritual normatif, ditanamkan pula berbagai metode pendidikan yang bersifat aktual aplikatif serta metode belajar partisipatif.

Tantangan Kaum Dajal:
Untuk memecah keyakinan dogmatis, dirancang agama palsu (pseudo and quasi religion) dalam bentuk agama alternative, misalnya: jehovah, satanisme, okultisme, unitarian-universalist, dan sebagainya, dengan pendekatan rasional.

Jawaban Umat Islam:
Pola pendidikan tauhid, pemahaman budaya barat (westernologi) sudah harus dikuasai oleh para cendekiawan Islam, sehingga mampu mengkounter tendensi atau mewabahnya aliran mistik, pseudo tasawuf dan sebagainya.

Tantangan Kaum Dajal:
Untuk mewujudkan cita-cita Dajal menguasai dunia maka seluruh potensi konflik harus dimunculkan ke permukaan. Pertentangan antar-etnik, pertentangan rasial dan konflik agama harus dijadikan pemicu untuk kepentingan konspirasi Dajal. Kebanggaan nasionalisme; patriotisme merupakan penghalang bagi melajunya cita-cita kaum Dajal, sehingga sejak awal sudah harus direncanakan satu gerakan penghancuran nasionalisme melalui konflik SARA, agar dengan mudah Dajal memperbudak mereka dalam kandang kekuasaan dunia yang monolitik.

Jawaban Umat Islam:
Umat Islam hanya akan menang selama bersatu (ittihadul-ummah). Bila umat Islam pecah maka bersiaplah untuk kalah. Sudah merupakan aksioma Ilahiyah bahwa persatuan umat dan jamaah merupakan kunci untuk menjawab tantangan Dajal. Termasuk juga menggalang persaudaraan antar-agama, etnik, dan ras demi menghadapi gerakan kafirisasi yang akan memorak-porandakan persatuan dan kesatuan, dan menghapuskan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Sudah saatnya umat beragama bersatu dalam tali cinta dan persudaraan karena kesejarahan kebangsaan yang pluralis-unitarian dan sebaliknya.

Tantangan Kaum Dajal:
Mengembangkan budaya natural-realistis yang bebas dari nuansa agama, sehingga mampu merasuki alam pikiran masyarakat.

Jawaban Umat Islam:
Melakukan kounter dengan memotivasi para budayawan Islam untuk lebih kreatif dan tetap populis, sehingga seni budaya mampu menjadi sarana dakwah yang mengglobal.

Tantangan Kaum Dajal:
Meningkatkan peredaran obat-obatan setan, alkohol, serta berbagai bentuk hiburan modern, misal kafe, klub malam, dan bentuk hiburan lainnya sebagai tempat peredaran obat.

Jawaban Umat Islam:
Menanamkan fanatisme bahwa memasuki kafe, klub malam, serta tempat hiburan malam bernuansa sekuler adalah sama nista dengan mendekati zinah. Dan pada saat yang sama menghidupkan kembali rumah tangga Islami (usrah-Islamiyah).

Tantangan Kaum Dajal:
Membius anak-anak muda dengan berbagai jerat yang sangat profesional, mulai dari budaya seni, artis, selebritis, obat, dan penghancuran mentalitas.

Jawaban Umat Islam:
Menggiatkan minat anak-anak remaja terhadap olahraga, seni budaya, dan seluruh pranata sosial dengan cara saling menunjang satu dengan lainnya.

Tantangan Kaum Dajal:
Menyebarkan fitnah dan mengadu-domba (friksi) di kalangan tokoh- tokoh agama atau para mujahid Islam yang cerdas dan potensial, sehingga mereka mati sebelum berkembang. Fitnah merupakan senjata kaum Dajal yang ampuh dan membunuh tanpa harus mati.

Jawaban Umat Islam:
Menanamkan fanatisme tentang pentingnya jamaah, ukhuwah dalam bentuk yang nyata. Memberikan bekas yang mendalam bahwa fitnah adalah api menyala dari nafsu Dajal. Dan mereka yang memfitnah, betapapun mengatas-namakan agama, tidak lain adalah pengikut Dajal.

Tantangan Kaum Dajal:
Memanfaatkan media massa sebagai "juru bicara ideologi" dan memojokkan atau tidak memberi kesempatan kepada para tokoh potensial untuk berdakwah (menulis) di media massa yang ada, sehingga hubungan emosional para tokoh tersebut tertutup dengan umatnya. Sebarkan fitnah kepada para pemimpin redaksi terhadap tokoh tertentu agar mereka punya alasan untuk mem-black out.

Jawaban Umat Islam:
Melakukan satu rekrutmen organisasi jurnalis Islami, sehingga mereka senantiasa mampu berpihak pada agamanya dari bersifat objektif. Para pemangku lembaga media massa harus mempunyai gairah Islamiyah yang nyata dan transparan. Memberikan kesempatan yang luas kepada tokoh agama untuk memberikan pemikirannya melalui media massa di mana mereka mempunyai akses dan otoritas.

Tantangan Kaum Dajal:
Agama merupakan dogma yang menyalahi kebebasan berpikir, tidak sesuai dengan jalan pikiran logis, dan tidak bisa dibuktikan dengan hukum, sebagaimana diyakini oleh kaum pemikir.

Jawaban Umat Islam:
Melakukan gerakan pembaruan dalam materi dan metode dakwah dengan melalui pendekatan argumentatif, mempelajari hukum logika dan mengikuti perkembangan pemikiran zaman, di mana banyak tantangan ideologi baru yang pada hakikatnya cenderung untuk bersifat matrialistik absolut dengan mengandalkan ilmu logika.

Tantangan Kaum Dajal:
Mempersiapkan kader-kader muda pendukung ideologi masyarakat Dajal yang berpikir bebas nilai tanpa ikatan dogma agama.

Jawaban Umat Islam:
Menggerakkan seluruh pranata dakwah dan menjadikan masjid sebagai pusat pengkaderan.

Tantangan Kaum Dajal:
Mencuci otak anak-anak kecil dengan fantasi dan buku-buku sekuler, sehingga jiwanya dikuasai oleh ideologi Dajal.

Jawaban Umat Islam:
Melakukan kounter dengan cara menerbitkan buku-buku Islami yang bersifat kontemporer dan aktual sehingga diminati anak-anak kecil.

0 komentar: