Oleh : Muhammad Husain Haekal
Sejak terjadinya perang Badr pihak Quraisy sudah tidak pernahtenang lagi. Juga penstiwa Sawiq tidak membawa keuntunganapa-apa buat mereka. Lebih-lebih karena kesatuan Zaid b.Haritha telah berhasil mengambil perdagangan mereka ketikamereka hendak pergi ke Syam melalui jalan Irak. Hal inimengingatkan mereka pada korban-korban Badr dan menambah besarkeinginan mereka hendak membalas dendam. Bagaimana Quraisyakan dapat melupakan peristiwa itu, sedang mereka adalahbangsawan-bangsawan dan pemimpin-pemimpin Mekah,pembesar-pembesar yang angkuh dan punya kedudukan terhormat?Bagaimana mereka akan dapat melupakannya, padahalwanita-wanita Mekah selalu ingat akan korban-korban yangterdiri dari anak, atau saudara, bapak, suami atau temansejawat? Mereka selalu berkabung, selalu menangisi danmeratapi.
Demikianlah keadaannya. Orang-orang Quraisy sejak Abu Sufyanb. Harb datang membawa kafilahnya dari Syam, yang telahmenyebabkan timbulnya perang Badr, begitu juga mereka yangselamat kembali dan Badr, telah menghentikan kafilah dagangitu di Dar'n-Nadwa. Pembesar-pembesar mereka yang terdiri dariJubair b. Mut'im, Shafwan b. Umayya' 'Ikrima b. Abi Jahl,Harith b. Hisyam, Huaitib b. Abd'l-'Uzza dan yang lain, telahmencapai kata sepakat, bahwa kafilah dagang itu akan dijual,keuntungannya akan disisihkan dan akan dipakai menyiapkanangkatan perang guna memerangi Muhammad, dengan memperbesarjumlah dan perlengkapannya.
Selanjutnya tenaga kabilah-kabilahakan dikerahkan dan supaya ikut serta bersama-sama denganQuraisy menuntut balas terhadap kaum Muslimin. Ikut puladikerahkan di antaranya Abu 'Azza penyair yang telah dimaafkanoleh Nabi dan antara tawanan perang Badr. Begitu juga kabilahAhabisy2 yang mau ikut mereka dikerahkan pula. Wanita-wanitapun mendesak akan ikut pergi berperang. Mereka berunding lagi. Ada yang berpendapat supaya kaum wanitajuga ikut serta. "Biar mereka bertugas merangsang kemarahan kamu, danmengingatkan kamu kepada korban-korban Badr. Kita adalahmasyarakat yang sudah bertekad mati, tidak akan pulang sebelumsempat melihat mangsa kita, atau kita sendiri mati untuk itu." "Saudara-saudara dari Quraisy," kata yang lain lagi."
Melepaskan wanita-wanita kita kepada musuh, bukanlah suatupendapat yang baik. Apabila kalian mengalami kekalahan,wanita-wanita kitapun akan tercemar." Sementara mereka sedang dalam perundingan itu tiba-tiba Hindunbt. 'Utba, isteri Abu Sufyan berteriak kepada mereka yangmenentang ikut sertanya kaum wanita itu: "Kamu yang selamat dari perang Badr kamu kembali kepadaisterimu. Ya. Kita berangkat dan ikut menyaksikan peperangan.Jangan ada orang yang menyuruh kami pulang, sepertigadis-gadis kita dulu dalam perjalanan ke Badr disuruh kembaliketika sudah sampai di Juhfa.3 Kemudian orang-orang yangmenjadi kesayangan kita waktu itu terbunuh, karena tak adaorang yang dapat memberi semangat kepada mereka." Akhirnya pihak Quraisy berangkat dengan membawa kaum wanitanyajuga, dipimpin oleh Hindun. Dialah orang paling panas hatiingin membalas dendam, karena dalam peristiwa Badr ituayahnya, saudaranya dan orang-orang yang dicintainya telahmati terbunuh.
Keberangkatan Quraisy dengan tujuan Medinahyang disiapkan dari Dar'n-Nadwa itu terdiri dan tiga brigade.Brigade terbesar dipimpin oleh Talha b. Abi Talha terdiri dari3000 orang. Kecuali 100 orang saja dari Thaqif,4 selebihnyasemua dari Mekah, termasuk pemuka-pemuka, sekutu-sekutu sertagolongan Ahabisynya. Perlengkapan dan senjata tidak sedikityang mereka bawa, dengan 200 pasukan berkuda dan 3000 unta, diantaranya 700 orang berbaju besi. Sesudah ada kata sepakat, sekarang sudah siap mereka akanberangkat. Sementara itu 'Abbas b. Abd'l-Muttalib, paman Nabi,yang juga berada di tengah-tengah mereka, dengan teliti dansaksama sekali memperhatikan semua kejadian itu. Disampingkesayangannya pada agama nenek-moyangnya dan agama golongannyasendiri, juga Abbas mempunyai rasa solider dan sangatmengagumi Muhammad. Masih ingat ia perlakuannya yang begitubaik ketika perang Badr. Mungkin karena rasa kagum dansolidernya itu yang membuat dia ikut Muhammad menyaksikanIkrar 'Aqaba dan berbicara kepada Aus dan Khazraj bahwa kalaumereka tidak akan dapat mempertahankan kemenakannya ituseperti mempertahankan isteri dan anak-anak mereka sendiri,biarkan sajalah keluarganya sendiri yang melindunginya,seperti yang sudah-sudah.
Hal inilah yang mendorongnya - tatkala diketahuinya keputusanQuraisy akan berangkat dengan kekuatan yang begitu besar -sampai ia menulis surat menggambarkan segala tindakan,persiapan dan perlengkapan mereka itu. Surat itu diserahkannyakepada seseorang dari kabilah Ghifar supaya disampaikan kepadaNabi. Dan orang inipun sampai di Medinah dalam tiga hari, dansurat itupun diserahkan. Dalam pada itu pasukan Quraisypun sudah pula berangkat sampaidi Abwa'. Ketika melalui makam Aminah bt. Wahb, timbul rasapanas hati beberapa orang yang pendek pikiran. Terpikir olehmereka akan membongkarnya. Tetapi pemuka-pemuka mereka menolakperbuatan demikian; supaya jangan kelak menjadi kebiasaanArab. "Jangan menyebut-nyebut soal ini," kata mereka. "Kalau inikita lakukan, Banu Bakr dan Banu Khuza'a akan membongkar jugakuburan mayat-mayat kita." Quraisy meneruskan perjalanan sampai di 'Aqiq, kemudian;mereka berhenti di kaki gunung Uhud, dalam jarak lima mil dariMedinah. Orang dari Ghifar yang diutus oleh Abbas b. Abd'l-Muttalibmembawa surat ke Medinah itu telah sampai. Setelahdiketahuinya berada di Quba', ia langsung pergi ke sana dandijumpainya Muhammad di depan pintu mesjid sedang menunggangkeledai Diserahkannya surat itu kepadanya, yang kemudian dibacakanoleh Ubay b. Ka'b. Muhammad minta isi surat itu supayadirahasiakan, dan ia kembali ke Medinah langsung menemui Sa'dibn'l-Rabi' di rumahnya.
Diceritakannya apa yang telahdisampaikan 'Abbas kepadanya itu dan juga dimintanya supayahal itu dirahasiakan. Akan tetapi isteri Sa'd yang sedangdalam rumah waktu itu mendengar juga percakapan mereka, dandengan demikian sudah tentu tidak lagi hal itu menjadirahasia. Dua orang anak-anak Fudzala, yaitu Anas dan Mu'nis, olehMuhammad ditugaskan menyelidiki keadaan Quraisy. Menurutpengamatan mereka kemudian ternyata Quraisy sudah mendekatiMedinah. Kuda dan unta mereka dilepaskan di padang rumputsekeliling Medinah. Di samping dua orang itu kemudian Muhammadmengutus lagi Hubab ibn'l-Mundhir bin'l-Jamuh. Setelah keadaanmereka itu disampaikan kepadanya seperti dikabarkan oleh'Abbas, Nabi s.a.w. jadi terkejut sekali. Ketika kemudianSalama b. Salama keluar, ia melihat barisan depan pasukan kudaQuraisy sudah mendekati Medinah, bahkan sudah hampir memasukikota. Ia segera kembali dan apa yang dilihatnya itudisampaikannya kepada masyarakatnya. Sudah tentu pihak Aus danKhazraj, begitu juga semua penduduk Medinah merasa kuatirsekali akan akibat serbuan ini, yang dalam sejarah perang,Quraisy belum pernah mengadakan persiapan sebaik itu.
Pemuka-pemuka Muslimin dari penduduk Medinah malam ituberjaga-jaga dengan senjata di mesjid guna menjaga keselamatanNabi. Sepanjang malam itu seluruh kota dijaga ketat. Keesokan harinya orang-orang terkemuka dari kalangan Muslimindan mereka yang pura-pura Islam - atau orang-orang munafikseperti disebutkan waktu itu dan seperti dilukiskan pula olehQur'an - oleh Nabi diminta berkumpul; lalu mereka sama-samabermusyawarah, bagaimana seharusnya menghadapi musuh Nabi'alaihi's-salam berpendapat akan tetap bertahan dalam kota danmembiarkan Quraisy di luar kota. Apabila mereka mencobamenyerbu masuk kota maka penduduk kota ini akan lebih mampumenangkis dan mengalahkan mereka. Abdullah b. Ubay b. Salulmendukung pendapat Nabi itu dengan mengatakan: "Rasulullah, biasanya kami bertempur di tempat ini, kaumwanita dan anak-anak sebagai benteng kami lengkapi denganbatu. Kota kami sudah terjalin dengan bangunan sehingga iamerupakan benteng dari segenap penjuru. Apabila musuh sudahmuncul, maka wanita-wanita dan anak-anak melempari merekadengan batu. Kami sendiri menghadapi mereka di jalan-jalandengan pedang. Rasulullah, kota kami ini masih perawan, belumpernah diterobos orang. Setiap ada musuh menyerbu kami kedalam kota ini kami selalu dapat menguasainya, dan setiap kamimenyerbu musuh keluar, maka selalu kami yang dikuasai.Biarkanlah mereka itu. Rasulullah. Ikutlah pendapat saya dalamhal ini. Saya mewarisi pendapat demikian ini daripemuka-pemuka dan ahli-ahli pikir golongan kami."
Apa yang dikatakan oleh Abdullah b. Ubayy itu adalah merupakanpendapat terbesar sahabat-sahabat Rasulullah - baik Muhajirinataupun Anshar, mereka sependapat dengan Rasul a.s. Akantetapi pemuda-pemuda yang bersemangat yang belum mengalamiperang Badr - juga orang-orang yang sudah pernah ikut danmendapat kemenangan disertai hati yang penuh iman, bahwa takada sesuatu kekuatan yang dapat mengalahkan mereka - lebihsuka berangkat keluar menghadapi musuh di tempat merekaberada. Mereka kuatir akan disangka segan keluar dan maubertahan di Medinah karena takut menghadapi musuh. Seterusnyaapabila mereka ini di pinggiran dan di dekat kota akan lebihkuat dari musuh. Ketika dulu mereka di Badr penduduk tidakmengenal mereka samasekali. Salah seorang diantara mereka ada yang berkata: "Saya tidak ingin melihat Quraisy kembali ketengah-tengahgolongannya lalu mengatakan: Kami telah mengepung Muhammad didalam benteng dan kubu-kubu Yathrib. Ini akan membuat Quraisylebih berani. Mereka sekarang sudah menginjak-injak daun palmkita. Kalau tidak kita usir mereka dari kebun kita, kebun kitatidak akan dapat ditanami lagi.
Orang-orang Quraisy yang sudahtinggal selama setahun dapat mengumpulkan orang, dapat menarikorang-orang Arab, dari badwinya sampai kepada Ahabisynya.Kemudian, dengan membawa kuda dan mengendarai unta, merekakini telah sampai ke halaman kita. Mereka akan mengurung kitadi dalam rumah kita sendiri? Didalam benteng kita sendiri?Lalu mereka pulang kembali dengan kekayaan tanpa mengalamiluka samasekali. Kalau kita turuti, mereka akan lebih berani.Mereka akan menyerang kita dan menaklukkan daerah-daerah kita.Kota kita akan berada dibawah pengawasan mereka. Kemudianjalan kitapun akan mereka potong." Selanjutnya penganjur-penganjur yang menghendaki supaya keluarmenyongsong musuh masing-masing telah berbicaraberturut-turut. Mereka semua mengatakan, bahwa bila Tuhanmemberikan kemenangan kepada mereka atas musuh itu, itulahyang mereka harapkan, dan itu pula kebenaran yang telahdijanjikan Tuhan kepada RasulNya.
Kalaupun mereka mengalamikekalahan dan mati syahid pula, mereka akan mendapat surga. Kata-kata yang menanamkan semangat keberanian dan mati syahidini, sangat menggetarkan hati mereka. Jiwa mereka tergugahsemua untuk sama-sama menempuh arus ini, untuk berbicaradengan nada yang sama. Waktu itu, bagi orang-orang yang kinisedang berhadap-hadapan dengan Muhammad, orang-orang yanghatinya sudah penuh dengan iman kepada Allah dan RasulNya,kepada Qur'an dan Hari Kemudian, yang tampak di hadapan merekahanyalah wajah kemenangan terhadap musuh agresor itu.Pedang-pedang mereka akan mencerai-beraikan musuh itu, akanmembuat mereka. centang-perenang, dan rampasan perang akanmereka kuasai. Lukisan surga adalah bagi mereka yang terbunuhdi jalan agama. Di tempat itu akan terdapat segala yangmenyenangkan hati dan mata, akan bertemu dengan kekasih yangjuga sudah turut berperang dan mati syahid. "Ucapan yang sia-sia tidak mereka dengar di tempat itu, jugatidak yang akan membawa dosa. Yang ada hanyalah ucapan "Damai!Damai!" (Qur'an, 56: 25-26)
"Mudah-mudahan Tuhan memberikan kemenangan kepada kita, atausebaliknya kita mati syahid," kata Khaithama Abu Sa'd b.Khaithama. "Dalam perang Badr saya telah meleset. Saya sangatmendambakannya sekali, sehingga begitu besarnya kedambaan sayasampai saya bersama anak saya turut ambil bagian dalampertempuran itu. Tapi kiranya dia yang beruntung; ia telahgugur, mati syahid. Semalam saya bermimpi bertemu dengan anaksaya, dan dia berkata: Susullah kami, kita bertemu dalamsurga. Sudah saya terima apa yang dijanjikan Tuhan kepadasaya. Ya Rasulullah, sungguh rindu saya akan menemuinya dalamsurga. Saya sudah tua, tulang sudah rapuh. Saya ingin bertemuTuhan." Setelah jelas sekali suara terbanyak ada pada pihak yang maumenyerang dan menghadapi musuh di luar kota, Muhammad berkatakepada mereka: "Saya kuatir kamu akan kalah." Tetapi mereka ingin berangkat juga. Tak ada jalan lain iapunmenyerah kepada pendapat mereka. Cara musyawarah ini sudahmenjadi undang-undang dalam kehidupannya. Dalam sesuatumasalah ia tidak mau bertindak sendiri, kecuali yang sudahdiwahyukan Tuhan kepadanya. Hari itu hari Jum'at. Nabi memimpin sembahyang jamaah, dankepada mereka diberitahukan, bahwa atas ketabahan hati merekaitu, mereka akan beroleh kemenangan. Lalu dimintanya merekabersiap-siap menghadapi musuh.
Selesai sembahyang Asar Muhammad masuk kedalam rumahnyadiikuti oleh Abu Bakr dan Umar. Kedua orang ini memakaikansorban dan baju besinya dan ia mengenakan pula pedangnya.Sementara ia tak ada di tempat itu orang di luar sedang ramaibertukar pikiran. Usaid b. Hudzair dan Sa'd b. Mu'adh -keduanya termasuk orang yang berpendapat mau bertahan dalamkota berkata kepada mereka yang berpendapat mau menyerangmusuh di luar: "Tuan-tuan mengetahui, Rasulullah berpendapat mau bertahandalam kota, lalu tuan-tuan berpendapat lain lagi, danmemaksanya bertempur ke luar. Dia sendiri enggan berbuatdemikian. Serahkan sajalah soal ini di tangannya. Apa yangdiperintahkan kepadamu, jalankanlah. Apabila ada sesuatu yangdisukainya atau ada pendapatnya, taatilah." Mendengar keterangan itu mereka yang menyerukan supayamenyerang saja, jadi lebih lunak. Mereka menganggap telahmenentang Rasul mengenai sesuatu yang mungkin itu datang dariTuhan.
Setelah kemudian Nabi datang kembali ke tengah-tengahmereka, dengan memakai baju besi dan sudah pula mengenakanpedangnya, mereka yang tadinya menghendaki supaya mengadakanserangan berkata: "Rasulullah, bukan maksud kami hendak menentang tuan.Lakukanlah apa yang tuan kehendaki. Juga kami tidak bermaksudmemaksa tuan. Soalnya pada Tuhan, kemudian pada tuan." "Kedalam pembicaraan yang semacam inilah saya ajak tuan-tuantapi tuan-tuan menolak," kata Muhammad. "Tidak layak bagiseorang nabi yang apabila sudah mengenakan pakaian besinyalalu akan menanggalkannya kembali, sebelum Tuhan memberikanputusan antara dirinya dengan musuhnya. Perhatikanlah apa yangsaya perintahkan kepada kamu sekalian, dan ikuti. Atasketabahan hatimu, kemenangan akan berada di tanganmu." Demikianlah prinsip musyawarah itu oleh Muhammad sudahdijadikan undang-undang dalam kehidupannya. Apabila sesuatumasalah yang dibahas telah diterima dengan suara terbanyak,maka hal itu tak dapat dibatalkan oleh sesuatu keinginan ataukarena ada maksud-maksud tertentu. Sebaliknya ia harusdilaksanakan, tapi orang yang akan melaksanakannya harus puladengan cara yang sebaik-baiknya dan diarahkan ke suatu sasaranyang yang akan mencapai sukses. Sekarang Muhammad berangkat memimpin kaum Muslimin menujuUhud. Di Syaikhan5 ia berhenti. Dilihatnya di tempat itu adasepasukan tentara yang identitasnya belum dikenal. Ketikaditanyakan, kemudian diperoleh keterangan, bahwa mereka ituorang-orang Yahudi sekutu Abdullah b. Ubayy. Lalu kata Nabi'alaihi'ssalam: "Jangan minta pertolongan orang-orang musyrikdalam melawan orang musyrik, - sebelum mereka masuk Islam."
Dalam pada itu orang-orang Yahudi itupun kembali ke Medinah.Lalu kata sekutu Ibn Ubayy itu: "Kau sudah menasehatinya dan sudah kauberikan pendapatmuberdasarkan pengalaman orang-orang tua dahulu. Sebenarnya diasependapat dengan kau. Lalu dia menolak dan menuruti kehendakpemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya." Percakapan mereka itu sangat menyenangkan hati Ibn Ubayy.Keesokan harinya ia berbalik menggabungkan diri dengan pasukanteman-temanya itu. Tinggal lagi Alabi dengan orang-orang yangbenar-benar beriman, yang berjumlah 700 orang, akan berperangmenghadapi 3000 orang terdiri dan orang-orang Quraisy Mekah,yang kesemuanya sudah memikul dendam yang tak terpenuhi ketikadi Badr. Semua mereka ingin menuntut balas. Pagi-pagi sekali; kaum Muslimin berangkat menuju Uhud.
Lalumereka memotong jalan sedemikian rupa sehingga pihak musuh ituberada di belakang mereka. Selanjutnya Muhammad mengaturbarisan para sahabat. Limapuluh orang barisan pemanahditempatkan di lereng-lereng gunung, dan kepada merekadiperintahkan: "Lindungi kami dan belakang, sebab kita kuatir mereka akanmendatangi kami dari belakang. Dan bertahanlah kamu di tempatitu, jangan ditinggalkan. Kalau kamu melihat kami dapatmenghancurkan mereka sehingga kami memasuki pertahanan mereka,kamu jangan meninggalkan tempat kamu. Dan jika kamu lihat kamiyang diserang jangan pula kami dibantu, juga jangan kamidipertahankan. Tetapi tugasmu ialah menghujani kuda merekadengan panah, sebab dengan serangan panah kuda itu takkandapat maju." Selain pasukan pemanah, yang lain tidak diperbolehkanmenyerang siapapun, sebelum ia memberi perintah menyerang. Adapun pihak Quraisy merekapun juga sudah menyusun barisan.Barisan kanan dipimpin oleh Khalid bin'l-Walid sedang sayapkin dipimpin oleh 'Ikrima b. Abi Jahl. Bendera diserahkankepada Abd'l 'Uzza Talha b. Abi Talha. Wanita-wanita Quraisysambil memukul tambur dan genderang berjalan di tengah-tengahbarisan itu. Kadang mereka di depan barisan, kadang dibelakangnya. Mereka dipimpin oleh Hindun bt. 'Utba, isteri AbuSufyan, seraya bertenak-teriak: Hayo, Banu Abd'd-Dar Hayo, hayo pengawal barisan belakang Hantamlah dengan segala yang tajam. Kamu maju kami peluk Dan kami hamparkan kasur yang empuk Atau kamu mundur kita berpisah Berpisah tanpa cinta. Kedua belah pihak sudah siap bertempur.
Masing-masing sudahmengerahkan pasukannya. Yang selalu teringat oleh Quraisyialah peristiwa Badr dan korban-korbannya. Yang selaluteringat oleh kaum Muslimin ialah Tuhan serta pertolonganNya.Muhammad berpidato dengan memberi semangat dalam menghadapipertempuran itu. Ia menjanjikan pasukannya akan mendapatkemenangan apabila mereka tabah. Sebilah pedang dipegangnyasambil ia berkata: "Siapa yang akan memegang pedang ini guna disesuaikan dengantugasnya?" Beberapa orang tampil. Tapi pedang itu tidak pula diberikankepada mereka. Kemudian Abu Dujana Simak b. Kharasya dari BanuSa'ida tampil seraya berkata: "Apa tugasnya, Rasulullah?" "Tugasnya ialah menghantamkan pedang kepada musuh sampai iabengkok," jawabnya. Abu Dujana seorang laki-laki yang sangat berani. Ia mengenakanpita (kain) merah. Apabila pita merah itu sudah diikatkanorangpun mengetahui, bahwa ia sudah siap bertempur dan waktuitupun ia sudah mengeluarkan pita mautnya itu. Pedang diambilnya, pita dikeluarkan lalu diikatkannya dikepala. Kemudian ia berlagak di tengah-tengah dua barisan ituseperti biasanya apabila ia sudah siap menghadapi pertempuran. "Cara berjalan begini sangat dibenci Allah, kecuali dalambidang ini," kata Muhammad setelah dilihatnya orang ituberlagak. Orang pertama yang mencetuskan perang di antara dua pihak ituadalah Abu 'Amir 'Abd 'Amr b. Shaifi al-Ausi (dari Aus). Orangini sengaja pindah dari Medinah ke Mekah hendak membakarsemangat Quraisy supaya memerangi Muhammad. Ia belum pernahikut dalam perang Badr. Sekarang ia menerjunkan diri dalamperang Uhud dengan membawa lima belas orang dari golongan Aus.Ada juga budak-budak dari penduduk Mekah yang juga dibawanya.Menurut dugaannya, apabila nanti ia memanggil-manggilorang-orang Islam dari golongan Aus yang ikut berjuang dipihak Muhammad, niscaya mereka akan memenuhi panggilannya,akan berpihak kepadanya dan membantu Quraisy. "Saudara-saudara dari Aus! Saya adalah Abu 'Amir!" teriaknyamemanggil-manggil.
Tetapi Muslimin dari kalangan Aus itu membalas: "Tuhan takkan memberikan kesenangan kepadamu, durhaka!" Perangpun lalu pecah. Budak-budak Quraisy serta 'Ikrima b. AbiJahl yang berada di sayap kiri, berusaha hendak menyerangMuslimin dari samping, tapi pihak Muslimin menghujani merekadengan batu sehingga Abu 'Amir dan pengikut-pengikutnya laritunggang-langgang. Ketika itu juga Hamzah b. Abd'l-Muttalibberteriak, membawa teriakan perang Uhud: "Mati, mati!" Lalu ia terjun ketengah-tengah tentara Quraisyitu. Ketika itu Talha b. Abi Talha, yang membawa benderatentara Mekah berteriak pula: "Siapa yang akan duel?" Lalu Ali b. Abi Talib tampil menghadapinya. Dua orang dari duabarisan itu bertemu. Cepat-cepat Ali memberikan satu pukulan,yang membuat kepala lawannya itu belah dua. Nabi merasa legadengan itu. Ketika itu juga kaum Muslimin bertakbir danmelancarkan serangannya. Dengan pedang Nabi di tangan danmengikatkan pita maut di kepala, Abu Dujane pun terjunkedepan. Dibunuhnya setiap orang yang dijumpainya. Barisanorang-orang musyrik jadi kacau-balau. Kemudian ia melihatseseorang sedang mencencang-cencang sesosok tubuh manusiadengan keras sekali. Diangkatnya pedangnya dan diayunkannyakepada orang itu. Tetapi ternyata orang itu adalah Hindun bt.'Utba. Ia mundur.
Terlalu mulia rasanya pedang Rasul akandipukulkan kepada seorang wanita. Dengan secara keras sekali pihak Quraisypun menyerbu pula ketengah-tengah pertempuran itu. Darahnya sudah mendidih inginmenuntut balas atas pemimpin-pemimpin dan pemuka-pemuka merekayang sudah tewas setahun yang lalu di Badr. Dua kekuatan yangtidak seimbang itu, baik jumlah orang maupun perlengkapan,sekarang berhadap-hadapan. Kekuatan dengan jumlah yang besarini motifnya adalah balas-dendam, yang sejak perang Badr tidakpernah reda. Sedang jumlah yang lebih kecil motifnya adalah:pertama mempertahankan akidah, mempertahankan iman dan agamaAllah, kedua mempertahankan tanah air dan segalakepentingannya. Mereka yang menuntut bela itu terdiri dariorang-orang yang lebih kuat dan jumlah pasukan yang lebihbesar. Di belakang mereka itu kaum wanita turut pulamengobarkan semangat. Tidak sedikit di antara mereka yangmembawa budak-budak itu menjanjikan akan memberikan hadiahyang besar apabila mereka dapat membalaskan dendam ataskematian seorang bapa, saudara, suami atau orang-orang yangdicintai lainnya, yang telah terbunuh di Badr. Hamzah b.Abd'l-Muttalib adalah seorang pahlawan Arab terbesar danpaling berani.
Ketika terjadi perang Badr dialah yang telahmenewaskan ayah dan saudara Hindun, begitu juga tidak sedikitorang-orang yang dicintainya yang telah ditewaskan. Sepertijuga dalam perang Badr, dalam perang Uhud inipun Hamzah adalahsinga dan pedang Tuhan yang tajam. Ditewaskannya Arta b. 'AbdSyurahbil, Siba' b. 'Abd'l-'Uzza al-Ghubsyani, dan setiapmusuh yang dijumpainya nyawa mereka tidak luput dari renggutanpedangnya. Sementara itu Hindun bt. 'Utba telah pula menjanjikan Wahsyi,orang Abisinia dan budak Jubair (b. Mut'im) akan memberikanhadiah besar apabila ia berhasil membunuh Hamzah. Begitu jugaJubair b. Mut'im sendiri, tuannya, yang pamannya telahterbunuh di Badr, mengatakan kepadanya: "Kalau Hamzah paman Muhammad itu kau bunuh, maka engkaukumerdekakan." Wahsyi sendiri dalam hal ini bercerita sebagaiberikut: "Kemudian aku berangkat bersama rombongan. Aku adalah orangAbisinia yang apabila sudah melemparkan tombak cara Abisinia,jarang sekali meleset. Ketika terjadi pertempuran, kucariHamzah dan kuincar dia.
Kemudian kulihat dia di tengah-fengahorang banyak itu seperti seekor unta kelabu sedang membabatiorang dengan pedangnya. Lalu tombak kuayunkan-ayunkan, dansesudah pasti sekali kulemparkan. Ia tepat mengenai sasaran dibawah perutnya, dan keluar dari antara dua kakinya. Kubiarkantombak itu begitu sampai dia mati. Sesudah itu kuhampiri diadan kuambil tombakku itu, lalu aku kembali ke markas dan akudiam di sana, sebab sudah tak ada tugas lain selain itu.Kubunuh dia hanya supaya aku dimerdekakan saja dariperbudakan. Dan sesudah aku pulang ke Mekah, ternyata akudimerdekakan." Adapun mereka yang berjuang mempertahankan tanah-air,contohnya terdapat pada Quzman, salah seorang munafik, yanghanya pura-pura Islam. Ketika kaum Muslimin berangkat ke Uhudia tinggal di belakang. Keesokan harinya, ia mendapat hinaandari wanita-wanita Banu Zafar. "Quzman," kata wanita-wanita itu. "Tidak malu engkau dengansikapmu itu. Seperti perempuan saja kau. Orang semua berangkatkau tinggal dalam rumah."
Dengan sikap berang Quzman pulang ke rumahnya. Dikeluarkannyakudanya, tabung panah dan pedangnya. Ia dikenal sebagaiseorang pemberani. Ia berangkat dengan memacu kudanya sampaike tempat tentara. Sementara itu Nabi sedang menyusun barisanMuslimin. Ia terus menyeruak sampai ke barisan terdepan. Diaadalah orang pertama dari pihak Muslimin yang menerjunkandiri, dengan melepaskan panah demi panah, seperti tombaklayaknya. Hari sudah menjelang senja. Tampaknya ia lebih suka matidaripada lari. Ia sendiri lalu membunuh diri sesudah sempatmembunuh tujuh orang Quraisy di Suway'a - selain mereka yangtelah dibunuhnya pada permulaan pertempuran. Tatkala ia sedangsekarat itu, Abu'l-Khaidaq lewat di tempat itu. "Quzman, beruntung kau akan mati syahid," katanya. "Abu 'Amr," kata Quzman. "Sungguh saya bertempur bukan atasdasar agama. Saya bertempur hanya sekadar menjaga jangansampai Quraisy memasuki tempat kami dan melanda kehormatankami, menginjak-injak kebun kami. Saya berperang hanya untukmenjaga nama keturunan masyarakat kami. Kalau tidak karena itusaya tidak akan berperang." Sebaliknya mereka yang benar-benar beriman, jumlahnya tidaklebih dari 700 orang. Mereka bertempur melawan 3000 orang.Kita sudah melihat, tindakan Hamzah dan Abu Dujana yang telahmemperlihatkan suatu teladan dalam arti kekuatan moril yangtinggi pada mereka itu.
Suatu kekuatan yang telah membuatbarisan Quraisy jadi lemas seperti rotan, membuatpahlawan-pahlawan Quraisy, yang tadinya di kalangan Arabkeberaniannya dijadikan suri teladan, telah mundur dan surut.Setiap panji mereka lepas dari tangan seseorang, panji ituditerima oleh yang lain di belakangnya. Setelah Talha b. AbiTalha tewas di tangan Ali datang 'Uthman b. Abi Talhamenyambut bendera itu, yang juga kemudian menemui ajalnya ditangan Hamzah. Seterusnya bendera itu dibawa oleh Abu Sa'd b.Abi Talha sambil berkata: "Kamu mendakwakan bahwa koban-korban kamu dalam surga dankorban-korban kami dalam neraka! Kamu bohong! Kalau kamubenar-benar orang beriman majulah siapa saja yang maumelawanku": Entah Ali atau Sa'd b. Abi Waqqash ketika itu menghantamkanpedangnya dengan sekali pukul hingga kepala orang ituterbelah. Berturut-turut pembawa bendera itu muncul dari Banu Abd'd Dar.Jumlah mereka yang tewas telah mencapai sembilan orang, yangterakhir ialah Shu'ab orang Abisinia, budak Banu Abd'd-Dar.Tangan kanan orang itu telah dihantam oleh Quzman, makabendera itu dibawanya dengan tangan kiri. Tangan kiri inipunoleh Quzman dihantam lagi dengan pedangnya.
Sekarang benderaitu oleh Shu'ab dipeluknya dengan lengan ke dadanya, kemudiania membungkuk sambil berkata: Hai Banu Abd'd-Dar, sudahkah kaumaafkan? Lalu ia ditewaskan entah oleh Quzman atau oleh Sa'dbin Abi Waqqash, sumbernya masih berbeda-beda. Setelah mereka yang membawa bendera itu tewas semua, pasukanorang-orang musyrik itu hancur. Mereka sudah tidak tahu lagibahwa mereka dikerumuni oleh wanita-wanita, bahwa berhala yangmereka mintai restunya telah terjatuh dari atas unta danpelangking yang membawanya.
0 komentar:
Posting Komentar