Uhud (2)

Oleh : Muhammad Husain Haekal


Kemenangan Muslimin dalam perang Uhud pada pagi hari itusebenarnya adalah suatu mujizat. Adakalanya orang menafsirkan,bahwa kemenangan itu disebabkan oleh kemahiran Muhammadmengatur barisan pemanah di lereng bukit, merintangi pasukanberkuda dengan anak panah sehingga mereka tidak dapat maju,juga tidak dapat menyergap Muslimin dari belakang. Ini memangbenar. Tetapi juga tidak salah, bahwa 600 orang Muslimin yangmenyerbu jumlah sebanyak lima kali lipat itupun, denganperlengkapan yang juga demikian, motifnya adalah iman, imanyang sungguh-sungguh, bahwa mereka dalam kebenaran.



Inilah yang membawa mujizat kepahlawanan melebihi kepandaianpimpinan. Barangsiapa yang telah beriman kepada kebenaran, iatakkan goncang oleh kekuatan materi, betapapun besarnya. Semuakekuatan batil yang digabungkan sekalipun, takkan dapatmenggoyahkan kebulatan tekadnya itu. Dapatkah kita menganggapcukup dengan kepandaian pimpinan itu saja, padahal barisanpemanah yang oleh Nabi ditempatkan di lereng bukit itujumlahnya tidak lebih dari 50 orang? Andaikata sekalipunmereka itu terdiri dari 200 orang atau 300 orang, mendapatserbuan dari mereka yang sudah bertekad mati, niscaya merekatidak akan dapat bertahan. Tetapi kekuatan yang terbesar,ialah kekuatan konsepsi, kekuatan akidah, kekuatan iman yangsungguh-sungguh akan adanya Kebenaran Tertinggi. Kekuataninilah yang takkan dapat ditaklukkan selama orang masih teguhberpegang kepada kebenaran itu. Karena itulah, 3000 orang pasukan berkuda Quraisy jadi hancurmenghadapi serangan 600 orang Muslimin. Dan hampir-hampir pulawanita-wanita merekapun akan menjadi tawanan perang yang hinadina. Muslimin kini mengejar musuh itu sampai mereka meletakkansenjata dimana saja asal jauh dari bekas markas mereka. KaumMuslimin sekarang mulai memperebutkan rampasan perang.Alangkah banyaknya jumlah rampasan perang itu!

Hal ini membuatmereka lupa mengikuti terus jejak musuh, karena sudahmengharapkan kekayaan duniawi. Mereka ini ternyata dilihat oleh pasukan pemanah yang olehRasul diminta jangan meninggalkan tempat di gunung itu,sekalipun mereka melihat kawan-kawannya diserang. Dengan tak dapat menahan air liur melihat rampasan perang itu,kepada satu sama lain mereka berkata: "Kenapa kita masih tinggal disini juga dengan tidak adaapa-apa. Tuhan telah menghancurkan musuh kita. Mereka,saudara-saudara kita itu, sudah merebut markas musuh.Kesanalah juga kita, ikut mengambil rampasan itu." Yang seorang lagi tentu menjawab: "Bukankah Rasulullah sudah berpesan jangan meninggalkan tempatkita ini? Sekalipun kami diserang janganlah kami dibantu." Yang pertama berkata lagi: "Rasulullah tidak menghendaki kita tinggal disiniterus-menerus, setelah Tuhan menghancurkan kaum musyrik itu." Lalu mereka berselisih. Ketika itu juga tampil Abdullah binJubair berpidato agar jangan mereka itu melanggar perintahRasul. Tetapi mereka sebahagian besar tidak patuh. Merekaberangkat juga. Yang masih tinggal hanya beberapa orang saja,tidak sampai sepuluh orang. Seperti kesibukan Muslimin yanglain, mereka yang ikut bergegas itu pun sibuk pula denganharta rampasan. Pada waktu itulah Khalid bin'l-Walid mengambilkesempatan - dia sebagai komandan kavaleri Mekah - pasukannyadikerahkan ke tempat pasukan pemanah, dan mereka inipunberhasil dikeluarkan dari sana.

Tindakan ini tidak disadari oleh pihak Muslimin. Mereka sangatsibuk untuk memperhatikan soal itu atau soal apapun, karenasedang menghadapi harta rampasan perang yang mereka kedukhabis-habisan itu, sehingga tiada seorangpun yang membiarkanapa saja yang dapat mereka ambil. Sementara mereka sedangdalam keadaan serupa itu, tiba-tiba Khalid bin'l-Walid berserusekuat-kuatnya, dan sekaligus pihak Quraisypun mengerti, bahwaia telah dapat membalikkan anak buahnya ke belakang tentaraMuslimin. Mereka yang tadinya sudah terpukul mundur sekarangkembali lagi maju dan mendera Muslimin dengan pukulan mautyang hebat sekali. Di sinilah giliran bencana itu berbalik.Setiap Muslim telah melemparkan kembali hasil renggutan yangsudah ada di tangan itu, dan kembali pula mereka mencabutpedang hendak bertempur lagi. Tetapi sayang, sayang sekali! Barisan sudah centang-perenang,persatuan sudah pecah-belah, pahlawan-pahlawan teladan darikalangan Muslimin telah dihantam oleh pihak Quraisy. Merekayang tadinya berjuang dengan perintah Tuhan hendakmempertahankan iman, sekarang berjuang hendak menyelamatkandiri dari cengkaman maut, dari lembah kehinaan. Mereka yangtadinya berjuang dengan bersatu-padu, sekarang mereka berjuangdengan bercerai-berai. Tak tahu lagi haluan hendak kemana.Tadinya mereka berjuang di bawah satu pimpinan yang kuat danteguh, sekarang berjuang tanpa pimpinan lagi.

Jadi tidak heran, apabila ada seorang Muslim menghantamkanpedangnya kepada sesama Muslim dengan tiada disadarinya. Dalam pada itu terdengar pula ada suara orangberteriak-teriak, bahwa Muhammad sudah terbunuh. Keadaan makinpanik, makin kacau-balau. Kaum Muslimin jadi berselisih, jadisaling bunuh-membunuh, satu sama lain salinghantam-menghantam, dengan tiada mereka sadari lagi karenamereka sudah tergopoh-gopoh, sudah kebingungan. Kaum Muslimintelah membunuh sesama Muslim, Husail b. Jabir membunuh AbuHudhaifa karena sudah tidak diketahuinya lagi. Yang palingpenting bagi setiap Muslim ialah menyelamatkan diri; kecualimereka yang telah mendapat perlindungan Tuhan, seperti Ali b.Abi Talib misalnya. Akan tetapi begitu Quraisy mendengar Muhammad telah terbunuh,seperti banjir mereka terjun mengalir ke jurusan tempat diatadinya berada. Masing-masing ingin supaya dialah yangmembunuhnya atau ikut memegang peranan didalamnya, suatu halyang akan dibanggakan oleh generasi kemudian.

Ketika itulahMuslimin yang dekat sekali dengan Nabi bertindakmengelilinginya, menjaga dan melindunginya. Iman mereka telahtergugah kembali memenuhi jiwa, mereka kembali mendambakanmati, dan hidup duniawi ini dirasanya sudah tak ada arti lagi.Iman mereka makin besar, keberanian mereka makin bertambahbilamana mereka melihat batu yang dilemparkan Quraisy itutelah mengenai diri Nabi. Gigi gerahamnya yang setelahterkena, wajahnya pecah-pecah dan bibirnya luka-luka. Duakeping lingkaran rantai topi besi yang menutupi wajahnya,telah menusuk pula menembusi pipinya. Batu-batu yangmenimpanya itu dilemparkan oleh 'Utba b. Abi Waqqash. Sekarang Rasul dapat menguasai diri. Ia berJalan sambildikelilingi oleh sahabat-sahabat. Tetapi tiba-tiba iaterperosok kedalam sebuah lubang yang sengaja digali oleh Abu'Amir guna menjerumuskan kaum Muslimin. Cepat-cepat Ali b. AbiTalib menghampirinya, dipegangnya tangannya, dan Talha bin'Ubaidillah mengangkatnya hingga ia berdiri kembali. Iameneruskan perjalanan dengan sahabat-sahabatnya itu, terusmendaki Gunung Uhud, dan dengan demikian dapat menyelamatkandiri dari kejaran musuh.

Pada waktu itu juga Muslimin berkumpul di sekitar mereka.Dalam membela Rasul dan menjaga keselamatannya, merekabersedia mati. Hari itu menjelang tengah hari, Umm 'Umara6seorang wanita Anshar, berangkat pula membawa air berkelilingdengan membagi-bagikan air itu kepada Muslimin yang sedangberjuang itu. Setelah melihat Muslimin terpukul mundur,dilemparkannya tempat air itu dan dengan menghunus pedangwanita itu terjun pula ikut bertempur, Ikut melindungiMuhammad dengan pedang dan dengan melepaskan anak panah,sehingga karenanya dia sendiri mengalami luka-luka. SementaraAbu Dujana membuat dirinya sebagai perisai melindungiRasulullah, dengan membungkukkan punggungnya, sehinggalemparan anak panah musuh mengenai dirinya. Sedang disampingMuhammad Sa'd b. Abi Waqqash melepaskan pula panahnya danMuhammad memberikan anak panah itu seraya berkata: "Lepaskan(anak panah itu). Kupertaruhkan ibu-bapaku untukmu."7 Sebelum itu Muhammad melepaskan sendiri anak panahnya,sampai-sampai ujung busurnya itu patah. Adapun mereka yang mengira Muhammad telah tewas termasukdiantara mereka itu Abu Bakr dan Umar pergi ke arah gunungdan mereka ini sudah pasrah.

Hal ini diketahui oleh Anasbin'n-Nadzr yang lalu berkata kepada mereka: "Kenapa kamu duduk-duduk di sini?" "Rasulullah sudah terbunuh," jawab mereka. "Perlu apa lagi kita hidup sesudah itu? Bangunlah! Dan biarlahkita juga mati untuk tujuan yang sama." Kemudian ia maju menghadapi musuh. Ia bertempur mati-matian,bertempur tiada taranya. Akhimya ia baru menemui ajalnyasetelah mengalami tujuhpuluh pukulan musuh, sehingga ketikaitu orang tidak dapat lagi mengenalnya, kalau tidak karenasaudara perempuannya yang datang dan dapat mengenal dia dariujung jarinya. Karena sudah percaya sekali akan kematian Muhammad, bukan maingirangnya pihak Quraisy waktu itu, Abu Sufyanpun sibuk pulamencarinya di tengah-tengah para korban. Soalnya ialah merekayang telah menjaga keselamatan Rasulullah tidak membantahberita kematiannya itu, sebab memang diperintahkan demikianoleh Rasul, dengan maksud supaya pihak Quraisy jangan sampaimemperbanyak lagi jumlah pasukannya yang berarti akanmemberikan kemenangan kepada mereka. Akan tetapi tatkala Ka'b bin Malik datang mendekati Abu Dujanadan anak buahnya, ia segera mengenal Muhammad waktu dilihatnyasinar matanya yang berkilau dan balik topi besi penutupmukanya itu. Ia memanggil-manggil dengan suara yangsekeras-kerasnya: "Saudara-saudara kaum Muslimin! Selamat, selamat! IniRasulullah!"

Ketika itu Nabi memberi isyarat kepadanya supaya diam. Tetapibegitu Muslimin mengetahui hal itu, Nabi segera mereka angkatdan iapun berjalan pula bersama mereka ke arah celah bukitdidampingi oleh Abu Bakr, Umar, Ali b. Abi Talib, Zubairbin'l-'Awwam dan yang lain. Teriakan Ka'b itu pada pihakQuraisy juga ada pengaruhnya. Memang benar, bahwa sebahagianbesar mereka tidak mempercayai teriakan itu, sebab menurutanggapan mereka itu hanya untuk memperkuat semangat kaumMuslimin saja. Tetapi dari mereka itu ada juga yang lalusegera pergi mengikuti Muhammad dan rombongannya itu daribelakang. Ubayy b. Khalaf kemudian dapat menyusul mereka, danlalu bertanya: "Mana Muhammad?! Aku tidak akan selamat kalau dia yang masihselamat," katanya. Waktu itu juga oleh Rasul ia ditetaknya dengan tombak Harithbin'sh-Shimma demikian rupa, sehingga ia terhuyung-huyungdiatas kudanya dan kembali pulang untuk kemudian mati ditengah jalan. Sesampainya Muslimin di ujung bukit itu, Ali pergi lagimengisi air ke dalam perisai kulitnya. Darah yang di wajahMuhammad dibasuhnya serta menyirami kepalanya dengan air. Duakeping pecahan rantai besi penutup muka yangmenembus wajahRasul itu oleh Abu 'Ubaida bin'l-Jarrah dicabut sampai duabuah gigi serinya tanggal. Selama mereka dalam keadaan itu tiba-tiba Khalid bin'l-Waliddengan pasukan berkudanya sudah berada di atas bukit. TetapiUmar bin'l-Khattab dengan beberapa orang sahabat Rasul segeramenyerang dan berhasil mengusir mereka. Sementara ituorang-orang Islam sudah makin tinggi mendaki gunung. Tetapikeadaan mereka sudah begitu payah, begitu letih tampaknya,sampai-sampai Nabi melakukan salat lohor sambil duduk - jugakarena luka-luka yang dideritanya, - demikian juga kaumMuslimin yang lain melakukan salat makmum di belakangnya,sambil duduk pula. Sebaliknya pihak Quraisy dengan kemenangannya itu mereka sudahgirang sekali.

Terhadap peristiwa perang Badr mereka merasasudah sungguh-sungguh dapat membalas dendam. Seperti kata AbuSufyan: "Yang sekarang ini untuk peristiwa perang Badr. Sampaijumpa lagi tahun depan!" Tetapi isterinya, Hindun bint 'Utba tidak cukup hanya dengankemenangan, dan tidak cukup hanya dengan tewasnya Hamzah b.Abd'l-Muttalib, malah bersama-sama dengan warõita wanita laindalam rombongannya itu ia pergi lagi hendak menganiayamayat-mayat Muslimin; mereka memotongi telinga-telinga danhidung-hidung mayat itu, yang oleh Hindun lalu dipakainyasebagai kalung dan anting-anting. Kemudian diteruskannya lagi,dibedahnya perut Hamzah, dikeluarkannya jantungnya, laludikunyahnya dengan giginya; tapi ia tak dapat menelannya.Begitu kejinya perbuatannya itu, begitu juga perbuatanwanita-wanita anggota rombongannya, bankan kaum prianyapunturut pula melakukan kejahatan serupa itu, sehingga Abu Sufyansendiri menyatakan lepas tangan dari perbuatan itu. Iamenyatakan, bahwa dia samasekali tidak memerintahkan orangberbuat serupa itu, sekalipun dia sudah terlibat di dalamnya.Bahkan ia pernah berkata, yang ditujukan kepada salah seorangIslam. "Mayat-mayatmu telah mengalami penganiayaan. Tapi akusungguh tidak senang, juga tidak benci; aku tidak melarang,juga tidak memerintahkan." Selesai menguburkan mayat-mayatnya sendiri. Quraisypun pergi.Sekarang kaum Muslimin kembali ke garis depan guna menguburkanmayat-mayatnya pula. Kemudian Muhammad pergi hendak mencariHamzah, pamannya.

Bilamana kemudian ia melihatnya sudahdianiaya dan perutnya sudah dibedah, ia merasa sangat sedihsekali, sehingga ia berkata: "Takkan pernah ada orang mengalami malapetaka seperti kau ini.Belum pernah aku menyaksikan suatu peristiwa yang begitumenimbulkan amarahku seperti kejadian ini." Lalu katanyalagi: "Demi Allah, kalau pada suatu ketika Tuhan memberikankemenangan kepada kami melawan mereka, niscaya akan kuaniayamereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orangArab." Dalam kejadian inilah firman Tuhan turun. "Dan kalau kamu mengadakan pembalasan, balaslah seperti yangmereka lakukan terhadap kamu. Tetapi kalau kamu tabah hati,itulah yang paling baik bagi mereka yang berhati tabah(sabar). Dan hendaklah kau tabahkan hatimu, dan ketabahanhatimu itu hanyalah dengan berpegang kepada Tuhan. Jangan pulaengkau bersedih hati terhadap mereka, jangan engkau bersesakdada menghadapi apa yang mereka rencanakan itu." (Qur'an, 16:126 - 127)

Lalu Rasulullah memaafkan mereka, ditabahkannya hatinya dan iamelarang orang melakukan penganiayaan. Diselubunginya jenazahHamzah itu dengan mantelnya lalu disembahyangkannya. Ketikaitu Shafia bt Abd'l-Muttailb - saudara perempuannya - jugadatang. Ditatapnya saudaranya itu, lalu ia punmenyembahyangkannya dan mendoakan pengampunan baginya. Nabi memerintahkan supaya korban-korban itu dikuburkan ditempat mereka menemui ajalnya dan Hamzah juga dikuburkan.Sesudah itu kaum Muslimin berangkat pulang ke Medinah, dibawahpimpinan Muhammad, dengan meninggalkan 70 orang korban.Kepedihan terasa sekali melecut hati mereka; karena kehancuranyang mereka alami setelah mendapat kemenangan, karena rasahina serta rendah diri yang menimpa mereka, setelah mendapatsukses yang gilang-gemilang.

Semua kejadian itu ialah karenapasukan pemanah sudah melanggar perintah Nabi. Muslimin sudahterlalu sibuk mengurus rampasan perang dari pihak musuh. Nabi memasuki rumahnya dengan penuh pikiran. Orang-orangYahudi, orang-orang munafik dan musyrik di Yathribmemperlihatkan perasaan gembira yang luarbiasa melihatkehancuran yang dialaminya dan dialami sahabat-sahabatnya itu.Kewibawaan Muslimin di Medinah yang sudah mulai stabil, dantak ada lagi pihak yang merongrongnya, sekarang sudah hampirpula goncang dan goyah. Abdullah b. Ubayy b. Salul sudah berbalik dari rombongan itu,ia pulang kembali dari Uhud, tidak ikut serta dalampertempuran, dengan alasan bahwa karena Muhammad tidak maumenerima pendapatnya, atau karena Muhammad marah kepadaorang-orang Yahudi anak buahnya. Sekiranya kekalahan Uhud itumerupakan keputusan terakhir dalam hubungannya antara Muslimindengan Quraisy yang akan menentukan kedudukan Muhammad dansahabat-sahabatnya di kalangan Arab, tentu kewibawaan merekadi Yathrib akan goyah dan akan menjadi sasaran ejekan Quraisy.Di mana-mana di seluruh jazirah Arab akan disebarkan pulacemoohan-cemoohan demikian itu. Sekiranya ini jugalah yangterjadi tentu akibatnya akan memberikan keberanian kepadaorang-orang musyrik dan penyembah-penyembah berhala terhadapagama Allah. Maka ini berarti suatu bencana besar.

Oleh karena itu harus ada pukulan yang benar-benar berani,yang akan dapat mengurangi beban kekalahan selama di Uhud,akan mengembalikan kekuatan moril Muslimin dan sekaligus dapatmenimbulkan kegentaran pada pihak Yahudi dan orang-orangmunafik. Dengan demikian kewibawaan Muhammad dansahabat-sahabatnya di Yathrib akan kembali kuat sepertisediakala. Keesokan harinya setelah peristiwa Uhud - yang terjadi padamalam 16 Syawal (tahun ke 5 Hijrah) - salah seorang muazzinNabi berseru kepada Muslimin dan mengerahkan mereka supayabersiap-siap menghadapi musuh dan mengadakan pengejaran.Tetapi yang dimintanya hanya mereka yang pernah turut dalampeperangan itu.

Setelah kaum Muslimin berangkat, pihak AbuSufyan merasa ketakutan sekali, bahwa musuhnya yang dariMedinah itu sekarang datang dengan bantuan baru. Tidak beraniia menghadapi mereka. Sementara itu Muhammad pun sudah sampai pula di Hamra''l-Asad.8 Sedang Abu Sufyan dan teman-temannya berada diRauha'. Waktu itu Ma'bad al-Khuza'i lewat dan sebelumnya iasudah pula lewat di tempat Muhammad dan rombongannya itu. Iaditanya oleh Abu Sufyan tentang keadaan mereka itu, yang olehMa'bad - ketika itu ia masih dalam syirik -dijawab: "Muhammad dan sahabat-sahabatnya sudah berangkat mau mencarikamu, dalam jumlah yang belum pernah kulihat semacam itu.Orang-orang yang dulunya tidak ikut, sekarang merekamenggabungkan diri dengan dia. Mereka semua terdiri dariorang-orang yang sangat geram kepadamu, orang-orang yanghendak membalas dendam." Akan terpikir juga oleh Abu Sufyan bagaimana pula nantiakibatnya apabila ia lari dari Muhammad dan tidak sampaimemghadapinya sesudah ia pernah mendapat kemenangan?! BukankahQuraisy nanti akan dicemooh oleh orang-orang Arab seperti yangpernah diinginkannya akan terjadi demikian terhadap Muhammaddan sahabat-sahabatnya?!

Baiklah, misalnya ia kembalimenghadapi Muhammad lalu ia dikalahkan oleh Muslimin, bukanlahitu berarti bahwa bagi Quraisy sudah tamat riwayatnya dantidak akan pernah bangun kembali!? Lalu dicarinya suatu helat,diusutnya sebuah kafilah dari suku Abd'l-Qais pergi ke Medinahdengan memberitahukan kepada Muhammad bahwa ia (Abu Sufyan)sudah memutuskan akan berangkat menyerbu, dia dansahabat-sahabatnya akan digempur dan dikikis habis sampai kesisa-sisanya. Setelah oleh rombongan pesan itu disampaikankepada Muhammad di Hamra' 'l-Asad, sedikitpun semangat danketabahannya tidak goyah. Bahkan sepanjang malam selama tigahari itu terus-menerus ia memasang api unggun, sekalian maumenunjukkan kepada Quraisy bahwa ia tetap siap-siaga danmenunggu kedatangan mereka.

Akhirnya semangat Abu Sufyan danorang-orang Quraisy jadi buyar sendiri. Mereka lebih sukabertahan dengan kemenangan di Uhud itu. Kemudian merekapunkembali pulang menuju arah ke Mekah. Muhammad juga lalu kembali ke Medinah. Sudah banyak posisiyang dapat diambil kembali setelah tadinya mengalami kegoyahanakibat peristiwa Uhud itu, meskipun kaum munafik mulai pulamengangkat kepala menertawakan kaum Muslimin sambilmenanyakan: Kalau peristiwa Badr itu merupakan pertanda dariTuhan atas kerasulan Muhammad, maka dengan peristiwa Uhud ituapa pula konon pertandanya dan apa yang akan jadi alamatnya??!

Catatan kaki:

1 Uhud, sebuah gunung, terletak sebelah utara Medinah (A).

2 Ahabisy ialah suatu gabungan kabilah-kabilah dan suku-suku kecil, dengan al-Harith b. 'Abd Manaf b. Kinana sebagai pemukanya. Hubungan mereka dekat sekali dengan Quraisy (A).

3 Juhfa sebuah tempat sepanjang jalan Medinah-Mekah, tiga atau empat hari perjaianan dari Mekah; juga merupakan tempat pertemuan orang-orang Mesir dan Syam.

4 Sebuah kabilah dari Ta'if (A)

5 Syaikhan nama sebuah tempat; pada masa Jahiliah konon di tempat itu terdapat dua buah kubu untuk dua orang tua yang buta, pria dan wanita, yang sedang bercakap-cakap. Maka tempat itu dinamai asy-Syaikhan (harfiah berarti dua orang tua).

6 Namanya Nasiba, isteri Zaid b. 'Ashim (A).

7 Diucapkan sebagai tanda cinta dan mendoakan kebaikan kepadanya (A).

8 Sebuah tempat sejauh 8 mil dari Medinah.

0 komentar: