Tobatnya Ikrimah bin Abu Jahal

Oleh : Mashadi

“Ketika Nabi Shallahu alaihi wa sallam memasuki kota Makkah, “Ikrimah berkata : “Sungguh saya tidak mau tinggal di bumi di mana saya melihat seorang pembunuh Abu Hakam(Abu Jahal)”, ucapnya. Kemudian, ia berangkat menyeberangi laut pergi ke mertuanya dan mengajak istrinya.



Namun, isterinya menolak, dan isterinya menemuinya, seraya mengatakan : “Kemana kamu akan pergi wahai penghulu pemuda Quraisy? Engkau akan pergi ke negeri yang tidak kamu ketahui”, tanya isterinya. Ikrimah tidak mau mendengarkan dan tidak peduli dengan isterinya.
Dari Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu anhu diriwayatkan, “Ketika hari penaklukkan Makkah, Hindun binti ‘Utbah masuk Islam, dan masuk Islam juga Ummu Hakim binti al-Haritz bin Hisyam isteri Ikrimah diikuti sebanyak sepuluh wanita Quraisy.

Kemudian, mereka mendatangi Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam. Ketika mereka berada di al – Abthah, mereka berbai’at (janji setia) kepada beliau, lalu masuk rumah beliau, ketika itu ada kedua isteri beliau, puterinya Fatimah, dan beberapa wanita dari Bani Abdul Muthalib.
Maka Hindun binti ‘Utbah berkata, “Wahai Rasulullah, segala puji bagi Allah yang telah memenangkan agama yang dipilih-Nya, agar aku mendapatkan kasih sayangmu, wahai Muhammad, sesungguhnya aku ini seorang wanita yang beriman dan percaya kepada Allah.
Kemudian, ia membuka cadarnya dan berkata, “Hindun binti ‘Utbah”. Maka Rasulullah Shallahu alaihi wa salam, bersabda, ‘Selamat atas kedatanganmu’. Lalu, Hindun berkata, “Demi Allah, wahai Rasulullah tiadalah orang yang tinggal ditenda diatas bumi ini yang lebih saya cintai, selain tenda-tendamu ini.

Sungguh, tiadalah penghuni tenda diatas bumi yang dapat menyenangkan hatiku, selain penghuni tendamu”. Kemudian, Rasulullah bersabda , “Dan Ziyadah juga”. Selanjutnya, Rasulullah membacakan ayat al-Qur’an kepada mereka , dan membai’at mereka.
Ummu Hakim, isteri Ikrimah berkata, “Wahai Rasulullah, Ikrimah telah melarikan diri dan menuju Yaman. Ia takut engkau bunuh, maka berilah ia jaminan keamanan”. Maka, Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam berkata, “Dia berada dalam jaminan keamananku”.

Selanjutnya, Ummu Hakim mencarinya, dan ia dapatkan sudah di pantai Tihamah, maka awak perahunya berkata kepada Ikrimah, “Selamatkan dirimu”. Ikrimah bertanya, “Saya harus berkata apa?”. Katakan, “Tiada Tuhan selain Allah”. Ikrimah berkata, “Tidaklah kami melarikan diri kecuali dari hal ini”.

Maka, datanglah Ummu Hakim dengan menyampaikan berita Rasul dengan mengatakan, “Wahai putera pamanku, aku datang kepadamu dari orang yang paling utama, orang yang paling baik, dan sebaik-baik manusia, engkau tidak akan binasa, sungguh saya telah meminta pada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam jaminan keamanan untukmu”. Ikrimah bekata, “Telah engkau lakukan”. “Ya, saya telah meminta kepadanya, dan ia memberi jaminan keamanan untukmu”, jawab isterinya, Ummu Hakim.

Saat itu Ikrimah mengajak isterinya bersenggama, tetapi isterinya menolak, seraya bekata, “Engkau masih kafir dan saya sudah menjadi muslimah”, ucap Ummu Hakim. Ikrimah bekata, “Sesungguhnya sesuatu yang menghalangimu dariku adalah sesuatu hal yang besar”.
Ketika Nabi Shallahu alaihi wa sallam melihat Ikrimah, beliau melompat padanya tanpa memakai selendangnya, karena senang dengan keislaman Ikrimah. Kemudian Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam duduk dan Ikrimah dihadapan beliau bersama dengan isterinya dengan mengenakan cadar. Lalu, Ikrimah berkata, “Sungguh aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya”. Rasulullah senang sekali dengan keislaman Ikrimah ini.

Maka, beliau bersabda, “Asyhadu Allaa ilaaha Illallah wa Asyhadu anna Muhammadan Abduhu Rasuuluh”. Ikrimah bertanya ,”Kemudian apa lagi”. Beliau Shallahu alaihi wa sallam, berkata, ‘Aku persaksikan pada Allah dan aku persaksikan pada orang yang hadhir disini, bahwa aku adalah seorang muslim Muhajir”.

Ikrimah berkata, “Sesungguhnya aku memintakan ampun untukku dari segala permusuhan yang pernah aku lakukan padamu, atau perjalanan untuk memerangimu, atau suatu medan di mana aku bertemu dengan mu, atau ucapanku yang mencaci maki dihadapanmu, atau disaat kamu tidak ada”, ucap Ikrimah.

Maka, Rasulullah berdo’a, “Ya Allah, ampunilah dia dari segala dosa permusuhan yang ia lakukan padaku, dan setiap langkahnya yang hendak memerangiku untuk memadamkan cahaya agama-MU, dan ampunilah dari segala dosa penghinaan dihadapanku atau di saat aku tidak ada”.

Sejak itu, Ikrimah, berkata, ‘Saya puas. Demi Allah, wahai Rasullullah, tidaklah saya memberikan hartaku untuk menghalangi perjuanganmu, kecuali hari ini saya akan melipatgandakan hartaku untuk mendukung perjuanganmu di jalan Allah. Kemudian, saya akan berjihad sampai saya terbunuh”. Abdullah bersaksi, “Ikrimah senantiasa terus berjuang di jalan Allah sampai terbunuh. Semoga Allah selalu memberikan rahmat-Nya”.

Ketika terjadi perang Yarmuk, Ikrimah berjalan kaki, diterik matahari padang pasir, maka Khalid bin Walid, bekata padanya, “Jangan kau lakukan itu. Sesungguhnya bencanamu terhadap umat Islam masih masih parah”. “Biarkan aku berjalan wahai Khalid! Sesungguhnya, engkau lebih dahulu masuk Islam, dan bersama-sama dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam”, ucap Ikrimah. Saat itu, Ikrimah bertempur dengan sangat dahsyat, sampai ia terbunuh, dan pada diri Ikrimah terdapat tujuh puluh lebih tikaman, pukulan dan anak panah.
Abdullah bin Mush’ab berkata, “Saat perang Yarmuk telah mati syahid al Harits bin HIsyam, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suahil bin Amr. Sebelum meninggal, mereka diberi air, sambil tergeletak. Namun, mereka saling menolak dan meminta agar diberikan kepada yang lain. Seraya berkata, “Berikan minuman ini pada si fulan, sehingga mereka sama-sama meninggal, dan belum sempat meminumnya”.

Abdullah berkata, “Ikrimah meminta air, namun ia melihat Suhail memandangnya, maka ia berkata, “Berikan kepadanya”. Namun, Suhail melihat al-Haritz sedang memandangnya, maka ia berkata, “Berikan kepadanya”. Sampai semuanya meninggal, dan belum ada yang meminum air itu. Wallahu ‘alam.

0 komentar: