Bisikan Setan pada Adam dan Hawa

2.1 Iblis la’natullah bermaksiat tidak mau sujud kepada Adam ‘alaihissalam

Allah Ta’ala berfirman:“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam, maka bersujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan sombong, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”(Al-Baqarah ayat 34)Jumhur ulama menyatakan bahwa iblis adalah makhluk yang pertama kali kafir kepada Allah sebagai konsekuensi dari hakikat wujud kehidupan dan dia nanti tergolong orang-orang yang setuju terhadap kekafiran. Jumhur ulama berpendapat bahwa iblis menjadi kafir akibat penolakan dia untuk sujud kepada Adam dan sombong serta membantah perintah (Allah). Iblis menganggap bahwa dia mempunyai hak untuk membantah perintah tersebut (Ibrah: maka setiap orang yang membantah perintah agama Islam ini sama dengan Iblis sifatnya), karena dia lebih baik dari pada Adam (padahal sebenarnya tanah lebih mulia dari pada api karena api kerjanya kebanyakan merusak sedangkan tanah tempat hidup, bukankah buah-buahan tumbuhnya di tanah wahai iblis terlaknat semoga engkau kekal di neraka Allah Ta’ala). Seakan-akan penolakan perintah bersujud merupakan sikap pelecehan perintah Allah Ta’ala dan meremehkan hikmah yang terkandung dalam perintah itu. Dan kesombongan seperti inilah yang dimaksud oleh hadits Rasulullah:“Tidak masuk surga, orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun seberat biji sawi.”(Wahai iblis dan bala tentaramu yang terlaknat engkau sebenarnya sudah kalah karena yang menang itu hanyalah hamba Allah yang beriman dan beramal shalih dan istiqomah tidak sepertimu yang sudah dianugerahkan Allah dulunya dengan kemuliaan tapi engkau tidak istiqomah dan sombong. Wahai iblis lihatlah tulisan ini walaupun kami tidak bisa melihat engkau yang akan membuat engkau jengkel karena borokmu akan terus kami bongkar)



2.2 Penyesalan Adam dari memakan buah pohon

Allah Ta’ala berfirman:“Dan Kami berfirman, Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Al-Baqarah ayat 35)Jumhur ulama berpendapat bahwa surga yang dimaksud (sebagai tempat tinggal Adam) adalah surga kekal (tempat yang abadi nantinya) sebagai balasan pahala.Syakhul Islam Ibnu Taimiyah berkata bahwa demikian itu adalah pendapat kebanyakan para ulama ahli sunnah wal jama’ah.(Sedangkan pohon yang dimaksud tidak namanya, sedangkan nama pohon khuldi adalah nama yang diberikan iblis)

2.3 Usaha Iblis dalam menyesatkan Adam

Allah Ta’ala berfirman:“Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari surga dalam keadaan semula.” (Al-Baqarah ayat 36)Menurut Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas serta jumhur ulama bahwa Adam digoda oleh setan secara langsung dengan dalil firman Allah Ta’ala:“Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua.” (Al-A’raf ayat 21)Secara zhahir sumpah itu menandakan adanya dialog secara langsung antara setan dengan Adam.Sebagian mereka meriwayatkan dari Abdurrazaq dari Wahb bin Munabbih berkata bahwa setan masuk melalui mulut ular yang memiliki kaki empat dan dia termasuk hewan surga yang paling indah, setelah setan merayu semua hewan di surga dan mereka semua menolak memasukannya kecuali ular.Kemudian iblis keluar dari perut ular dan merayu Hawa untuk memakan buah pohon, kemudian iblis merayu Adam (akhirnya Adam memakan buah pohon tersebut).(Ibid, hal.63)Allah Ta’ala berfirman:“Turunlah kamu ke dunia yang telah Aku ciptakan untukmu.” Dari tindakan ular tersebut Allah melaknatnya dan semua kakinya hilang, maka sejak itu mulai tumbuh bibit permusuhan antara ular dengan Adam sehingga manusia diperintah untuk membunuh ular.Shafwan berkata bahwa telah menceritakan kepadaku Ibnu Ajlan dari bapaknya dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda dalam masalah ular:“Kami tidak membiarkan mereka semenjak kami memusuhi mereka dan barang siapa yang membiarkan satu diantara mereka karena takut bukan termasuk golongan kami (dalam hal ini saja).”Ahmad bin Salih ditanya tentang sabda Nabi tersebut: Dimulai sejak kapan permusuhan tersebut? Dia menjawab: semenjak Adam dikeluarkan dari surga sesuai petunjuk Al-Qur’an:“Dan Kami berfirman, Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain.” (Al-Baqarah ayat 36)

2.4 Cara Adam keluar dari surga

Adam tidak dikeluarkan dari surga kecuali lewat ta’wil, menta’wil firman Allah membuat dia dikeluarkan. Bukan karena dia bermaksiat dan menentang perintah atau dia seorang zhalim yang berhak mendapat kesengsaraan.(Ibid, hal.69)Ta’wil yang dimaksud adalah seperti pada firman Allah Ta’ala:“Dan setan berkata, Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal.” (Al-A’raf ayat 20) Abu Muhammad bin Hajm berkata dalam kitab al-Milal wan Nihal bahwa Adam memakan pohon yang dilarang karena lupa dan menta’wil Dan semakin penasaran tatkala mendapatkan bisikan dari iblis bahwa setelah makan dia akan menjadi malaikat terdekat atau kekal dalam surga.(pebuatan ini dibantu istrinya)Sebagian ulama salaf mengatakan Adam berkata, “Kelebihan yang dimiliki anakku Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam dengan aku adalah bahwa istrinya membantunya dalam menyampaikan risalah Allah dan istriku membantuku dalam bermaksiat.”

2.5 Tangisan adam tatkala keluar dari surga

Allah Ta’ala berfirman:“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah ayat 37)Dan para ulama tafsir sepakat bahwa kalimat di atas adalah sebagai tanda diterima taubatnya Adam. Imam Said bin Jabir, Mujahid dan Hasan al-Bashry berkata bahwa kalimat itu terdapat dalam firman Allah Ta’ala:“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (Al-A’raf ayat 23).Ibnu Abbas berkata: “bahwa Adam dan Hawa menangis karena kehilangan nikmat surga selama 200 tahun, tidak makan dan tidak minum selama 40 tahun, serta Adam tidak mendekat dengan Hawa selama 100 tahun.”Alqomah bin Murtsid dan lainnya berkata: ”Seandainya air mata penghuni bumi dikumpulkan, maka masih lebih banyak air mata Daud dikumpulkan, maka air mata Adam tatkala menangis ketika dikeluarkan dari surga masih lebih banyak dari air mata mereka semua.”

2.6 Adam bertaubat dan berdo’a kepada Allah

Adam menerima kalimat taubat serta permintaan maafnya diterima di dunia, dan inilah pendapat yang sangat masyur.Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata bahwa pada saat Allah hendak menerima taubat Adam, maka dia thawaf di Baitullah 7 kali putaran dan Baitullah di saat itu hanya berupa gundukan merah. Setelah shalat 2 raka’at dia memanjatkan do’a: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang aku rahasiakan dan aku perlihatkan, terimalah maafku. Engkau tahu kebutuhanku, kabulkanlah permintaanku. Engkau Maha tahu apa yang ada pada diriku, ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah berilah aku keimanan yang masuk hingga ke hatiku dan keyakinan yang benar hingga aku tahu bahwa tiada sesuatu yang menimpaku kecuali telah Engkau putuskan atasku dan aku ridho terhadap apa yang telah engkau putuskan.”Lalu Allah memberi wahyu kepadanya: “Hai Adam, engkau telah berdo’a dengan beberapa do’a, maka Aku telah mengabulkan do’amu. Dan tidak seorangpun yang berdo’a dengannya dari anak cucumu, melainkan akan Aku hilangkan kesusahan, kesedihan, terjaga barangnya, dilepaskan dari kefakiran hatinya dan dijadikan kecukupan di depan matanya dan Aku jadikan keberuntungan dalam setiap perdagangannya, serta dunia akan datang kepadanya dengan sendirinya. Umar bin Abdul Aziz menulis ke seluruh Negara dan memerintahkan kepada seluruh rakyat agar berdo’a seperti:Do’a Adam (QS. Al-A’raf ayat 23)Do’a Nuh (QS. Hud ayat 47)Do’a Yunus (QS. Al-Anbiya’ ayat 87)Do’a Musa (QS. Al-Qashash ayat 16)

2.7 Godaan iblis kepada Adam dan Hawa pada saat memberi nama anaknya

Allah Ta’ala berfirman:…”Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Al-A’raf ayat 189-190)(Ibid, hal.85)Rasulullah bersabda:“Tatkala Hawa melahirkan, maka setan mengelilinginya dan anaknya tidak pernah ada yang hidup, maka setan berkata: berilah nama anak itu dengan Abdul Harits niscaya akan hidup. Maka anak itupun diberi nama Abdul Harits lalu hidup dan demikian itu wahyu dari setan.” (HR. Tirmidzi dan al-Hakim)(maksudnya syirik dalam nama karena setiap nama Abdu hanya boleh disandarkan kepada Allah, contoh yang boleh: Abdullah)

0 komentar: