Oleh : William G. Carr
Penterjemah : Musthalah Maufur MA
RAHASIA DI BALIK PERANG DUNIA II
(Sebuah Tinjauan Analitis Sejarah)
Setiap peristiwa yang terjadi di Inggris meninggalkan tanda tanya besar bagi sekelompok kalangan dalam masyarakat Inggris, karena telah lama menyadari bahaya yang mengancam negeri itu sesuai Perang Dunia I. Media massa yang kebanyakan dikuasai oleh para pemilik modal internasional mampu menguasai pendapat umum, dan jalan pemikiran, serta perasaan kelas menengah dan bawah di Inggris. Lain halnya dengan kalangan intelektual dan golongan atas lainnya. Mereka ini tidak mudah terpengaruh oleh propaganda media massa.
Para pemuka Inggris yang berpikiran jernih makin merasakan adanya kekuatan terselubung. Mereka ini mengatur dan mengendalikan peristiwa dari balik layar, menciptakan tokoh-tokoh yang bisa dijadikan kaki-tangan, sesuai dengan program teratur dan terarah, dan berjangka panjang. Peristiwa turunnya Edward dari singgasana kerajaan Inggris, dan peristiwa yang melatarbelakangi punya akibat tertentu, sesuai dengan rancangan yang telah digariskan. Para
tokoh terkemuka Inggris menyadari bahaya itu, dan tahu pula dari mana datangnya bahaya itu. Mereka tahu secara pasti, bahwa para pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak yang membentuk kekuatan terselubung itu, atau setidaknya yang mewakilinya. Jadi, merekalah yang bertanggungjawab atas perjalanan sejarah yang terjadi di Eropa, atau bahkan di dunia pada
umumnya. Diyakini pula, bahwa Zionisme bukanlah sebuah organisasi politik yang punya tujuan dan sasaran biasa. Zionisme adalah organisasi utama yang melaksanakan program Konspirasi internasional secara umum.
Tokoh Inggris yang mengetahui hakikat dan seluk-beluk Konspirasi adalah admiral Sir Barry Dumvell, seorang perwira yang pernah memegang jabatantinggi berkali-kali pada angkatan laut kerajaan Inggris selama 40 tahun berturut-turut. la dikenal dengan kedahsyatannya dalam pasukan meriam angkatan laut Inggris pada Perang Dunia I, dan juga seorang direktur Akademi
Angkatan Laut Kerajaan (Royal Navy Academy). Kemudian ia menjabat sebagai kepala badan inteligen angkatan laut selama beberapa tahun. Tidak diragukan lagi, data-data berbahaya yang ia peroleh selama melaksanakan tugas inteligen itulah yang membuat ia mengetahui secara detail tentang apa yang terjadi di balik layar. Apalagi ia sering mewakili pemerintahnya dalam
berbagai kesempatan, terutama dalam konferensi yang ada hubungannya dengan keamanan laut. Adapun kolonel Ramsey adalah tokoh kedua yang mengetahui seluk-beluk Konspirasi, setelah Sir Barry Dumvell. Ia seorang alumnus Akademi Militer Saint Horse (Saint Horse Military Academy), dan pernah mengabdi sebagai pasukan pengawal kerajaan Inggris (The Royal British Guard) selama masa Perang Dunia I. Kemudian ia berpindah tugas sebagai komandan angkatan laut kerajaan Inggris. Setelah terjun ke dunia politik, ia terpilih sebagai anggota Majelis Umum (House of Common) pada tahun 1931. Ia duduk dalam parlemen itu sampai tahun 1940, ketika ia meninggalkan kehidupan politik.
Admiral Dumvell dan Ramsey keduanya merupakan orang terdepan dalam barisan pasukan yang mengetahui hakikat bahaya yang datang dan para tokoh Yahudi internasional, yang bergabung pada kelompok pemilik modal internasional. Masalah ini menjadi perhatian khusus bagi mereka berdua sejak tahun 1938. Mereka berdua menyampaikan peringatan kepada pemerintah Inggris tentang hakikat bahaya itu. Keduanya mengetahui tujuan langsung
yang dijadikan sasaran pada waktu itu, yaitu menyalakan api perang yang akan menyeret bangsa lain untuk saling menghantam. Seusai perang pasti akan muncul kondisi baru yang penuh kecemasan dan kelelahan, yang memungkinkan Konspirasi melangkah ke tahap berikutnya, yaitu mendirikan negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Dari tempat inilah kegiatan Konspirasi selanjutnya akan diatur untuk mengejar mimpi-mimpi gila mereka.
Kami pribadi (penulis) sampai tahun 1937-1938 belum merasa yakin tentang tujuan akhir Konspirasi dan sejauh mana pengaruh mereka yang menyelusup masuk ke dalam bangsa-bangsa di dunia. Setelah mempelajari catatan Dumvell dan Ramsey yang berhubungan dengan masalah Yahudi sejak tahun 1939 sampai tahun 1950, kami meyakini semua itu, khususnya tentang kenyataan yang mengerikan, dan hakikat apa yang disebut dengan penindasan terhadap
Yahudi. Semua itu memberikan image secara jelas mengenai propaganda beracun yang menelanjangi mereka sendiri dari sifat kemanusiaan. Setiap orang Yahudi dan para korban propaganda Komunisme dan atheisme wajib menelaah ulasan berikut dengan pikiran jernih, agar selamat dan marabahaya. Stalin mengadakan langkah pembersihan umum secara besar-besaran pada tahun 1939 terhadap unsur-unsur Yahudi yang didalangi oleh jaringan
revolusioner terselubung. Setelah beberapa waktu berlalu diketahui, bahwa mereka itu ternyata hanya menjadi kuda tunggangan belaka. Para tokoh Konspirasi Yahudi internasional tidak memperdulikan untuk menjerumuskan saudara-saudaranya sebangsa Yahudi sebagai tumbal. Bahkan mereka memberikan bantuan besar-besaran kepada Stalin selama dalam perang. Dan
kami (penulis) adalah salah seorang yang memimpin pengawasan pengiriman bantuan itu dari Eropa dan Amerika ke Rusia melewati teluk Arab. Mengenai perang itu sendiri, para pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak yang mendalangi dan membiayainya. Para tokoh Yahudi mengklaim, bahwa mereka meniupkan api perang itu untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari kekejaman Nazisme. Demikian pula yang diklaim oleh sekutu mereka dalam
perang tersebut, termasuk di dalamnya Winston Churchill dan Roosevelt, serta tokoh-tokoh dunia lainnya. Dengan demikian, pendapat yang beredar dan yang terus diungkit-ungkit hingga kini adalah, bahwa Jerman di bawah Hitler telah bertekad untuk memusnahkan orang Yahudi. Dan Perang Dunia II telah menyelamatkan nasib mereka dari penderitaan yang mereka alami selama ini.
Akibatnya, orang Yahudi yang pada umumnya menganut faham Zionisme bekerja untuk mencari dukungan dari bangsa Eropa dan Amerika terhadap penindasan Hitler di masa lalu.
Siapakah gerangan orang-orang Yahudi yang tertindas itu?
Apa sebenarnya hakikat penindasan Hitler itu?
Dan apa hakikat Zionisme itu?
Kita perlu berhenti sejenak untuk meninjau secara analitis, sehingga kita akan sampai pada titik yang bisa memberikan gambaran jelas. Sejarah telah berbicara sendiri, bahwa Jerman pada masa Nazi memang memusuhi Yahudi, atau anti semitisme menurut istilah orang Yahudi. Akan tetapi, permusuhan itu belum sampai di luar batas Jerman. Memang benar mereka diperlakukan kejam oleh Hitler dan para tokoh Nazi. Akan tetapi, orang Yahudi di luar perbatasan Jerman tidak mendapat perlakuan keji dari Nazi. Bahkan orang Yahudi di
Eropa masih tetap bisa hidup dengan aman. Hanya sebagian kecil orang Yahudi yang melarikan diri dari Jerman. Serbuan Hitler bersama pasukan Nazinya ke wilayah Polandia terjadi pada bulan September 1939, disusul dengan pecahnya Perang Dunia II. Keadaan orang-orang Yahudi berbalik sama sekali. Perang tersebut membuat seluruh Eropa dalam cengkeraman Jerman
Hitler. Kebencian bangsa Jerman ditumpahkan kepada orang Yahudi di Polandia, Belgia, Perancis, Belanda dan negara Eropa lainnya, yang sebelum pecah perang mereka hidup aman. Perang itu sendiri direncanakan oleh para tokoh Yahudi sejak berakhirnya Perang Dunia I. Sikap anti Yahudi bangsa Jerman sebelum pecah Perang Dunia II sudah tampak dan terungkap dalam
bentuk kebencian, pemenjaraan dan pembuangan pada saat-saat tertentu.
Setelah pecah perang, sikap orang Yahudi di seluruh dunia menentang Jerman, sedang kebencian bangsa Jerman terhadap Yahudi berubah menjadi tindakan kejam. Jerman menganggap orang Yahudi sudah memihak kepada sekutu musuh Jerman. Wajarlah kalau Jerman juga memerangi Yahudi, sehingga tumbal perang bertambah banyak.
Bagi kita masalahnya bertambah jelas, bahwa para tokoh Yahudi internasional lah yang mengatur kondisi buruk seperti itu. Contoh yang jelas adalah kondisi di Polandia, yang karena perjanjian Versailles telah menimbulkan perselisihan tajam antara Jerman dan Polandia tentang pemisahan Prusia Timur sebagai wilayah Jerman yang dipersengketakan oleh Polandia. Prusia Timur dengan Jerman dibatasi oleh terusan yang memanjang sampai di kota Danzig, sesuai
dengan perjanjian Versailles sebagai kota internasional. Propaganda yang dilancarkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional menghujani berita palsu yang membentuk opini umum, bahwa Hitler telah bertekad menyelesaikan kota Danzig dan terusan Polandia dengan jalan kekerasan. Padahal masalahnya tidaklah demikian. Nota Hitler yang dikirim kepada
pemerintah Polandia bulan Maret 1939 menjelaskan, agar masalah itu bisa diselesaikan dengan jalan damai. Usaha damai ini sudah berulang kali ditempuh, namun tidak membawa hasil. Nota Hitler yang terakhir itu tidak mendapat jawaban selama berbulan-bulan. Pemerintah Polandia berlagak tidak tahu-menahu, yang membuat Hitler kehabisan kesabaran. Propaganda Yahudi
sendirilah yang mengipas-kipas untuk mendorong Hitler mengambil tindakan militer terhadap Polandia. Dan terjadilah serbuan Nazi ke Polandia, September 1939.
Masalah yang menyebabkan Polandia bersikap tidak tahu-menahu tentang nota Hitler itu ialah, karena adanya jaminan dari Inggris untuk membela Polandia bila diserang oleh Jerman. Untuk ini, Polandia menandatangani sebuah perjanjian dengan Inggris. Jaminan Inggris ini disahkan oleh pemerintah Inggris atas desakan dan prakarsa para pemilik modal Yahudi internasional dan kakitangannya. Mungkin ada anggapan, bahwa Inggris sudah melaksanakan janjinya itu, ketika Inggris mengumumkan perang terhadap Jerman, setelah Jerman menyerbu Polandia. Akan tetapi, kenyataannya Inggris sendiri sangat lemah. Pemerintah Inggris sendiri menyadari ketidakmampuannya untuk mengulurkan bantuan, baik dari laut, udara atau pun darat. Jaminan Inggris kepada Polandia menyulitkan posisi pemerintah Inggris sendiri. Di sisi lain, para pemilik modal Yahudi internasional telah mengetahui lika-liku sebelumnya tentang apa yang akan terjadi, dan mendesak Inggris untuk mengeluarkan jaminan, dan sekaligus juga mendesak Polandia untuk memegang jaminan itu. Mereka juga mendorong orang-orang Yahudi Polandia untuk mengadakan perlawanan sengit kepada pasukan Jerman. Ketika Polandia dikejutkan oleh serbuan Nazi, dan ternyata Inggris tidak mengulurkan bantuan apa pun, rakyat Polandia mengalami nasib buruk. Jelaslah bagi kita akibat dari semua peristiwa itu. Para tokoh Yahudi
internasional telah merancang dan menyebabkan nasib bangsa mereka sendiri di Polandia kepada pasukan Nazi. Mereka sebelumnya berhasil memaksa Hitler membanting haluan untuk berpihak kepada Nazi ekstrem. Dan kebencian Nazi ekstrem yang telah mendarah daging terhadap bangsa Yahudi justru menambah keruh suasana di Jerman setelah Perang Dunia I. Ini satu bukti lagi, bahwa para tokoh Yahudi internasional adalah dalang setiap kejahatan internasional dengan program setan, yang bertujuan menguasai dunia demi kepentingan mereka sendiri. Setiap orang Yahudi patut menyadari, bahwa para tokoh mereka adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas setiap peristiwa yang menimpa mereka dan bangsa lain di dunia. Para tokoh Yahudi atau para sesepuh Zion (The Learned Elderly of Zion) atau kaum Nurani
tidak pernah menganut ajaran suatu agama mana pun, sampai kini. Mereka tidak punya aqidah tertentu, kecuali 'aqidah' tamak dan gila turun-menurun, yang selalu membuat onar dan bencana dalam mewujudkan impiannya.
Seandainya mereka benar-benar hendak membela orang Yahudi Polandia seperti yang mereka klaim, niscaya mereka tidak akan menjerumuskan negara itu ke dalam perang. Perang itu berarti orang Yahudi sendiri yang mendapat perlakuan kejam dari pasukan Nazi.
Mengapa orang Yahudi yang konon tertindas, lewat organisasi Zionisme dan jaringan-jaringannya berhasil masuk ke Amerika, Eropa dan Palestina? Orang Yahudi kelas bawah sebenarnya hanya melaksanakan perintah dan program para tokoh mereka sendiri. Mereka terkejut oleh perang yang berkecamuk, karena mereka sebelumnya tidak menyangka. Para tokoh Yahudi, para agen mereka, dan kaki-tangan mereka adalah orang-orang yang mengatur jaringan Konspirasi di mana-mana dan mempersiapkan perang. Mereka inilah yang
sebenarnya menyelusup ke Eropa, Amerika dan Palestina. Mereka ini pula yang datang kepada bangsa Barat dengan mengenakan 'pakaian hamil' dengan mengaku menjadi mangsa perkosaan Hitler dan Nazismenya. Padahal, mereka sendirilah yang sengaja merancang dan mengatur perkosaan itu. Mereka datang atas nama Zionisme untuk membela apa yang dinamakan dengan
bangsa Yahudi. Kalau bangsa di dunia hendak membela orang Yahudi, mestinya para sesepuh Yahudilah yang harus dibinasakan, untuk menyelamatkan mereka dari kejahatan setan.
0 komentar:
Posting Komentar