Oleh : Muhammad Husain Haekal
Selesai perang Khandaq dan setelah hukuman dilaksanakanterhadap Banu Quraiza, keadaan Muhammad dan kaum Musliminsudah makin stabil. Oleh orang-orang Arab mereka sangatditakuti sekali. Banyak dari kalangan Quraisy sendiri mulaiberpikir-pikir: tidakkah lebih baik bagi Quraisy sendiri kalaumereka berdamai saja dengan Muhammad, sebagai orang yangberasal dari mereka juga dan demikian juga sebaliknya, jugakaum Muhajirin, sebagai pemuka-pemuka dan pemimpin-pemimpinmereka pula. Kaum Muslimin sekarang merasa lega setelah pihak Yahudi yangberada di sekitar Medinah itu dapat dibersihkan sehinggamereka sudah tidak punya arti apa-apa lagi. Mereka masihtinggal di Medinah selama enam bulan lagi sesudah peristiwaitu. Mereka meneruskan hidup dalam usaha perdagangan, hiduptenteram dan sejahtera. Iman mereka akan risalah yang dibawaMuhammad makin dalam makin patuh mereka menjalankanajaran-ajarannya. Berjalan bersama-sama dengan dia merekamenyusun suatu masyarakat Arab, dengan cara yang belum biasabagi mereka sebelum itu. Bagaimana pun juga suatu masyarakatyang teratur harus ada, masyarakat yang punya eksistensi danbersatu, seperti masyarakat yang berangsur-angsur terbentukdibawah naungan Islam.
Pada zaman jahiliah orang-orang Arabitu tidak pernah mengenal arti suatu organisasi yang tetap,selain daripada apa yang sudah berjalan menurut adat-istiadat.Mereka tidak punya suatu ketentuan keluarga, suatuundang-undang perkawinan dan syarat-syarat perceraian.Hubungan suami-isteri dan anak-anak yang ada hanyalah apa yangdiberikan oleh bawaan iklim yang kadang sangatberlebih-lebihan dalam bertindak bebas, dan kadang membawaorang justru jadi beku dan terikat, sampai-sampai ke tingkatperbudakan dengan segala penindasannya. Maka kini Islam datangdengan menyusun suatu masyarakat Islam yang baru tumbuh, yangbelum lagi punya tradisi. Dalam waktu singkat ia telahmembukakan jalan dalam meletakkan bibit sebuah kebudayaan,yang kemudian tersusun terdiri dari peradaban Persia, Rumawidan Mesir, serta di warnai dengan pola peradaban Islam, yangberkembang setapak demi setapak sampai ia mencapaikesempurnaannya tatkala firman Allah ini datang: "Hari ini Kusempurnakan bagimu agamamu ini dan Kulengkapkanpula nikmatKu kepadamu, kemudian Kurelakan Islam itu menjadiagama kamu."1 Apa pun juga pendapat orang tentang peradaban tanah Arab sertadaerah pedalamannya, namun sudahkah kota-kota seperti Mekahdan Medinah mempunyai peradaban yang tidak dikenal oleh daerahpedalaman, ataukah juga ia masih berada pada tingkatpermulaan?
Pada dasarnya hubungan pria dan wanita dalammasyarakat Arab itu seluruhnya - berdasarkan bukti-buktiQur'an serta peninggalan-peninggalan sejarah masa itu - tidaklebih adalah suatu hubungan jantan dengan betina, dengansedikit perbedaan, sesuai dengan tingkat-tingkat kelompok dangolongan-golongan kabilah masing-masing, yang pada umumnyatidak jauh dari cara hidup yang masih mirip-mirip dengantingkatan manusia primitif. Dalam hal ini kaum wanitanya padazaman jahiliah yang mula-mula mempertontonkan diri, memamerkankecantikannya dengan berbagai-bagai perhiasan yang bukan lagiterbatas hanya pada suaminya. Mereka pergi keluarsendiri-sendiri atau beramai-ramai untuk keperluan yang merekaadakan di tengah-tengah padang sahara. Di tempat inipemuda-pemuda dan kaum pria lainnya menyambut mereka, danmereka dipertemukan dengan kelompoknya masing-masing. Keduabelah pihak mereka sudah tidak peduli lagi, saling bertukarpandangan, saling bercumbu dengan kata-kata yang manis-manis,yang membuat si jantan jadi senang dan si betina jaditenteram. Sudah begitu melekatnya cara hubungan demikian itudalam hati mereka, sehingga Hindun isteri Abu Sufyan tidaksegan-segan lagi mengatakan, di tengah-tengah peristiwa yangsangat genting dan gawat dalam perang Uhud, tatkala iamembakar semangat pasukan Quraisy: Kamu maju kami peluk Dan kami hamparkan kasur yang empuk Atau kamu mundur kita berpisah Berpisah tanpa cinta.
Pada beberapa kabilah masa itu masalah zina bukanlah suatukejahatan yang patut mendapat perhatian. Masalah cumbu-cumbuansudah merupakan salah satu kebiasaan semua orang.Sumber-sumber sejarah menyebutkan peristiwa-peristiwapercintaan yang dilakukan Hindun itu - dengan mengingatkedudukan Abu Sufyan yang begitu kuat dan penting tidak sampaimengubah kedudukan wanita itu, baik di kalangan masyarakatnyamau pun ditengah-tengah keluarganya. Bila ada wanita yangmelahirkan anak, dan tidak diketahui siapa bapa anak itu,tidak segan-segan ia akan menyebutkan, laki-laki mana yangtelah menjamahnya untuk kemudian menghubungkan anaknya kepadaorang yang dianggapnya paling mirip. Juga pada waktu itu masalah poligami dan perbudakan tanpa adabatas atau sesuatu ikatan. Laki-laki boleh kawin sesukanya,boleh mengambil gundik sesukanya. Mereka semua boleh sajaberanak sesuka-sukanya. Soal ini tidak penting waktu itu,kecuali jika dianggap sebagai rahasia yang akan terbongkar dandikuatirkan akan membawa malu serta apa yang kadang sampaimenimbulkan ejek-mengejek. Tiada seorang yang mengetahui akanpermusuhan atau peperangan yang mungkin timbul karenanya.Ketika itulah masalahnya jadi berubah sama sekali. Kalaudahulu orang melihat semangat cinta-berahi dan api asmaratelah menutupi rasa keakraban, kini hal itu telah dicabik olehadanya permusuhan yang dapat menyebabkan timbulnya apipeperangan dan semangat pertempuran, Dan bila permusuhan inisudah berkecamuk, maka masing-masing pihak akan menyebarkandesas-desus sesuka hati dan akan saling menuduh sesuka hatipula. Imajinasi orang Arab itu biasanya subur sekali, terbawaoleh cara hidupnya dibawah langit terbuka sertapengembaraannya dalam mencari rejeki. Ia didorong oleh carayang berlebih-lebihan, dan kadang berdusta dalam soal-soalperdagangan. Seorang orang Arab suka sekali pada waktu yang terluang dandiisinya dengan bercumbu. Dalam hal ini khayalnya bertambahsubur, baik diwaktu damai mau pun waktu perang. Apabiladiwaktu damai si buyung bertemu dengan si upik, berbicaradengan bahasa asmara, dengan kata-kata yang sedap, denganpujian yang manis-manis, maka diwaktu perang dan dalam keadaanbermusuhan orang akan melihat si buyung ini juga membuka suarakeras-keras ditujukan kepada si upik, yang dilihatnyadidepannya dalam keadaan telanjang, sambil mengata-ngatainya,misalnya, tentang leher wanita itu, tentang dadanya, tentangpayudaranya, tentang pinggangnya, tentang bokongnya dansebagainya dengan cara permusuhan yang beraneka ragam,Khayalnya itu terangsang, yang mengenal wanita hanya sebagaibetina dan yang akan menghamparkan kasur. Kendatipun Islam sudah mengikis mental semacam itu, namunpengaruhnya masih saja ada seperti yang kita baca dalamsajak-sajak 'Umar b. Abi Rabi'a dan sajak-sajak erotik lainnyadalam sastra yang masih terpengaruh kepadanya, dalamzaman-zaman tertentu. Meskipun hanya sedikit sekali, namunpengaruhnya dalam sastra masih juga terasa sampai pada masakita sekarang ini. Bagi pembaca yang suka mengagumi Arab dan peradabannya, bahkanyang suka mengagumi Arab jahiliah sekalipun, gambaran demikianini barangkali akan terasa agak dilebih-lebihkan. Pembacademikian ini tentu dapat dimaafkan. Ia membandingkan gambaranyang kita kemukakan ini dengan fakta yang terjadi dalam masasekarang, dengan segala hubungannya antara pria dengan wanitadalam perkawinan dan perceraian serta hubungan suami-isteridengan anak-anaknya. Akan tetapi perbandingan demikian inisalah sekali, yang akibatnya akan sangat menyesatkan.Sebaliknya yang harus dibandingkan ialah antara masyarakatArab yang salah satu seginya kita gambarkan terjadi dalam abadketujuh Masehi itu dengan masyarakat-masyarakat beradablainnya masa itu juga. Rasanya tidak terlalu berlebih-lebihan kalau kita katakan,bahwa masyarakat-masyarakat Arab masa itu dengan segala yangsudah kita lukiskan, jauh lebih baik darimasyarakat-masyarakat lain yang sezaman, di Asia dan di Eropa.Kita tidak akan bicara tentang keadaan di Tiongkok, atau diIndia. Kita belum punya bahan-bahan yang cukup tentang itu.Pengetahuan kita tentang itu sedikit sekali, belum cukupadanya.
Akan tetapi Eropa Utara dan Eropa Barat masa ituberada dalam kegelapan, yang dapat kita lihat dari susunankeluarganya, yang memang mirip-mirip susunan manusia primitif.Rumawi sebagai pemegang undang-undang masa itu, sebagai yangperkasa dan berkuasa, satu-satunya kerajaan yang paling kuatmenyaingi Persia, menempatkan kedudukan kaum wanitadibandingkan dengan prianya, masih dibawah kedudukan wanitaArab, sekalipun yang di pedalaman. Menurut undang-undangRumawi masa itu, wanita adalah harta benda milik laki-laki,dapat diperlakukan sehendak hati, ia berkuasa dari soal hidupsampai matinya, dipandang persis seperti budak. Dalampandangan undang-undang Rumawi wanita tidak berbeda denganbudak. Ia menjadi milik bapanya, kemudian milik suaminya, lalumilik anaknya. Pemilikan demikian ini persis seperti memilikibudak atau seperti memiliki binatang dan benda mati. Wanitadipandangnya hanya sebagai pembangkit nafsu berahi. Ia tidakpunya kuasa apa-apa terhadap sifat kebetinaannya, hingga mautidak mau ia harus pura-pura berbuat sopan sedapat mungkin,dan ini tetap berlaku demikian selama berabad-abad kemudiandari apa yang sudah kita gambarkan tentang keadaan di jazirahArab itu. Padahal Isa Almasih a.s. cukup hormat danlemah-lembut kepada wanita. Beberapa orang pengikutnya merasaheran melihat dia begitu baik terhadap Maryam Magdalena,ketika ia berkata: "Barangsiapa dari kamu yang tidak berdosa,lemparilah dia dengan batu." Tetapi Eropa yang sudah menganut Kristen tetap seperti dulujuga, seperti Eropa yang masih pagan, sangat merendahkanwanita. Hubungannya dengan pria bukan hanya dilihatnya sebagaihubungan jantan dan betina saja, bahkan dianggapnya sebagaihubungan perbudakan dan sangat hina, sehingga pada masa-masatertentu ahli-ahli agamanya masih bertanya-tanya: Apakahwanita itu punya ruh yang akan dapat diadili, atau sepertihewan saja tanpa ruh dan tidak ada pengadilan Tuhan kepadanyadan tidak ada tempat pula di kerajaan Tuhan. Dengan wahyu yang diterimanya Muhammad dapat menentukan, bahwatakkan ada perbaikan masyarakat tanpa ada kerja-sama pria danwanita, dalam arti saling bantu membantu sebagai saudara yangpenuh kasih-sayang. Hak dan kewajiban wanita sama, dengan carayang sopan, hanya laki-laki mempunyai kelebihan atas merekaitu. Tetapi pelaksanaannya secara sekaligus tidak mudah.Betapa pun tebalnya iman orang-orang Arab yang menjadipengikutnya, namun mengajak dengan perlahan-lahan dan tanpamenyinggung perasaan, akan lebih mempertebal iman mereka sertamemperbanyak pendukung.
Demikian juga dalam setiap reformasisosial, yang oleh Tuhan diwajibkan kepada kaum Muslimin.Bahkan dalam kewajiban-kewajiban agama sendiri: dalamsembahyang, puasa, zakat dan haji, demikian juga dalamlarangan-larangannya, seperti minuman-minuman keras, judi,daging babi dan sebagainya. Sehubungan dengan reformasi sosial ini serta ketentuanhubungan pria dan wanita, oleh Muhammad telah dimulai dengancontoh yang diberikannya melalui dirinya denganisteri-isterinya yang disaksikan sendiri oleh semua kaumMuslimin. Masalah hijab (tabir) bagi isteri-isteri Nabimisalnya, sebelum perang Ahzab (Khandaq) tidak diwajibkan.Demikian juga pembatasan kepada empat orang isteri dengansyarat adil ditentukannya baru sesudah perang Ahzab, bahkanlebih dari setahun setelah perang Khaibar. Bagaimanakah Nabidapat membina hubungan yang kuat antara laki-laki dan wanitaatas dasar yang sehat, sebagai pengantar kepada adanyapersamaan yang memang menjadi tujuan Islam itu? Ya, suatupersamaan yang menjadikan hak dan kewajiban wanita itu sama,dengan cara yang sopan sedang laki-laki mempunyai kelebihanatas mereka itu. Pada mulanya hubungan pria dan wanita di kalangan Muslimin,seperti di kalangan Arab lainnya - sebagaimana sudah kitasebutkan - terbatas hanya pada hubungan jantan dan betina.Mempertontonkan diri dan memamerkan perhiasan (berdandan)dengan cara yang akan membuat laki-laki itu terangsang olehkaum wanita setiap ada kesempatan, berarti akan salingmenambah nafsu berahi antara laki-laki dengan perempuan.Sebaliknya, hal yang akan lebih dapat membatasi antara keduabelah pihak itu berarti akan lebih mendekatkan orang padadasar kemanusiaan yang lebih tinggi, dasar persamaan jiwadalam beribadat, yang hanya kepada Allah semata-mata. Dengan adanya kelompok-kelompok Yahudi dan orang-orang munafikdalam Kota, serta sikap permusuhan mereka terhadap Muhammaddan terhadap kaum Muslimin, nyatanya mereka itu sampai beranipula menggoda wanita-wanita Islam yang akhirnya sampaimengakibatkan dikepungnya Banu Qainuqa' seperti yang sudahkita lihat. Meningkatnya gangguan-gangguan kepadawanita-wanita Islam itu telah menimbulkan problema-problemabaru yang tidak seharusnya ada.
Sekiranya wanita-wanita Islamitu tidak sampai memamerkan diri berdandan ketika merekakeluar rumah, niscaya mereka akan lebih mudah dikenal orangdan dengan demikian mereka tidak akan diganggu. Adanyaproblema-problema itu pun akan dapat dikurangi dan persamaanantara kedua jenis yang dikehendaki oleh Islam itupun dalampelaksanaannya akan merupakan suatu permulaan yang baik pula -dengan tanpa dirasakan oleh kaum Muslimin - baik pria danwanita - akan adanya suatu masa peralihan dalam konsepsi yangbelum dibiasakan itu. Dalam situasi yang semacam itulah firman Tuhan ini datang: "Dan mereka yang mengganggu kaum laki-laki dan wanita yangsudah beriman, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat,orang-orang itu sebenarnya telah berbuat kebohongan dan dosaterang-terangan. Wahai Nabi, katakanlah kepadaisteri-isterimu, puteri-puterimu dan isteri-isteri orang-orangberiman, hendaklah mereka itu menutup tubuh dengan baju dalam.Dengan demikian mereka akan lebih mudah dikenal, dan karenanyamereka tidak akan diganggu. Sungguh Tuhan adalah Pengampun danPenyayang. Kalau pun orang-orang munafik, orang-orang yangdalam hatinya berpenyakit dan orang-orang yang suka menghasutdi dalam kota tiada juga berhenti (menyerang kamu) niscayaakan Kami dorong engkau menyerang mereka; kemudian mereka akanmenjadi tetanggamu di tempat itu hanya sementara saja. Merekasudah terkutuk. Di mana saja mereka berada, mereka ditangkap,dan dibunuh secara tidak kenal ampun. Begitulah ketentuanTuhan terhadap mereka yang telah lampau, dan tidak akan adaketentuan Tuhan itu yang berubah-ubah." (Qur'an 33: 58-62)
Dengan pendahuluan demikian itu, tidak sulit bagi kaumMuslimin dalam meninggalkan adat kebiasaan Arab dahulu kalaitu. Demikian juga yang menjadi tujuan hukum Islam denganpenyusunan masyarakat atas dasar keluarga yang bersih darisegala hama sehingga masalah zina itu dianggap sebagaikejahatan besar, telah mempermudah setiap Muslim untukmenilai, bahwa wanita yang mempertontonkan diri kepada priaadalah suatu perbuatan tercela, sebab hubungan laki-lakidengan wanita tidak mengijinkan hal yang serupa itu. Dalam halini Tuhan berfirman: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman supaya merekamenahan penglihatan dan menjaga kehormatan mereka. Yangdemikian akan lebih bersih buat mereka. Sungguh Tuhanmengetahui benar apa yang kamu perbuat. Juga katakanlah kepadawanita-wanita yang beriman supaya mereka menahan penglihatan,memelihara kehormatan dan tiada menonjolkan perhiasannya(dandanan) selain yang memang nyata kelihatan. Hendaklahmereka menyampaikan tutup itu ke bagian dada; dan janganmenonjolkan dandanan itu selain kepada suami, bapa, bapasuami, anak-anak saudara, anak-anak suaminya, saudara-saudaraatau anak-anak saudara, anak-anak suaminya, saudara-saudaraatau anak-anak saudara, anak-anak saudara perempuan atausesama wanita, yang menjadi miliknya atau pelayan-pelayanlaki-laki yang sudah tidak punya keinginan atau anak-anak yangbelum mengerti aurat wanita dan jangan pula menggerak-gerakkankaki supaya perhiasannya yang tersembunyi diketahui orang.Orang-orang beriman, hendaklah kamu sekalian bertaubat kepadaAllah kalau-kalau kamu berhasil." (Qur'an 24: 30-31)
Demikianlah prakteknya dalam Islam. Hubungan pria wanita ituberkembang setapak demi setapak meninggalkan yang lama. Jadihubungan jantan-betina yang dikuatirkan akan menimbulkanfitnah, tak ada lagi. Sedang mengenai keperluan hidupsehari-hari lainnya dan yang mengenai segala hubunganpria-wanita, maka dalam semuanya adalah sama, semua hambaAllah, semua bekerja-sama untuk kebaikan dan untuk bertaqwakepada Allah. Apabila ada pihak yang sudah terlanjur maumembangkitkan nafsu kelamin, baik laki-laki atau wanita, makaorang itu harus bertaubat kepada Tuhan. Tuhan Maha Pemurah,dan Pengampun. Akan tetapi untuk mengubah semua itu, untuk mengalihkan mentalArab dari semua pendirian lama - seperti halnya denganpendirian tentang keimanan kepada Allah Yang Maha Esa danmeninggalkan kepercayaan syirik - ke dalam mental yang baru,tidak akan cukup dalam waktu yang begitu singkat. Hal inisudah wajar sekali. Benda yang sudah diacu dalam bentuktertentu misalnya, tidak akan mudah mengubahnya, kalau tidakdengan sedikit demi sedikit. Dan bagaimana pun diusahakanmengubahnya namun yang akan dapat berubah tidak seberapa juga.Begitulah halnya hidup manusia yang hidup serba-benda(materialistis). Ia dibentuk oleh adat-kebiasaan yang sudahturun-temurun, oleh tradisi lingkungan dalam soal-soalhidupnya.
Apabila dikehendaki adanya sesuatu perubahan, makadalam memindahkan perubahan itu harus dengan berangsur-angsur,dan perubahan yang berangsur-angsur ini tidak akan terjadikalau tidak mengubah diri-sendiri. Adakalanya orang dapatmengubah dalam arti mental dari satu segi saja denganmenghilangkan rintangan yang mungkin ada di hadapannya. Halini sudah dapat dilakukan Islam terhadap kaum Musliminsehubungan dengan tauhid serta iman kepada Allah, kepada Rasuldan hari kemudian. Akan tetapi masih banyak segi-segi mentalArab itu yang belum lagi dapat di tembus, terutama dalamsoal-soal hidup kebendaan. Oleh karenanya keadaan kaumMuslimin ketika itu tetap tidak begitu jauh dari suasanasebelum Islam. Mereka serba lamban, karena memang sudahmenjadi bawaan cara hidup padang pasir, dan sudah terbiasapula suka bicara dengan wanita. Jadi apa yang sudah kita kemukakan mengenai perubahan yangdibawa oleh agama baru itu terhadap pandangan hidup merekatentang hubungan laki-laki dengan perempuan, namun selain itukeadaan mereka masih seperti dahulu juga, atau mirip-miripbegitu. Banyak diantara mereka itu yang mau begitu sajamemasuki rumah Nabi, kemudian mau duduk-duduk dan maumengobrol dengan Nabi dan dengan isteri-isterinya.
Padahalpersoalan-persoalan kenabian yang begitu besar lebih pentingdaripada membiarkan Muhammad sibuk menghadapi pembicaraanmereka yang datang mengunjunginya itu, serta mereka yang maumengobrol dengan isteri-isterinya dan yang kemudianpembicaraan-pembicaraan mereka itu dibawa kepadanya. Olehkarena itu AIlah menghendaki supaya Nabi dihindarkan darisoal-soal kecil semacam itu, maka ayat-ayat berikut inidatang: "Orang-orang yang beriman! Janganlah kamu masuk ke dalam rumahNabi, kecuali bila diijinkan dalam menghadapi suatu hidanganmakan yang bukan sengaja mau mengintip-intip untuk itu. Tetapibila kamu diundang, hendaklah kamu masuk. Maka apabila sudahselesai hendaklah kamu pergi, dan jangan mau enak-enakmengobrol. Sesungguhnya yang demikian itu sangat menggangguNabi, tetapi dia malu kepada kamu, sedang Allah tidak akanmalu dalam hal kebenaran. Dan apabila ada sesuatu yang kamuminta dari mereka (isteri-isteri Nabi), mintalah dari belakangtirai. Hal ini akan lebih bersih dalam hati kamu dan hatimereka. Tiada semestinya kamu akan mengganggu Rasulullah, jugajangan pula kamu akan mengawini janda-jandanya setelah iawafat; sebab yang demikian itu dipandang Tuhan sebagai (dosa)yang besar." (Qur'an, 33: 53)
Seperti halnya ayat-ayat ini turun ditujukan kepadaorang-orang yang beriman dan yang juga sebagai bimbingankepada mereka mengenai kewajiban mereka terhadap Nabi danisteri-isterinya, juga kedua ayat berikut ini pun turunditujukan kepada isteri-isteri Nabi dalam hal yang sama pula: "Wahai isteri-isteri Nabi. Kamu tidak sama denganwanita-wanita lain. Kalau kamu berbakti (kepada Allah),janganlah kamu berlemah-lembut dalam kata-kata, nanti timbulkeserakahan orang yang hatinya berpenyakit (jahat). Tetapikatakanlah dengan kata-kata yang baik-baik saja. Tinggalsajalah kamu di dalam rumah. Jangan kamu mempertontonkan diriseperti kelakuan orang zaman jahiliah dahulu. Lakukanlahsembahyang, keluarkan zakat serta patuh kepada Allah danRasulNya. Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan noda darikamu, keluarga Nabi, dan membersihkan kamu sungguh-sungguh."(Qur'an, 33: 32-33)
Demikian inilah persiapan kehidupan sosial yang baru yangdikehendaki oleh Islam untuk suatu masyarakat umat manusia.Landasannya ialah mengubah sama-sekali pandangan masyarakatitu akan hubungan laki-laki dengan wanita. Ia menghendakidihapusnya segala tanggapan tentang sex (libido) yangmenguasai pikiran manusia selama ini, dan dalam segala halmenganggapnya sebagai satu-satunya yang berkuasa.
Dengandemikian yang dikehendaki ialah mengarahkan masyarakat itusesuai dengan tujuan hidup umat manusia yang lebih tinggidengan tidak mengurangi kesenangan hidupnya, yaitu kesenanganhidup yang tidak akan mengurangi pula kebebasannya untukberkeinginan - apalagi sampai akan menghilangkan kebebasanuntuk berkeinginan ini - dan yang akan melahirkan hubunganmanusia dengan semesta alam. Dari tingkat hidup mengolahtanah, dari tingkat hidup usaha perindustrian dan perdagangan,yang bagaimana pun, ke tingkat yang lebih tinggi, setarafdengan kehidupan orang-orang suci, dan akan berkomunikasidengan cara malaikat. Puasa, salat, zakat yang telahditentukan oleh Islam, ialah alat untuk mencapai taraf ini;yang akan mencegah perbuatan keji, kemungkaran sertapelanggaran. Sekaligus ia akan membersihkan jiwa dan hatiorang dari segala penyakit menghambakan diri selain kepadaAllah, disamping memperkuat tali persaudaraan antara sesamaorang beriman, memperkuat hubungan antara manusia dengansegala yang ada dalam semesta alam ini. Penyusunan suatu kehidupan sosial secara berangsur-angsursebagai suatu persiapan kearah transisi besar yang telahdisediakan oleh Islam bagi umat manusia ini, tidak mengurangipihak Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya dalammenantikan kesempatan hendak menghancurkan Muhammad. Tetapijuga Muhammad tidak kurang pula selalu waspada. Cepat-cepat iabergerak untuk menanamkan rasa takut dalam hati pihak musuh,bila dianggap perlu. Itu sebabnya, enam bulan kemudian setelah Banu Quraiza dapatdihancurkan, ia sudah merasakan adanya suatu gerakan lain disekitar Mekah. Terpikir olehnya akan membalas kematian Khubaibb. 'Adi dan kawan-kawannya yang telah dibunuh oleh Banu Lihyandi Raji' dua tahun yang lalu itu. Akan tetapi maksudnya initidak diumumkan, kuatir pihak musuh akan segera berjaga-jaga.Untuk dapat menyergap pihak musuh ia pura-pura pergi ke Syam.Dengan membawa perlengkapan perang ia berangkat menuju ke arahutara. Setelah yakin sekali bahwa Quraisy dan sekutu-sekutunya yangberdekatan tak ada yang menyadari maksudnya, ia pun membelokke arah Mekah dengan berjalan lebih cepat lagi.
Tetapisesampainya di perkampungan Banu Lihyan di 'Uran, masyarakatsetempat telah melihatnya ketika pertama kali ia menyusurjalan ke selatan. Dari mereka inilah Banu Lihyan mengetahuibahwa ia menuju ke tempat mereka. Mereka pun segera berlindungke puncak-puncak bukit dengan membawa harta-benda yang ada.Nabi tidak sampai berhasil menyergap mereka. Ketika itu ia lalu menugaskan Abu Bakr dengan membawa seratusorang pasukan menuju 'Usfan2 tidak jauh dari Mekah. Rasulullahsendiri kemudian kembali ke Medinah. Ketika itu panas musimsedang sampai di puncaknya, sehingga Nabi berkata: "Yang kembali dan yang bertobat jika dikehendaki Allahkiranya kepada Tuhan juga kami memuji syukur. Sayaberlindung kepada Allah dari perjalanan yang sangat meletihkanini, serta kedukaan karena diri kembali dari perjalanan3dengan keburukan yang tampak pada keluarga dan harta-benda." Baru beberapa malam saja Muhammad kembali ke Medinah,tiba-tiba datang 'Uyaina b. Hishn menyerang pinggiran kotaitu. Di tempat tersebut ada beberapa ekor unta yangdigembalakan, dijaga oleh seorang laki-laki dengan isterinya.Laki-laki itu oleh 'Uyaina dan kawan-kawannya dibunuh, untadiambil dan perempuan itu dibawa. Mereka segera pergi denganperkiraan bahwa mereka telah dapat menyelamatkan diri daripengejaran. Tetapi sebenarnya Salama b. 'Amr bin'l-Akwa' yangsudah lebih dulu memacu kudanya menuju hutan denganbersenjatakan panah dan busur, ketika melintasiThaniat'l-Wada' dan menjenguk ke bawah dari arah bukit Sal'rombongan yang sedang menggiring unta dan membawa wanita itudilihatnya.
Ketika itu pula ia berteriak meminta bantuansambil terus mengikuti jejak rombongan itu. Ia melepaskan anakpanahnya ke arah mereka, setelah ia berada agak lebih dekat.Dalam pada itu tiada henti-hentinya ia berteriak. Dan teriakanSalama itu akhirnya sampai juga kepada Muhammad. Maka kemudiania pun memanggil-manggil penduduk Medinah: Ada bahaya! Adabahaya! Seketika itu juga pahlawan-pahlawan kota datang dari segenappenjuru. Setelah mendapat perintah mereka pun berangkatmengikuti jejak gerombolan itu. Dia sendiri mempersiapkanpasukannya lalu berangkat menyusul mereka. Ia berhenti disebuah gunung di bilangan Dhu Qarad. Sementara itu 'Uyaina dan anak buahnya sudah mempercepatlangkah, ingin lekas-lekas bergabung dengan Ghatafan danmelepaskan diri dari pengejaran Muslimin. Akan tetapi pasukanMedinah berhasil mencapai barisan belakang mereka. Sebahagianunta itu dapat diselamatkan kembali dari tangan mereka.Kemudian Muhammad datang menyusul dan memberikan bantuannya.Wanita beriman yang dibawa oleh orang-orang Arab itu punselamat pula. Ada beberapa orang dari sahabat-sahabat Nabi, terdorong olehrasa panas hati, ingin terus mengejar 'Uyaina. Tetapi dilarangoleh Rasulullah, sebab sudah diketahuinya bahwa 'Uyaina dananak buahnya sudah sampai ke tempat Ghatafan dan berlindungkepada mereka.
Bila kaum Muslimin kemudian kembali ke Medinah, isteri penjagaitu pun datang pula menyusul di atas seekor unta kepunyaankaum Muslimin. Wanita itu sudah bernadar, bahwa kalau unta itudapat diselamatkan, akan disembelihnya seekor sebagai kurbanbuat Tuhan. Tetapi setelah nadarnya disampaikan kepada Nabi'Nabi berkata: "Suatu balasan yang buruk sekali, Tuhan sudahmengantarkan engkau dan menyelamatkan engkau dengan unta itu,lalu unta itu yang akan kausembelih. Nadar dengan berdosakepada Tuhan tidak berlaku, juga atas sesuatu yang tidakkaupunyai." Sesudah itu Muhammad tinggal di Medinah hampir dua bulansudah. Kemudian terjadi suatu ekspedisi terhadap BanuMushtaliq di Muraisi' - suatu ekspedisi yang telah dijadikanbahan studi oleh setiap ahli sejarah dan penulis sejarah hidupNabi. Soalnya bukan karena ekspedisi itu sangat penting, ataukarena kedua belah pihak - Muslimin dan musuhnya - bertempurmati-matian sampai melampaui batas, tetapi karena kenyataanadanya malapetaka yang kemudian hampir menjalar kedalam tubuhMuslimin sendiri kalau tidak segera Rasul mengambil langkahyang sangat baik sekali, tegas dan meyakinkan; juga karenakemudian Rasul kawin dengan Juwairiah bt. al-Harith, dankarena ekspedisi ini telah pula menimbulkan hadith'l-ifk -peristiwa kebohongan - tentang diri Aisyah.
Peristiwa initelah menempatkannya kedalam persoalan iman dan kekuatan hati- sementara usianya masih enambelas tahun - sehingga segalanyatidak akan berdaya, hanya karena keagungan iman dan kekuatanhati itu jugalah. Bahwa kegiatan Banu Mushtaliq - yang merupakan bagian dariKhuza'a - yang telah mengadakan persepakatan dalamperkampungan mereka di dekat Mekah, beritanya telah sampaipula kepada Muhammad. Mereka sedang mengerahkan segala potensidengan maksud hendak membunuh Muhammad dengan dipimpin olehkomandan mereka Al-Harith b. Abi Dzirar. Rahasia ini diperolehMuhammad dari salah seorang orang badwi. Maka iapuncepat-cepat berangkat sementara mereka sedang lengah, sepertibiasanya bila ia menghadapi musuh. Pimpinan pasukan Muhajirindi tangan Abu Bakr dan pimpinan pasukan Anshar di tangan Sa'db. 'Ubada. Pihak Muslimin ketika itu sudah berada di sebuahpangkalan air yang bernama Muraisi', tidak jauh dari wilayahBanu Mushtaliq. Kemudian Banu Mushtaliq dikepung.
ihak-pihakyang tadinya datang hendak memberikan pertolongan sekarangmereka sudah lari. Dari Banu Mushtaliq sepuluh orang terbunuh'dari Muslimin seorang, konon bernama Hisyam b. Shubaba,dibunuh oleh salah seorang dari Anshar, yang keliru dikiradari pihak musuh. Setelah terjadi sedikit saling hantam dengan panah, tak adajalan lain buat Banu Mushtaliq mereka harus menyerah dibawahtekanan pihak Muslimin yang kuat dan bergerak cepat itu.Mereka dibawa sebagai tawanan perang, begitu juga wanitamereka, unta dan binatang ternak yang lain. Dalam pasukantentara itu Umar ibn'l-Khattab mempunyai orang upahan yangbertugas menuntunkan kudanya. Selesai pertempuran orang inipernah berselisih dengan salah seorang dari kalangan Khazrajkarena soal air. Mereka jadi berkelahi dan sama-samaberteriak. Pihak Khazraj berkata: "Saudara-saudara Anshar!"Sedang orang sewaan Umar berkata pula: "Saudara-saudaraMuhajirin!" Teriakan demikian itu terdengar juga oleh Abdullah b. Ubayy,yang ketika itu bersama-sama dengan orang-orang munafik turutpula dalam ekspedisi dengan harapan akan beroleh bagianrampasan perang. Dendamnya kepada pihak Muslimin dan kepadaMuhammad segera timbul.
Dalam hal ini ia berkata kepadakawan-kawannya: "Di kota kita ini sudah banyak kaum Muhajirin. Penggabungankita dengan mereka akan seperti kata peribahasa: 'Membesarkananak harimau.'4 Sungguh, kalau kita sudah kembali ke Medinah,orang yang berkuasa akan mengusir orang yang lebih hina." Kemudian kepada golongannya yang hadir waktu itu ia berkata:"Inilah yang telah kamu perbuat sendiri. Kamu benarkan merekatinggal di negerimu ini, dan kamu bagi harta-bendamu denganmereka. Demi Allah, kalau apa yang ada pada kamu itu kamupertahankan, pasti mereka akan beralih ke tempat lain." Percakapannya itu dibawa orang kepada Rasulullah, yang ketikaitu baru selesai menghadapi musuh. Ketika itu Umaribn'l-Khattab hadir. Mendengar itu Umar marah sekali. "Perintahkan kepada Bilal supaya membunuhnya," katanya. Seperti biasanya, disini Nabi memperlihatkan sikap sebagaiseorang pemimpin yang sudah matang, bijaksana dan punyapandangan jauh. Berpaling kepada Umar ia berkata: "Umar bagaimana kalau sampai menjadi pembicaraan orang danorang mengatakan, bahwa Muhammad membunuh sahabat-sahabatnyasendiri?"
Akan tetapi dalam pada itu ia sudah mempertimbangkan, bahwasoalnya akan jadi rumit sekali kalau tidak segera diambillangkah yang tegas. Oleh karena itu diperintahkannya agardiumumkan untuk segera berangkat dalam waktu yang tidakbiasanya kaum Muslimin meninggalkan tempat itu. Berita yangdisampaikan orang kepada Nabi itu sampai juga kepada IbnUbayy. Cepat-cepat ia menemui Nabi hendak membantah adanyaberita yang dihubungkan kepadanya itu. Ia bersumpah atas namaTuhan, bahwa dia tidak mengatakan dan tidak pernah bicarabegitu. Tetapi ini tidak mengubah keputusan Muhammad hendakmeninggalkan tempat itu. Bahkan sepanjang hari hingga sore dansepanjang malam hingga pagi harinya lagi terus-menerus iamemimpin perjalanan itu hingga pada pertengahan hari keduatatkala terik matahari sudah terasa sangat mengganggu. Setelah sampai, karena sudah sangat lelah, begitu badan merekamenyentuh lantai, mereka pun segera tertidur. Karena sangatlelah orang sudah lupa cakap Ibn Ubayy.
Sesudah itu merekapulang ke Medinah dengan membawa rampasan perang danorang-orang tawanan Banu Mushtaliq, diantaranya Juwairiabint'l-Harith b. Abi Dzirar, pemimpin dan komandan daerah yangsudah dikalahkan itu. Kaum Muslimin sudah sampai di Medinah. Abdullah ibn Ubayy punsudah di sana. Ia sudah tidak pernah tenang, hatinya gelisahselalu, terbawa oleh rasa dengki kepada Muhammad dan kepadaMuslimin. Pura-pura ia sebagai orang Islam, bahkan sebagaiorang beriman, meskipun masih gigih ia membantah berita yangbersumber dari dia ditujukan kepada Rasulullah di Muraisi'itu. Pada waktu itulah Surah Munafiqin ini turun: "Mereka itulah yang berkata: "Jangan memberikan bantuanapa-apa kepada mereka yang di sekitar Rasulullah, supayamereka berpisah." Padahal segala perbendaharaan langit danbumi milik Allah. Tetapi orang-orang munafik itu tidakmengerti. Kata mereka: "Kalau kita sudah kembali ke Medinah,orang yang berkuasa akan mengusir orang yang lebih hina."Padahal sebenarnya kekuasaan itu milik Allah dan Rasul-Nyabeserta orang-orang yang beriman, hanya saja orang-orangmunafik itu tidak mengetahui." (Qur'an, 63: 7-8)
0 komentar:
Posting Komentar