Hijrah

Oleh : Muhammad Husain Haekal

Rencana Quraisy akan membunuh Muhammad pada malam hari, karenadikuatirkan ia akan hijrah ke Medinah dan memperkuat diri disana serta segala bencana yang mungkin menimpa Mekah danmenimpa perdagangan mereka dengan Syam sebagai akibatnya,beritanya sudah sampai kepada Muhammad. Memang tak ada orangyang menyangsikan, bahwa Muhammad akan menggunakan kesempatanitu untuk hijrah. Akan tetapi, karena begitu kuat ia dapatmenyimpan rahasia itu, sehingga tiada seorangpun yangmengetahui, juga Abu Bakr, orang yang pernah menyiapkan duaekor unta kendaraan tatkala ia meminta ijin kepada Nabi akanhijrah, yang lalu ditangguhkan, hanya sedikit mengetahuisoalnya. Muhammad sendiri memang masih tinggal di Mekah ketikaia sudah mengetahui keadaan Quraisy itu dan ketika kaumMuslimin sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagiankecil. Dalam ia menantikan perintah Tuhan yang akan mewahyukankepadanya supaya hijrah, ketika itulah ia pergi ke rumah AbuBakr dan memberitahukan, bahwa Allah telah mengijinkan iahijrah. Dimintanya Abu Bakr supaya menemaninya dalam hijrahnyaitu, yang lalu diterima baik oleh Abu Bakr. Di sinilah dimulainya kisah yang paling cemerlang dan indahyang pernah dikenal manusia dalam sejarah pengejaran yangpenuh bahaya, demi kebenaran, keyakinan dan iman. Sebelum ituAbu Bakr memang sudah menyiapkan dua ekor untanya yangdiserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah b. Uraiqiz sampainanti tiba waktunya diperlukan. Tatkala kedua orang itu sudahsiap-siap akan meninggalkan Mekah mereka sudah yakin sekali,bahwa Quraisy pasti akan membuntuti mereka.



Oleh karena ituMuhammad memutuskan akan menempuh jalan lain dari yang biasa,Juga akan berangkat bukan pada waktu yang biasa. Pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy untuk membunuhnyamalam itu sudah mengepung rumahnya, karena dikuatirkan ia akanlari. Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkankepada Ali b. Abi Talib supaya memakai mantelnya yang hijaudari Hadzramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya.Dimintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu diMekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkankepadanya. Dalam pada itu pemuda-pemuda yang sudah disiapkanQuraisy, dari sebuah celah mengintip ke tempat tidur Nabi.Mereka melihat ada sesosok tubuh di tempat tidur itu danmerekapun puas bahwa dia belum lari. Tetapi, menjelang larut malam waktu itu, dengan tidak setahumereka Muhammad sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakr. Keduaorang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang, danterus bertolak ke arah selatan menuju gua Thaur. Bahwa tujuankedua orang itu melalui jalan sebelah kanan adalah di luardugaan. Tiada seorang yang mengetahui tempat persembunyian merekadalam gua itu selain Abdullah b. Abu Bakr, dan kedua orangputerinya Aisyah dan Asma, serta pembantu mereka 'Amir b.Fuhaira. Tugas Abdullah hari-hari berada di tengah-tengahQuraisy sambil mendengar-dengarkan permufakatan merekaterhadap Muhammad, yang pada malam harinya kemudiandisampaikannya kepada Nabi dan kepada ayahnya. Sedang 'Amirtugasnya menggembalakan kambing Abu Bakr' sorenyadiistirahatkan, kemudian mereka memerah susu dan menyiapkandaging. Apabila Abdullah b. Abi Bakr keluar kembali daritempat mereka, datang 'Amir mengikutinya dengan kambingnyaguna menghapus jejaknya. Kedua orang itu tinggal dalam gua selama tiga hari. Sementaraitu pihak Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari merekatanpa mengenal lelah. Betapa tidak. Mereka melihat bahayasangat mengancam mereka kalau mereka tidak berhasil menyusulMuhammad dan mencegahnya berhubungan dengan pihak Yathrib.Selama kedua orang itu berada dalam gua, tiada hentinyaMuhammad menyebut nama Allah. KepadaNya ia menyerahkannasibnya itu dan memang kepadaNya pula segala persoalan akankembali. Dalam pada itu Abu Bakr memasang telinga. Ia inginmengetahui adakah orang-orang yang sedang mengikuti jejakmereka itu sudah berhasil juga. Kemudian pemuda-pemuda Quraisy - yang dari setiap kelompok diambil seorang itu - datang. Mereka membawa pedang dan tongkatsambil mundar-mandir mencari ke segenap penjuru. Tidak jauhdari gua Thaur itu mereka bertemu dengan seorang gembala, yanglalu ditanya. "Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihatada orang yang menuju ke sana."

Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakr keringatan.Kuatir ia, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahannapas tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepadaTuhan. Lalu orang-orang Quraisy datang menaiki gua itu, tapikemudian ada yang turun lagi. "Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?" tanyakawan-kawannya. "Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah adasejak sebelum Muhammad lahir," jawabnya. "Saya melihat ada duaekor burung dara hutan di lubang gua itu. Jadi saya mengetahuitak ada orang di sana." Muhammad makin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakr juga makinketakutan. Ia merapatkan diri kepada kawannya itu dan Muhammadberbisik di telinganya: "Jangan bersedih hati. Tuhan bersama kita." Dalam buku-buku hadis ada juga sumber yang menyebutkan, bahwasetelah terasa oleh Abu Bakr bahwa mereka yang mencari itusudah mendekat ia berkata dengan berbisik: "Kalau mereka ada yang menengok ke bawah pasti akan melihatkita." "Abu Bakr, kalau kau menduga bahwa kita hanya berdua,ketiganya adalah Tuhan," kata Muhammad. Orang-orang Quraisy makin yakin bahwa dalam gua itu tak adamanusia tatkala dilihatnya ada cabang pohon yang terkulai dimulut gua. Tak ada jalan orang akan dapat masuk ke dalamnyatanpa menghalau dahan-dahan itu. Ketika itulah mereka lalusurut kembali. Kedua orang bersembunyi itu mendengar seruanmereka supaya kembali ke tempat semula. Kepercayaan dan imanAbu Bakr bertambah besar kepada Allah dan kepada Rasul. "Alhamdulillah, Allahuakbar!" kata Muhammad kemudian. Sarang laba-laba, dua ekor burung dara dan pohon.

Inilahmujizat yang diceritakan oleh buku-buku sejarah hidup Nabimengenai masalah persembunyian dalam gua Thaur itu. Dan pokokmujizatnya ialah karena segalanya itu tadinya tidak ada.Tetapi sesudah Nabi dan sahabatnya bersembunyi dalam gua, makacepat-cepatlah laba-laba menganyam sarangnya guna menutuporang yang dalam gua itu dari penglihatan. Dua ekor burungdara datang pula lalu bertelur di jalan masuk. Sebatangpohonpun tumbuh di tempat yang tadinya belum ditumbuhi.Sehubungan dengan mujizat ini Dermenghem mengatakan: "Tiga peristiwa itu sajalah mujizat yang diceritakan olehsejarah Islam yang benar-benar: sarang laba-laba, hinggapnyaburung dara dan tumbuhnya pohon-pohonan. Dan ketiga keajaibanini setiap hari persamaannya selalu ada di muka bumi." Akan tetapi mujizat begini ini tidak disebutkan dalam SiratIbn Hisyam ketika menyinggung cerita gua itu. Paling banyakoleh ahli sejarah ini disebutkan sebagai berikut: "Mereka berdua menuju ke sebuah gua di Gunung Thaur sebuahgunung di bawah Mekah - lalu masuk ke dalamnya. Abu Bakrmeminta anaknya Abdullah supaya mendengar-dengarkan apa yangdikatakan orang tentang mereka itu siang hari, lalu sorenyasupaya kembali membawakan berita yang terjadi hari itu. Sedang'Amir b. Fuhaira supaya menggembalakan kambingnya siang haridan diistirahatkan kembali bila sorenya ia kembali ke dalamgua. Ketika itu, bila hari sudah sore Asma, datang membawakanmakanan yang cocok buat mereka ... Rasulullah s.a.w. tinggaldalam gua selama tiga hari tiga malam.

Ketika ia menghilangQuraisy menyediakan seratus ekor unta bagi barangsiapa yangdapat mengembalikannya kepada mereka. Sedang Abdullah b. AbiBakr siangnya berada di tengah-tengah Quraisy mendengarkanpermufakatan mereka dan apa yang mereka percakapkan tentangRasulullah s.aw. dan Abu Bakr, sorenya ia kembali danmenyampaikan berita itu kepada mereka. 'Amir b. Fuhaira - pembantu Abu Bakr - waktu itumenggembalakan ternaknya di tengah-tengah para gembala Mekah,sorenya kambing Abu Bakr itu diistirahatkan, lalu merekamemerah susu dan menyiapkan daging. Kalau paginya Abdullah b.Abi Bakr bertolak dari tempat itu ke Mekah, 'Amir b. Fuhairamengikuti jejaknya dengan membawa kambing supaya jejak ituterhapus. Sesudah berlalu tiga hari dan orangpun mulai tenang,aman mereka, orang yang disewa datang membawa unta kedua orangitu serta untanya sendiri... dan seterusnya." Demikian Ibn Hisyam menerangkan mengenai cerita gua itu yangkami nukilkan sampai pada waktu Muhammad dan sahabatnya keluardari sana. Tentang pengejaran Quraisy terhadap Muhammad untuk dibunuh ituserta tentang cerita gua ini datang firman Tuhan demikian: "Ingatlah tatkala orang-orang kafir (Quraisy) itu berkomplotmembuat rencana terhadap kau, hendak menangkap kau, ataumembunuh kau, atau mengusir kau. Mereka membuat rencana danAllah membuat rencana pula. Allah adalah Perencana terbaik."(Qur'an, 8: 30)

"Kalau kamu tak dapat menolongnya, maka Allah juga Yang telahmenolongnya tatkala dia diusir oleh orang-orang kafir(Quraisy). Dia salah seorang dari dua orang itu, ketikakeduanya berada dalam gua. Waktu itu ia berkata kepadatemannya itu: 'Jangan bersedih hati, Tuhan bersama kita!' MakaTuhan lalu memberikan ketenangan kepadanya dan dikuatkanNyadengan pasukan yang tidak kamu lihat. Dan Allah menjadikanseruan orang-orang kafir itu juga yang rendah dan kalam Allahitulah yang tinggi. Dan Allah Maha Kuasa dan Bijaksana."(Qur'an, 9: 40)

Pada hari ketiga, bila mereka berdua sudah mengetahui, bahwaorang sudah tenang kembali mengenai diri mereka, orang yangdisewa tadi datang membawakan unta kedua orang itu sertauntanya sendiri. Juga Asma, puteri Abu Bakr datang membawakanmakanan. Oleh karena ketika mereka akan berangkat tak adasesuatu yang dapat dipakai menggantungkan makanan dan minumanpada pelana barang, Asma, merobek ikat pinggangnya lalusebelahnya dipakai menggantungkan makanan dan yang sebelahlagi diikatkan. Karena itu ia lalu diberi nama"dhat'n-nitaqain" (yang bersabuk dua). Mereka berangkat. Setiap orang mengendarai untanyasendiri-sendiri dengan membawa bekal makanan. Abu Bakr membawalimaribu dirham dan itu adalah seluruh hartanya yang ada.Mereka bersembunyi dalam gua itu begitu ketat. Karena merekamengetahui pihak Quraisy sangat gigih dan hati-hati sekalimembuntuti, maka dalam perjalanan ke Yathrib itu merekamengambil jalan yang tidak biasa ditempuh orang. Abdullah b.'Uraiqit - dari Banu Du'il - sebagai penunjuk jalan, membawamereka hati-hati sekali ke arah selatan di bawahan Mekah,kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah. Oleh karenamereka melalui jalan yang tidak biasa ditempuh orang, dibawanya mereka ke sebelah utara di seberang pantai itu, denganagak menjauhinya, mengambil jalan yang paling sedikit dilaluiorang.

Kedua orang itu beserta penunjuk jalannya sepanjang malam dandi waktu siang berada di atas kendaraan. Tidak lagi merekapedulikan kesulitan, tidak lagi mereka mengenal lelah. Ya,kesulitan mana yang lebih mereka takuti daripada tindakanQuraisy yang akan merintangi mereka mencapai tujuan yanghendak mereka capai demi jalan Allah dan kebenaran itu!Memang, Muhammad sendiri tidak pernah mengalami kesangsian,bahwa Tuhan akan menolongnya, tetapi "jangan kamu mencampakkandiri ke dalam bencana." Allah menolong hambaNya selama hambamenolong dirinya dan menolong sesamanya. Mereka telahmelangkah dengan selamat selama dalam gua.

Akan tetapi apa yang dilakukan Quraisy bagi barangsiapa yangdapat mengembalikan mereka berdua atau dapat menunjukkantempat mereka, wajar sekali akan menarik hati orang yang hanyatertarik pada hasil materi meskipun akan diperoleh denganjalan kejahatan. Apalagi jika kita ingat orang-orang ArabQuraisy itu memang sudah menganggap Muhammad musuh mereka.Dalam jiwa mereka terdapat suatu watak tipu-muslihat, bahwamembunuh orang yang tidak bersenjata dan menyerang pihak yangtak dapat mempertahankan diri, bukan suatu hal yang hina.Jadi, dua orang itu harus benar-benar waspada, harus membukamata, memasang telinga dan penuh kesadaran selalu. Dugaan kedua orang itu tidak meleset. Sudah ada orang yangdatang kepada Quraisy membawa kabar, bahwa ia melihatserombongan kendaraan unta terdiri dari tiga orang lewat.

Mereka yakin itu adalah Muhammad dan beberapa orangsahabatnya. Waktu itu Suraqa b. Malik b. Ju'syum hadir. "Ah, mereka itu Keluarga sianu," katanya dengan maksudmengelabui orang itu, sebab dia sendiri ingin memperolehhadiah seratus ekor unta. Sebentar ia masih tinggal bersamaorang-orang itu. Tetapi kemudian ia segera pulang ke rumahnya.Disiapkannya senjatanya dan disuruhnya orang membawakankudanya ke tengah-tengah wadi supaya waktu ia keluar nantitidak dilihat orang. Selanjutnya dikendarainya kudanya dandipacunya ke arah yang disebutkan orang itu tadi.

Sementara itu Muhammad dan kedua temannya sudah mengaso dibawah naungan sebuah batu besar, sekadar beristirahat danmenghilangkan rasa lelah sambil makan-makan dan minum, dansekadar mengembalikan tenaga dan kekuatan baru. Matahari sudah mulai bergelincir, Muhammad dan Abu Bakr punsudah pula mulai memikirkan akan menaiki untanya mengingatbahwa jaraknya dengan Suraqa sudah makin dekat. Dan sebelumitu kuda Suraqa sudah dua kali tersungkur karena terlampaudikerahkan. Tetapi setelah penunggang kuda itu melihat bahwaia sudah hampir berhasil dan menyusul kedua orang itu - laluakan membawa mereka kembali ke Mekah atau membunuh mereka bilamencoba membela diri - ia lupa kudanya yang sudah dua kalitersungkur itu, karena saat kemenangan rasanya sudah ditangan. Akan tetapi kuda itu tersungkur sekali lagi dengankeras sekali, sehingga penunggangnya terpelanting daripunggung binatang itu dan jatuh terhuyung-huyung dengansenjatanya. Lalu diramalkan oleh Suraqa bahwa itu suatu alamatburuk dan dia percaya bahwa sang dewa telah melarangnyamengejar sasarannya itu dan bahwa dia akan berada dalam bahayabesar apabila sampai keempat kalinya ia terus berusaha juga.Sampai di situ ia berhenti dan hanya memanggil-manggil: "Saya Suraqa bin Ju'syum! Tunggulah, saya mau bicara. DemiAllah, tuan-tuan jangan menyangsikan saya. Saya tidak akanmelakukan sesuatu yang akan merugikan tuan-tuan." Setelah kedua orang itu berhenti melihat kepadanya, dimintanyakepada Muhammad supaya menulis sepucuk surat kepadanya sebagaibukti bagi kedua belah pihak. Dengan permintaan Nabi, Abu Bakrlalu menulis surat itu di atas tulang atau tembikar yang laludilemparkannya kepada Suraqa. Setelah diambilnya oleh Suraqa surat itu ia kembali pulang.Sekarang, bila ada orang mau mengejar Muhajir Besar ituolehnya dikaburkan, sesudah tadinya ia sendiri yangmengejarnya. Muhammad dan kawannya itu kini berangkat lagi melaluipedalaman Tihama dalam panas terik yang dibakar oleh pasirsahara. Mereka melintasi batu-batu karang dan lembah-lembahcuram. Dan sering pula mereka tidak mendapatkan sesuatu yangakan menaungi diri mereka dari letupan panas tengah hari takada tempat berlindung dari kekerasan alam yang ada disekitarnya, tak ada keamanan dari apa yang mereka takuti ataudari yang akan menyerbu mereka tiba-tiba, selain dariketabahan hati dan iman yang begitu mendalam kepada Tuhan.Keyakinan mereka besar sekali akan kebenaran yang telahdiberikan Tuhan kepada RasulNya itu. Selama tujuh hari terus-menerus mereka dalam keadaan serupaitu. Mengaso di bawah panas membara musim kemarau dan berjalanlagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir. Hanyakarena adanya ketenangan hati kepada Tuhan dan adanya kedipbintang-bintang yang berkilauan dalam gelap malam itu, membuathati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Bilamana kedua orang itu sudah memasuki daerah kabilah BanuSahm dan datang pula Buraida kepala kabilah itu menyambutmereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang.Yakin sekali mereka pertolongan Tuhan itu ada.

Jarak mereka dengan Yathrib kini sudah dekat sekali. Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu,berita-berita tentang hijrah Nabi dan sahabatnya yang akanmenyusul kawan-kawan yang lain, sudah tersiar di Yathrib.Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua orang inimengalami kekerasan dari Quraisy yang terus-menerusmembuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin tetap tinggaldi tempat itu menantikan kedatangan Rasulullah dengan hatipenuh rindu ingin melihatnya, ingin mendengarkan tuturkatanya. Banyak di antara mereka itu yang belum pernahmelihatnya, meskipun sudah mendengar tentang keadaannya danmengetahui pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya.Semua itu membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, inginmelihatnya. Orangpun sudah akan dapat mengira-ngirakan, betapadalamnya hati mereka itu terangsang tatkala mengetahui, bahwaorang-orang terkemuka Yathrib yang sebelum itu belum pernahmelihat Muhammad sudah menjadi pengikutnya hanya karenamendengar dari sahabat-sahabatnya saja, kaum Muslimin yanggigih melakukan dakwah Islam dan sangat mencintai Rasulullahitu.

Sa'id b. Zurara dan Mush'ab b. 'Umair sedang duduk-duduk dalamsalah sebuah kebun Banu Zafar. Beberapa orang yang sudahmenganut Islam juga berkumpul di sana. Berita ini kemudiansampai kepada Sa'd b. Mu'adh dan 'Usaid b. Hudzair, yang padawaktu itu merupakan pemimpin-pemimpin golongannyamasing-masing. "Temui dua orang itu," kata Said kepada 'Usaid, "yang datangke daerah kita ini dengan maksud supaya orang-orang yanghina-dina di kalangan kita dapat merendahkan keluarga kita.Tegur mereka itu dan cegah. Sebenarnya Said b. Zurara itumasih sepupuku dari pihak ibu, jadi saya tidak dapatmendatanginya." 'Usaidpun pergi menegur kedua orang itu. Tapi Mush'abmenjawab: "Maukah kau duduk dulu dan mendengarkan?" katanya. "Kalau halini kau setujui dapatlah kauterima, tapi kalau tidak kausukaimaukah kau lepas tangan?" "Adil kau," kata 'Usaid, seraya menancapkan tombaknya ditanah. Ia duduk dengan mereka sambil mendengarkan keteranganMush'ab, yang ternyata sekarang ia sudah menjadi seorangMuslim. Bila ia kembali kepada Sa'd wajahnya sudah tidak lagiseperti ketika berangkat. Hal ini membuat Sa'd jadi marah. Diasendiri lalu pergi menemui dua orang itu. Tetapi kenyataannyaia seperti temannya juga. Karena pengaruh kejadian itu Sa'd lalu pergi menemuigolongannya dan berkata kepada mereka: "Hai Banu 'Abd'l-Asyhal. Apa yang kamu ketahui tentang dirikudi tengah-tengah kamu sekalian?" "Pemimpin kami, yang paling dekat kepada kami, denganpandangan dan pengalaman yang terpuji," jawab mereka. "Maka kata-katamu, baik wanita maupun pria bagiku adalah suciselama kamu beriman kepada Allah dan RasulNya." Sejak itu seluruh suku 'Abd'l-Asyhal, pria dan wanita masukIslam.

Tersebarnya Islam di Yathrib dan keberanian kaum Muslimin dikota itu sebelum hijrah Nabi ke tempat tersebut sama sekali diluar dugaan kaum Muslimin Mekah. Beberapa pemuda Muslimindengan tidak ragu-ragu mempermainkan berhala-berhala kaummusyrik di sana. Seseorang yang bernama 'Amr bin'l-Jamuhmempunyai sebuah patung berhala terbuat daripada kayu yangdinamainya Manat, diletakkan di daerah lingkungannya sepertibiasa dilakukan oleh kaum bangsawan. 'Amr ini adalah seorangpemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka pula.Sesudah pemuda-pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malammereka mendatangi berhala itu lalu di bawanya dan ditangkupkankepalanya ke dalam sebuah lubang yang oleh penduduk Yathribbiasa dipakai tempat buang air.

Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada 'Amr mencarinya sampaidiketemukan lagi, kemudian dicucinya dan dibersihkan laludiletakkannya kembali di tempat semula, sambil iamenuduh-nuduh dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itumengulangi lagi perbuatannya mempermainkan Manat 'Amr itu, dandiapun setiap hari mencuci dan membersihkannya. Setelah iamerasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya dandigantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: "Kalau kaumemang berguna, bertahanlah, dan ini pedang bersama kau." Tetapi keesokan harinya ia sudah kehilangan lagi, dan barudiketemukannya kembali dalam sebuah sumur tercampur denganbangkai anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.

Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orangpemuka-pemuka masyarakatnya dan sesudah melihat dengan matakepala sendiri betapa sesatnya hidup dalam syirik danpaganisma itu, yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa manusiake dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang manusia,iapun masuk Islam. Melihat Islam yang sudah mencapai martabat begitu tinggi diYathrib, akan mudah sekali orang menilai, betapa memuncaknyakerinduan penduduk kota itu ingin menyambut kedatanganMuhammad, setelah mereka mengetahui ia sudah hijrah dariMekah. Setiap hari selesai sembahyang Subuh mereka pergi keluar kota menanti-nantikan kedatangannya sampai pada waktumatahari terbenam dalam hari-hari musim panas bulan Juli.

Dalam pada itu ia sudah di Quba' - dua farsakh jauhnya dariMedinah. Empat hari ia tinggal di tempat itu, ditemani olehAbu Bakr. Selama masa empat hari itu mesjid Quba' dibangunnya.Sementara itu datang pula Ali b. Abi-Talib ke tempat itusetelah mengembalikan barang-barang amanat - yang dititipkankepada Muhammad - kepada pemilik-pemiliknya di Mekah. Setelahitu ia sendiri meninggalkan Mekah, menempuh perjalanannya keYathrib dengan berjalan kaki. Malam hari ia berjalan, siangnyabersembunyi. Perjuangan yang sangat meletihkan ituditanggungnya selama dua minggu penuh, yaitu untuk menyusulsaudara-saudaranya seagama. Sementara kaum Muslimin Yathrib pada suatu hari sedangmenanti-nantikan seperti biasa tiba-tiba datang seorang Yahudiyang sudah mengetahui apa yang sedang mereka lakukan ituberteriak kepada mereka. "Hai, Banu Qaila1 ini dia kawan kamu datang!" Hari itu adalah hari Jum'at dan Muhammad berjum'at di Medinah.Di tempat itulah, ke dalam mesjid yang terletak di perut WadiRanuna itulah kaum Muslimin datang, masing-masing berusahaingin melihat serta mendekatinya. Mereka ingin memuaskan hatiterhadap orang yang selama ini belum pernah mereka lihat, hatiyang sudah penuh cinta dan rangkuman iman akan risalahnya, danyang selalu namanya disebut pada setiap kali sembahyang.

Orang-orang terkemuka di Medinah menawarkan diri supaya iatinggal pada mereka dengan segala persediaan dan persiapanyang ada. Tetapi ia meminta maaf kepada mereka. Kembali ia keatas unta betinanya, dipasangnya tali keluannya, lalu iaberangkat melalui jalan-jalan di Yathrib, di tengah-tengahkaum Muslimin yang ramai menyambutnya dan memberikan jalansepanjang jalan yang diliwatinya itu. Seluruh pendudukYathrib, baik Yahudi maupun orang-orang pagan menyaksikanadanya hidup baru yang bersemarak dalam kota mereka itu,menyaksikan kehadiran seorang pendatang baru, orang besar yangtelah mempersatukan Aus dan Khazraj, yang selama itu salingbermusuhan, saling berperang. Tidak terlintas dalam pikiranmereka - pada saat ini, saat transisi sejarah yang akanmenentukan tujuannya yang baru itu - akan memberikan kemegahandan kebesaran bagi kota mereka, dan yang akan tetap hidupselama sejarah ini berkembang.

Dibiarkannya unta itu berjalan. Sesampainya ke sebuah tempatpenjemuran kurma kepunyaan dua orang anak yatim dariBanu'n-Najjar, unta itu berlutut (berhenti). Ketika itulahRasul turun dari untanya dan bertanya: "Kepunyaan siapa tempat ini?" tanyanya. "Kepunyaan Sahl dan Suhail b. 'Amr," jawab Ma'adh b. 'Afra'.Dia adalah wali kedua anak yatim itu. Ia akan membicarakansoal tersebut dengan kedua anak itu supaya mereka puas.Dimintanya kepada Muhammad supaya di tempat itu didirikanmesjid. Muhammad mengabulkan permintaan tersebut dan dimintanya pulasupaya di tempat itu didirikan mesjid dan tempat-tinggalnya.

Catatan kaki:

1 Aus dan Khazraj (A).

0 komentar: