Oleh : Muhammad Husain Haekal
Apabila iman itu merupakan landasan yang paling kuat, yangakan membuat segalanya di hadapan kita menjadi kecil, danuntuk itu dengan segala senang hati orang mengorbankan hartabendanya, kesenangan, kebebasan dan seluruh hidupnya, apabilapenganiayaan itu dengan sendirinya akan membuat iman seseorangbertambah dalam, maka penganiayaan dan pengorbanan yangterus-menerus itu bagi seorang mukmin akan membuatnya iamerenungkan lebih dalam lagi, akan memberinya ruangan yanglebih luas serta pengertian tentang kebenaran yang lebih dalamdan kuat. Dahulu Muhammad pernah menganjurkan kepadapengikut-pengikutnya supaya mereka mengungsi ke Abisiniadaerah Kristen, karena di situ ada kebenaran, ada seorang rajayang adil. Maka akan lebih baiklah bila sekarang kaum Musliminitu mengungsi ke Yathrib, dapat saling memperkuat diri dengansahabat-sahabat kaum Muslimin di sana, dapat salingtolong-menolong dalam menahan bahaya yang mungkin menimpamereka. Dengan begitu mereka akan mendapat kebebasan dalammerenungkan agama serta berterang-terang pula guna mengangkatmartabat mereka, sebagai jaminan suksesnya dakwah agama ini,suatu dakwah yang tidak mengenal paksaan, melainkan dasarnyaadalah kasih-sayang, dapat meyakinkan dan bertukar pikirandengan cara yang baik.
Tahun ini - 622 M - jemaah haji dari Yathrib praktis jumlahnyabanyak sekali, terdiri dari tujuhpuluh lima orang, tujuhpuluhtiga pria dan dua wanita. Mengetahui kedatangan mereka ini,terpikir oleh Muhammad akan mengadakan suatu ikrar lagi, tidakterbatas hanya pada seruan kepada Islam seperti selama ini,yang selama tigabelas tahun ini terus-menerus dilakukannya,dengan lemah-lembut, dengan segala kesabaran menang gungpelbagai macam pengorbanan dan kesakitan - melainkan kinilebih jauh lagi dari itu. Ikrar itu hendaknya menjadi suatupakta persekutuan, yang dengan demikian kaum Muslimin dapatmempertahankan diri: pukulan dibalas dengan pukulan, serangandengan serangan. Muhammad lalu mengadakan pertemuan rahasiadengan pemimpin-pemimpin mereka.
Setelah ada kesediaan mereka, dijanjikannya pertemuan itu akandiadakan di 'Aqaba pada tengah malam pada hari-hari Tasyriq.3Peristiwa ini oleh Muslimin Yathrib tetap dirahasiakan darikaum musyrik yang datang bersama-sama mereka. Menunggu sampailewat sepertiga malam dari janji mereka dengan Nabi, merekakeluar meninggalkan kemah, pergi mengendap-endap sepertiburung ayam-ayam, sembunyi-sembunyi jangan sampai rahasia ituterbongkar. Sesampai mereka di gunung 'Aqaba, mereka semua memanjatilereng-lereng gunung tersebut, demikian juga kedua wanita itu.Mereka tinggal di tempat ini menunggu kedatangan Rasul.
Kemudian Muhammad pun datang, bersama pamannya 'Abbas b.Abd'l-Muttalib - yang pada waktu itu masih menganutkepercayaan golongannya sendiri. Akan tetapi sejak sebelum ituia sudah mengetahui dari kemenakannya ini akan adanya suatupakta persekutuan; dan adakalanya hal ini dapat mengakibatkanperang. Disebutkan juga, bahwa dia sudah mengadakan perjanjiandengan Keluarga Muttalib dan Keluarga Hasyim untuk melindungiMuhammad. Maka dimintanya ketegasan kemanakannya itu danketegasan golongannya sendiri, supaya jangan kelak timbulbencana yang akan menimpa Keluarga Hasyim dan KeluargaMuttalib, dan dengan demikian berarti orang-orang Yathrib ituakan kehilangan pembela.
Atas dasar itulah, maka 'Abbas yangpertama kali bicara. "Saudara-saudara dari Khazraj!" kata 'Abbas. "Posisi Muhammaddi tengah-tengah kami sudah sama-sama tuan-tuan ketahui. Kamidan mereka yang sepaham dengan kami telah melindunginya darigangguan masyarakat kami sendiri. Dia adalah orang yangterhormat di kalangan masyarakatnya dan mempunyai kekuatan dinegerinya sendiri. Tetapi dia ingin bergabung dengan tuan-tuanjuga. Jadi kalau memang tuan-tuan merasa dapat menepati janjiseperti yang tuan-tuan berikan kepadanya itu dan dapatmelindunginya dari mereka yang menentangnya, maka silakanlahtuan-tuan laksanakan. Akan tetapi, kalau tuan-tuan akanmenyerahkan dia dan membiarkannya terlantar sesudah berada ditempat tuan-tuan, maka dari sekarang lebih baik tinggalkansajalah." Setelah mendengar keterangan 'Abbas pihak Yathrib menjawab:"Sudah kami dengar apa yang tuan katakan. Sekarang silakanRasulullah bicara. Kemukakanlah apa yang tuan senangi dandisenangi Tuhan." Setelah membacakan ayat-ayat Qur'an dan memberi semangatIslam, Muhammad menjawab: "Saya minta ikrar tuan-tuan akan membela saya seperti membelaisteri-isteri dan anak-anak tuan-tuan sendiri." Ketika itu Al-Bara' b. Ma'rur hadir. Dia seorang pemimpinmasyarakat dan yang tertua di antara mereka.
Sejak ikrar'Aqaba pertama ia sudah Islam, dan menjalankan semua kewajibanagama, kecuali dalam sembahyang ia berkiblat ke Ka'bah, sedangMuhammad dan seluruh kaum Muslimin waktu itu masih berkiblatke al-Masjid'l-Aqsha. Oleh karena ia berselisih pendapatdengan masyarakatnya sendiri, begitu mereka sampai di Mekahsegera mereka minta pertimbangan Nabi. Muhammad melarangAl-Bara' berkiblat ke Ka'bah. Setelah tadi Muhammad minta kepada Muslimin Yathrib supayamembelanya seperti mereka membela isteri dan anak-anak merekasendiri, Al-Bara' segera mengulurkan tangan menyatakanikrarnya seraya berkata: "Rasulullah, kami sudah berikrar.Kami adalah orang peperangan dan ahli bertempur yang sudahkami warisi dari leluhur kami." Tetapi sebelum Al-Bara' selesai bicara, Abu'l-Haithamibn't-Tayyihan datang menyela: "Rasulullah, kami dengan orang-orang itu - yakni orang-orangYahudi - terikat oleh perjanjian, yang sudah akan kamiputuskan. Tetapi apa jadinya kalau kami lakukan ini lalu kelakTuhan memberikan kemenangan kepada tuan, tuan akan kembalikepada masyarakat tuan dan meninggalkan kami?" Muhammad tersenyum, dan katanya: "Tidak, saya sehidup sematidengan tuan-tuan. Tuan-tuan adalah saya dan saya adalahtuan-tuan. Saya akan memerangi siapa saja yang tuan-tuanperangi, dan saya akan berdamai dengan siapa saja yangtuan-tuan ajak berdamai."
Tatkala mereka siap akan mengadakan ikrar itu, 'Abbas b.'Ubada datang menyela dengan mengatakan: "Saudara-saudara dariKhazraj. Untuk apakah kalian memberikan ikrar kepada orangini? Kamu menyatakan ikrar dengan dia tidak melakukan perangterhadap yang hitam dan yang merah4 melawan orang-orang itu.5Kalau tuan-tuan merasa, bahwa jika harta benda tuan-tuan habisbinasa dan pemuka-pemuka tuan-tuan mati terbunuh, tuan-tuanakan menyerahkan dia (kepada musuh), maka (lebih baik) darisekarang tinggalkan saja dia. Kalaupun itu juga yang tuan-tuanlakukan, ini adalah suatu perbuatan hina dunia akhirat.Sebaliknya, bila tuan-tuan memang dapat menepati janji sepertiyang tuan-tuan berikan kepadanya itu, sekalipun harta-bendatuan-tuan akan habis dan bangsawan-bangsawan akan matiterbunuh, maka silakan saja tuan-tuan terima dia. Itulah suatuperbuatan yang baik, dunia akhirat." Orang ramai itu menjawab: "Akan kami terima, sekalipun harta-benda kami habis,bangsawan-bangsawan kami terbunuh. Tetapi, Rasulullah, kalaudapat kami tepati semua ini, apa yang akan kami peroleh?" "Surga," jawab Muhammad dengan tenang dan pasti. Mereka lalu mengulurkan tangan dan dia juga membentangkantangannya. Ketika itu mereka menyatakan ikrar kepadanya. Selesai ikrar itu, Nabi berkata kepada mereka: "Pilihkan dua belas orang pemimpin dari kalangan tuan-tuanyang akan menjadi penanggung-jawab masyarakatnya." Mereka lalu memilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga orangdari Aus. Kemudian kepada pemimpin-pemimpin itu Nabi berkata: "Tuan-tuan adalah penanggung-jawab masyarakat tuan-tuanseperti pertanggung-jawaban pengikut-pengikut Isa bin Mariam.Terhadap masyarakat saya, sayalah yang bertanggungjawab." Dalam ikrar kedua ini mereka berkata: "Kami berikrar mendengar dan setia di waktu suka dan duka, diwaktu bahagia dan sengsara, kami hanya akan berkata yang benardi mana saja kami berada, dan kami tidak takut kritik siapapunatas jalan Allah ini." Peristiwa ini selesai pada tengah malam di celah gunung'Aqaba, jauh dari masyarakat ramai, atas dasar kepercayaan,bahwa hanya Allah Yang mengetahui keadaan mereka. Akan tetapi,begitu peristiwa itu selesai, tiba-tiba mereka mendengar adasuara berteriak yang ditujukan kepada Quraisy: "Muhammad danorang-orang yang pindah kepercayaan itu sudah berkumpul akanmemerangi kamu!" Suara itu datangnya dari seseorang yang keluar untuk urusannyasendiri. Mengetahui keadaan mereka itu sedikit dengan melaluipendengarannya yang selintas, ia lalu bermaksud hendakmengacaukan rencana itu dan mau menanamkan kegelisahan dalamhati mereka, bahwa rencana mereka malam itu diketahui. Akantetapi pihak Khazraj dan Aus tetap pada janji mereka. Bahkan'Abbas b. 'Ubada - setelah mendengar suara simata-mata itu -berkata kepada Muhammad: "Demi Allah Yang telah mengutus tuan atas dasar kebenaran,kalau sekiranya tuan sudi, penduduk Mina itu besok akan kamihabiskan dengan pedang kami." Ketika itu Muhammad menjawab: "Kami tidak diperintahkan untuk itu. Kembalilah ke kemahtuan-tuan." Merekapun kembali ke tempat mereka bermalam, lalu tidur.Keesokan harinya pagi-pagi baru mereka bangun. Akan tetapi pagi itu juga Quraisy sudah mengetahui beritaadanya ikrar itu. Mereka terkejut sekali. Pagi itupemuka-pemuka Quraisy mendatangi Khazraj di tempatnyamasing-masing. Mereka menyesalkan Khazraj dan mengatakan,bahwa mereka tidak ingin berperang dengan Khazraj. Tetapikenapa mau bersekutu dengan Muhammad memerangi mereka. Ketikaitu juga orang-orang musyrik dari kalangan Khazrajbersumpah-sumpah bahwa hal semacam itu tidak ada sama sekali.Sedang Muslimin malah diam saja setelah dilihatnya Quraisylagaknya akan mempercayai keterangan orang-orang yang seagamadengan mereka itu. Sekarang Quraisy kembali tanpa dapat mengiakan atau meniadakanberita tersebut. Tetapi mereka terus menyelidiki, kalau-kalaudapat mengungkapkan keadaan yang sebenarnya.
Sementara ituorang-orang Yathrib sudah mengangkat perbekalan mereka dankembali menuju negeri mereka sebelum pihak Quraisy mengetahuibenar apa yang mereka lakukan itu. Setelah kemudian Quraisy mengetahui, bahwa berita itu memangbenar, mereka berangkat mencari orang-orang Yathrib itu.Tetapi sudah tak ada lagi yang akan dapat mereka jumpai selainSa'd b. 'Ubada, yang lalu diambil dan dibawanya ke Mekah. Iadisiksa. Tetapi kemudian Jubair b. Mut'im b. 'Adi danal-Harith b. Umayya datang menolongnya. Dulu orang ini pernahmenolong mereka ketika mereka dalam perjalanan perdagangan keSyam lewat Yathrib. Kalau begitu kekuatiran Quraisy kiranya tidakberlebih-lebihan, begitu juga dalam mengejar jejak mereka yangtelah ikrar kepada Muhammad akan memerangi mereka itu. Merekatelah mengenalnya selama tigabelas tahun terus-menerus, sejakpermulaan kenabiannya. Mereka sudah berusaha mati-matianmelancarkan perang pasif itu kepadanya, dan masing-masingsudah pula menghadapinya. Mereka mengetahui itu adalah karenakeyakinannya kepada Tuhan, karena teguhnya ia berpegang padaajaran yang benar. Ia sudah tak dapat dilunakkan dan tak dapatpula dibujuk. Ia tak pernah gentar menghadapi gangguan,menghadapi siksaan, menghadapi pembunuhan. Sesudah ia danpengikut-pengikutnya disakiti dengan pelbagai macam gangguan,sesudah ia dikepung di celah-celah bukit, seluruh pendudukMekah diteror dengan bermacam-macam ketakutan supaya janganjadi pengikutnya, terbayang oleh Quraisy bahwa mereka sudahhampir mengalahkannya, kegiatannya hanya akan terbatas dalamlingkaran sempit pengikut-pengikutnya yang masih berpegangpada agama itu saja. Dia dan sahabat-sahabatnya tidak lamalagi sudah akan jemu dalam pengasingan, dan akan kembalitunduk menyerah di bawah kekuasaan mereka.
Tetapi sekarang, dengan adanya perjanjian persekutuan baruini, pintu harapan akan menang jadi terbuka didepan Muhammaddan pengikut-pengikutnya. Setidak-tidaknya harapan kebebasanmenyebarkan agama, serta menyerang berhala-berhala danpenyembah-penyembahnya. Siapa tahu apa yang akan terjadi kelakterhadap masyarakat seluruh jazirah Arab itu, bila sudahmendapat bantuan Yathrib berikut Aus dan Khazrajnya, dansesudah mendapat perlindungan dari serangan musuh, disertaiadanya kebebasan melakukan upacara agama serta mengajak pihaklain turut bergabung. Kalau Quraisy tidak dapat mengikisgerakan ini di tanah tumpah darahnya sendiri maka kekuatiranmereka pada hari kemudiannya tetap selalu membayang, dankemenangan Muhammad terhadap mereka masih tetap menggelisahkanmereka.
Oleh karena itu sungguh-sungguh mereka memikirkan apa yangharus mereka lakukan guna menggagalkan usaha Muhammad itu,serta menghancurkan gerakan barunya. Demikian juga dia sendiritidak kurang dari Quraisy dalam memikirkan hal ini. Pintu yangtelah dibukakan Tuhan di hadapannya itu ialah pintu kehormatanbagi agama Allah, pintu yang akan memberi tempat pada artikebenaran. Perjuangan yang sekarang berkecamuk antara diadengan pihak Quraisy, adalah suatu peristiwa yang paling hebatterjadi sejak masa kerasulannya, yakni suatu perjuangan hidupatau mati bagi kedua belah pihak. Sudah tentu, kemenangan ituada pada pihak yang benar. Keputusannya sudah bulat. Bolehlahia minta pertolong an Tuhan. Biarlah, segala tipu-daya yangsudah dilakukan Quraisy itu akan bersifat lebih menghinamereka sendiri melebihi yang sudah-sudah. Ia akan terus maju,tapi dengan sikap bijaksana, tenang dan hati-hati. Masalahnyaadalah masalah kecekatan politik dan kecerdikan seorangpemimpin yang saksama. Dimintanya sahabat-sahabatnya supaya menyusul kaum Anshar keYathrib. Hanya saja dalam meninggalkan Mekah hendaknya merekaterpencar-pencar, supaya jangan sampai menimbulkan kepanikanpihak Quraisy terhadap mereka.
Mulailah kaum Muslimin melakukan hijrah secara sendiri-sendiriatau kelompok-kelompok kecil. Akan tetapi hal itu rupanyasudah diketahui oleh pihak Quraisy. Mereka segera bertindak,berusaha mengembalikan yang masih dapat dikembalikan itu keMekah untuk kemudian dibujuk supaya kembali kepada kepercayaanmereka, kalau tidak akan disiksa dan dianiaya. Sampai-sampaitindakan itu ialah dengan cara memisahkan suami dari isteri;kalau si isteri dari pihak Quraisy ia tidak dibolehkan pergiikut suami. Yang tidak menurut, isterinya yang masih dapatmereka kurung, dikurung. Akan tetapi mereka takkan dapat berbuat lebih dari itu. Merekakuatir akan pecah perang saudara antar-kabilah jika merekamencoba membunuh salah seorang dari kabilah itu. Berturut-turut kaum Muslimin hijrah ke Yathrib, sedangMuhammad tetap berada di posnya. Tak ada orang yangmengetahui, dia akan tetap tinggal di tempatnya itu atau sudahmengambil keputusan akan hijrah juga. Dahulu juga mereka tidakmengetahui, ketika sahabat-sahabatnya diijinkan hijrah keAbisinia, sedang dia sendiri tetap di Mekah menyerukananggota-anggota keluarganya yang lain ke dalam Islam. BahkanAbu Bakrpun, ketika minta ijin akan turut hijrah ke Yathrib,ia hanya berkata: "Jangan tergesa-gesa; kalau-kalau Tuhanmenyertakan seorang kawan." Dan tidak lebih dari itu.
Sungguhpun begitu pihak Quraisy sendiri sudah seribu kalimemperhitungkan hijrah Nabi ke Yahtrib itu. Jumlah kaumMuslimin di sana sudah begitu banyak sehingga hampir-hampirmereka itu menjadi pihak yang menentukan. Sekarang datang pulamereka yang hijrah dari Mekah menggabungkan diri, sehinggamereka jadi bertambah kuat juga adanya. Dalam pada itu,apabila Muhammad - orang yang sudah mereka kenal berpendirianteguh dengan pendapatnya yang tepat dan berpandangan jauh -sampai menyusul ke Yathrib, mereka kuatir penduduk Yathrib itukelak akan menyerbu Mekah, atau akan menutup jalur perjalananperdagangan mereka ke Syam atau akan membuat mereka matikelaparan seperti yang pernah mereka lakukan dulu terhadapMuhammad dan sahabat-sahabatnya tatkala mereka membuat piagampemboikotan dan memaksa mereka tinggal di celah-celah gunungselama tigapuluh bulan.
Apabila Muhammad masih tinggal di Mekah dan berusaha akanmeninggalkan tempat itu, maka mereka masih merasa terancamoleh adanya tindakan pihak Yathrib dalam membela Nabi danRasul. Jadi tak ada jalan keluar bagi mereka selain denganmembunuhya. Dengan begitu mereka lepas dari malapetaka yangterus-menerus itu. Tetapi kalau juga mereka membunuhnya, tentuKeluarga Hasyim dan Keluarga Muttalib akan menuntut balas.Maka pecahlah perang saudara di Mekah, dan suatu bencana yangsangat mereka takuti juga akan datang dari pihak Yathrib.
Sekarang mereka mengadakan pertemuan di Dar'n-Nadwa membahassemua persoalan itu serta cara-cara pencegahannya. Salahseorang dari mereka mengusulkan: "Masukkan dia dalam kurungan besi dan tutup pintunyarapat-rapat kemudian awasi biar dia mengalami nasib sepertipenyair-penyair semacamnya sebelum dia; seperti Zuhair danNabigha." Tetapi pendapat ini tidak mendapat suara. "Kita keluarkan dia dari lingkungan kita, kita buang darinegeri kita. Sesudah itu tidak perlu kita pedulikan lagiurusannya," demikian terdengar suara yang lain. Tetapi merekakuatir ia akan terus menyusul ke Medinah dan apa yang merekatakuti justru akan menimpa mereka.
Akhirnya mereka memutuskan, dari setiap kabilah akan diambilseorang pemuda yang tegap, dan setiap pemuda itu akandipersenjatai dengan sebilah pedang yang tajam, yang secarabersama-sama sekaligus mereka akan menghantamnya, dan darahnyadapat dipencarkan antar-kabilah. Dengan demikian Banu 'AbdManaf takkan dapat memerangi mereka semua. Mereka akan menebusdarah itu kemudian dengan harta. Maka terlepaslah Quraisy danorang yang membuat porak-poranda dan mencerai-beraikankabilah-kabilah mereka itu. Mereka menyetujui pendapat ini dan merasa cukup puas. Merekamengadakan seleksi di kalangan pemuda-pemuda mereka.
Merekamenganggap bahwa soal Muhammad akan sudah selesai. Beberapahari lagi ia akan terkubur habis ke dalam tanah, bersamaajarannya, dan mereka yang sudah hijrah ke Yathrib akankembali ke tengah-tengah masyarakat, akan kembali kepadakepercayaan dan kepada dewa-dewa mereka. Quraisy dan negeriArab yang sudah dipecah-belah, kedudukannya yang sudah mulailemah, dengan demikian akan kembali bersatu.
Catatan kaki:
1 Bai'at'l-'Aqaba, secara harfiah berarti pernyataan dan sumpah setia yang diadakan di bukit 'Aqaba (A).
2 Hilf (amak ahlaf) pernyataan sumpah setia-kawan atau bersahabat baik antar kabilah bersangkutan yang biasa berlaku dalam tradisi masyarakat Arab pada masa itu. Halif (jamak hulafa'), yakni pihak yang mengadakan persahabatan, kawan-kawan sepersekutuan (A).
3 Hari-hari Tasyriq ialah tiga hari berturut-turut setelah hari Raya Kurban (lebaran Haji) (A).
4 Yakni berperang habis-habisan melawan semua orang (A).
5 Yakni Quraisy (A).
0 komentar:
Posting Komentar