Oleh : Muhammad Husain Haekal
BERBONDONG-BONDONG penduduk Yathrib ke luar rumah hendakmenyambut kedatangan Muhammad, pria dan wanita. Merekaberangkat setelah tersiar berita tentang hijrahnya, tentangQuraisy yang hendak membunuhnya, tentang ketabahannya menempuhpanas yang begitu membakar dalam perjalanan yang sangatmeletihkan, mengarungi bukit pasir dan batu karang ditengah-tengah dataran Tihama, yang justru memantulkan sinarmatahari yang panas dan membakar itu. Mereka keluar karenaterdorong ingin mengetahui sekitar berita tentang ajakannyayang sudah tersiar di seluruh jazirah. Ajakan ini juga yangsudah mengikis kepercayaan-kepercayaan lama yang diwarisi darinenek-moyang mereka, yang sudah dianggap begitu suci.
Akan tetapi mereka keluar itu bukan disebabkan oleh dua alasanini saja, melainkan lebih jauh lagi, yakni karena orang yanghijrah dari Mekah ini akan menetap di Yathrib. Setiapgolongan, setiap kabilah dari penduduk Yathrib, dari segipolitik dan sosial dalam hal ini memberikan efek yangbermacam-macam. Inilah yang lebih banyak mendorong merekamenyongsong keluar, daripada sekedar ingin melihat orang ini.Juga mereka ingin mengetahui, benarkah hal itu akan memperkuatdugaan mereka, ataukah mereka harus menarik diri.
Oleh karena itu, sambutan orang-orang musyrik dan Yahudi ataskedatangan Nabi tidak kurang daripada sambutan kaum Muslimin,baik dari Muhajirin maupun dari kalangan Anshar. Mereka semuamengerumuninya. Sesuai dengan perasaan yang berkecamuk dalamhati masing-masing terhadap pendatang orang besar itu,denyutan jantung merekapun tidak sama pula satu sama lain.Mereka sama-sama mengikutinya tatkala ia melepaskan kekanguntanya dan membiarkannya berjalan sekehendaknya sendiri,dengan agak kurang teratur karena masing-masing inginmemandang wajahnya. Semua ingin mengelilinginya denganpandangan mata tentang orang yang gambarnya sudah terlukisdalam jiwa masing-masing, tentang orang yang telah membuatIkrar Aqaba kedua, bersama-sama penduduk kota ini - gunamelakukan perang mati-matian terhadap Quraisy; orang yangtelah hijrah meninggalkan tanah airnya, berpisah dengankeluarganya dengan memikul segala tekanan permusuhan dantindakan kekerasan dari mereka selama tigabelas tahunterus-menerus. Ini semua demi keyakinan tauhid kepada Allah,tauhid yang dasarnya adalah merenungkan alam semesta ini sertamengungkapkan hakekat yang ada dengan jalan itu. Unta yang dinaiki Nabi alaihi ssalam berlutut di tempatpenjemuran kurma milik Sahl dan Suhail b. Amr. Kemudian tempatitu dibelinya guna dipakai tempat membangun mesjid. Sementaratempat itu dibangun ia tinggal pada keluarga Abu Ayyub Khalidb. Zaid al-Anshari. Dalam membangun mesjid itu Muhammad jugaturut bekerja dengan tangannya sendiri. Kaum Muslimin darikalangan Muhajirin dan Anshar ikut pula bersama-samamembangun. Selesai mesjid itu dibangun, di sekitarnya dibangunpula tempat-tempat tinggal Rasul. Baik pembangunan mesjidmaupun tempat-tempat tinggal itu tidak sampai memaksaseseorang, karena segalanya serba sederhana, disesuaikandengan petunjuk-petunjuk Muhammad. Mesjid itu merupakan sebuah ruangan terbuka yang luas, keempattemboknya dibuat daripada batu bata dan tanah. Atapnyasebagian terdiri dari daun kurma dan yang sebagian lagidibiarkan terbuka, dengan salah satu bagian lagi digunakantempat orang-orang fakir-miskin yang tidak punyatempat-tinggal. Tidak ada penerangan dalam mesjid itu padamalam hari. Hanya pada waktu salat Isya diadakan penerangandengan membakar jerami. Yang demikian ini berjalan selamasembilan tahun. Sesudah itu kemudian baru mempergunakanlampu-lampu yang dipasang pada batang-batang kurma yangdijadikan penopang atap itu. Sebenarnya tempat-tempat tinggalNabi sendiri tidak lebih mewah keadaannya daripada mesjid,meskipun memang sudah sepatutnya lebih tertutup. Selesai Muhammad membangun mesjid dan tempat-tinggal, iapindah dari rumah Abu Ayyub ke tempat ini. Sekarang terpikirolehnya akan adanya hidup baru yang harus dimulai, yang telahmembawanya dan membawa dakwahnya itu harus menginjak langkahbaru lebih lebar. Ia melihat adanya suku-suku yang salingbertentangan dalam kota ini, yang oleh Mekah tidak dikenal.Tapi juga ia melihat kabilah-kabilah dan suku-suku itusemuanya merindukan adanya suatu kehidupan damai dan tenteram,jauh dari segala pertentangan dan kebencian, yang pada masalampau telah memecah-belah mereka. Kota ini akan membawaketenteraman pada masa yang akan datang, yang diharapkan akanlebih kaya dan lebih terpandang daripada Mekah. Akan tetapi,bukanlah kekayaan dan kehormatan Yathrib itu yang menjaditujuan Muhammad yang pertama, sekalipun ini ada juga. Segalatujuan dan daya-upaya, yang pertama dan yang terakhir, ialahmeneruskan risalah, yang penyampaiannya telah dipercayakanTuhan kepadanya, dengan mengajak dan memberikan peringatan.Akan tetapi, oleh penduduk Mekah sendiri, dengan carakekerasan risalah ini dilawan mati-matian, sejak dari awalkerasulannya sampai Rada waktu hijrah. Karena takut akanpenganiayaan dan tindakan kekerasan pihak Quraisy, risalah daniman itu tidak sampai memasuki setiap kalbu. Segalapenganiayaan dan tindakan kekerasan ini menjadi perintangantara iman dengan kalbu manusia yang belum lagi menerima imanitu. Baik kaum Muslimin maupun yang lain seharusnya percaya, bahwabarangsiapa menerima pimpinan Tuhan dan sudah masuk ke dalamagama Allah, akan terlindung ia dari gangguan; bagi orang yangsudah beriman akan tambah kuat imannya, sedang bagi yang masihragu-ragu, atau masih takut-takut atau yang lemah akan segerapula menerima iman itu. Pikiran itulah yang mula-mula meyakinkan Muhammad, ia tinggaldi Yathrib, ke arah itu politiknya ditujukan dan dengan tujuanitu pula hendaknya sejarah hidupnya ditulis. Ia tak pernahmemikirkan kerajaan, harta-benda atau perniagaan. Seluruhtujuannya ialah memberikan ketenangan jiwa bagi mereka yangmenganut ajarannya dengan jaminan kebebasan bagi mereka dalammenganut kepercayaan agama masing-masing. Baik bagi seorangMuslim, seorang Yahudi, atau seorang Kristen masing-masingmempunyai kebebasan yang sama dalam menganut kepercayaan,kebebasan yang sama menyatakan pendapat dan kebebasan yangsama pula menjalankan propaganda agama. Hanya kebebasanlahyang akan menjamin dunia ini mencapai kebenaran dankemajuannya dalam menuju kesatuan yang integral dan terhormat.Setiap tindakan menentang kebebasan berarti memperkuatkebatilan, berarti menyebarkan kegelapan yang akhirnya akanmengikis habis percikan cahaya yang berkedip dalam hati nuranimanusia. Percikan cahaya ini yang akan menghubungkan hatinurani manusia dengan alam semesta ini, dari awal yang azalisampai pada akhirnya yang abadi, suatu hubungan yang menjalinrasa kasih sayang dan persatuan, bukan rasa kebencian dankehancuran Dengan pemikiran inilah wahyu itu disampaikan kepada Muhammadsejak ia hijrah. Dan karena itu pula ia sangat mendambakanperdamaian, dan tidak menyukai perang. Dalam hal ini selamahidupnya ia sangat cermat sekali. Ia tidak menempuh jalan itu,kalau tidak terpaksa karena membela kebebasan, membela agamadan kepercayaan. Bukankah, ketika mendengar ada mata-matamemanggil-manggil Quraisy, memberi peringatan tentang merekaitu, penduduk Yathrib yang ikut mengadakan Ikrar Aqaba keduaberkata kepadanya? "Demi Allah yang telah mengutus tuan atas dasar kebenarankalau sekiranya tuan sudi, penduduk Mina itu besok akan kamihabiskan dengan pedang kami." Dijawabnya: "Kami tidak diperintahkan untuk itu." Bukankah ayat pertama yang datang mengenai perang berbunyi? "Diijinkan (berperang) kepada mereka yang diperangi, karenamereka dianiaya; dan sesungguhnya Allah Maha kuasa menolongmereka." (Qur'an, 8: 39) Dan bukankah ayat berikutnya mengenai soal perang itu Tuhanberfirman? "Dan perangilah mereka supaya jangan ada lagi fitnah, danagama seluruhnya untuk Allah." (Qur'an, 2: 193) Jadi pertimbangan pikiran Muhammad dalam hal ini hanyamempunyai satu tujuan yang luhur, yaitu menjamin kebebasanberagama dan menyatakan pendapat. Hanya untuk mempertahankanitulah perang dibenarkan, dan hanya untuk itu pula dibenarkanmenangkis serangan pihak agresor, sehingga jangan ada orangyang dapat dikacau dari agamanya dan jangan pula ada orangyang ditindas karena kepercayaan atau pendapatnya. Kalau inilah tujuan Muhammad dalam pertimbangannya mengenaimasalah Yathrib serta harus menjamin adanya kebebasan, makapenduduk kota ini pun menyambutnya dalam pikiran yang serupa,meskipun setiap golongan pertimbangannya saling bertentangansatu sama lain. Penduduk Yathrib pada waktu itu terdiri darikaum Muslimin - Muhajirin dan Anshar - orang-orang musyrikdari sisa-sisa Aus dan Khazraj - sedang hubungan keduagolongan ini sudah sama-sama kita ketahui; kemudianorang-orang Yahudi: Banu Qainuqa di sebelah dalam, BanuQuraiza di Fadak, Banu'n-Nadzir tidak jauh dari sana danYahudi Khaibar di Utara. Ada pun kaum Muhajirin dan Anshar, karena solidaritas agamabaru itu, mereka sudah erat sekali bersatu. Sungguhpun begitu,kekuatiran dalam hati Muhammad belum hilang samasekali,kalau-kalau suatu waktu kebencian lama di kalangan mereka akankembali timbul. Sekarang terpikir olehnya bahwa setiapkeraguan semacam itu harus dihilangkan. Usaha ini akan tampakjuga pengaruhnya Sebaliknya golongan musyrik dari sisa-sisa Aus dan Khazraj,akibat peperangan-peperangan masa lampau, mereka merasa lemahsekali di tengah-tengah kaum Muslimin dan Yahudi itu. Merekamencari jalan supaya antara keduanya itu timbul insiden.Selanjutnya golongan Yahudi dengan tiada ragu-ragu merekapunmenyambut baik kedatangan Muhammad dengan dugaan bahwa merekaakan dapat membujuknya dan sekaligus merangkulnya ke pihakmereka, serta dapat pula diminta bantuannya membentuk sebuahjazirah Arab. Dengan demikian mereka akan dapat pulamembendung Kristen, yang telah mengusir Yahudi, -bangsapilihan Tuhan - dari Palestina, Tanah yang Dijanjikan dantanah air mereka itu. Dengan dasar pikiran itulah mereka masing-masing bertolak.Mereka membukakan jalan supaya tujuan mereka masing-masingmudah tercapai. Di sinilah fase baru dalam hidup Muhammad itu dimulai yangsebelum itu tiada seorang nabi atau rasul yang pernahmengalaminya. Di sini dimulainya suatu fase politik yang telahdiperlihatkan oleh Muhammad dengan segala kecakapan, kemampuandan pengalamannya, yang akan membuat orang jadi termangu, lalumenundukkan kepala sebagai tanda hormat dan rasa kagum.Tujuannya yang pokok akan mencapai Yathrib - tanah airnya yangbaru - ialah meletakkan dasar kesatuan politik dan organisasi,yang sebelum itu di seluruh wilayah Hijaz belum dikenal;sungguhpun jauh sebelumnya di Yaman memang sudah pernah ada. Sekarang ia bermusyawarah dengan kedua wazirnya itu Abu Bakrdan Umar - demikianlah mereka dinamakan. Dengan sendirinyayang menjadi pokok pikirannya yang mula-mula ialah menyusunbarisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan mereka, gunamenghilangkan segala bayangan yang akan membangkitkan apipermusuhan lama di kalangan mereka itu. Untuk mencapai maksudini diajaknya kaum Muslimin supaya masing-masing duabersaudara, demi Allah. Dia sendiri bersaudara dengan Ali b.Abi Talib. Hamzah pamannya bersaudara dengan Zaid bekasbudaknya. Abu Bakr bersaudara dengan Kharija b. Zaid. Umaribn'l-Khattab, bersaudara dengan 'Itban b. Malik al-Khazraji.Demikian juga setiap orang dari kalangan Muhajirin yangsekarang sudah banyak jumlahnya di Yathrib - sesudah merekayang tadinya masih tinggal di Mekah menyusul ke Medinahsetelah Rasul hijrah - dipersaudarakan pula dengan setiaporang dari pihak Anshar, yang oleh Rasul lalu dijadikan hukumsaudara sedarah senasib. Dengan persaudaraan demikian inipersaudaraan kaum Muslimin bertambah kukuh adanya. Ternyata kalangan Anshar memperlihatkan sikap keramahtamahanyang luarbiasa terhadap saudara-saudara mereka kaum Muhajirinini, yang sejak semula sudah mereka sambut dengan penuhgembira. Sebabnya ialah, mereka telah meninggalkan Mekah, danbersama itu mereka tinggalkan pula segala yang mereka miliki,harta-benda dan semua kekayaan. Sebagian besar ketika merekamemasuki Medinah sudah hampir tak ada lagi yang akan dimakandisamping mereka memang bukan orang berada dan berkecukupanselain Usman b. 'Affan. Sedangkan yang lain sedikit sekaliyang dapat membawa sesuatu yang berguna dari Mekah. Pada suatu hari Hamzah paman Rasul pergi mendatanginya denganpermintaan kalau-kalau ada yang dapat dimakannya. Abdur-Rahmanb. 'Auf yang sudah bersaudara dengan Sa'd bin'r-Rabi' ketikadi Yathrib ia sudah tidak punya apa-apa lagi. Ketika Sa'dmenawarkan hartanya akan dibagi dua, Abdur-Rahman menolak. Iahanya minta ditunjukkan jalan ke pasar. Dan di sanalah iamulai berdagang mentega dan keju. Dalam waktu tidak berapalama, dengan kecakapannya berdagang ia telah dapat mencapaikekayaan kembali, dan dapat pula memberikan mas-kawin kepadasalah seorang wanita Medinah. Bahkan sudah mempunyaikafilah-kafilah yang pergi dan pulang membawa perdagangan.Selain Abdur-Rahman, dari kalangan Muhajirin, banyak juga yangtelah melakukan hal serupa itu. Sebenarnya karena kepandaianorang-orang Mekah itu dalam bidang perdagangan sampai adaorang mengatakan: dengan perdagangannya itu ia dapat mengubahpasir sahara menjadi emas. Adapun mereka yang tidak melakukan pekerjaan berdagang,diantaranya ialah Abu Bakr, Umar, Ali b. Abi Talib danlain-lain. Keluarga-keluarga mereka terjun kedalam pertanian,menggarap tanah milik orang-orang Anshar bersama-samapemiliknya. Tetapi selain mereka ada pula yang harusmenghadapi kesulitan dan kesukaran hidup. Sungguhpun begitu,mereka ini tidak mau hidup menjadi beban orang lain. Merekapunmembanting tulang bekerja, dan dalam bekerja itu merekamerasakan adanya ketenangan batin, yang selama di Mekah tidakpernah mereka rasakan. Di samping itu ada lagi segolongan orang-orang Arab yangdatang ke Medinah dan menyatakan masuk Islam, dalam keadaanmiskin dan serba kekurangan sampai-sampai ada diantara merekayang tidak punya tempat tinggal. Bagi mereka ini olehMuhammad disediakan tempat di selasar mesjid yaitu shuffa[bahagian mesjid yang beratap] sebagai tempat tinggal mereka. Oleh karena itu mereka diberi nama Ahl'sh-Shuffa (PenghuniShuffa). Belanja mereka diberikan dari harta kaum Muslimin,baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar yang berkecukupun. Dengan adanya persatuan kaum Muslimin dengan cara persaudaraanitu Muhammad sudah merasa lebih tenteram. Sudah tentu inimerupakan suatu langkah politik yang bijaksana sekali dansekaligus menunjukkan adanya suatu perhitungan yang tepatserta pandangan jauh. Baru tampak kepada kita arti semua inibila kita melihat segala daya-upaya kaum Munafik yang hendakmerusak dan menjerumuskan kaum Muslimin ke dalam peperanganantara Aus dengan Khazraj dan antara Muhajirin dengan Anshar.Akan tetapi suatu operasi politik yang begitu tinggi dan yangmenunjukkan adanya kemampuan luarbiasa, ialah apa yang telahdicapai oleh Muhammad dengan mewujudkan persatuan Yathrib danmeletakkan dasar organisasi politiknya dengan mengadakanpersetujuan dengan pihak Yahudi atas landasan kebebasan danpersekutuan yang kuat sekali. Orang sudah melihat betapamereka menyambut baik kedatangannya dengan harapan akan dapatdibujuknya ke pihak mereka. Penghormatan mereka ini dengansegera dibalasnya pula dengan penghormatan yang sama sertamengadakan tali silaturahmi dengan mereka. Ia bicara dengankepala-kepala mereka, didekatkannya pembesar-pembesar merekadibentuknya dengan mereka itu suatu tali persahabatan, denganpertimbangan bahwa mereka juga Ahli Kitab dan kaum monotheis.Lebih dari itu bahwa pada waktu mereka berpuasa iapun ikutpuasa. Pada waktu itu kiblatnya dalam sembahyang masihmenghadap ke Bait'l-Maqdis, titik perhatian mereka, tempatterkumpulnya semua Keluarga Israil. Persahabatannya denganpihak Yahudi dan persahabatan pihak Yahudi dengan dia makinsehari makin bertambah erat dan dekat juga.
Orang yang begitu mulia, sangat rendah hati, orang yang penuhkasih sayang, selalu memenuhi janji, sifatnya yang pemurah,selalu terbuka bagi si miskin, bagi orang yang hidupmenderita, ini juga yang memberikan kewibawaan kepadanyaterhadap penduduk Yathrib. Dan semua ini telah sampai kepadasuatu ikatan perjanjian persahabatan dan persekutuan sertamenetapkan adanya kebebasan beragama. Perjanjian ini - menuruthemat kita - merupakan suatu dokumen politik yang patutdikagumi sepanjang sejarah. Dan fase yang dialami dalamsejarah hidup Rasul ini belum pernah dialami oleh seorang nabiatau rasul lain. Pernah ada Isa, ada Musa, ada nabi-nabi yanglain sebelum itu. Mereka terbatas hanya pada dakwah agamasaja. Mereka menyampaikan itu kepada orang dengan jalanberdebat, dengan jalan mujizat. Sesudah itu mereka tinggalkanditangan para penguasa yang kemudian, dan untuk menyiarkandakwahnya itu harus dilakukan dengan kekuatan politik danmembela kebebasan orang yang sudah beriman kepadanya itudengan kekuatan senjata yang disertai peperangan pula. AgamaKristen disiarkan oleh murid-muridnya yang kemudian sesudahIsa. Mereka dan pengikut-pengikut mereka masih selalumengalami siksaan. Baru setelah ada raja-raja yang cenderungkepada agama ini, ia dilindunginya dan disiarkan. Begitu jugahalnya dengan agama lain, di dunia Timur ataupun di Barat. Sebaliknya Muhammad, tersebarnya Islam serta menangnya misikebenaran itu harus berada ditangannya. Ia menjadi Rasul,menjadi negarawan, pejuang dan penakluk. Semua itu demi Allah,demi misi kebenaran, yang oleh karenanya ia diutus. Dalam halini semua, sebenarnya dia adalah orang besar, lambangkesempurnaan insani par exellence dalam arti kata yangsebenarnya. Antara kaum Muhajirin dan Anshar dengan orang-orang Yahudi,Muhammad membuat suatu perjanjian tertulis yang berisipengakuan atas agama mereka dan harta-benda mereka, dengansyarat-syarat timbal balik, demikian bunyinya: "Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Surat Perjanjianini dari Muhammad - Nabi; antara orang-orang beriman dan kaumMuslimin dari kalangan Quraisy dan Yathrib serta yang mengikutmereka dan menyusul mereka dan berjuang bersama-sama mereka;bahwa mereka adalah satu umat di luar golongan orang lain. "Kaum Muhajirin dari kalangan Quraisy adalah tetap menurutadat kebiasaan baik yang berlaku2 di kalangan mereka,bersama-sama menerima atau membayar tebusan darah3 antarasesama mereka dan mereka menebus tawanan mereka sendiri dengancara yang baik dan adil diantara sesama orang-orang beriman. "Bahwa Banu Auf adalah tetap menurut adat kebiasaan baikmereka yang berlaku, bersama-sama membayar tebusan darahseperti yang sudah-sudah. Dan setiap golongan harus menebustawanan mereka sendiri dengan cara yang baik dan adil diantarasesama orang-orang beriman." Kemudian disebutnya tiap-tiap suku4 Anshar itu serta keluargatiap puak: Banu'l-Harith, Banu Saida, Banu Jusyam,Banu'n-Najjar, Banu 'Amr b. 'Auf dan Banu'n-Nabit. Selanjutnyadisebutkan, "Bahwa orang-orang yang beriman tidak boleh membiarkanseseorang yang menanggung beban hidup dan hutang yang beratdiantara sesama mereka. Mereka harus dibantu dengan cara yangbaik dalam membayar tebusan tawanan atau membayar diat. "Bahwa seseorang yang beriman tidak boleh mengikat janji dalammenghadapi mukmin lainnya. "Bahwa orang-orang yang beriman dan bertakwa harus melawanorang yang melakukan kejahatan diantara mereka sendiri, atauorang yang suka melakukan perbuatan aniaya, kejahatan,permusuhan atau berbuat kerusakan diantara orang-orang berimansendiri, dan mereka semua harus sama-sama melawannya walaupunterhadap anak sendiri. "Bahwa seseorang yang beriman tidak boleh membunuh sesamamukmin lantaran orang kafir untuk melawan orang beriman. "Bahwa jaminan Allah itu satu: Dia melindungi yang lemahdiantara mereka. "Bahwa orang-orang yang beriman itu hendaknya salingtolong-menolong satu sama lain. "Bahwa barangsiapa dari kalangan Yahudi yang menjadi pengikutkami, ia berhak mendapat pertolongan dan persamaan; tidakmenganiaya atau melawan mereka "Bahwa persetujuan damai orang-orang beriman itu satu; tidakdibenarkan seorang mukmin mengadakan perdamaian sendiri denganmeninggalkan mukmin lainnya dalam keadaan perang di jalanAllah. Mereka harus sama dan adil adanya. "Bahwa setiap orang yang berperang bersama kami, satu samalain harus saling bergiliran. "Bahwa orang-orang beriman itu harus saling membela terhadapsesamanya yang telah tewas di jalan Allah. "Bahwa orang-orang yang beriman dan bertakwa hendaknya beradadalam pimpinan yang baik dan lurus. "Bahwa orang tidak dibolehkan melindungi harta-benda atau jiwaorang Quraisy dan tidak boleh merintangi orang beriman. "Bahwa barangsiapa membunuh orang beriman yang tidak bersalahdengan cukup bukti maka ia harus mendapat balasan yangsetimpal kecuali bila keluarga si terbunuh sukarela (menerimatebusan). "Bahwa orang-orang yang beriman harus menentangnya semua dantidak dibenarkan mereka hanya tinggal diam. "Bahwa seseorang yang beriman yang telah mengakui isi piagamini dan percaya kepada Allah dan kepada hari kemudian, tidakdibenarkan menolong pelaku kejahatan atau membelanya, danbahwa barangsiapa yang menolongnya atau melindunginya, ia akanmendapat kutukan dan murka Allah pada hari kiamat, dan tak adasesuatu tebusan yang dapat diterima. "Bahwa bilamana diantara kamu timbul perselisihan tentangsesuatu masalah yang bagaimanapun, maka kembalikanlah itukepada Allah dan kepada Muhammad - 'alaihishshalatu wassalam. "Bahwa orang-orang Yahudi harus mengeluarkan belanjabersama-sama orang-orang beriman selama mereka masih dalamkeadaan perang. "Bahwa orang-orang Yahudi Banu Auf adalah satu umat denganorang-orang beriman. Orang-orang Yahudi hendaknya berpegangpada agama mereka, dan orang-orang Islampun hendaknyaberpegang pada agama mereka pula, termasuk pengikut-pengikutmereka dan diri mereka sendiri, kecuali orang yang melakukanperbuatan aniaya dan durhaka. Orang semacam ini hanyalah akanmenghancurkan dirinya dan keluarganya sendiri. "Bahwa terhadap orang-orang Yahudi Banu'n-Najjar, YahudiBanu'l-Harith, Yahudi Banu Sa'ida, Yahudi Banu-Jusyam, YahudiBanu Aus, Yahudi Banu Tha'laba, Jafna dan Banu Syutaiba5berlaku sama seperti terhadap mereka sendiri. "Bahwa tiada seorang dari mereka itu boleh keluar kecualidengan ijin Muhammad s.a.w. "Bahwa seseorang tidak boleh dirintangi menuntut haknya karenadilukai; dan barangsiapa yang diserang ia dan keluarganyaharus berjaga diri, kecuali jika ia menganiaya. Bahwa Allahjuga yang menentukan ini. "Bahwa orang-orang Yahudi berkewajiban menanggung nafkahmereka sendiri dan kaum Musliminpun berkewajiban menanggungnafkah mereka sendiri pula. Antara mereka harus ada tolongmenolong dalam menghadapi orang yang hendak menyerang pihakyang mengadakan piagam perjanjian ini. "Bahwa mereka sama-sama berkewajiban, salingnasehat-menasehati dan saling berbuat kebaikan dan menjauhisegala perbuatan dosa. "Bahwa seseorang tidak dibenarkan melakukan perbuatan salahterhadap sekutunya, dan bahwa yang harus ditolong ialah yangteraniaya. "Bahwa orang-orang Yahudi berkewajiban mengeluarkan belanjabersama orang-orang beriman selama masih dalam keadaan perang. "Bahwa kota Yathir adalah kota yang dihormati bagi orang yangmengakui perjanjian ini. "Bahwa tetangga itu seperti jiwa sendiri, tidak boleh diganggudan diperlakukan dengan perbuatan jahat. "Bahwa tempat yang dihormati itu tak boleh didiami orang tanpaijin penduduknya. "Bahwa bila diantara orang-orang yang mengakui perjanjian initerjadi suatu perselisihan yang dikuatirkan akan menimbulkankerusakan, maka tempat kembalinya kepada Allah dan kepadaMuhammad Rasulullah -s.a.w. - dan bahwa Allah bersama orangyang teguh dan setia memegang perjanjian ini "Bahwa melindungi orang-orang Quraisy atau menolong merekatidak dibenarkan. "Bahwa antara mereka harus saling membantu melawan orang yangmau menyerang Yathrib ini. Tetapi apabila telah diajakberdamai maka sambutlah ajakan perdamaian itu. "Bahwa apabila mereka diajak berdamai, maka orang-orang yangberiman wajib menyambutnya, kecuali kepada orang yangmemerangi agama. Bagi setiap orang, dari pihaknya sendirimempunyai bagiannya masing-masing. "Bahwa orang-orang Yahudi Aus, baik diri mereka sendiri ataupengikut-pengikut mereka mempunyai kewajiban seperti merekayang sudah menyetujui naskah perjanjian ini dengan segalakewajiban sepenuhnya dari mereka yang menyetujui naskahperjanjian ini. "Bahwa kebaikan itu bukanlah kejahatan dan bagi orang yangmelakukannya hanya akan memikul sendiri akibatnya. Dan bahwaAllah bersama pihak yang benar dan patuh menjalankan isiperjanjian ini "Bahwa orang tidak akan melanggar isi perjanjian ini, kalau iabukan orang yang aniaya dan jahat. "Bahwa barangsiapa yang keluar atau tinggal dalam kota Medinahini, keselamatannya tetap terjamin, kecuali orang yang berbuataniaya dan melakukan kejahatan. "Sesungguhnya Allah melindungi orang yang berbuat kebaikan danbertakwa." Inilah dokumen politik yang telah diletakkan Muhammad sejakseribu tiga ratus lima puluh tahun yang lalu dan yang telahmenetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan menyatakanpendapat; tentang keselamatan harta-benda dan larangan orangmelakukan kejahatan. Ia telah membukakan pintu baru dalamkehidupan politik dan peradaban dunia masa itu. Dunia, yangselama ini hanya menjadi permainan tangan tirani, dikuasaioleh kekejaman dan kehancuran semata. Apabila dalampenandatanganan dokumen ini orang-orang Yahudi Banu Quraiza,Banu'n-Nadzir dan Banu Qainuqa tidak ikut serta, namun tidakselang lama sesudah itu merekapun mengadakan perjanjian yangserupa dengan Nabi.
Demikianlah, seluruh kota Medinah dan sekitarnya telahbenar-benar jadi terhormat bagi seluruh penduduk. Merekaberkewajiban mempertahankan kota ini dan mengusir setiapserangan yang datang dari luar. Mereka harus bekerja samaantara sesama mereka guna menghormati segala hak dan segalamacam kebebasan yang sudah disetujui bersama dalam dokumen ini Muhammad sudah cukup merasa lega dengan hasil demikian ini.Kaum Musliminpun merasa tenteram menjalankan kewajiban agamamereka, baik dalam berjamaah ataupun sendiri-sendiri. Mereka tidak lagi kuatir ada gangguan atau akan takutdifitnah. Ketika itulah Muhammad menyelesaikan perkawinannyadengan Aisyah bt. Abi Bakr, yang waktu itu baru berusiasepuluh atau sebelas tahun. Ia adalah seorang gadis yanglemah-lembut dengan air muka yang manis dan sangat disukaidalam pergaulan. Ketika itu ia sedang menjenjang remajaputeri, mempunyai kegemaran bermain-main dan bersukaria.Pertumbuhan badannya baik sekali. Pertama ia pindah ke tempatnya yang sekarang di samping tempatSauda di sisi mesjid, ia melihat Muhaminad adalah seorang ayahyang penuh kasih-sayang, seorang suami yang penuh cintakasih.Ia tidak keberatan ikut bermain-main dengan barang-barangmainannya itu. Dengan itu Aisyah telah menghiburnya pula daripikiran yang berat-berat yang selalu menjadi bebannya karenasuasana politik Yathrib yang kini sudah mulai diarahkan dengansebaik-baiknya itu.
Dalam suasana kaum Muslimin yang sudah mulai tenterammenjalankan tugas-tugas agama itu, pada waktu itu kewajibanzakat dan puasa mulai pula dijalankan hukumnya. Di Yathribinilah Islam mulai menemukan kekuatannya. Ketika Muhammadsampai di Medinah, bila ketika itu waktu-waktu sembahyangsudah tiba, orang berkumpul bersama-sama tanpa dipanggil. Laluterpikir akan memanggil orang bersembahyang denganmempergunakan terompet seperti orang-orang Yahudi. Tetapi diatidak menyukai terompet itu. Lalu dianjurkan mempergunakangenta, yang akan dipukul waktu sembahyang, seperti dilakukanoleh orang-orang Nasrani. Tetapi kemudian sesudah ada saran dari Umar dan sekelompokMuslimim - menurut satu sumber, - atau dengan perintah Tuhanmelalui wahyu, menurut sumber lain - penggunaan genta inipundibatalkan dan diganti dengan azan.
Selanjutnya diminta kepadaAbdullah b. Zaid b. Tha'laba: "Kau pergi dengan Bilal dan bacakan kepadanya - maksudnya teksazan - dan suruh dia menyerukan azan itu, sebab suaranya lebihmerdu dari suaramu." Di samping mesjid ada sebuah rumah kepunyaan seorang wanitadari Banu'n-Najjar yang lebih tinggi dari mesjid. Bilal naikkeatas rumah itu lalu menyerukan azan. Dengan demikian, setiaphari di waktu fajar seluruh penduduk Yathrib mendengar seruanbersembahyang itu diucapkan dengan alunan suara yamg indah danlembut sekali, yang ditujukan Bilal ke segenap penjuru, danmenggema ke telinga pendengarnya: "Allahu Ahbar! Allahu Akbar! Asyhadu an la ilaha illa AllahAsyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayy 'ala' sh-shala hayy'ala'l-falah. Allahu Akbar. Allahu Akbar. La ilaha illaAllah." (Allah Maha Besar! Allah Maha Besar! Aku bersaksi takada tuhan selain Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalahUtusan Allah. Marilah sembahyang. Marilah mencapai kemenangan.Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Tak ada tuhan selainAllah). Dengan demikian ini rasa takut yang selama ini membayangi kaumMuslimin telah berubah jadi aman dan tenteram. Yathrib kinitelah menjadi Madinat'r-Raslll - menjadi Kota - Rasulullah.Penduduk kota ini yang bukan Islam sudah pula merasakan adanyakekuatan kaum Muslimin - suatu kekuatan yang bersumber darilubuk hati yang sudah mengenal pengorbanan, yang sudahmengalami pelbagai macam penderitaan, demi membela iman. Kinimereka memetik buahnya, buah kesabaran dan ketabahan hati.Mereka merasakan adanya kebebasan beragama yang telahditentukan Islam itu dan bahwa tidak ada kekuasaan seseorangatas manusia lain, dan bahwa agama hanya bagi Allah semata,hanya kepadaNya adanya pengabdian itu. Di hadapan Tuhan semuamanusia itu sama. Balasan yang akan mereka terima sesuaidengan perbuatan yang mereka lakukan dan dengan niat yangtelah mendorong perbuatan itu. Sekarang jalan sudah terbuka di hadapan Muhammad dalammenyebarkan ajaran-ajarannya itu. Dan biarlah pribadinya dansegala tingkah lakunya yang akan menjadi teladan tertinggidalam ajaran-ajarannya itu. Dan biarlah ini pula yang akanmenjadi batu pertama dalam pembinaan peradaban Islam. Batu pertama ini ialah persaudaraan umat manusia: persaudaraanyang akan mengakibatkan seseorang tidak sempurna imannyasebelum ia dapat mencintai saudaranya seperti mencintaidirinya sendiri dan sebelum persaudaraan demikian itu dapatmencapai kebaikan dan rasa kasih-sayang tanpa suatu sikaplemah dan mudah menyerah. Ada orang yang bertanya kepadaMuhammad; "Perbuatan apakah yang baik dalam Islam?" Dijawab:"Sudi memberi makan dan memberi salam kepada orang yangkaukenal dan yang tidak kaukenal." Dalam khutbah pertama yang diucapkannya di Medinah ia berkata:"Barangsiapa yang dapat melindungi mukanya dari api nerakasekalipun hanya dengan sebutir kurma, lakukanlah itu. Kalauitupun tidak ada, maka dengan kata-kata yang baik. Sebabdengan itu, kebaikan itu mendapat balasan sepuluh kali lipat."Dan dalam khutbahnya yang kedua dikatakannya: "Beribadatlahkamu sekalian kepada Allah dan janganlah mempersekutukanNyadengan apapun. Benar-benar takutlah kamu kepadaNya. Hendaklahkamu jujur terhadap Allah tentang apa yang kamu katakan baikitu; dan dengan ruh Allah hendaklah kamu sekalian salingcinta-mencintai. Allah sangat murka kepada orang yangmelanggar janjinya sendiri." Dengan kata-kata ini dan yang semacam ini ia berbicara dengansahabat-sahabatnya itu, ia berkhutbah di mesjid kepada orangbanyak, sambil bersandar pada batang pohon kurma yangdijadikan penopang atap mesjid itu, yang kemudian lalu disuruhbuatkan mimbar terdiri dari tiga tangga. Waktu menyampaikankhutbah ia berdiri pada tangga pertama, dan pada tingkattangga kedua di waktu ia duduk.
Bukan hanya kata-katanya itu saja yang menjadi sendi ajaranadanya persaudaraan demikian itu, yang dalam peradaban Islammerupakan bagian yang penting sekali, melainkan jugaperbuatannya serta teladan yang diberikannya adalah contohpersaudaraan dalam bentuknya yang benar-benar sempurna. Diaadalah Rasulullah - Utusan Allah; tapi tidak mau iamenampakkan diri dalam gaya orang berkuasa, atau sebagai rajaatau pemegang kekuasaan duniawi. Kepada sahabat-sahabatnya iaberkata: "Jangan aku dipuja, seperti orang-orang Nasranimemuja anak Mariam. Aku adalah hamba Allah. Sebutkan sajalahhamba Allah dan RasulNya." Sekali pernah ia mendatangi sekelompok sahabat-sahabatnyasambil bertelekan pada sebatang tongkat. Mereka berdirimenyambutnya. Tapi dia berkata: "Jangan kamu berdiri sepertiorang-orang asing yang mau saling diagungkan. Apabila ia mengunjungi sahabat-sahabatnya iapun duduk dimanasaja ada tempat yang terluang. Ia bergurau dengansahabat-sahabatnya, bergaul dengan mereka, diajaknya merekabercakap-cakap, anak-anak merekapun diajaknya bermain-main dandidudukkannya mereka itu dipangkuannya. Dipenuhinya undanganyang datang dari orang merdeka atau dari si budak dan simiskin. Dikunjunginya orang yang sedang sakit, yang jauhtinggal di sana, di ujung kota. Orang yang datang minta maafdimaafkannya. Dan ia yang memulai memberi salam kepada orangyang dijumpainya. Ia yang lebih dulu mengulurkan tanganmenjabat sahabat-sahabatnya. Apabila ada orang yang menungguia sedang salat, dipercepatnya sembahyangnya lalu ditanyanyaorang itu akan keperluannya. Sesudah itu kembali lagi iameneruskan ibadatnya. Baik hati ia kepada setiap orang danselalu senyum. Dalam rumah-tangga, ia ikut memikul bebankeluarga: ia mencuci pakaian, menambalnya dan memerah susukambing. Ia juga yang menjahit terompahnya, menolong dirinyasendiri dan mengurus unta. Ia duduk makan bersama denganbujang, ia juga mengurus keperluan orang yang lemah, yangmenderita dan orang miskin.
Apabila ia melihat seseorang yangsedang dalam kebutuhan ia dan keluarganya mengalah, sekalipunmereka sendiri dalam kekurangan, tak ada sesuatu yangdisimpannya untuk besok; sehingga tatkala ia wafat, bajubesinya sedang tergadai di tangan seorang Yahudi - karenauntuk keperluan belanja keluarganya. Sangat rendah hati ia,selalu memenuhi janji. Tatkala ada sebuah delegasi dari pihakNajasi datang, dia sendiri yang melayani mereka, sehinggasahabat-sahabat menegurnya: "Sudah cukup ada yang lain," kata sahabat-sahabatnya itu. "Mereka sangat menghormati sahabat-sahabat kita," katanya."Saya ingin membalas sendiri kebaikan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar