Oleh : Muhammad Husain Haekal
Orang-orang Quraisy tidak dapat memahami arti isra', jugamereka yang sudah Islam banyak yang tidak memahami artinyaseperti sudah disebutkan tadi. Itu sebabnya, ada kelompok yanglalu meninggalkan Muhammad yang tadinya sudah sekian lamamenjadi pengikutnya. Permusuhan Quraisy terhadap Muhammad danterhadap kaum Muslimin makin keras juga, sehingga mereka sudahmerasa sungguh kesal karenanya. Rasanya tak ada lagi harapanbagi Muhammad akan mendapat dukungan kabilah-kabilah sesudahternyata Thaqif dari Ta'if menolaknya dengan cara yang tidakbaik. Demikian juga kemudian kabilah-kabilah Kinda, Kalb, Banu'Amir dan Banu Hanifa semua menolaknya, ketika ia datangmengenalkan diri kepada mereka pada musim ziarah.
Sesudah itu Muhammad merasa, bahwa tiada seorangpun dariQuraisy itu nampaknya yang dapat diharapkan diajak kepadakebenaran. Kabilah-kabilah lain di luar Quraisy yang berada disekitar Mekah dan yang datang berziarah ke tempat itu darisegenap penjuru daerah Arab, melihat keadaannya yangdikucilkan itu dan melihat sikap permusuhan Quraisy kepadanyademikian rupa, membuat setiap orang yang mendukungnya jadimemusuhi mereka. Sekarang sikap Quraisy tambah keras pulamenentangnya.
Meskipun Muhammad sudah merasa berbesar hati karena adanyaHamzah dan 'Umar, dan meskipun ia sudah yakin, bahwa Quraisytidak akan terlalu membahayakan melebihi yang sudah-sudahmengingat adanya pertahanan pihak keluarganya dari Banu Hasyimdan Banu Abd'l-Muttalib, tapi ia melihat -sampai pada waktuitu- bahwa risalah Tuhan itu akan terhenti hanya pada suatulingkaran pengikutnya saja. Mereka yang terdiri dariorang-orang yang masih lemah dan sedikit sekali jumlahnya,hampir-hampir saja punah atau tergoda meninggalkan agamanyakalau tidak segera datang kemenangan dan pertolongan Tuhan.Hal ini berjalan cukup lama. Muhammad makin dikucilkan ditengah-tengah keluarganya, kedengkian Quraisy juga bertambahbesar. Adakah pengasingan yang demikian ini telah melemahkan jiwanyadan dapat mematahkan semangatnya? Sekali-kali tidak! Bahkankepercayaannya akan kebenaran yang datang dari Tuhan itu lebihluhur daripada sekedar pertimbangan-pertimbangan yang akandapat melemahkan jiwa biasa. Bagi orang yang berjiwa luarbiasa hal ini justru akan lebih memperkuat kepercayaannya.
Dalam keadaan terasing itu - dengan sahabat-sahabat disekelilingnya - Muhammad yakin sekali Tuhan akan memberikanpertolongan kepadanya dan agamanyapun akan mengatasi semuaagama. Badai kedengkian tidak sampai menggoyangkan hatinya.Bahkan tetap ia tinggal di Mekah selama beberapa tahun. Tidakpeduli ia harta Khadijah dan hartanya sendiri akan habis.Keadaannya yang sangat miskin tidak sampai melemahkan hatinya.Jiwanya tak pernah gandrung kepada apapun selain daripertolongan Tuhan yang sudah pasti akan diberikan kepadanya. Apabila musim ziarah sudah tiba, orang-orang dari segenapjazirah Arab sudah berkumpul lagi di Mekah, iapun mulaimenemui kabilah-kabilah itu. Diajaknya mereka memahamikebenaran agama yang dibawanya itu. Tidak peduli ia apakahkabilah-kabilah tidak mau menerima ajakannya, atau akanmengusirnya secara kasar. Beberapa orang pandir dari Quraisyberusaha menghasut ketika diketahui ia terus menyampaikanamanat Tuhan itu kepada orang ramai. Mereka memperlakukannyadengan segala kejahatan. Tetapi semua itu tidak mengubahketenangan jiwanya dan ia yakin sekali akan hari esok. AllahMaha Agung telah mengutusnya demi kebenaran. Sudah tentuDialah Pembela dan Pendukung kebenaran itu. Tuhan juga Yangtelah mewahyukan kepadanya, supaya dalam berdebat hendaknyadilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya. "Sehingga permusuhan antara engkau dengan dia itu sudahseperti persahabatan yang erat sekali. (Qur'an, 41: 34)
Dansupaya bicara dengan mereka dengan lemah-lembut, kalau-kalaumereka mau sadar dan merasa gentar. Jadi, tabahkanlah hatimenghadapi siksaan mereka. Tuhan bersama mereka yang tabahhati. Tidak selang berapa tahun kemudian Muhammad menunggu tiba-tibatampak tanda permulaan kemenangan itu datang dari arahYathrib. Bagi Muhammad Yathrib mempunyai arti hubungan bukanhubungan dagang, tetapi suatu hubungan yang dekat sekali. Ditempat itu ada sebuah kuburan, dan sebelum wafat, sekalisetahun ibunya berziarah ke tempat itu. Sedangfamili-familinya, dari pihak Banu Najjar, ialah keluargakakeknya Abd'l-Muttalib dari pihak ibu. Kuburan itu ialahmakam ayahnya, Abdullah b. Abd'l-Muttalib. Ke makam inilahAminah sebagai isteri yang setia berziarah. DuluAbd'l-Muttalib juga sebagai ayah yang kehilangan anak yangsedang muda belia dan tegap, pernah berziarah. Ketika berusiaenam tahun, Muhammad juga pernah ke Yathrib menemani ibunya.Jadi bersama ibunya ia juga ziarah ke makam ayahnya itu.Kemudian mereka berdua kembali pulang. Aminah jatuh sakit ditengah perjalanan, sampai wafat. Lalu dikuburkan di Abwa' -pertengahan jalan antara Yathrib dengan Mekah.
Jadi tidak heranlah apabila tanda-tanda kemenangan bagiMuhammad itu dimulai dari jurusan sebuah kota yang mempunyaihubungan sedemikian rupa. Ke arah ini jugalah dulu iamenghadap, tatkala dalam sembahyang itu al-Masjid'l-Aqsha diBait'l-Maqdis dijadikan kiblatnya, tempat sesepuhnya Musa danIsa. Tidak heran apabila nasib baik itu akan jatuh di Yathrib.Di tempat ini Muhammad akan beroleh kemenangan, di tempat iniIslam akan beroleh kemenangan, di tempat ini pula Islam akanmemperoleh sukses dan berkembang. Nasib baik telah jatuh di Yathrib, suatu hal yang tidakterjadi pada kota yang lain. Waktu itu dua kabilah Aus danKhazraj adalah penyembah berhala di Yathrib. Mereka salingbertetangga dengan orang-orang Yahudi. Sering pula timbulkebencian antara mereka itu dan dari kebencian ini sampaitimbul pula peperangan.
Sejarah memperlihatkan bahwa orang-orang Masehi di Syam, yangberada di bawah pengaruh Rumawi Timur (Bizantium) sangatmembenci orang-orang Yahudi, sebab mereka percaya bahwa merekainilah yang telah menyiksa dan menyalib Isa al-Masih. Merekamenyerbu Yathrib guna memerangi orang-orang Yahudi. Akantetapi karena tidak berhasil mereka lalu membujuk dan memintabantuan Aus dan Khazraj. Tidak sedikit jumlah orang-orangYahudi itu kemudian yang mereka bunuh. Dengan demikiankedudukan orang-orang Yahudi sebagai yang dipertuandijatuhkan, dan orang-orang Arab kabilah Aus dan Khazraj yangtadinya terbatas hanya sebagai kuli telah dinaikkan. Sesudahitu orang-orang Arab itu berusaha lagi akan menghantamorang-orang Yahudi supaya kekuasaan mereka atas kota yangmakmur dan subur dengan pertanian dan air itu lebih besarlagi. Siasat mereka ini berhasil baik sekali. Tetapi pihak Yahudi sendiri kemudian menyadari akan bencanayang menimpa diri mereka itu. Permusuhan dan kebencian pihakYahudi Yathrib terhadap Aus dan Khazraj makin mendalam, Ausdan Khazrajpun demikian juga terhadap Yahudi.
Sekarang pengikut-pengikut Musa ini melihat, bahwa pertempuranyang dilawan dengan pertempuran berarti akan menghabiskanmereka sama sekali, apalagi kalau Aus dan Khazraj sampaibersahabat baik2 dengan orang-orang Arab, yang seagama denganAhli Kitab. Maka dalam siasat mereka, mereka menempuh suatucara bukan mencari kemenangan dalam pertempuran, melainkandengan menggunakan siasat memecah-belah. Mereka melakukanintrik di kalangan Aus dengan Khazraj, menyebarkan provokasipermusuhan dan kebencian di kalangan mereka, supayamasing-masing pihak selalu bersiap-siap akan saling bertempur. Dengan demikian selamatlah propaganda mereka itu. Merekasekarang dapat memperbesar perdagangan dan kekayaan mereka.Kekuasaan mereka yang sudah hilang dapat mereka rebut kembali,termasuk rumah-rumah dan harta tidak bergerak lainnya. Di samping konflik karena berebut kedaulatan dan kekuasaandalam hidup bertetangga Yahudi-Arab Yathrib itu, masih adapengaruh lain yang lebih dalam pada pihak Aus dan Khazrajmelebihi penduduk jazirah Arab yang manapun juga - yaitu dalamarti pengaruh rohani. Orang-orang Yahudi sebagai Ahli Kitab dan penganjurmonotheisma sangat mencela tetangga-tetangga mereka yangterdiri dari kaum pagan dengan penyembah berhala sebagaipendekatan kepada Tuhan. Mereka diperingatkan bahwa kelak akan ada seorang nabi yangakan menghabiskan mereka dan mendukung Yahudi. Tetapipropaganda ini tidak sampai membuat orang-orang Arab itu maumenganut agama Yahudi. Soalnya karena dua sebab: pertamakarena selalu ada perang antara kaum Nasrani dan kaum Yahudi,yang lalu membuat Yahudi Yathrib hanya hidup cari selamat,yang berarti akan menjamin lancarnya perdagangan mereka.Kedua, orang-orang Yahudi beranggapan, bahwa mereka adalahbangsa pilihan Tuhan, dan mereka tidak mau ada bangsa lainmemegang kedudukan ini.
Disamping itu mereka memang tidakpernah mengajak orang lain menganut agamanya dan merekapuntidak pula keluar dari lingkungan Keluarga Israil. Atas dasarke dua sebab tersebut, hubungan tetangga dan hubungan dagangantara Yahudi dengan Arab -Aus dan Khazraj - membuat lebihbanyak mengetahui cerita-cerita kerohanian dan masalah-masalahagama lainnya di banding dengan golongan Arab yang lain. Inimenunjukkan bahwa tak ada suatu golongan dari kalangan Arabyang dapat menerima ajakan Muhammad dalam arti spiritualseperti yang dilakukan oleh penduduk Yathrib itu. Suwaid bin'sh-Shamit adalah seorang bangsawan terkemuka diYathrib. Karena ketabahannya, pengetahuannya, kebangsawanandan keturunannya, masyarakatnya sendiri menamakannya al-Ramil(yang sempurna). Pada waktu membicarakan ini Suwaid sedangberada di Mekah berziarah. Muhammad lalu menemuinya dandiajaknya ia mengenal Tuhan dan menganut Islam. "Barangkali yang ada padamu itu sama dengan yang ada padaku,"kata Suwaid. "Apa yang ada padamu?" tanya Muhammad. "Kata-kata mutiara oleh Luqman." Lalu Muhammad minta supaya hal itu dikemukakan. "Memang itu kata-kata yang baik," kata Muhammad setelah olehSuwaid dikemukakan. "Tapi yang ada padaku lebih utamatentunya, yaitu Qur'an sebagai bimbingan dan cahaya." Lalu dibacakannya ayat-ayat Qur'an itu kepadanya disertaiajakan agar ia sudi menerima Islam.
Gembira sekali Suwaidmendengar ini. "Memang baik sekali ini," katanya. Lalu ia pergi hendakmemikirkan hal tersebut. Ada sementara orang yang berkataketika ia dibunuh oleh Khazraj, bahwa ia mati sebagai Muslim. Peristiwa Suwaid b. Shamit ini bukan contoh satu-satunya yangmenunjukkan adanya pengaruh Yahudi dan Arab di Yathrib yangbertetangga itu, dari segi rohani. Keadaan Aus dan Khazraj yang begitu bermusuhan sebagai akibatprovokasi pihak Yahudi seperti yang sudah kita ketahui, satusama lain mencari sekutu di kalangan kabilah-kabilah Arabuntuk memerangi lawannya. Dalam hal ini kedatangan Abu'lHaisar Ans b. Rafi' ke Mekah disertai pemuda-pemuda dari BanuAbd'l-Asyhal - termasuk Iyas b. Mu'adh - adalah dalam rangkamencari persekutuan dengan pihak Quraisy dan golongannyasendiri dari pihak Khazraj. Muhammad mengetahui hal ini.Ditemuinya mereka itu, dan diperkenalkannya Islam kepadamereka. Lalu dibacanya ayat-ayat Qur'an kepada mereka. Pada waktu itu, Iyas b.Mu'adh sebagai pemuda remajamengatakan: "Kawan-kawan, ini adalah lebih baik daripada apayang ada pada kita semua." Mereka kemudian kembali pulang ke Yathrib. Tak ada yang masukIslam diantara mereka itu, selain Iyas. Mereka semua sedangsibuk mencari sekutu sebagai suatu persiapan karena adanyainsiden Bu'ath yang telah melibatkan Aus dan Khazraj ke dalamapi perang saudara itu, tidak lama sesudah Abu'l Haisar danrombongannya kembali dari Mekah. Akan tetapi kata-kataMuhammad 'alaihissalam telah meninggalkan bekas yang dalam kedalam jiwa mereka setelah terjadinya insiden itu, yang lalumembuat Aus dan Khazraj menantikan Muhammad sebagai Nabi,sebagai Rasul, sebagai wakil dan pemuka mereka. Memang, terjadinya insiden Bu'ath itu tidak lama sesudahAbu'l-Haisar kembali ke Yathrib. Pada waktu itulah pertempuransengit antara Aus dan Khazraj terjadi, yang membawa akibattimbulnya permusuhan yang berakar dalam sekali. Setiapgolongan lalu bertanya-tanya kalau-kalau mereka itu yangmenang: akan tetapkah mereka dengan kawan-kawan mereka itu,ataukah akan dikikis habis. Abu Usaid Hudzair sebagai pemukaAus, sangat dendam sekali kepada Khazraj. Tatkala pertempuran sudah dimulai, pihak Aus mengalami suatukekacauan. Mereka lari tunggang-langgang ke arah Najd, yangoleh pihak Khazraj lalu diejek. Hudzair yang mendengarkanejekan itu menetakkan ujung lembingnya ke pahanya; lalu turundengan mengatakan: "Sungguh luarbiasa! Tidak akan tinggal diam sebelum aku matiterbunuh. Wahai masyarakat Aus, kalau kamu mau menyerahkanaku, lakukanlah!"
Pihak Aus sekarang mau bertempur lagi. Pengalaman pahit yangtelah menimpa mereka menyebabkan mereka kini berjuangmati-matian. Khazraj dapat mereka hancurkan. Rumah-rumah dankebun kurma Khazraj oleh Aus dibakar. Kemudian Sa'd b. Mu'adhal-Asyhadi bertindak melindungi Khazraj. Sementara itu Hudzairbermaksud akan mendatangi rumah demi rumah, membunuhisatu-satu mereka sampai tak ada yang hidup lagi, kalau tidaksegera Abu Qais ibn'l-Aslat kemudian datang mencegahnya gunamenjaga solidaritas kepercayaan mereka. "Bertetangga denganmereka lebih baik daripada bertetangga dengan rubah."
Sejak itu orang-orang Yahudi dapat mengembalikan kedudukannyadi Yathrib. Baik yang menang maupun yang kalah dari kalanganAus dan Khazraj sama-sama berpendapat tentang akibat burukyang telah mereka lakukan itu. Hal ini yang sekarang terpikiroleh mereka, dan mereka sudah mempertimbangkan pula akanmengangkat seorang raja atas mereka itu. Untuk itu mereka lalumemilih Abdullah b. Muhammad dari pihak Khazraj yang sudahkalah, mengingat kedudukan dan pandangannya yang baik. Akantetapi karena perkembangan situasi yang begitu pesat,keinginan mereka itu tidak sampai terlaksana. Soalnya ialahkarena ada beberapa orang dari Khazraj pergi ke Mekah padamusim ziarah.
Di tempat ini Muhammad menemui mereka dan menanyakan keadaanmereka, yang kemudian diketahuinya, bahwa mereka adalahkawan-kawan orang-orang Yahudi. Ketika itu orang-orang Yahudidi Yathrib mengatakan apabila mereka saling berselisih. "Sekarang akan ada seorang nabi utusan Tuhan yang sudah dekatwaktunya. Kami akan jadi pengikutnya dan kami dengan dia akanmemerangi kamu seperti dalam perang 'Ad dan Iram." Setelah Nabi bicara dengan mereka dan diajaknya merekabertauhid kepada Allah, satu sama lain mereka salingberpandang-pandangan. "Sungguh inilah Nabi yang pernah dijanjikan orang-orang Yahudikepada kita," kata mereka. "Jangan sampai mereka mendahuluikita." Seruan Muhammad mereka sambut dengan baik dan menyatakan dirimereka masuk Islam. Lalu kata mereka: "Kami telah meninggalkan golongan kami - yakni Aus dan Khazraj- dan tidak ada lagi golongan yang saling bermusuhan dansaling mengancam. Mudah-mudahan Tuhan mempersatukan merekadengan tuan. Bila mereka itu sudah dapat dipertemukan dengantuan, maka tak adalah orang yang lebih mulia dari tuan."
Orang-orang itu lalu kembali ke Medinah. Dua orang diantaramereka itu dari Banu'n-Najjar, keluarga Abd'l-Muttalib daripihak ibu - kakek Muhammad yang telah mengasuhnya sejak kecil.Kepada masyarakatnya itu mereka menyatakan sudah menganutIslam. Ternyata merekapun menyambut pula dengan senang hatiagama ini, yang berarti akan membuat mereka menjadi golonganmonotheis seperti orang-orang Yahudi. Bahkan membuat lebihbaik dari mereka. Dengan demikian tiada suatu keluargapun,baik Aus atau Khazraj, yang tidak menyebut nama Muhammad'alaihissalam.
Tiba giliran tahun berikutnya, bulan-bulan sucipun datang lagibersama datangnya musim ziarah ke Mekah, dan ke tempat itudatang pula duabelas orang penduduk Yathrib. Mereka inibertemu dengan Nabi di 'Aqaba. Di tempat inilah merekamenyatakan ikrar atau berjanji kepada Nabi (yang kemudiandikenal dengan nama) Ikrar 'Aqaba pertama. Mereka berikrarkepadanya untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidakberzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat danmemfitnah, baik di depannya atau di belakang. Jangan menolakberbuat kebaikan. Barangsiapa mematuhi semua itu ia mendapatpahala surga, dan kalau ada yang mengecoh, maka soalnyakembali kepada Tuhan. Tuhan berkuasa menyiksa, juga berkuasamengampuni segala dosa. Dalam hal ini Muhammad menugaskan kepada Mush'ab bin 'Umairsupaya membacakan Qur'an kepada mereka, mengajarkan Islamserta seluk-beluk hukum agama.
Setelah adanya ikrar ini Islam makin tersebar di Yathrib.Mush'ab bertugas memberikan pelajaran agama di kalanganMuslimin Aus dan Khazraj. Gembira sekali ia melihat kaumAnshar itu makin teguh kepercayaannya kepada Allah dan kepadakebenaran. Menjelang bulan-bulan suci akan tiba, ia datanglagi ke Mekah dan kepada Muhammad diceritakannya keadaanMuslimin di Yathrib itu; tentang ketahanan dan kekuatanmereka, dan bahwa pada musim haji tahun ini mereka akan datanglagi ke Mekah dalam jumlah yang lebih besar dengan iman kepadaTuhan yang sudah lebih kuat.
Berita-berita yang disampaikan oleh Mush'ab ini membuatMuhammad berpikir lebih lama lagi. Pengikut-pengikutnya diYathrib kini makin sehari makin berkuasa dan bertambah kuatjuga. Dari orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik merekatidak mendapat gangguan seperti yang dialami olehkawan-kawannya di Mekah karena gangguan Quraisy. Di sampingitu Yathrib lebih makmur daripada Mekah - ada pertanian, adakebun kurma, ada anggur. Bukankah lebih baik sekali apabilaMuslimin Mekah itu hijrah saja ke tempat saudara-saudaramereka di sana, yang akan terasa lebih aman? Mereka akan bebasdari Quraisy yang selalu memfitnah agama mereka.
Selama Muhammad berpikir-pikir itu teringat olehnya akanorang-orang dari Yathrib, mereka yang mula-mula masuk Islamitu, dan yang menceritakan adanya permusuhan antara golonganAus dan Khazraj. Apabila dengan perantaraannya mereka itusudah dapat dipersatukan Tuhan, maka tak ada orang yang lebihmulia dari Muhammad. Sekarang mereka sudah dipertemukan Allahbersama dia, bukankah lebih baik apabila dia juga hijrah? Iatidak ingin membalas kejahatan Quraisy itu. Iapun sadar bahwaia lebih lemah dari mereka. Kalaupun Keluarga Hasyim danKeluarga Muttalib melindunginya dari penganiayaan, merekatidak akan membelanya dalam melakukan penganiayaan. Dan merekayang sudah menjadi pengikutnya juga takkan dapat melindungi
diri dari penganiayaan Quraisy dan segala macam kejahatannya.
0 komentar:
Posting Komentar