Kawin (2)

Oleh : Muhammad Husain Haekal

Kehidupan Muhammad dalam usia demikian itu ternyata tenteramadanya. Kalau tidak karena kehilangan kedua anaknya itu tentuitulah hidup yang sungguh nikmat dirasakan bersama Khadijah,yang setia dan penuh kasih, hidup sebagai ayah-bunda yangbahagia dan rela. Oleh karena itu wajar sekali apabilaMuhammad membiarkan dirinya berjalan sesuai dengan bawaannya,bawaan berpikir dan bermenung, dengan mendengarkan percakapanmasyarakatnya tentang berhala-berhala, serta apa pula yangdikatakan orang-orang Nasrani dan Yahudi tentang diri merekaitu. Ia berpikir dan merenungkan. Di kalangan masyarakatnyadialah orang yang paling banyak berpikir dan merenung. Jiwayang kuat dan berbakat ini, jiwa yang sudah mempunyaipersiapan kelak akan menyampaikan risalah Tuhan kepada umatmanusia, serta mengantarkannya kepada kehidupan rohani yanghakiki, jiwa demikian tidak mungkin berdiam diri saja melihatmanusia yang sudah hanyut ke dalam lembah kesesatan. Sudahseharusnya ia mencari petunjuk dalam alam semesta ini,sehingga Tuhan nanti menentukannya sebagai orang yang akanmenerima risalahNya. Begitu besar dan kuatnya kecenderunganrohani yang ada padanya, ia tidak ingin menjadikan dirinyasebangsa dukun atau ingin menempatkan diri sebagai ahli pikirseperti , dilakukan oleh Waraqa b. Naufal dan sebangsanya.Yang dicarinya hanyalah kebenaran semata. Pikirannya penuhuntuk itu, banyak sekali ia bermenung. Pikiran dan renunganyang berkecamuk dalam hatinya itu sedikit sekali dinyatakankepada orang lain.



Sudah menjadi kebiasaan orang-orang Arab masa itu bahwagolongan berpikir mereka selama beberapa waktu tiap tahunmenjauhkan diri dari keramaian orang, berkhalwat danmendekatkan diri kepada tuhan-tuhan mereka dengan bertapa danberdoa, mengharapkan diberi rejeki dan pengetahuan.Pengasingan untuk beribadat semacam ini mereka namakantahannuf dan tahannuth.6 Di tempat ini rupanya Muhammad mendapat tempat yang palingbaik guna mendalami pikiran dan renungan yang berkecamuk dalamdirinya. Juga di tempat ini ia mendapatkan ketenangan dalamdinnya serta obat penawar hasrat hati yang ingin menyendiri,ingin mencari jalan memenuhi kerinduannya yang selalu makinbesar, ingin mencapai ma'rifat serta mengetahui rahasia alamsemesta.

Di puncak Gunung Hira, - sejauh dua farsakh7 sebelah utaraMekah -terletak sebuah gua yang baik sekali buat tempatmenyendiri dan tahannuth. Sepanjang bulan Ramadan tiap tahunia pergi ke sana dan berdiam di tempat itu, cukup hanya denganbekal sedikit yang dibawanya. Ia tekun dalam renungan danibadat, jauh dari segala kesibukan hidup dan keributanmanusia. Ia mencari Kebenaran, dan hanya kebenaran semata. Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu,sehingga lupa ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala yangada dalam hidup ini. Sebab, segala yang dilihatnya dalamkehidupan manusia sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran. Disitu ia mengungkapkan dalam kesadaran batinnya segala yangdisadarinya. Tambah tidak suka lagi ia akan segala prasangkayang pernah dikejar-kejar orang.

Ia tidak berharap kebenaran yang dicarinya itu akan terdapatdalam kisah-kisah lama atau dalam tulisan-tulisan parapendeta, melainkan dalam alam sekitarnya: dalam luasan langitdan bintang-bintang, dalam bulan dan matahari, dalam padangpasir di kala panas membakar di bawah sinar matahari yangberkilauan. Atau di kala langit yang jernih dan indah,bermandikan cahaya bulan dan bintang yang sedap dan lembut,atau dalam laut dan deburan ombak, dan dalam segala yang adadi balik itu, yang ada hubungannya dengan wujud ini, sertadiliputi seluruh kesatuan wujud. Dalam alam itulah ia mencariHakekat Tertinggi. Dalam usaha mencapai itu, pada saat-saat iamenyendiri demikian jiwanya membubung tinggi akan mencapaihubungan dengan alam semesta ini, menembusi tabir yangmenyimpan semua rahasia. Ia tidak memerlukan permenungan yangpanjang guna mengetahui bahwa apa yang oleh masyarakatnyadipraktekkan dalam soal-soal hidup dan apa yang disajikansebagai kurban-kurban untuk tuhan-tuhan mereka itu, tidakmembawa kebenaran samasekali. Berhala-berhala yang tidakberguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rejeki,tak dapat memberi perlindungan kepada siapapun yang ditimpabahaya. Hubal, Lat dan 'Uzza, dan semua patung-patung danberhala-berhala yang terpancang di dalam dan di sekitarKa'bah, tak pernah menciptakan, sekalipun seekor lalat, atauakan mendatangkan suatu kebaikan bagi Mekah.

Tetapi! Ah, di mana gerangan kebenaran itu! Gerangan di manakebenaran dalam alam semesta yang luas ini, luas denganbuminya, dengan lapisan-lapisan langit dan bintang-bintangnya?Adakah barangkali dalam bintang yang berkelip-kelip, yangmemancarkan cahaya dan kehangatan kepada manusia, dari sanapula hujan diturunkan, sehingga karenanya manusia dan semuamakhluk yang ada di muka bumi ini hidup dari air, dari cahayadan kehangatan udara? Tidak! Bintang-bintang itu tidak lainadalah benda-benda langit seperti bumi ini juga. Ataubarangkali di balik benda-benda itu terdapat eter yang takterbatas, tak berkesudahan? Tetapi apa eter itu? Apa hidup yamg kita alami sekarang, danbesok akan berkesudahan? Apa asalnya, dan apa sumbernya?Kebetulan sajakah bumi ini dijadikan dan dijadikan pula kitadi dalamnya? Tetapi, baik bumi atau hidup ini sudah mempunyaiketentuan yang pasti yang tak berubah-ubah, dan tidak mungkinbila dasarnya hanya kebetulan saja. Apa yang dialami manusia,kebaikan atau keburukan, datang atas kehendak manusia sendiri,ataukah itu sudah bawaannya sendiri pula sehingga tak kuasa iamemilih yang lain? Masalah-masalah kejiwaan dan kerohanian serupa itu, itu jugayang dipikirkan Muhammad selama ia mengasingkan diri danbertekun dalam Gua Hira'. Ia ingin melihat Kebenaran itu danmelihat hidup itu seluruhnya. Pemikirannya itu memenuhijiwanya, memenuhi jantungnya, pribadinya dan seluruh wujudnya.Siang dan malam hal ini menderanya terus menerus. Bilamanabulan Ramadan sudah berlalu dan ia kembali kepada Khadijah,pengaruh pikiran yang masih membekas padanya membuat Khadijahmenanyakannya selalu, karena diapun ingin lega hatinya bilasudah diketahuinya ia dalam sehat dan afiat. Dalam melakukan ibadat selama dalam tahannuth itu adakahMuhammad menganut sesuatu syariat tertentu? Dalam hal iniulama-ulama berlainan pendapat. Dalam Tarikh-nya Ibn Kathirmenceritakan sedikit tentang pendapat-pendapat mereka mengenaisyariat yang digunakannya melakukan ibadat itu: Ada yangmengatakan menurut syariat Nuh, ada yang mengatakan menurutIbrahim, yang lain berkata menurut syariat Musa, ada yangmengatakan menurut Isa dan ada pula yang mengatakan, yanglebih dapat dipastikan, bahwa ia menganut sesuatu syariat dandiamalkannya. Barangkali pendapat yang terakhir ini lebihtepat daripada yang sebelumnya. Ini adalah sesuai dengan dasarrenungan dan pemikiran yang menjadi kedambaan Muhammad. Tahun telah berganti tahun dan kini telah tiba pula bulanRamadan. Ia pergi ke Hira', ia kembali bermenung, sedikit demisedikit ia bertambah matang, jiwanyapun semakin penuh. Sesudahbeberapa tahun jiwa yang terbawa oleh Kebenaran Tertinggi itudalam tidurnya bertemu dengan mimpi hakiki yang memancarkancahaya kebenaran yang selama ini dicarinya Bersamaan denganitu pula dilihatnya hidup yang sia-sia, hidup tipu-daya dengansegala macam kemewahan yang tiada berguna. Ketika itulah ia percaya bahwa masyarakatnya telah sesat darijalan yang benar, dan hidup kerohanian mereka telah rusakkarena tunduk kepada khayal berhala-berhala sertakepercayaan-kepercayaan semacamnya yang tidak kurang pulasesatnya. Semua yang sudah pernah disebutkan oleh kaum Yahudidan kaum Nasrani tak dapat menolong mereka dari kesesatan itu.Apa yang disebutkan mereka itu masing masing memang benar;tapi masih mengandung bermacam-macam takhayul dan pelbagaimacam cara paganisma, yang tidak mungkin sejalan dengankebenaran sejati, kebenaran mutlak yang sederhana, tidakmengenal segala macam spekulasi perdebatan kosong, yangmenjadi pusat perhatian kedua golongan Ahli Kitab itu. DanKebenaran itu ialah Allah, Khalik seluruh alam, tak ada tuhanselain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta alam.Dialah Maha Rahman dan Maha Rahim. Kebenaran itu ialah bahwamanusia dinilai berdasarkan perbuatannya. "Barangsiapamengerjakan kebaikan seberat atompun akan dilihatNya. Danbarangsiapa mengerjakan kejahatan seberat atompun akandilihatNya pula." (Qur'an, 99:7-8)

Dan bahwa surga itu benaradanya dan nerakapun benar adanya. Mereka yang menyembah tuhanselain Allah mereka itulah menghuni neraka, tempat tinggal dankediaman yang paling durhaka. Muhammad sudah menjelang usia empatpuluh tahun. Pergi ia keHira' melakukan tahannuth. Jiwanya sudah penuh iman atassegala apa yang telah dilihatnya dalam mimpi hakiki itu. Iatelah membebaskan diri dari segala kebatilan. Tuhan telahmendidiknya, dan didikannya baik sekali. Dengan sepenuh kalbuia menghadapkan diri ke jalan lurus, kepada Kebenaran yangAbadi. Ia telah menghadapkan diri kepada Allah dengan seluruhjiwanya agar dapat memberikan hidayah dan bimbingan kepadamasyarakatnya yang sedang hanyut dalam lembah kesesatan.

Dalam hasratnya menghadapkan diri itu ia bangun tengah malam,kalbu dan kesadarannya dinyalakan. Lama sekali ia berpuasa,dengan begitu renungannya dihidupkan. Kemudian ia turun darigua itu, melangkah ke jalan-jalan di sahara. Lalu ia kembalike tempatnya berkhalwat, hendak menguji apa gerangan yangberkecamuk dalam perasaannya itu, apa gerangan yang terlihatdalam mimpi itu? Hal serupa itu berjalan selama enam bulan,sampai-sampai ia merasa kuatir akan membawa akibat lainterhadap dirinya. Oleh karena itu ia menyatakan rasakekuatirannya itu kepada Khadijah dan menceritakan apa yangtelah dilihatnya. Ia kuatir kalau-kalau itu adalah gangguanjin.

Tetapi isteri yang setia itu dapat menenteramkan hatinya.dikatakannya bahwa dia adalah al-Amin, tidak mungkin jin akanmendekatinya, sekalipun memang tidak terlintas dalam pikiranisteri atau dalam pikiran suami itu, bahwa Allah telahmempersiapkan pilihanNya itu dengan memberikan latihan rohanisedemikian rupa guna menghadapi saat yang dahsyat, berita yangdahsyat, yaitu saat datangnya wahyu pertama. Dengan itu iadipersiapkan untuk membawakan pesan dan risalah yang besar.

Tatkala ia sedang dalam keadaan tidur dalam gua itu, ketikaitulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkatakepadanya: "Bacalah!" Dengan terkejut Muhammad menjawab: "Sayatak dapat membaca". Ia merasa seolah malaikat itumencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya katanya lagi:"Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammadmenjawab: "Apa yang akan saya baca." Seterusnya malaikat ituberkata: "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan.Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan TuhanmuMaha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepadamanusia apa yang belum diketahuinya ..." (Qur'an 96:1-5)

Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelahkata-kata itu terpateri dalam kalbunya.8 Tetapi kemudian ia terbangun ketakutan, sambil bertanya-tanyakepada dirinya: Gerangan apakah yang dilihatnya?! Ataukahkesurupan yang ditakutinya itu kini telah menimpanya?! Iamenoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tak melihat apa-apa. Iadiam sebentar, gemetar ketakutan. Kuatir ia akan apa yangterjadi dalam gua itu. Ia lari dari tempat itu. Semuanya serbamembingungkan. Tak dapat ia menafsirkan apa yang telahdilihatnya itu.

Cepat-cepat ia pergi menyusuri celah-celah gunung, sambilbertanya-tanya dalam hatinya: siapa gerangan yang menyuruhnyamembaca itu?! Yang pernah dilihatnya sampai saat itu sementaradia dalam tahannuth, ialah mimpi hakiki yang memancar darisela-sela renungannya, memenuhi dadanya, membuat jalan yang dihadapannya jadi terang-benderang, menunjukkan kepadanya, dimana kebenaran itu. Tirai gelap yang selama itu menjerumuskanmasyarakat Quraisy ke dalam lembah paganisma dan penyembahanberhala, jadi terbuka. Sinar terang-benderang yang memancar di hadapannya dankebenaran yang telah menunjukkan jalan kepadanya itu, ialahYang Tunggal Maha Esa. Tetapi siapakah yang telah memberiperingatan tentang itu, dan bahwa Dia yang menicptakan manusiadan bahwa Dia Yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan kepadamanusia dengan pena, mengajarkan apa yang belum diketahuinya?

Ia memasuki pegunungan itu masih dalam ketakutan, masihbertanya-tanya. Tiba-tiba ia mendengar ada suara memanggilnya.Dahsyat sekali terasa. Ia melihat ke permukaan langit.Tiba-tiba yang terlihat adalah malaikat dalam bentuk manusia.Dialah yang memanggilnya. Ia makin ketakutan sehingga tertegunia di tempatnya. Ia memalingkan muka dari yang dilihatnya itu.Tetapi dia masih juga melihatnya di seluruh ufuk langit.Sebentar melangkah maju ia, sebentar mundur, tapi rupamalaikat yang sangat indah itu tidak juga lalu dari depannya.Seketika lamanya ia dalam keadaan demikian. Dalam pada ituKhadijah telah mengutus orang mencarinya ke dalam gua tapitidak menjumpainya.

Setelah rupa malaikat itu menghilang Muhammad pulang sudahberisi wahyu yang disampaikan kepadanya. Jantungnya berdenyut,hatinya berdebar-debar ketakutan. Dijumpainya Khadijah sambilia berkata: "Selimuti aku!" Ia segera diselimuti. Tubuhnyamenggigil seperti dalam demam. Setelah rasa ketakutan ituberangsur reda dipandangnya isterinya dengan pandangan mataingin mendapat kekuatan. "Khadijah, kenapa aku?" katanya. Kemudian diceritakannya apayang telah dilihatnya, dan dinyatakannya rasa kekuatirannyaakan teperdaya oleh kata hatinya atau akan jadi seperti jurunujum saja.

Seperti juga ketika dalam suasana tahannuth dan dalam suasanaketakutannya akan kesurupan Khadijah yang penuh rasakasih-sayang, adalah tempat ia melimpahkan rasa damai dantenteram kedalam hati yang besar itu, hati yang sedang dalamkekuatiran dan dalam gelisah. Ia tidak memperlihatkan rasakuatir atau rasa curiga.

Bahkan dilihatnya ia dengan pandanganpenuh hormat, seraya berkata: "O putera pamanku.9 Bergembiralah, dan tabahkan hatimu. DemiDia Yang memegang hidup Khadijah,10 aku berharap kiranyaengkau akan menjadi Nabi atas umat ini. Samasekali Allahtakkan mencemoohkan kau; sebab engkaulah yang mempererat talikekeluargaan, jujur dalam kata-kata, kau yang mau memikulbeban orang lain dan menghormati tamu dan menolong mereka yangdalam kesulitan atas jalan yang benar." Muhammad sudah merasa tenang kembali. Dipandangnya Khadijahdengan mata penuh terimakasih dan rasa kasih. Sekujur badannyasekarang terasa sangat letih dan perlu sekali ia tidur. Ia puntidur, tidur untuk kemudian bangun kembali membawa suatukehidupan rohani yang kuat, yang luarbiasa kuatnya. Suatukellidupan yang sungguh dahsyat dan mempesonakan. Tetapikehidupan yang penuh pengorbanan, yang tulus-ikhlas sematauntuk Allah, untuk kebenaran dan untuk perikemanusiaan. ItulahRisalah Tuhan yang akan diteruskan dan disampaikan kepada umatmanusia dengan cara yang lebih baik, sehingga sempurnalahcahaya Allah, sekalipun oleh orang-orang kafir tidak disukai.

Catatan kaki:

1 Berdasarkan pada sebagian besar ahli genekologi, bahwa putera-putera Nabi s.a.w. dari Khadijah dua orang: al-Qasim dan Abdullah, yang diberi julukan at-Tahir dan at-Tayyib. Ada juga yang mengatakan tiga, ada pula yang mengatakan empat orang.

2 Mungkin nama ini sudah diarabkan (A)

3 Bangunan itu terdiri dari empat sudut dikenal dengan nama-nama sudut utara, ar-rukn'l-iraqi (Irak), sudut selatan, ar-rukn'l-yamani, sudut barat, ar-rukn'l-syami dan sudut timur, ar-rukn'l-aswad (A)

4 Hubal, Lat, 'Uzza dan Manat adalah berhala-berhala sembahan Arab pagan. Konon kabarnya Hubal berhala terbesar yang tinggal dalam Ka'bah, dibuat dari batu akik dalam bentuk manusia (lihat halaman 21-22). Keterangan tentang tuhan-tuhan wanita Lat. 'Uzza dan Manat berbeda-beda mengenai bentuknya. Katanya Lat dalam bentuk manusia juga, 'Uzza berhala kaum Thaqif. 'Uzza pada mulanya adalah pohon suci, terletak di antara Mekah dengan Ta'if. Manat merupakan batu putih, berhala kaum Hudhail dan Khuza'a. Ketiga-tiganya itu berbentuk wanita. (A)

5 Usman b. 'Affan, Khalifah ketiga. Setelah Ruqayya diceraikan oleh 'Utba diambil isteri oleh Usman b. 'Affan. Setelah Umm Kulthum dewasa kawin dengan 'Utaiba, lalu diceraikan pula. Sesudah dalam tahun ke-2 H. Ruqayya wafat, Usman kawin dcngan Umm Kulthum. Ia meninggal dalam tahun ke-9 H. di Medinah (A).

6 Tahannuf atau tahannafa, mungkin asal katanya seakar dengan hanif, yang berarti 'cenderung kepada kebenaran' 'meninggalkan berhala dan beribadat kepada Allah' (LA) atau sebaliknya dari perbuatan syirik. (Bandingkan Qur'an, 2: 135; 10: 105). Tahannuth atau tahannatha, beribadat dan menjauhi dosa; mendekatkan diri kepada Tuhan' (N). 'Beribadat dan menjauhi berhala, seperti tahannatha (LA). Dalam terjemahan selanjutnya kedua kata ini tidak diterjemahkan (A).

7 Bahasa Persia, parsang, ukuran panjang dahulu kala, kira-kira 3.5 mil atau hampir 6 km. (A).

8 Demikian buku-buku sejarah yang mula-mula menceritakan. Ibn Ishaq juga ke sana dasarnya. Demikian juga yang datang kemudian banyak yang menceritakan begitu. Hanya saja sebagian mereka berpendapat bahwa permulaan wahyu itu datang ia dalam keadaan jaga dan di waktu siang, dengan menyebutkan sebuah keterangan melalui Jibril yang menenteramkan hati Muhammad ketika dilihatnya dalam ketakutan. Ibn Kathir dalam Tarikh-nya menyebutkan sumber yang dibawa oleh al-Hafiz Abu Na'im al-Ashbahani dalam bukunya Dala'il'n-Nubawa dari 'Alqama bin Qais, bahwa "Yang mula-mula didatangkan kepada para nabi itu mereka dalam keadaan tidur (dengan maksud) supaya hati mereka tenteram. Sesudah itu kemudian wahyu turun. Dan ditambahkan: "Ini yang dikatakan 'Alqama ibn Qais sendiri, suatu keterangan yang baik, diperkuat oleh yang datang sebelum dan sesudahnya."

9 Suatu kebiasaan orang Arab memanggil orang yang dianggap seturunan. Muhammad dan Khadijah dari nenek moyang yang sama, yakni Qushayy (A).

10 Suatu pernyataan sumpah yang biasa diucapkan pada masa itu, maksudnya "Demi Allah" (A)

0 komentar: