Orientalis (2)

Oleh : Muhammad Husain Haekal



Kita sudah melihat, bahwa gambaran ini mengandung suatukonsepsi dengan tujuan hidup yang lebih sempurna denganlukisan yang begitu baik yang pernah dikenal oleh pemikiranfilsafat. Disamping apa yang sudah kita sebutkan, hal inimenunjukkan penggambaran Qur'an mengenai evolusi rohani dalamkehidupan sejak Tuhan menciptakan bumi dengan segala isinya."Tuhan telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari,kemudian Dia pun berkuasa diatas Singgasana." Adakah enam hariini sama dengan hari-hari kita di bumi ataukah hari-hariseperti dalam firman Tuhan: "Satu hari menurut Tuhanmu sama dengan seribu tahun menurutperhitungan kamu." (Qur'an, 22: 47)



Tetapi bukanlah disini tempatnya kita mengadakan pembahasan.Kalau pun kita menjumpai adanya teori evolusi, dan yang sudahmenjadi salah satu pula undang-undang Tuhan dalam alam, namunpembicaraan dalam hal ini masih akan luas sekali. Tuhanmenciptakan Adam dan Hawa lalu berkata kepada para malaikatsupaya bersujud kepada Adam. Selain Iblis mereka pun bersujud,Iblis masih tetap menolak meskipun Tuhan telah mengajarkansemua nama-nama kepada Adam, seperti dalam firman Allah: "Hai Adam! Tinggallah engkau dengan isterimu di dalam surga!Dan makanlah mana yang kamu sukai, tetapi pohon ini jangankamu dekati, sebab nanti kamu akan menjadi orang yang salahkarenanya. Lalu datang setan membisikkan pikiran jahat kepadamereka, supaya aurat mereka yang tertutup dibuka. Dan setanpun berkata: 'Tuhan melarang mendekati pohon ini hanya supayakamu berdua jangan menjadi malaikat atau menjadi orang-orangyang kekal.' Dan dia bersumpah kepada mereka: 'Sungguh aku inipenasehat kamu.' Lalu dengan tipu daya itu setan pun dapatmenjatuhkan mereka berdua; setelah keduanya merasakan buahpohon itu, tampaklah bagi mereka berdua itu aurat mereka, lalumereka pun menutupi diri dengan daun pohon surga. Oleh Tuhankedua mereka dipanggilNya: 'Bukankah Aku telah melarang kamuberdua dari pohon itu dan sudah Kukatakan kepadamu bahwa setanitu musuh yang jelas sekali buat kamu.' Keduanya mengatakan:'Wahai Tuhan kami. Kami telah menganiaya diri kami sendiri.Kalau tidak karena pengampunan dan rahmat yang akan Engkaulimpahkan kepada kami, niscaya kami akan menjadi orang yangrugi.' Tuhan berkata: 'Turunlah kamu. Kamu akan salingbermusuhan. Kamu akan tinggal dan hidup di dunia sampai padawaktu tertentu!' Tuhan berkata: 'Di tempat itu kamu hidup, disana kamu akan mati dan dari sana pula kamu akan dibangkitkankembali. Wahai anak Adam! Kepadamu Kami telah menurunkanpakaian penutup auratmu, dan pakaian perhiasan. Akan tetapipakaian takwa itu lebih baik. Itulah tanda-tanda kebesaranTuhan, supaya kamu ingat. Wahai anak Adam! Jangan sekali-kalikamu dapat ditipu oleh setan seperti yang dilakukannya dalammengeluarkan ibu bapamu dari surga. Ia menanggalkan pakaianmereka berdua untuk saling memperlihatkan aurat; ia danpengikut-pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu arah yangtak dapat kamu lihat mereka. Kami telah menjadikan setan itupemuka-pemuka mereka yang tiada beriman." (Qur'an, 7: 19-27)

Adam dan Hawa turun dari surga, sebahagian keturunannya satusama lain akan saling bermusuhan. Mereka turun dengan kekuatanyang diberikan Tuhan untuk memperjuangkan hidup, dan demikianseterusnya generasi demi generasi. Gejala pertama kehidupan manusia di dunia ini ialah kekerasandan fanatisma, seperti dalam firman Allah: "Ceritakanlah kepada mereka dengan sebenarnya kisah keduaputera Adam itu ketika keduanya mempersembahkan kurban. Dariyang seorang diterima, dari yang lain tidak. Yang seorangberkata: 'Akan kubunuh engkau.' Yang lain menjawab: 'Tuhanhanya menerimanya dari orang-orang yang bertakwa. Kalau engkaumenggerakkan tangan hendak membunuhku, aku tidak akanmenggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Sungguh aku takutkepada Allah, Tuhan semesta alam. Akan kubiarkan engkaumemikul dosaku dan dosamu sendiri, supaya engkau menjadi isineraka. Dan itulah balasan orang-orang yang melakukankejahatan.' Kemudian kehendak nafsunya akan membunuhsaudaranya itu diturutinya, maka dibunuhnyalah ia. Dia sudahmenjadi orang yang rugi. Kemudian Tuhan pun mengirim seekorburung gagak menggali tanah dengan memperlihatkan kepadanyabagaimana caranya ia menguburkan mayat saudaranya itu.Katanya: 'Aduhai! Kenapa aku tidak seperti burung gagak ini,aku menguburkan mayat saudaraku.' Itu sebabnya, ia menjadiorang menyesal sekali. Oleh karena itulah, Kami telahmenetapkan kepada anak-anak Israil, bahwa barangsiapa membunuhseorang manusia bukan karena suatu pembunuhan atau karenamelakukan keonaran di muka bumi ini, maka orang itu seolahmembunuh semua manusia. Dan barangsiapa dapat memelihara hidupseorang manusia, maka seolah ia telah menghidupkan semuamanusia. Rasul-rasul Kami kepada mereka pun sudah datang,sudah memberikan keterangan-keterangan yang jelas. Tetapisesudah itu masih banyak juga di kalangan mereka orang-orangyang melampaui batas melakukan kejahatan di muka bumi ini."(Qur'an, 5: 27 - 32)

Pembunuhan seorang saudara atas saudaranya jelas sekali karenadendam, dengki, perangai yang kasar dan keras hati Tetapisaudaranya itu orang yang bertakwa, yang takut kepada Tuhanketika dikatakan oleh saudaranya: aku akan membunuhmu - ia,tidak mau meminta pengampunan Tuhan, bahkan katanya: Akankubiarkan engkau memikul dosaku dan dosamu sendiri supayaengkau menjadi isi neraka. Ini adalah suatu dominasi kodratmanusia serta logika hukum terhadap kebesaran jiwa dan maafyang sungguh indah. Anak cucu Adam pun berkembang biak di bumiini. Lalu Tuhan mengutus para nabi kepada mereka denganmemberikan berita gembira di samping peringatan. Tetapi merekatetap bersikeras, masih dalam kesesatan. Kehidupan rohanimereka jadi beku, hati mereka kaku tertutup. Tuhan mengutusNuh dengan mengajak golongannya sendiri, supaya hanya TuhanlahYang disembah sebab "aku kuatir kamu akan mendapat siksaanTuhan." Ia pun didustakan oleh masyarakat itu dan hanyasedikit saja yang mau percaya. Sesudah itu berturut-turutdatang pula nabi-nabi yang lain sesudah Nuh, datang pulaajaran-ajaran yang menyerukan agar jangan orangmempersekutukan Tuhan. Akan tetapi sikap manusia itu lebihberkuasa, pikiran mereka tetap beku belum dapat memahami.Beberapa macam manifestasi alam ini dijadikannya Tuhan. Setiapada seorang rasul yang diutus Tuhan, ada yang mendustakannya,ada pula yang membunuhnya.

Akan tetapi kekakuan mereka ituberangsur kendor. Dengan datangnya ajaran-ajaran Tuhan secaraberturut-turut itu sudah merupakan bibit yang baik jugameskipun lamban sekali tumbuhnya. Sungguhpun begitu namun adajuga meninggalkan bekas. Pernahkah ajaran kebenaran itu padasuatu waktu menjadi hilang! Kalau pun orang sudah terdorongoleh rasa congkak dan tinggi hati terhadap ajaran itu dandalam beberapa hal mereka memperolok pembawanya, namun bilamereka sudah kembali seorang diri, mereka kembalibertanya-tanya tentang Kebenaran yang ada dalam ajaran itu.

Hanya saja mereka yang dapat memahami kebenaran yangterkandung didalamnya tidak banyak jumlahnya. Pada masa Firaun di Mesir para pendetanya percaya akan keesaanTuhan. Tetapi mereka mengajar orang sebaliknya denganbermacam-macam Tuhan. Tidak lain mereka melakukan itu karenaingin mempertahankan kekuasaan terhadap orang lain danmempertahankan kedudukan mereka. Malah sengaja merekamemerangi Musa dan Harun ketika keduanya datang kepada Firaun,mengajaknya menyembah Tuhan, dan dimintanya Anak-anak Israilitu dilepaskan pergi bersama mereka. Oleh Qur'an juga diceritakan berita tentang para nabi, yangsilih berganti selama beberapa generasi di kalangan umatmanusia. Tetapi umat itu tetap dalam kesesatan; hanya sedikitsaja yang mendapat petunjuk Tuhan dalam mengenal kebenaranitu. Dalam kisah-kisah para nabi ada suatu gejala yang perlusekali direnungkan. Untuk jelasnya, baik juga kalau kitakembali ke masa Musa dan Isa serta kepada tuntunan Muhammad'alaihissalam kemudian. Gejala ini ialah adanya pemisahan atau yang semacarn itu padamulanya, antara rasio dan logikanya dengan iman kepercayaanyang didasarkan kepada mukjizat dan hal-hal yang tak masukakal. Para nabi itu oleh Tuhan telah diperkuat dengan mujizatuntuk masyarakatnya, supaya mereka percaya. Sungguh pundemikian cuma sedikit mereka itu yang mau percaya. Logika dancara berpikir mereka belum cukup untuk dapat memahami, bahwaTuhan menciptakan segalanya, bahwa Ia Maha Kuasa. Setelahdengan ketentuan Tuhan Musa disuruh keluar meninggalkan Mesir,sebelum kerasulannya itu ia pergi dari sana dengan membawaperasaan takut. Ketika sampai pada sebuah mata air di Madyan,ia kawin dengan seorang wanita penduduk kota itu. SetelahTuhan memberi ijin ia kembali, ... terdengar ada suaramemanggilnya dari balik lembah sebelah kanan, pada tempat yangtelah diberi berkah dari batang pohon itu: "Hai Musa! Aku ini Allah, Tuhan semesta alam. Lemparkanlahtongkatmu!, Setelah dilihatnya tongkat itu bergerak-gerakseperti ular, ia lari ke belakang tidak menoleh lagi. 'HaiMusa! Kembalilah, jangan takut! Engkau sudah mendapatlindungan keamanan. Masukkanlah tanganmu kedalam saku bajumu,niscaya akan keluar dalam keadaan putih tanpa cacat dandekapkan tanganmu ke badanmu jika engkau merasa takut.' Inilahdua mujizat dari Tuhan ditujukan kepada Firaun danpembesar-pembesarnya; sebab mereka itu orang-orang yangjahat." (Qur'an, 28: 30 - 32)

Sungguhpun begitu tukang-tukang sihir Firaun itu tidak jugapercaya kepada ajakan Musa. Ketika kemudian apa yang merekakerjakan itu disergap oleh tongkat Musa, ketika itulahtukang-tukang sihir itu menyerah sujud, lalu mereka berkata:Kami beriman kepada Tuhannya Harun dan Musa. Sungguhpundemikian orang-orang Israil masih juga dalam keadaan sesat,sampai-sampai mereka berkata kepada Musa: "Perlihatkan Allahitu terang-terang kepada kami." Setelah Musa wafat, kembalimereka menyembah anak sapi. Kemudian sesudah Musa, datang laginabi-nabi yang lain kepada mereka, diajaknya mereka menyembahAllah. Tetapi nabi-nabi itu malah dibunuh dengansewenangwenang. Setelah kemudian mereka kembali teringatkepada Tuhan, mereka menanti-nantikan kedatangan seorang nabilagi yang akan dapat mengembalikan kerajaan mereka denganmemerintah dunia untuk selama-lamanya. Peristiwa ini berlangsung dalam sejarah belum begitu lama darikita. Tidak lebih dari 25 abad yang lalu. Dalam pada itu jelassekali ini membuktikan adanya dominasi perasaan diataspengertian rohani. Sesudah lampau lima-enam abad kemudiandatang pula Isa mengajak masyarakatnya itu menyembah Tuhan,diperkuat dengan Ruh Kudus dari Tuhan. Oleh karena Isa orangYahudi, ketika begitu pertama kali berita tentang dia itusampai kepada pihak Yahudi mereka menduga bahwa dia inilahnabi yang mereka nanti-nantikan (Messiah) untuk mengembalikankerajaan yang hilang itu ke Tanah atau Negeri yang Dijanjikan.

Mereka rindu sekali akan kerajaan semacam ini setelah begitulama mereka berada dibawah kekuasaan dan kekejaman pihakRumawi. Akan tetapi mereka masih menunggu, ingin mengetahuikeadaan yang sebenarnya tentang diri Isa. Adakah ia bicarakepada mereka dengan bahasa rasio semata-mata? Tidak, malahjalan mujizat itulah yang ditempuhnya untuk meyakinkan mereka. Kalau pun sumber Kristen itu benar. bahwa ia telah mengubahair menjadi minuman anggur dalam suatu pesta perkawinan diKana, Galilea, itulah yang mula-mula menarik perhatian orang.Sesudah itu lalu mujizat roti dan ikan, mujizat-mujizatmenyembuhkan orang-orang sakit dan menghidupkan orang-orangmati. Itulah yang membuat dia tidak ragu-ragu lagi mengajarorang melalui jalan hati dan perasaan tanpa memberikan tempatyang terutama kepada rasio dan logika dalam ajaran-ajarannyaitu. Tetapi bidang ini memang diberikan lebih luas daripadayang pernah diberikan oleh rasul-rasul sebelumnya. Dalamajaran-ajarannya itu dorongan perasaan kepada kasih-sayang,pengampunan dosa dan cinta-kasih bercampur-baur dengan ajaranrasionil yang tidak dilandasi oleh dalil logika tentangKerajaan Tuhan. Apabila ada rasa syak yang menyusup ke dalamhati orang mengenai ajaran rasionil ini maka Tuhan segeramemberikan mujizat baru yang akan membuat orang lebih dapatmenerima dan percaya kepada Almasih. Dengan mujizat-mujizatyang telah dapat menyembuhkan penyakit kusta, orang buta danmenghidupkan orang mati, sudah begitu jauh membuatpengikut-pengikutnya percaya, sehingga sebagian ada yangmengira dia adalah Tuhan yang menjelma di atas bumi untukmenebus dosa umat manusia. Ini bukti yang jelas sekali bahwakemampuan rasio sampai pada waktu itu belum begitu matang,yang akan membuat orang dengan itu saja sudah dapat memahamihakekat tertinggi tentang arti Al-Khalik dan bahwa Dia MahaEsa, Tempat segalanya bergantung, tidak beranak dan tidak puladiperanakkan, dan tiada suatu apa pun yang menyerupaiNya. Pada zaman Musa dan Isa itu keadaan ilmu, filsafat danperundang-undangan di Mesir zaman Firaun sudah pindah keYunani dan Rumawi, dan dengan segala pengaruhnya sudah dapatmenguasai cara berpikir bangsa-bangsa itu terutama dalambidang filsafat dan peradaban Yunani. Kesadaran berpikir logissudah mulai menggugah orang bahwa hal-hal yang tak masuk akaldengan sendirinya secara logis tak dapat dijadikan pegangan.

Karena pengaruh itu pula filsafat Yunani yang bertetanggadengan agama Kristen di Mesir, Palestina dan Syam telah dapatmenimbulkan bermacam-macam mazhab Kristen - seperti sudah kitasebutkan dalam buku ini. Dalam undang-undang Tuhan sudahmenentukan bahwa akal pikiran adalah mahkota hidup umatmanusia, dengan syarat bahwa pikiran demikian itu jangansampai kering tanpa perasaan dan jiwa. Bahkan hendaknya iadapat menjadi pikiran yang berimbang, dapat mengimbangi akal,perasaan dan jiwa, sehingga dapat ia memahami rahasia-rahasiaalam ini sejauh mungkin. Demikian juga Tuhan telah menentukanpula kedatangan seorang nabi yang akan membawa Islam ke dalamalam ini dengan mengajarkan kebenaran menurut hukum logika,dilandasi oleh perasaan dan jiwa, dan yang akan menjadimujizat logika ini ialah Kitab Suci Qur'an yang telahdiwahyukan oleh Allah kepada Nabi. Dengan demikian Tuhan telahmenyempurnakan agama ini dan memberikan nikmat secukupnyakepada umat manusia. Ia telah menjadi mahkota dan penutupsemua ajaran Ilahi Tetapi semua itu terjadi baru setelah adanya perjuangan yangbegitu berat terus-menerus, yang juga pernah dilakukan olehpara nabi dan para rasul, yang membawa umat manusia kedalamevolusi rohani sehingga akhirnya ajaran Islam dapat mencapaikemurnian tauhid serta keimanan kepada Tuhan Yang MahaTunggal. Untuk melengkapi akidah ini maka keimanan itu harus meliputibeberapa kewajiban seperti yang sudah kita sebutkan padapembahasan pertama dalam penutup buku ini. Supaya orang yangberiman dapat mencapai puncak akidahnya maka ia harussungguh-sungguh dapat memahami hukum Tuhan dalam alam inidengan cara terus-menerus sampai pada waktu Tuhan menciptakanbumi dengan segala isinya ini. Dan inilah yang sudah dimulaioleh orang-orang Islam pada permulaan sejarahnya dan padazaman berikutnya, hingga tiba masanya zaman itu beredar lagi. Alasan-alasan yang saya kemukakan ini dengan sendirinya sudahmembantah apa yang ditafsirkan oleh orientalis-orientalistentang jabariah Islam serta tafsiran mereka tentang takdir,nasib dan umur seperti yang terdapat dalam Qur'an. Dengantidak usah diragukan lagi argumen ini sudah dapat memperkuat,bahwa Islam agama usaha, agama perjuangan dalam pelbagailapangan hidup, rohani dan ilmu, agama dan dunia. Dalam hukumalam ini Tuhan sudah menentukan bahwa manusia mendapatganjaran sesuai dengan perbuatannya, dan bahwa Tuhan takkanmerugikan siapa pun, tapi manusia itu sendirilah yangmerugikan dirinya. Mereka merugikan diri sendiri bilamanamereka menduga bahwa mereka sudah mendapat kasih Tuhan hanyadengan berpeluk lutut dan menyerah begitu saja atas namatawakal kepada Allah. Kendatipun argumen-argumen ini sudah cukup kuat sesuai denganmaksud yang saya kemukakan itu, namun saya tak dapatmengabaikan argumen terakhir yang saya pandang sangat tepatdan kuat sekali, yakni argumen yang dapat diambil dari firmanTuhan: "Harta dan anak-anak keturunan adalah hiasan kehidupan dunia,tetapi perbuatan baik yang kekal lebih baik pahalanya dalampandangan Tuhan serta harapan yang lebih baik pula." (Qur'an,18: 46)

Dalam hidup ini rasanya tak ada yang lebih baik merangsangkita dalam bekerja dan berusaha seperti dalam mencari nafkahdan harta. Demi harta sebagian besar orang berusaha danberjuang, yang kadang sampai diluar kemampuannya. Dalam duniakita sekarang ini, sekali lihat saja orang sudah dapatmemperoleh kesan apa yang sedang bergolak dalam dunia ini -perjuangan dan kesulitan, perang dan damai, pemberontakan dankekacauan - demi harta. Demi harta inilah kerajaan-kerajaanterbalik menjadi republik, untuk harta ini pertumpahan darahterjadi, nyawa manusia melayang. Juga anak-anak keturunan!Kesulitan yang bagaimanakah yang tidak akan kita pikul demianak-anak buah hati kita! Kepahitan yang bagaimana pula yangtakkan terasa manis kalau memang untuk kesenangan mereka,untuk menjamin kemakmuran hidup dan kemuliaan mereka! Segalakesulitan untuk mencapai kebahagiaan mereka itu jadi mudah.Bahkan, demi harta dan anak-anak keturunannya itu, ada orangyang menganggap segala yang mustahil itu tiada berarti. Adayang sampai berlebih-lebihan sekali dalam hal ini sehinggauntuk itu ia mengorbankan segala kesenangannya, bahkanhidupnya. Memang demikianlah, harta dan anak-anak keturunan itu memanghiasan (bentuk luar) kehidupan dunia. Tetapi disamping intikehidupan yang sebenarnya bentuk luar itu bukan apa-apa. Orangyang mengorbankan inti demi hiasan lahir, sama dengan orangyang berpikir sempit dan bodoh saja: sama dengan perempuanyang tidak memandang penting kesehatannya sendiri asal diatampak cantik untuk sementara waktu; sama dengan pemuda yangsudah lupa daratan, yang mau mengorbankan pikiran dan hargadirinya ditengah-tengah ejekan kawan-kawannya bila ia mengirabahwa dirinya adalah pemimpin mereka sebab dia sudahmenghambur-hamburkan harta untuk mereka itu; atau sama sepertimereka, orang-orang yang begitu bodoh, yang tertipu olehkenyataan dibalik kebenaran, oleh hari ini dibalik hari esok.

Mereka yang mengejar harta dan anak-anak keturunan sebagaihiasan kehidupan dunia dan melupakan yang lain, mereka initidak kurang pula bodohnya. Harta dan anak-anak keturunansuatu hiasan. Sedang inti kehidupan ialah segala pekerjaan danperbuatan baik yang kekal. Dan untuk perbuatan-perbuatan baikinilah orang harus mencurahkan tenaga dan perjuangannya lebihdari pada untuk hiasan (bentuk luar) kehidupan dunia, hartadan anak-anak keturunannya. Kita sudah melihat betapa luhurnya tujuan yang digambarkanayat Qur'an Suci ini. Kalau kita sudah mencurahkan segalatenaga dan darah kita demi hiasan kehidupan dunia ini, makakita juga harus mencurahkan jiwa dan hati kita untuk intidaripada kehidupan itu, bentuk harus tunduk kepada inti. Olehkarena itu segala hidup kita, harta kita dan anak-anakketurunan kita harus ditujukan kepada tujuan ini, kepada intidaripada perbuatan-perbuatan baik yang kekal itu yang lebihbesar pahalanya dalam pandangan Tuhan serta harapan yang lebihbaik pula. Mengenai logika yang begitu sehat dan jelas ini bagaimanadalam pemikiran Muslimin dapat berubah menjadi bermacam-macamkepercayaan yang sama sekali tidak sesuai? Pada pembahasanyang pertama buku ini sepintas lalu ada juga kita singgungtatkala kita sebutkan tentang keadaan yang sudah berubah padaumat Islam itu. Karena adanya penaklukan-penaklukan yang pernah menguasaiimperium Islam secara berturut-turut sejak berakhirnya zamandinasti Abbasiah - seperti yang sudah kita singgung sepintaslalu dalam pengantar cetakan kedua - cara musyawarah yangberlaku pada permulaan sejarah Islam telah berubah menjadikerajaan yang sewenang-wenang pada zaman dinasti Umayyah, lalumenjadi hak suci pada masa Abbasiah kedua. Baiklah sekarang kita ikuti keterangan almarhum SyaikhMuhammad Abduh dengan agak terperinci dalam Al-Islamwan-Nashrania sebagai berikut: "Islam pada mulanya agama yang dianut orang Arab. Kemudiansetelah berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang tadinyabercorak Yunani ilmu itu pun lalu bercorak Arab pula. Kemudianada seorang khalifah yang salah dalam menjalankan politik.

Keluasan Islam digunakannya untuk apa yang dikiranya akanmembawa keuntungan untuk kepentingannya - dikiranya bahwatentara yang terdiri dari orang-orang Arab itu mungkin sajaakan jadi pendukung seorang khalifah golongan Ali, sebabgolongan ini dekat sekali pertaliannya dengan keluarga Nabis.a.w. Oleh karena itu ia mau mempergunakan tentara dari luar,yang terdiri dari orang-orang Turki, Dailam dan lain-lain yangdikiranya pula bahwa dengan kekuasaannya itu mereka ini akandapat diperhamba, dapat dipergunakan untuk kepentingannya.Suasana tidak akan membantu adanya pihak yang akan memberontakkepadanya atau menuntut kedudukannya sebagai penguasa,meskipun keluasan hukum Islam akan membenarkan ia melakukanitu. Sejak itulah Islam jadi bercorak asing. "Ada seorang khalifah Banu Abbas - yang karena mengingatkepentingannya sendiri serta anak cucunya - ia ingin sebagianbesar tentaranya itu diangkat dari orang-orang asing, demikianjuga pembesar-pembesarnya. Suatu tindakan yang buruk sekali,baik terhadap bangsanya atau pun terhadap agama. Tetapi tidaklama kemudian pembesar-pembesar militer ini pun telah puladapat mengalahkan para khalifah itu. Dengan kekuasaan yang adaitu mereka telah dapat bertindak sewenang-wenang. Sekarangkekuasaan negara berada ditangan mereka, dengan tiadapersiapan pikiran seperti yang diajarkan Islam dan dengan hatiyang sudah diisi oleh pendidikan agama. Bahkan sebaliknya,mereka datang menerima Islam dalam keadaan biadab dan bodoh,dengan membawa segala macam kekejaman. Tubuh mereka mengenakanpakaian Islam, tapi ajarannya belum sampai menembusi hatimereka. Masih banyak diantara mereka itu yang membawa berhalauntuk disembah dengan diam-diam. Kalau pun ada yangmenjalankan salat bersama-sama, itu hanya untuk memperkuatkekuasaannya. "Kemudian datang lagi yang lain melanda Islam, seperti bangsaTatar dan yang lain misalnya, malah persoalan agama jugadibawah kekuasaannya. Buat mereka musuh yang paling besarialah ilmu pengetahuan. Orang pun sudah mengenal siapa mereka,sudah mengetahui sejarah mereka yang buruk itu. Mereka sangatmemusuhi ilmu, juga memusuhi yang menjadi pelindung ilmu,yakni Islam. Segala yang berhubungan dengan ilmu pengetahuantidak pernah mendapat perhatian mereka, bantuan untuk itu pundihentikan. Tidak sedikit dari kaki tangan mereka itu yangturut menyusup kedalam jiwa orang yang masih awam dalamagamanya. Mereka menempatkan diri ke tengah-tengah orang yangmasih hijau dalam agama itu, sebagai orang yang taat danpelindung agama. Mereka menganggap agama masih belum sempurna,perlu disempurnakan, atau sedang sakit, perlu diobati, ataujuga sedang miring, perlu ditopang, sudah hampir roboh, jadiperlu dibangun kembali. "Dengan mengingat masa lampau mereka yang masih dalamkemegahan paganisma, adat-istiadat golongan-golongan Nasraniyang terdapat di sekitarnya, mereka pun hendak menerapkansemua itu ke dalam Islam - suatu hal yang diluar tanggungjawabIslam. Tetapi dalam meyakinkan orang-orang awam bahwa yangdemikian ini demi kebesaran syiar agama, mereka berhasil.Rakyat jelata memang alat penguasa dan senjata kaum tiran.Mereka telah menciptakan bermacam-macam pesta danupacara-upacara keagamaan. Merekalah yang membuat peraturankepada kita tentang adanya pemujaan kepada para wali, kepadaulama dan yang sebangsanya. Mereka telah memecah belah umatIslam, dan menjerumuskan orang kedalam kesesatan. Mereka jugayang menentukan, bahwa kita yang datang kemudian harusmengikuti apa yang dikatakan oleh orang dahulu. Hal ini olehmereka telah dijadikannya pula suatu akidah, yang membuatorang jadi berhenti berpikir, membuat pikiran jadi beku. "Lalu kaki tangan mereka menyebarkan cerita-cerita,berita-berita dan bermacam-macam pandangan ke seluruh pelosokkawasan Islam - yang akan membuat orang awam jadi puas danyakin - bahwa mereka tidak berhak mencampuri soal-soal umum.

Segala yang berhubungan dengan soal-soal masyarakat dan negaraadalah menjadi wewenang para penguasa. Barangsiapa maumencampuri soal semacam ini di luar mereka, berarti iamemasuki persoalan yang bukan bidangnya. Apabila sampai timbulkerusakan-kerusakan dan suasana yang tidak menyenangkan, semuaitu bukan karena perbuatan para penguasa, melainkan suatukenyataan seperti yang disebutkan dalam hadis-hadis sebagaiciri-ciri akhir zaman. Orang tidak perlu menghindarkan diribaik untuk masa sekarang mau pun untuk masa yang akan datang.Maka lebih aman apabila hal ini kita serahkan saja kepadaTuhan. Kewajiban seorang Muslim hanyalah mengurus dirisendiri. "Dalam hal ini mereka menemukan pula beberapa hadis yangsecara harfiah membantu sekali maksud mereka. Demikian jugaadanya hadis-hadis palsu dan lemah dapat memperkuat tujuanmereka menyebarkan pelbagai ilusi semacam itu. Barisan yangmenyesatkan semacam itu sudah tersebar luas di kalanganMuslimin sendiri, dengan mendapat bantuan di mana-mana daripembesar-pembesar yang memang berbahaya itu. Kepercayaantentang takdir mereka pergunakan sebagai alat pemadamsemangat, sebagai belenggu yang akan dipasang di tangan orangyang mau berusaha. Faktor yang paling kuat mendorong hatiorang menerima dongengan-dongengan semacam ini ialah tingkatpengetahuan yang masih bersahaja, kesadaran beragama yanglemah dan mudah terbawa nafsu. Ketiga faktor ini bila bertemuberarti suatu kehancuran. Kebenaran sudah tertimbun olehkepalsuan yang begitu tebal. Kepercayaan-kepercayaan yangbertentangan dengan ajaran pokok agama, dan mengaburkannyasekaligus - seperti kata orang - sudah sangat melekat ke dalamhati. "Politik demikian ini adalah politik tirani dan egoistissifatnya. Politik inilah yang menyebarkan hal-hal yang bukandan agama dimasukkan kedalam agama. Politik inilah yang telahmerampas harapan dari si Muslim yang tadinya hendak menembusilapisan langit; terpaku ia dalam hidup putus asa, hidup denganmakhluk-makhluk hewan yang membisu ... Sebagian besar yangkita saksikan sekarang, yang dinamakan Islam, sebenarnya bukanIslam. Hanya bentuknya saja yang masih dipelihara sebagaiamalan-amalan Islam - sembahyang, puasa, naik haji, ditambahsedikit hafalan kata-kata-yang artinya sudah dibelokkan pula.Ajaran-ajaran bid'ah dan dongengan-dongengan yang dimasukkankedalam agama dan dianggap sebagai agama, telah membuat orangjadi beku dalam berpikir, seperti sudah saya sebutkan tadi. Semoga Tuhan menjauhkan semua kita dari mereka dan darikebohongan yang mereka buat-buat atas nama Tuhan dan agamaitu! Segala cacat yang sekarang dialamatkan kepada kaumMuslimin sebenarnya bukan dari Islam, tetapi sesuatu yang lainyang mereka namakan Islam."7

Keadaan yang digambarkan oleh Syaikh Muhammad Abduh ini memangmerupakan beberapa pendirian yang bertentangan sekali, yangoleh mereka disiar-siarkan dan disebarkan begitu luas denganmengatakan bahwa itu ajaran Islam, itu perintah Tuhan danRasul. Dan pelbagai macam pendirian inilah lahirnya mazhabjabariah, yang oleh mereka yang datang kemudian telahdigambarkan begitu rupa, berlainan sekali dengan apa yang adadalam Qur'an. Lukisan Qur'an mengenai hal ini sudah kita lihatdi atas. Sebaliknya yang datang kemudian, mereka hanyamenyuruh orang duduk-duduk dan menyerah saja. denganmengatakan bahwa lapangan hidup ini bukan harus dilakukandengan usaha dan rencana, tetapi memang sudah tergantungkepada rejeki dan takdir juga, bukan kepada jasa pekerjaanseseorang. Ini adalah jabariah yang salah sama sekali, yangtelah memberi peluang kepada beberapa orang di Barat untukmenuduh Islam dengan tidak pada tempatnya. Berdasarkanpendirian inilah timbul mazhab merendamkan arti materi dantidak mau campur tangan dalam persoalan semacam ini. Iniadalah mazhab kaum Stoa8 di Yunani, juga pada suatu ketikapernah tersebar di kalangan segolongan kaum Muslimin,kendatipun ini memang bertentangan dengan firman Tuhan: "Dan jangan kau lupakan nasibmu dalam kehidupan dunia ini."(Qur'an 28 - 77)

Sungguhpun demikian aliran ini mempunyai literatur yang cukupluas pada masa Banu Abbas dan sesudahnya. Yang dikehendakioleh Qur'an ialah jalan tengah. Ia tidak membenarkan oranghidup serba menahan diri, juga tidak membenarkan ibahiyah atauhidup serba boleh seperti diduga oleh Irving, bahwa cara hidupdemikian itu telah menghanyutkan kaum Muslimin kedalamkemewahan dan melupakan perjuangannya, serta menjerumuskanumat Islam ke dalam keadaan mereka seperti sekarang ini. Penulis Amerika ini mengatakan, bahwa ajaran Kristenmengajarkan kesucian dan kasih sayang sebaliknya daripadalslam, seperti yang dituduhkannya. Bukan maksud saya akanmembanding-bandingkan Islam dengan Kristen dalam hal ini,sebab keduanya memang sejalan, dan tidak berbeda. Biasanyamembanding-bandingkan demikian itu hanya akan berakhir padaperdebatan dan pertentangan yang tidak akan menguntungkanKristen ataupun Islam. Akan tetapi apa yang saya perhatikan -dan inilah yang ingin saya tekankan - ialah bahwa antarasejarah hidup Isa 'a.s. dengan ajaran Stoaisma dan hidupmenahan diri secara berlebih-lebihan yang dihubungkan kepadaajaran Kristen, terdapat perbedaan yang jelas sekali. Almasihbukan seorang penganut ajaran stoa. Bahkan mujizatnya yangmula-mula dan utama, ialah ketika ia mengubah air tawarmenjadi minuman anggur dalam pesta perkawinan di Kana,Galilea, yang juga dia diundang, dan dia ingin jangan orangkekurangan minuman keras itu setelah habis dari persediaan.

Juga dia tidak menolak undangan kaum Parisi9 yang mengadakanpesta makan yang mewah dan dia tidak keberatan orang mengecapkenikmatan yang diberikan Tuhan. Sedang sejarah hidup Muhammad dalam hal ini lebih menekankanpada keseimbangan jalan tengah. Memang benar bahwa Isamenganjurkan orang-orang kaya bermurah hati kepada fakirmiskin dan mencintai mereka. Tetapi sepanjang yang pernahdikenal umat manusia dalam hal ini, Qur'an lebih-lebih lagimenekankan. Pembaca tentu sudah melihat sendiri ketika kitabicara tentang zakat dan sedekah, sehingga tidak perlu lagikiranya diulang. Dan cukup kalau terhadap Irving dan yangsemacamnya itu kita jawab, bahwa Qur'an mengajarkan jalantengah dalam segala hal. Tinggal lagi kata-kata terakhir yang diuraikan Irving itu,yaitu kata-kata yang oleh pihak Barat dimaksudkan untukmencemarkan kita tapi sebenarnya itu merupakan kecemaran Baratsendiri, merupakan arang di kening dan aib di wajahkebudayaannya sendiri. Irving berkata: "Adanya bulan sabit inisampai sekarang di Eropa - yang pada suatu waktu pernahmencapai kekuatan yang luarbiasa - hanyalah karena perbuatannegara-negara Kristen yang besar-besar; atau lebih tepat lagi:karena persaingan mereka sendiri. Bertahannya bulan sabit itubarangkali untuk menjadi bukti yang baru, bahwa: "barangsiapamenggunakan pedang akan binasa oleh pedang." "Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang." Inisebuah ayat dalam Injil (Perjanjian Baru) yang oleh Irvingdialamatkan kepada Islam, atas nama Kristen. Sungguh aneh!Barangkali Irving masih dapat dimaafkan mengingat apa yangdikatakannya itu sudah seabad yang lalu. Pada waktu itupenjajahan Barat, menurut istilah kita - atau penjajahanKristen menurut istilahnya - keserakahan dan penggunaanpedangnya belum separah seperti sekarang. Tetapi MarshalAllenby, yang dalam tahun 1918 menaklukkan Yerusalem atas namaSekutu, ia berkata seperti kata-kata itu juga sambil berteriakdi Kuil Sulaiman: "Sekarang Perang Salib sudah selesai!" Atau seperti dikatakan oleh Dr. Peterson Smith dalam sebuahbukunya tentang kehidupan Almasih, bahwa "Penaklukan Yerusalemitu adalah merupakan Perang Salib kedelapan yang dilancarkanpihak Kristen untuk mencapai maksudnya." Bisa jadi benar jugabahwa penaklukan itu berhasil bukan atas usaha pihak Kristen,tapi atas usaha orang-orang Yahudi yang telah mempergunakanmereka untuk menjadikan impian Israel dahulu kala suatukenyataan, lalu menjadikan Tanah yang dijanjikan itu sebagaidaerah nasional bangsa Yahudi. "Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang."Kalau kata-kata Injil ini dapat diterapkan kepada sesuatugolongan maka golongan yang paling tepat menerimanya dewasaini ialah Eropa yang menganut Kristen itulah. Islam tidakpernah mempergunakan pedang dan oleh karenanya tidak akanbinasa oleh pedang. Sebaliknya Eropa yang menganut Kristen,pada zaman belakangan ini telah menggunakan pedang untukmengejar kebebasan hidup yang berlebih-lebihan dan kemewahanyang oleh Irving dipalsukan alamatnya, kepada Islam danMuslimin. Dewasa ini Eropa yang menganut Kristen itu telahmengambil alih peranan yang dulu dipegang oleh Mongolia danTatar, tatkala mereka yang secara lahir menggunakan baju Islammenaklukkan beberapa kerajaan tanpa membawa ajaran-ajaranIslam. Merekapun mengalami kehancuran bersama-sama kaumMuslimin. Inilah keruntuhan yang telah menimpa bangsa-bangsaIslam. Tetapi Eropa yang menganut Kristen dewasa ini tidaklebih baik dari bangsa-bangsa Tatar dan Mongolia itu. Begitumenaklukkan bangsa-bangsa Islam, segera pula mereka sendirimenganut Islam, melihat kebesaran dan kesederhanaan yang adadalam ajaran Islam. Sebaliknya Eropa, ia menyerang bukan maumenyiarkan sesuatu kepercayaan atau kebudayaan, tapi maumenjajah, mau menjadikan agama Kristen sebagai alatpenjajahan. Oleh karena itu propaganda misi Kristen Eropa tidak pernahberhasil, sebab tujuannya memang sudah tidak ikhlas. Terutamadi kalangan bangsa-bangsa beragama Islam propaganda ini tidakpernah berhasil dan tidak akan berhasil. Kebesaran dankesederhanaan Islam, demikian juga ajarannya yang memberitempat kepada pikiran logis dan ilmu, tidak memberi harapankepada propaganda agama apa pun untuk berhasil mempengaruhipemeluk-pemeluk Islam "Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang." Inibenar. Meskipun ini memang sesuai dengan keadaan Muslimin yangdatang kemudian, yang berperang hendak menaklukkan beberapakerajaan dan untuk menjajahnya, bukan untuk membela diri danmembela keyakinannya, tapi buat masa sekarang hal ini lebihsesuai lagi dengan Barat yang berperang dan menaklukkan untukmerendahkan dan menjajah bangsa-bangsa lain. Kaum Muslimin yang mula-mula pada zaman Nabi dan parapenggantinya dan yang datang sesudah itu, mereka berperangbukan untuk menaklukkan atau menjajah, melainkan untukmempertahankan keyakinan mereka tatkala mereka diancam olehQuraisy dan oleh orang-orang Arab, kemudian diancam pula olehRumawi dan oleh Persia. Dalam peperangan ini mereka tidakmemaksa orang harus menganut Islam, karena memang tak adapaksaan dalam agama. Juga dengan peperangan itu mereka tidakbermaksud hendak menjajah bangsa lain. Beberapa kerajaan danamirat oleh Nabi dibiarkan dalam kerajaan dan amiratnyamasing-masing Tujuannya hanyalah supaya ada kebebasanmempropagandakan agama. Oleh karena akidah Islam memang begitukuat dan jelas mempertahankan kebenaran yang diajarkannya,jelas sekali bahwa tidak ada keistimewaan orang Arab terhadapbangsa lain yang non-Arab, kecuali dengan takwa, dan bahwakekuasaan tertinggi itu hanya ada pada Allah, maka cepatsekalilah ajaran ini tersebar ke segenap penjuru bumi, sepertihalnya dengan setiap kebenaran yang sungguh-sungguh jujur akancepat pula tersebar. Akan tetapi setelah kemudian ada pihak-pihak yang masuk Islamdan mereka ini terjun kedalam kancah peperangan danmenaklukkan dengan menggunakan pedang, mereka pun kemudiandihancurkan oleh pedang pula. Tetapi Islam tidak sekali-kalimempergunakan pedang dan tidak akan binasa oleh pedang. Islamtidak pernah mempergunakan pedang. Malah ia dapat memikatpikiran dan hati nurani manusia hanya dengan kekuatan yang adadi dalam Islam itu sendiri. Itu juga sebabnya, meskipun bangsa-bangsa yang menganut Islamsecara silih berganti ditaklukkan, dikuasai dan dijaJah olehbangsa-bangsa lain, namun keislaman mereka tak pernah goyah,keimanan mereka tak pernah berubah. Sampai saat ini Eropamasih tetap menguasai bangsa-bangsa beragama Islam. Tetapimereka takkan mampu mengubah iman bangsa itu kepada Tuhan.

Sebaliknya, mereka yang dewasa ini mempergunakan pedang danmenaklukkan umat Islam, maka nasib merekapun - supaya cocokdengan kata-kata dalam Injil itu binasa oleh pedang sebagaibalasan yang sesuai pula. Para penguasa dan raja-raja itu oleh Nabi telah dikembalikankepada kekuasaan mereka masing-masing. Negeri Arab yang padaakhir zaman Nabi itu merupakan suatu kesatuan beberapa bangsaArab yang beragama Islam, tak ada sebuah negara pun yang dalamstatus jajahan tunduk kepada Mekah atau Medinah. Dengan imanmereka yang begitu teguh semua golongan Arab pada waktu itumerasa sama rata di hadapan Allah. Mereka semua sejalanseiring dalam menghadap pihak yang hendak melanda mereka atauhendak membujuk mereka dari agamanya. Sampai pada waktusesudah itu, pada waktu Pax Islamica atau liga kesatuanbangsa-bangsa Islam mulai goyah, pusat kediaman khalifah tetapmenjadi pusat liga itu. Kekuasaan Khalifah tidak pernahmendakwakan sebagai pemegang monopoli masalah-masalah rohaniatau monopoli dalam kebudayaan. Bahkan semua bangsa yangmenganut Islam tidak mengenal adanya suatu kekuasaan rohanidiluar kekuasaan Tuhan. Semua pusat kawasan Islam waktu ituadalah juga pusat pengembangan seni, ilmu dan teknologi. Yangdemikian ini berjalan terus, sampai datang waktunya keadaankaum Muslimin terpisah dari Islam. Ajaran Islam yang begitugemilang sudah tidak mereka kenal lagi, persaudaraan dikalangan sesama mukmin sudah mereka lupakan, seseorang tidaksempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sepertimencintai diri sendiri sudah mereka lupakan pula. Yang mulaiberlaku kemudian ialah mementingkan diri sendiri, yang mulaimemegang peranan kemudian ialah politik destruktif. Makapedang itulah yang dijadikan juru selamat. Terjadilah merekayang mempergunakan pedang akan binasa oleh pedang. Berhubung dengan itu, sejak abad ke-15 Kristen Eropa mulaibangkit dengan jiwa baru, yang barangkali akan ada jugagunanya buat dunia kalau tidak segera mengalami kehancuranyang sudah menjadi suatu keharusan sebagai akibatpecah-belahnya ajaran Kristen menjadi sekte-sekte. Dalam padaitu, bersamaan dengan masa kebangkitan itu pula bangsa-bangsaIslam yang sudah melupakan Islam itu pun mulai pula dihadapkanpada kekerasan pedang dan akan tetap dihadapkan pada pedang.

Dan pedang itu jugalah yang dijadikan juru selamat dalamberhadapan dengan bangsa-bangsa Islam. Dalam hal ini apabilapedang yang berbicara, maka segala pikiran, ilmu pengetahuan,segala kebaikan, cinta kasih, iman bahkan kemanusiaan, sudahtak ada gunanya lagi. Dikuasainya dunia dewasa ini oleh pedang, ialah karena adanyakrisis rohani dan psikologi yang telah melandanya dan sampaimanusia menderita karenanya. Beberapa negara besar yang telahmenguasai dunia dengan pedang selama Perang Dunia Pertama -yakni duapuluh tahun yang lalu - mereka sudah yakin sekaliakan kenyataan ini, dan lalu bermaksud hendak mengadakanperdamaian di dunia. Maka untuk mencapai tujuan inidibangunlah Liga Bangsa-bangsa dan tugas liga ini ialahseperti dalam firman Tuhan: "Dan apabila ada dua golongan orang-orang beriman berkelahi,maka damaikanlah keduanya itu. Tetapi jika salah satu darikeduanya membangkang terhadap yang lain, maka lawanlah yangmembangkang itu sampai ia kembali kepada perintah Allah. Bilamereka kembali, damaikanlah keduanya itu dengan cara yangadil. Hendaklah berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang berimanitu bersaudara. Demikianlah kedua golongan saudara kamu itu.Berbaktilah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat."(Qur'an, 49: 9-10)

Akan tetapi jiwa perdamaian itu belum lagi merata ke seluruhdunia, karena dasar kebudayaan yang kini berkuasa ialahkebudayaan imperialisma, imperialisma yang didasarkan kepadanasionalisma dengan segala pertentangannya, dengan segala dayaupayanya, setiap negara yang kuat hendak mengisapnegara-negara kecil lainnya, maka sudah menjadi hak setiapbangsa yang masih dijajah, bahkan harus menjadi kewajibanpertama, berusaha menghancurkan belenggu si penjajah itu,sebab penjajahan itulah bibit segala pemberontakan danpeperangan. Selama masih ada penjajahan, perdamaian takmungkin terwujud, peperangan takkan berkesudahan, kecualidalam bentuk formalitas saja. Setiap bangsa, satu sama lainakan tetap memandang dengan saling curiga-mencurigai, denganhati-hati dan menunggu-nunggu kesempatan hendak mengadakanpembunuhan gelap. Dimana mungkin ada perdamaian kalau jiwasemacam ini masih tetap berakar! Perdamaian itu baru ada,apabila orang dari pelbagai bangsa dapat mengubah diri. Merekaharus benar-benar percaya akan arti perdamaian, memegang teguhsegala ajaran yang didasarkan pada perdamaian dan denganikhlas pula bersepakat menghadapi setiap usaha yang hendakmengeruhkannya. Hal ini baru akan terjadi apabila imperialisma itu sudah tidaklagi menjadi dasar kebudayaan dunia, apabila semua orang disegenap pelosok bumi ini sudah menyadari kewajibannya yangpokok, yaitu yang kuat membantu yang lemah, yang besarmengasihi yang kecil, yang pandai mau mendidik yang belumpandai, dengan menyebarkan sinar panji ilmu pengetahuan kesegenap penjuru bumi, dengan hasrat hendak memberi kebahagiaankepada umat manusia, bukan hendak mempergunakannya sebagaialat memeras bangsa-bangsa lain atas nama ilmu pengetahuan,atas nama perkembangan teknologi. Apabila dunia semua sudah memegang prinsip ini, apabila orangsemua sudah merasa, bahwa dunia semua tanah airnya, dan bahwamereka semua bersaudara, satu sama lain saling mencintaiseperti mencintai diri sendiri - ketika itu akan ada toleransiantara sesama manusia, akan ada keakraban; ketika itu merekaakan berdialog dengan bahasa yang tidak lagi seperti sekarang.Mereka akan saling percaya-mempercayai, sekalipunmasing-masing berjauhan tempat. Mereka semua akan bekerjauntuk kebaikan demi Allah. Ketika itulah segala permusuhan dankebencian akan terhapus. Dengan rahmat Tuhan kepada umatmanusia, dan kerelaan manusia kepada Tuhan, hanya kebenaranyang akan ada, hanya perdamaian yang akan merata. "Orang-orang yang beriman dan pengikut-pengikut Yahudi,Nasrani dan orang-orang Shabi'un yang percaya kepada Allah danHari Kemudian serta mengerjakan perbuatan yang baik, merekaakan mendapat ganjaran dari Tuhan. Mereka tidak perlu takut,tidak usah bersedih hati." (Qur'an, 2: 62)

Adakah dalam hal ini toleransi yang lebih luas dari ini! Orangyang beriman kepada Allah, kepada Hari Kemudian lalu berbuatkebaikan, mereka akan mendapat ganjaran dari Tuhan. Padadasarnya tiada perbedaan antara orang-orang yang beriman itudengan mereka yang belum mendapat ajakan Islam, baik Yahudi,Nasrani atau Shabi'un10 (atau Sabian) yang belum dipalsukanitu. Tuhan berfirman: "Dan ada sebagian Ahli Kitab itu yang beriman kepada Allah dankepada apa yang sudah diturunkan kepada kamu dan yangditurunkan kepada mereka. Mereka sangat berendah hati kepadaTuhan, tidak menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah.Mereka itulah yang akan mendapat ganjaran dari Tuhan, sebabAllah sangat cepat memperhitungkan." (Qur'an, 3: 199)

Mana pula semua itu bila dibandingkan dengan kebudayaan Baratyang kini menguasai dunia dengan segala chauvinisma danfanatisma agamanya serta segala peperangan dan kehancuran yangtimbul sebagai akibat fanatisma itu! Inilah semangat jiwa yang begitu tinggi memberikan toleransi,semangat yang harus merata menguasai dunia bila memangdikehendaki supaya perdamaian itu bertakhta di dunia demikebahagiaan umat manusia. Semangat inilah yang telah membuatsetiap studi tentang sejarah hidup orang yang telah menerimawahyu Allah dengan firman ini, menjadi suatu studi ilmiah yangbenar-benar bersih demi ilmu semata. Masalah-masalah psikologidan spirituil yang hendak mengantarkan manusia ke jalankebudayaan baru yang selama ini dicarinya, seharusnya sudahdapat diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Dengan mendalamistudi demikian ini akan banyak sekali hal-hal yang akan dapatdiungkapkan, yang sejak sekian lama orang menduga tidakmungkin akan dapat dianalisa secara ilmiah. Ternyatapembahasan-pembahasan ilmu jiwa kemudian dapat menerangkandengan jelas sekali, terutama bagi mereka yang memang maumemahaminya. Seperti sudah kita lihat, keluhuran hidup Muhammad adalahhidup manusia yang sudah begitu tinggi sejauh yang pernahdicapai oleh umat manusia. Hidup yang penuh dengan teladanyang luhur dan indah bagi setiap insan yang sudah mendapatbimbingan hati nurani, yang hendak berusaha mencapai kodratmanusia yang lebih sempurna dengan jalan iman dan perbuatanyang baik. Dimana pulakah ada suatu keagungan dan keluhurandalam hidup seperti yang terdapat dalam diri Muhammad ini,yang dalam hidup sebelum kerasulannya sudah menjadi suriteladan pula sebagai lambang kejujuran, lambang harga diri dantempat kepercayaan orang. Demikian juga sesudah masakerasulannya, hidupnya penuh pengorbanan, untuk Allah, untukkebenaran, dan untuk itu pula Allah telah mengutusnya. Suatupengorbanan yang sudah berkali-kali menghadapkan nyawanyakepada maut. Tetapi, bujukan masyarakatnya sendiri pun - yangdalam gengsi dan keturunan ia sederajat dengan mereka - yangbaik dengan harta, kedudukan atau dengan godaan-godaan lain-mereka tidak dapat merintanginya. Kehidupan insani yang begitu luhur dan cemerlang itu belum adadalam kehidupan manusia lain yang pernah mencapainya,keluhuran yang sudah meliputi segala segi kehidupan. Apalagiyang kita lihat suatu kehidupan manusia yang sudah bersatudengan kehidupan alam semesta sejak dunia ini berkembangsampai akhir zaman, berhubungan dengan Pencipta alam dengansegala karunia dan pengampunanNya. Kalau tidak karena adanyakesungguhan dan kejujuran Muhammad menyampaikan risalah Tuhan,niscaya kehidupan yang kita lihat ini lambat laun akanmenghilangkan apa yang telah diajarkannya itu. Tetapi, seribu tigaratus limapuluh tahun ini sudah lampau,namun amanat Tuhan yang disampaikan Muhammad, masih tetapmenjadi saksi kebenaran dan bimbingan hidup. Untuk itu cukupsatu saja kiranya kita kemukakan sebagai contoh, yaitu apayang diwahyukan Allah kepada Muhammad, bahwa dia adalahpenutup para nabi dan para rasul. Empat belas abad sudah lalu,tiada seorang juga sementara itu yang mendakwakan diri bahwadia seorang nabi atau rasul Tuhan lalu orang mempercayainya.

Sementara dalam abad-abad itu memang sudah lahir tokoh-tokohdi dunia yang sudah mencapai kebesaran begitu tinggi dalampelbagai bidang kehidupan, namun anugerah sebagai kenabian dankerasulan tidak sampai kepada mereka. Sebelum Muhammad memangsudah ada para nabi dan rasul yang datang silih berganti.Mereka semua sudah memberi peringatan kepada masyarakatnyamasing-masing bahwa mereka itu sesat, dan diajaknya merekakepada agama yang benar. Namun tiada seorang diantara merekaitu yang menyebutkan, bahwa dia diutus kepada seluruh umatmanusia, atau bahwa dia adalah penutup para nabi dan pararasul. Sebaliknya Muhammad, ia mengatakan itu, dan sejarah punsepanjang abad membenarkan kata-katanya. Dan itu bukan suatucerita yang dibuat-buat, tetapi memang hendak memperkuat apayang sudah ada, serta menjelaskan sesuatunya, sebagai petunjukdan rahmat bagi mereka yang beriman. Tujuan pokok yang saya harapkan ialah, semoga apa yang sayamaksudkan dengan pembahasan ini sudah akan memadai jugahendaknya, dan semoga dengan ini saya sudah merambah jalan kearah adanya pembahasan-pembahasan yang lebih dalam danmenyeluruh dalam bidangnya. Saya sudah berusaha kearah itusekuat kemampuan saya, dan Tuhan juga kiranya yang akanmemberi keringanan kepada saya. "Tuhan tidak akan memaksa seseorang di luar kesanggupannya.

Segala usaha baik yang dikerjakannya adalah untuk dirinya, danyang sebaliknya pun untuk dirinya pula. 'Ya Allah, jangan kamidianggap bersalah, bila kami lupa atau keliru. Ya Allah,janganlah Kaupikulkan kepada kami beban seperti yang pernahKaupikulkan kepada mereka yang sebelum kami. Ya Allah, janganhendaknya Kaupikulkan kepada kami beban yang kiranya takkansanggup kami pikul. Beri maaflah kami, ampunilah kami danberilah kami rahmat. Engkau jugalah Pelindung kami terhadapmereka yang tiada beriman itu." (Qur'an, 2: 286)

Catatan kaki:
1 Paham jabariyah ini mengatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan perbuatannya, sehingga manusia tak dapat berbuat lain daripada yang sudah ditakdirkan Tuhan (lihat catatan di bawah). Paham ini sering disamakan dengan 'fatalisma' dan 'predestination.' Sebaliknya dari paham ini ialah qadariyah yang berpendapat bahwa Tuhan hanya menciptakan manusia tapi tidak menciptakan perbuatannya. Kedua aliran paham ini timbul sekitar abad ke-8 M. Menurut Qur'an (2: 177) rukun iman ada lima, yang keenam, yaitu jabariyah tidak ada. Paham ini didasarkan kepada hadis, yang menurut beberapa ahli sanadnya tidak begitu kuat dan dianggap bertentangan dengan Qur'an (A).

2 Yang dimaksud dengan 'papan abadi' tentunya ialah 'al-lauh'l-mahfuz' yang secara harfiah 'papan tulis yang terjaga' dan secara awam kadang diartikan, bahwa segala perbuatan nasib manusia sudah ditakdirkan dan tertulis lebih dulu dalam 'papan' ini, sehingga manusia sudah tak dapat mengelak lagi. Padahal arti 'lauh mafhuz' yang sebenarnya ialah Qur'an (85: 21-22) yang terjaga, yang takkan pernah dapat dipalsu atau diubah oleh tangan manusia (15: 9). Juga tidak sekali-kali dalam arti materi terbuat dari batu, kayu dan sebagainya (A).

3 Ikhtiar disini berarti kemauan bebas atau free will, atau sengaja, sebaliknya daripada jabariyah atau fatalisma (A).

4 Tawakal atau tawakkal berarti mempercayakan diri kepada Allah setelah segala usaha dan daya upaya dilakukan, atau seperti kata pepatah 'habis akal barulah tawakal' (A).

5 Determinisma ilmiah, 'dunia sebagai kemauan dan pikiran' dan 'evolusi kreatif' ialah beberapa mazhab filsafat Barat. Yang pertama menurut pendapat kaum Positivist, yang kedua menurut Schopenhauer dan yang ketiga menurut Bergson. Di sini tempatnya sangat terbatas untuk dapat menguraikan semua ini.

6 Sekedar gambaran, jarak matahari dari bumi 93.000.000 mil jauhnya. Kecepatan tertinggi yang dapat dicatat oleh ilmu pengetahuan sampai sekarang ialah cahaya, yakni 186.000 mil per detik. Ada beberapa bintang yang demikian jauh sehingga cahayanya baru sampai ke bumi sesudah lebil dari 2.000.000 tahun (A).

7 Al-Islam wan-Nashrania, p. 122 - 125.

8 Stoa ialah suatu ajaran filsafat Yunani dibangun oleh Zeno (336? - 264? sebelum Masehi). Kaum Stoa percaya bahwa segala kejadian harus diterima dengan tenang dan sabar dan bebas dari segala perasaan benci dan suka, sedih dan gembira (A).

9 Kaum Parisi ialah suatu sekte agama Yahudi dahulu kala yang memisahkan diri, sangat kaku sekali mempertahankan undang-undang agama, baik yang tertulis (Taurat), lisan ataupun adat kebiasaan. Lawan sekte Saduki (A).

10 Dalam menafsirkan ayat ini At-Tabari menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang percaya kepada Rasulullah; pengikut-pengikut Yahudi ialah orang-orang (yang menganut agama) Yahudi. Mereka ini disebut Yahudi karena kata-kata mereka juga: inna hudna ilaika - 'kami kembali kepadaMu' atau 'kami bertaubat.' Orang-orang Nasrani ialah pengikut-pengikut Kristus. Dinamakan Nasrani, satu pendapat mengatakan nama itu dinisbatkan kepada Nazareth, yaitu nama desa di Palestina tempat Isa dilahirkan, yang lain berpendapat, ialah karena ucapan Isa yang mengatakan 'man anshari ila'llah' ('siapakah penolong-penolongku ke jalan Allah'), maka penolong-penolong itu diberi sebutan 'Nashara' (bentuk jamak 'Nashrani); Shabi'un (atau Sabian) menurut satu pendapat ialah mereka yang menyembah malaikat. Pendapat lain mengatakan, bahwa mereka ini percaya kepada: keesaan Tuhan, tetapi tidak mempunyai kitab suci, tak ada nabi dan tidak mengamalkan sesuatu selain percaya bahwa tak ada tuhan selain Allah. Pendapat ketiga mengatakan, bahwa kaum Shabi'un ini orang-orang tidak beragama (Lihat juga catatan bawah halaman 33).

Ibn Jarir menafsirkan ayat dalam firman Tuhan: "Orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian" ialah orang yang percaya akan hari kebangkitan sesudah mati pada hari kiamat, orang berbuat kebaikan dan taat kepada perintah Allah, mereka itulah yang akan mendapat ganjaran dari Tuhan, yakni mereka akan mendapat pahala dari Tuhan karena perbuatan-perbuatan yang baik. Sedang firman "mereka tidak perlu takut, tidak usah berduka cita," ialah bahwa mereka tidak perlu takut dalam menghadapi hari kebangkitan, juga mereka tidak usah bersedih hati akan kehidupan dunia yang ditinggalkannya dalam menghadapi pahala dan kenikmatan abadi dari Tuhan. Dalam hal ini selanjutnya Ibn Jarir mengatakan, bahwa ayat ini ditujukan kepada orang Nasrani yang telah mengajak Salman al-Farisi menganut agama mereka. Salah seorang dari mereka juga mengatakan kepada Salman bahwa kelak akan muncul nabi di negeri Arab dengan menunjukkan sekali akan tanda-tanda kenabiannya itu. Dinasehatinya bahwa kalau nanti sampai ia mengalami supaya dia pun menjadi pengikutnya. Setelah Salman masuk Islam dan hal ini disampaikannya kepada Nabi, Nabi berkata: "Salman, mereka itu penghuni neraka." Hal ini sangat berkesan sekali pada Salman. Maka turunlah ayat ini "Orang-orang yang berirnan dari pengikut-pengikut Yahudi," dan seterusnya. Ada lagi yang berpendapat bahwa Tuhan telah menghapus ayat tersebut dengan firmanNya: "Barangsiapa menerima agama selain Islam ia tidak akan diterima." Tetapi Ibn Jarir menambahkan: "Apa yang kita sebutkan menurut penafsiran yang pertama itu lebih mirip dengan keadaan wahyu menurut lahirnya saja, sebab Tuhan tidak mengkhususkan ganjaran itu atas perbuatan baik, dengan yang sebagian beriman dan yang lain tidak. Predikat dengan kata-kata 'Orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian' meliputi semua yang disebutkan dalam ayat pertama itu. Barangkali dapat juga disebutkan - untuk memperkuat pendapat Ibn Jarir mengenai ulasan ayat "Barangsiapa menerima agama selain Islam, ia tidak akan diterima," - bahwa itu ditujukan kepada orang-orang Islam yang memilih agama lain setelah mereka dilahirkan secara Islam atau sesudah beriman kepada ajaran Islam. Sebaliknya yang dilahirkan tidak sebagai Muslim, ajakan dan ajaran Islam tidak sampai kepadanya seperti apa adanya, maka halnya sama dengan mereka yang sebelum datangnya kerasulan Muhammad atau yang semasa dengan itu tapi belum mengetahui tentang ajaran itu dengan sebenarnya. [Lihat tafsir at-Tabarr (Jami'l Bayan) Jilid Satu hal. 253 - 257].

0 komentar: