Pekerjaan Besar Untuk Para Ulama, Mubaligh, dan Agamawan

Oleh : Toto Tasmara

Dunia bertambah global dengan segala implikasinya yang merupakan sebuah realitas. Dan pertanyaan serta tantangan masyarakat Dajal tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Karena ideologi ini sudah dapat kita saksikan beberapa fragmentasinya di panggung kehidupan dunia Barat yang sekuler.Mereka mengembangkan dan mencoba meningkatkan propagandanya dengan pendekatan total dan multidimensional. Gerakan: kemerdekaan manusia (libertian), orang-orang kiri (leftist), pemikir bebas (freethinkers), sosialisme baru, neo-komunisme, sekularisme matrialistik, termasuk pseudo agama dalam bentuk mistik dan okultisme. Itu semua tidak dapat dihadapi hanya dengan pendekatan hitam-putih maupun halal-haram. Akan tetapi, itu membutuhkan sebuah format intelektual yang membuka wawasan serta mampu menjawab seluruh argumentasi ideologi baru ini melalui kapasitas intelektual logis --yang saat ini menjadi mode di kalangan para kawula muda.



Kaum agamawan tidak cukup hanya dengan menguraikan nilai-nilai normatif dalam menghadapi objek dakwah yang kebetulan telah bersentuhan dengan informasi global. Mereka menguji kita dengan pendekatan komparatif (perbandingan). Mempertanyakan norma-norma yang disajikan dengan deskriptif-empiris. Kita telah menyaksikan betapa gerakan dakwah sangat sedikit, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, apabila dibandingkan dengan propaganda budaya sekuler tersebut. Dakwah bagaikan deret hitung, sementara godaan kenikmatan hedonistik bagaikan deret ukur.Apakah ilusi bisa menjadi solusi, ataukah sebaliknya penawaran sebuah solusi hanyalah ilusi belaka yang akhirnya tidak memberikan apa pun kecuali kembali kepada kebiasaan-kebiasaan dan membiarkan diri "telanjang" di hadapan bidikan "kamera" kaum Dajal.

0 komentar: