Rasul (2)

Oleh : Muhammad Husain Haekal

Ia minta waktu akan berunding dengan ayahnya lebih dulu.Semalaman itu ia merasa gelisah. Tetapi besoknya ia memberitahukan kepada suami-isteri itu, bahwa ia akan mengikutimereka berdua, tidak perlu minta pendapat Abu Talib. "Tuhanmenjadikan saya tanpa saya perlu berunding dengan Abu Talib.Apa gunanya saya harus berunding dengan dia untuk menyembahAllah."



Jadi Ali adalah anak pertama yang menerima Islam. KemudianZaid b. Haritha, bekas budak Nabi. Dengan demikian Islam masihterbatas hanya dalam lingkungan keluarga Muhammad: diasendiri, isterinya, kemenakannya dan bekas budaknya. Masihjuga ia berpikir-pikir, bagaimana akan mengajak kaum Quraisyitu. Tahu benar ia, betapa kerasnya mereka itu dan betapa pulakuatnya mereka berpegang pada berhala yang disembah-sembahnenek moyang mereka itu. Pada waktu itu Abu Bakr b. Abi Quhafa dari kabilah Taim adalahteman akrab Muhammad. Ia senang sekali kepadanya, karena sudahdiketahuinya benar ia sebagai orang yang bersih, jujur dandapat dipercaya.

Oleh karena itu orang dewasa pertama yangdiajaknya menyembah Allah Yang Esa dan meninggalkanpenyembahan berhala, adalah dia. Juga dia laki-laki pertamatempat dia membukakan isi hatinya akan segala yang dilihatserta wahyu yang diterimanya. Abu Bakr tidak ragu-ragu lagimemenuhi ajakan Muhammad dan beriman pula akan ajakannya itu.Jiwa yang mana lagi yang memang mendambakan kebenaran masihakan ragu-ragu meninggalkan penyembahan berhala dan untukkemudian menyembah Allah Yang Esa! Jiwa yang mana lagi yangmasih disebut jiwa besar di samping menyembah Allah masih maumenyembah batu yang bagaimanapun bentuknya! Jiwa yang manalagi yang sudah bersih masih akan ragu-ragu membersihkanpakaian dan jiwanya, berderma kepada orang yang membutuhkandan berbuat kebaikan kepada anak piatu!

Keimanannya kepada Allah dan kepada RasulNya itu segeradiumumkan oleh Abu Bakr di kalangan teman-temannya. Ia memangseorang pria yang rupawan. "Menjadi kesayangan masyarakatnyadan amikal sekali. Dari kalangan Quraisy ia termasuk orangQuraisy yang berketurunan tinggi dan yang banyak mengetahuisegala seluk-beluk bangsa itu, yang baik dan yang jahat.Sebagai pedagang dan orang yang berakhlak baik ia cukupterkenal. Kalangan masyarakatnya sendiri yang terkemukamengenalnya dalam satu bidang saja. Mereka mengenalnya karenailmunya, karena perdagangannya dan karena pergaulannya yangbaik."

Dari kalangan masyarakatnya yang dipercayai oleh Abu Bakrdiajaknya mereka kepada Islam. Usman b. 'Affan, Abdurrahman b.'Auf, Talha b. 'Ubaidillah, Sa'd b. Abi Waqqash dan Zubairbin'l-'Awwam mengikutinya pula menganut Islam. Kemudianmenyusul pula Abu 'Ubaida bin'l-Djarrah, dan banyak lagi yanglain dari penduduk Mekah. Mereka yang sudah Islam itu laludatang kepada Nabi menyatakan Islamnya, yang selanjutnyamenerima ajaran-ajaran agama itu dari Nabi sendiri.

Mengetahui adanya permusuhan yang begitu bengis dari pihakQuraisy terhadap segala sesuatu yang melanggar paganisma, makakaum Muslimin yang mula-mula masih sembunyi-sembunyi. Apabilamereka akan melakukan salat, mereka pergi ke celah-celahgunung di Mekah. Keadaan serupa ini berjalan selama tigatahun, sementara Islam tambah meluas juga di kalangan pendudukMekah. Wahyu yang datang kepada Muhammad selama itu makinmemperkuat iman kaum Muslimin.

Yang menambah pula dakwah itu berkembang sebenarnya karenateladan yang diberikan Muhammad sangat baik sekali: ia penuhbakti dan penuh kasih-sayang, sangat rendah hati dan penuhkejantanan, tutur-katanya lemah-lembut dan selalu berlakuadil; hak setiap orang masing-masing ditunaikan. Pandangannyaterhadap orang yang Iemah, terhadap piatu, orang yang sengsaradan miskin adalah pandangan seorang bapa yang penuh kasih,lemah-lembut dan mesra. Malam haripun, dalam ia bertahajud,malam ia tidak cepat tidur, membaca wahyu yang disampaikankepadanya, renungannya selalu tentang langit dan bumi, mencaripertanda dari segenap wujud ini, permohonannya selaludihadapkan hanya kepada Allah. Dia. yang menyerapkan hidupsemesta ini ke dalam dirinya dan kedalam jantung kehidupannyasendiri, adalah suatu teladan yang membuat mereka yang sudahberiman dan menyatakan diri Islam itu, makin besar cintanyakepada Islam dan makin kukuh pula imannya. Mereka sudahberketetapan hati meninggalkan anutan nenek-moyang merekadengan menanggung segala siksaan kaum musyrik yang hatinyabelum lagi disentuh iman.

Saudagar-saudagar dan kaum bangsawan Mekah yang sudah mengenalarti kesucian, sudah menyadari arti kebenaran, pengampunan danarti rahmat, mereka beriman kepada ajaran Muhammad. Semua kaumyang lemah, semua orang yang sengsara dan semua orang yangtidak punya, beriman kepadanya. Ajaran Muhammad sudah tersebardi Mekah, orang sudah berbondong-bondong memasuki Islam, priadan wanita.

Orang banyak bicara tentang Muhammad dan tentangajaran-ajarannya. Akan tetapi penduduk Mekah yang masihberhati-hati, yang masih tertutup hatinya, pada mulanya tidakmenghiraukannya. Mereka menduga, bahwa kata-katanya tidakkanlebih dan kata-kata pendeta atau ahli-ahli pikir semacam Quss,Umayya, Waraqa dan yang lain. Orang pasti akan kembali kepadakepercayaan nenek-moyangnya; yang akhirnya akan menang ialahHubal, Lat dan 'Uzza, begitu juga Isaf dan Na'ila yang dibawaikurban. Mereka lupa bahwa iman yang murni tak dapatdikalahkan, dan bahwa kebenaran pasti akan mendapatkemenangan. Tiga tahun kemudian sesudah kerasulannya, perintah Allahdatang supaya ia mengumumkan ajaran yang masih disembunyikanitu, perintah Allah supaya disampaikan.

Ketika itu wahyudatang: "Dan berilah peringatan kepada keluarga-keluargamu yang dekat.Limpahkanlah kasih-sayang kepada orang-orang beriman yangmengikut kau. Kalaupun mereka tidak mau juga mengikuti kau,katakanlah, 'Aku lepas tangan dari segala perbuatan kamu.'"(Qur'an 26: 214-216)

"Sampaikanlah apa yang sudah diperintahkan kepadamu, dan tidakusah kauhiraukan orang-orang musyrik itu."(Qur'an 15: 94)

Muhammadpun mengundang makan keluarga-keluarga itu kerumahnya, dicobanya bicara dengan mereka dan mengajak merekakepada Allah. Tetapi Abu Talib, pamannya, lalu menyetoppembicaraan itu. Ia mengajak orang-orang pergi meninggalkantempat. Keesokan harinya sekali lagi Muhammad mengundangmereka. Selesai makan, katanya kepada mereka: "Saya tidak melihat adaseorang manusia di kalangan Arab ini dapat membawakan sesuatuke tengah-tengah mereka lebih baik dari yang saya bawakankepada kamu sekalian ini. Kubawakan kepada kamu dunia danakhirat yang terbaik. Tuhan telah menyuruh aku mengajak kamusekalian. Siapa di antara kamu ini yang mau mendukungku dalamhal ini?"

Mereka semua menolak, dan sudah bersiap-siap akanmeninggalkannya. Tetapi tiba-tiba Ali bangkit - ketika itu iamasih anak-anak, belum lagi balig. "Rasulullah, saya akan membantumu," katanya. "Saya adalahlawan siapa saja yang kautentang." Banu Hasyim tersenyum, dan ada pula yang tertawaterbahak-bahak. Mata mereka berpindah-pindah dari Abu Talibkepada anaknya. Kemudian mereka semua pergi meninggalkannyadengan ejekan. Sesudah itu Muhammad kemudian mengalihkan seruannya darikeluarga-keluarganya yang dekat kepada seluruh penduduk Mekah.Suatu hari ia naik ke Shafa2 dengan berseru: "Hai masyarakatQuraisy." Tetapi orang Quraisy itu lalu membalas: "Muhammadbicara dari atas Shafa." Mereka lalu datang berduyun-duyunsambil bertanya-tanya, "Ada apa?" "Bagaimana pendapatmu sekalian kalau kuberitahukan kamu, bahwapada permukaan bukit ini ada pasukan berkuda. Percayakahkamu?" "Ya," jawab mereka. "Engkau tidak pernah disangsikan. Belumpernah kami melihat engkau berdusta." "Aku mengingatkan kamu sekalian, sebelum menghadapi siksa yangsungguh berat," katanya, "Banu Abd'l-Muttalib, Banu Abd Manaf,Banu Zuhra, Banu Taim, Banu Makhzum dan Banu Asad Allahmemerintahkan aku memberi peringatan kepadakeluarga-keluargaku terdekat. Baik untuk kehidupan dunia atauakhirat. Tak ada sesuatu bahagian atau keuntungan yang dapatkuberikan kepada kamu, selain kamu ucapkan: Tak ada tuhanselain Allah." Atau seperti dilaporkan: Abu Lahab - seorang laki-lakiberbadan gemuk dan cepat naik darah - kemudian berdiri sambilmeneriakkan: "Celaka kau hari ini. Untuk ini kau kumpulkankami?" Muhammad tak dapat bicara. Dilihatnya pamannya itu. Tetapikemudian sesudah itu datang wahyu membawa firman Tuhan: "Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah ia. Tak adagunanya kekayaan dan usahanya itu. Api yang menjilat-jilatakan menggulungnya" (Qur'an 102:1-8)

Kemarahan Abu Lahab dan sikap permusuhan kalangan Quraisy yanglain tidak dapat merintangi tersebarnya dakwah Islam dikalangan penduduk Mekah itu. Setiap hari niscaya akan ada sajaorang yang Islam - menyerahkan diri kepada Allah. Lebih-lebihmereka yang tidak terpesona oleh pengaruh dunia perdaganganuntuk sekedar melepaskan renungan akan apa yang telahdiserukan kepada mereka. Mereka sudah melihat Muhammad yangberkecukupan, baik dari harta Khadijah atau hartanya sendiri.Tidak dipedulikannya harta itu, juga tidak akanmemperbanyaknya lagi. Ia mengajak orang hidup dalamkasih-sayang, dengan lemah-lembut, dalam kemesraan dan tasamuh(lapang dada, toleransi). Ya, bahkan dia yang menerima wahyumenyebutkan, bahwa memupuk-mupuk kekayaan adalah suatu kutukanterhadap jiwa. "Kamu telah dilalaikan oleh perlombaan saling memperbanyak.Sampai nanti kamu menuju kubur. Sekali lagi, jangan! Akan kamuketahui juga nanti. Jangan. Kalau kamu mengetahui denganmeyakinkan. Niscaya akan kamu lihat neraka. Kemudian, tentuakan kamu lihat itu dengan mata yang meyakinkan. Hari itukemudian baru kamu akan ditanyai tentang kesenangan itu."(Qur'an 111: 1-3)

Apalagi yang lebih baik daripada yang dianjurkan Muhammad itu!Bukankah ia menganjurkan kebebasan? Kebebasan mutlak yang takada batasnya. Kebebasan yang sungguh bernilai bagi setiapmanusia Arab itu, sama dengan nilai hidupnya sendiri! Ya!Bukankah orang mau melepaskan diri dari belenggu denganpengabdian yang bagaimanapun selain pengabdiannya kepadaAllah? Bukankah setiap belenggu itu harus dihancurkan? Tak adaHubal, tak ada Lat, 'Uzza. Tak ada api Majusi, matahari orangMesir, tak ada bintang penyembah bintang, tak ada hawariyin(pengikut-pengikut Isa), tak ada seorang manusiapun, ataumalaikat ataupun jin yang akan menjadi batas antara Allahdengan manusia. Di hadapan Allah, hanya di hadapanNya YangTunggal tak bersekutu, manusia akan dimintaipertanggung-jawabannya atas perbuatannya yang telah dilakukan,yang baik dan yang buruk. Hanya perbuatan manusia itu sajalahyang menjadi perantaranya. Hati kecilnya yang akan menimbangsemua perbuatan. Hanya itulah yang berkuasa atas dirinya.Dengan itulah dipertanggungkan ketika setiap jiwa mendapatbalasan sesuai dengan perbuatannya. Kebebasan mana lagi yanglebih luas daripada yang diajarkan Muhammad itu? Adakah AbuLahab dan kawan-kawannya mengajarkan yang semacam itu -sedikit sekalipun? Ataukah mereka mengajarkan supaya manusiatetap dalam perhambaan, dalam perbudakan, yang sudah ditimbunioleh kepercayaan-kepercayaan khurafat dan takhayul, yang sudahmenutupi mereka dari segala cahaya kebenaran?

Akan tetapi Abu Lahab, Abu Sufyan dan bangsawan-bangsawanQuraisy terkemuka lainnya, hartawan-hartawan yang gemarbersenang-senang, mulai merasakan, bahwa ajaran Muhammad itumerupakan bahaya besar bagi kedudukan mereka. Jadi yangmula-mula harus mereka lakukan ialah menyerangnya dengan caramendiskreditkannya, dan mendustakan segala apa yangdinamakannya kenabian itu. Langkah pertama yang mereka lakukan dalam hal ini ialahmembujuk penyair-penyair mereka: Abu Sufyan bin'l-Harith, 'Amrbin'l-'Ash dan Abdullah ibn'z-Ziba'ra, supaya mengejek danmenyerangnya. Dalam pada itu penyair-penyair Muslimin jugatampil membalas serangan mereka tanpa Muhammad sendiri yangharus melayani. Sementara itu, selain penyair-penyair itu beberapa orangtampil pula meminta kepada Muhammad beberapa mujizat yang akandapat membuktikan kerasulannya: mujizat-mujizat seperti padaMusa dan Isa. Kenapa bukit-bukit Shafa dan Marwa itu tidakdisulapnya menjadi emas, dan kitab yang dibicarakannya itudalam bentuk tertulis diturunkan dari langit? Dan kenapaJibril yang banyak dibicarakan oleh Muhammad itu tidak munculdi hadapan mereka? Kenapa dia tidak menghidupkan orang-orangyang sudah mati, menghalau bukit-bukit yang selama ini membuatMekah terkurung karenanya? Kenapa ia tidak memancarkan mataair yang lebih sedap dari air sumur Zamzam, padahal ia tahubetapa besar hajat penduduk negerinya itu akan air? Tidak hanya sampai disitu saja kaum musyrikin itu maumengejeknya dalam soal-soal mujizat, malahan ejekan merekamakin menjadi-jadi, dengan menanyakan: kenapa Tuhannya itutidak memberikan wahyu tentang harga barang-barang dagangansupaya mereka dapat mengadakan spekulasi buat hari depan? Debat mereka itu berkepanjangan. Tetapi wahyu yang datangkepada Muhammad menjawab debat mereka "Katakanlah: 'Aku tak berkuasa membawa kebaikan atau menolakbahaya untuk diriku sendiri, kalau tidak dengan kehendakAllah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib-gaib, niscayakuperbanyak amal kebaikan itu dan bahayapun tidak menyentuhku.Tapi aku hanya memberi peringatan dan membawa berita gembirabagi mereka yang beriman." (Qur'an 7: 188)

Ya, Muhammad hanya mengingatkan dan membawa berita gembira.Bagaimana mereka akan menuntutnya dengan hal-hal yang takmasuk akal. Sedang dia tidak mengharapkan dari mereka kecualiyang masuk akal, bahkan yang diminta dan diharuskan oleh akal?! Bagaimana mereka menuntutnya dengan hal-hal yangbertentangan dengan kodrat jiwa yang tinggi padahal yangdiharapkannya dari mereka agar mereka mau menerima suara yangsesuai dengan kodrat jiwa yang tinggi itu?! Bagaimana pulamereka masih menuntutnya dengan beberapa mujizat, padahalkitab yang diwahyukan kepadanya itu dan yang menunjukkan jalanyang benar itu adalah mujizat dari segala mujizat? Kenapamereka masih menuntut supaya kerasulannya itu diperkuat lagidengan keanehan-keanehan yang tak masuk akal, yang sesudah itunanti merekapun akan ragu-ragu lagi, akan mengikutinyakahmereka atau tidak? Dan ini, yang mereka katakan tuhan-tuhan mereka itu, tidaklebih adalah batu-batu atau kayu yang disangga atauberhala-berhala yang tegak di tengah-tengah padang pasir, yangtidak dapat membawa kebaikan ataupun menolak bahaya.Sungguhpun begitu mereka menyembahnya juga, tanpa menuntutpembuktian sifat-sifat ketuhanannya. Dan kalaupun itu yangdituntut, pasti ia akan tetap batu atau kayu, tanpa hidup,tanpa gerak; untuk dirinyapun ia tak dapat menolak bahaya ataumembawa kebaikan. Dan jika ada yang datang menghancurkannyaiapun takkan dapat mempertahankan diri.

Muhammadpun sudah terang-terangan menyebut berhala-berhalamereka, yang sebelum itu tidak pernah disebut-sebutnya. Iamencelanya, yang juga sebelum itu tidak pernah dilakukandemikian. Hal ini menjadi soal besar bagi Quraisy dandirasakan menusuk hati mereka. Tentang laki-laki itu, sertaapa yang dihadapinya dari mereka dan dihadapi mereka dari dia,sekarang mulai sungguh-sungguh menjadi perhatian mereka.Sampai sebegitu jauh mereka baru sampai memperolokkata-katanya. Apabila mereka duduk-duduk di Dar'n Nadwa,3 ataudisekitar Ka'bah dengan berhala-berhala yang ada, membuallahmereka dengan sikap tidak lebih dari senyuman mengejek danberolok-olok. Akan tetapi, jika yang dihina dan diejek itusekarang dewa-dewa mereka yang mereka sembah dan disembahnenek-moyang mereka, termasuk Hubal, Lat, 'Uzza dan semuaberhala, maka tidak lagi soalnya soal olok-olok dan cemoohan,melainkan sudah menjadi soal yang serius dan menentukan. Atau,andaikata orang itu sampai dapat menghasut penduduk Mekahmelawan mereka dan meninggalkan berhala-berhala mereka, hasilapa yang akan diperolehnya dari perdagangan Mekah itu? Danbagaimana pula kedudukan mereka dalam arti agama?

Abu Talib pamannya belum lagi menganut Islam. Tetapi tetap iasebagai pelindung dan penjaga kemenakannya itu. Ia sudahmenyatakan kesediaannya akan membelanya. Atas dasar itupemuka-pemuka bangsawan Quraisy - dengan diketahui oleh AbuSufyan b. Harb - pergi menemui Abu Talib. "Abu Talib," kata mereka, "kemenakanmu itu sudah memakiberhala-berhala kita, mencela agama kita, tidak menghargaiharapan-harapan kita dan menganggap sesat nenek-moyang kita.Soalnya sekarang, harus kauhentikan dia; kalau tidak biarlahkami sendiri yang akan menghadapinya. Oleh karena engkau jugaseperti kami tidak sejalan, maka cukuplah engkau dari pihakkami menghadapi dia."

Akan tetapi Abu Talib menjawab mereka dengan baik sekali.Sementara itu Muhammad juga tetap gigih menjalankan tugasdakwahnya dan dakwa itupun mendapat pengikut bertambah banyak. Quraisy segera berkomplot menghadapi Muhammad itu. Sekali lagimereka pergi menemui Abu Talib. Sekali ini disertai 'Umarabin'l-Walid bin'l-Mughira, seorang pemuda yang montok danrupawan, yang akan diberikan kepadanya sebagai anak angkat,dan sebagai gantinya supaya Muhammad diserahkan kepada mereka.Tetapi inipun ditolak. Muhammad terus juga berdakwah, danQuraisypun terus juga berkomplot.

Untuk ketiga kalinya mereka mendatangi lagi Abu Talib. "Abu Talib'" kata mereka, "Engkau sebagai orang yangterhormat, terpandang di kalangan kami. Kami telah mintasupaya menghentikan kemenakanmu itu, tapi tidak jugakaulakukan. Kami tidak akan tinggal diam terhadap orang yangmemaki nenek-moyang kita, tidak menghargai harapan-harapankita dan mencela berhala-berhala kita - sebelum kausuruh diadiam atau sama-sama kita lawan dia hingga salah satu pihaknanti binasa." Berat sekali bagi Abu Talib akan berpisah atau bermusuhandengan masyarakatnya. Juga tak sampai hati ia menyerahkan ataumembuat kemenakannya itu kecewa. Gerangan apa yang harusdilakukannya? Dimintanya Muhammad datang dan diceritakannya maksud seruanQuraisy. Lalu katanya: "Jagalah aku, begitu juga dirimu.Jangan aku dibebani hal-hal yang tak dapat kupikul."

Muhammad menekur sejenak, menekur berhadapan dengan sebuahsejarah alam wujud ini, sejarah yang sedang tertegun tak tahuhendak ke mana tujuannya. Dalam kata-kata yang kemudianmenguntai dari bibir laki-laki itu adalah suatu keputusan bagidunia: adakah dunia ini akan dalam kesesatan selalu dan terusdijerumuskan, lalu datang Majusi menekan Kristen yang sudahgagal dan kacau, dan dengan demikian paganisma dengankebatilannya itu akan mengangkat kepala yang sudah rapuk danbusuk? Atau ia harus memancarkan terus sinar kebenaran itu,memproklamirkan kata-kata Tauhid, membebaskan pikiran manusiadari belenggu perbudakan, membebaskannya dari rantai ilusi danmengangkatnya kemartabat yang lebih tinggi, sehingga jiwamanusia itu dapat mencapai hubungan dengan Zat Maha Tinggi?

Pamannya, ini pamannya seolah sudah tak berdaya lagi membeladan memeliharanya. Ia sudah mau meninggalkan danmelepaskannya. Sedang kaum Muslimin masih lemah, mereka takberdaya akan berperang, tidak dapat mereka melawan Quraisyyang punya kekuasaan, punya harta, punya persiapan dan jumlahrmanusia. Sebaliknya dia tidak punya apa-apa selain kebenaran.Dan atas nama kebenaran sebagai pembelanya ia mengajak orang.Tak punya apa-apa ia selain imannya kepada kebenaran itusebagai perlengkapan. Terserahlah apa jadinya! Hari kemudianitu baginya lebih baik daripada yang sekarang. Ia akanmeneruskan misinya, akan mengajak orang seperti yangdiperintahkan Tuhan kepadanya. Lebih baik mati ia membawa imankebenaran yang telah diwahyukan kepadanya daripada menyerahatau ragu-ragu. Karena itu, dengan jiwa yang penuh kekuatan dan kemauan, iamenoleh kepada pamannya seraya berkata: "Paman, demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari ditangan kananku dan meletakkan bulan di tangan kiriku, denganmaksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akankutinggalkan, biar nanti Allah yang akan membuktikankemenangan itu ditanganku, atau aku binasa karenanya." Ya, demikian besarnya kebenaran itu, demikian dahsyatnya imanitu! Gemetar orang tua ini mendengar jawaban Muhammad,tertegun ia. Ternyata ia berdiri dihadapan tenaga kudus dankemauan yang begitu tinggi, di atas segala kemampuan tenagahidup yang ada. Muhammad berdiri. Airmatanya terasa menyumbat karena sikappamannya yang tiba-tiba itu, sekalipun tak terlintaskesangsian dalam hatinya sedikitpun akan jalan yangditempuhnya itu. Seketika lamanya Abu Talib masih dalam keadaan terpesona. Iamasih dalam kebingungan antara tekanan masyarakatnya dengansikap kemanakannya itu. Tetapi kemudian dimintanya Muhammaddatang lagi, yang lalu katanya: "Anakku, katakanlahsekehendakmu. Aku tidak akan menyerahkan engkau bagaimanapunjuga!"

0 komentar: