Oleh : Muhammad Husain Haekal
Kedua orang utusan itu ialah 'Amr bin'l-'Ash dan Abdullah binAbi Rabi'a. Kepada Najasyi dan kepada para pembesar istanamereka mempersembahkan hadiah-hadiah dengan maksud supayamereka sudi mengembalikan orang-orang yang hijrah dari Mekahitu kepada mereka.
"Paduka Raja," kata mereka, "mereka datang ke negeri padukaini adalah budak-budak kami yang tidak punya malu. Merekameninggalkan agama bangsanya dan tidak pula menganut agamapaduka; mereka membawa agama yang mereka ciptakan sendiri,yang tidak kami kenal dan tidak juga paduka. Kami diutuskepada paduka oleh pemimpin-pemimpin masyarakat mereka, olehorang-orang tua, paman mereka dan keluarga mereka sendiri,supaya paduka sudi mengembalikan orang-orang itu kepadamereka. Mereka lebih mengetahui betapa orang-orang itumencemarkan dan memaki-maki."
Sebenarnya kedua utusan itu telah mengadakan persetujuandengan pembesar-pembesar istana kerajaan, setelah merekamenerima hadiah-hadiah dari penduduk Mekah, bahwa mereka akanmembantu usaha mengembalikan kaum Muslimin itu kepada pihakQuraisy. Pembicaraan mereka ini tidak sampai diketahui raja.Tetapi baginda menolak sebelum mendengar sendiri keterangandari pihak Muslimin.
Lalu dimintanya mereka itu datangmenghadap "Agama apa ini yang sampai membuat tuan-tuan meninggalkanmasyarakat tuan-tuan sendiri, tetapi tidak juga tuan-tuanmenganut agamaku, atau agama lain?" tanya Najasyi setelahmereka datang.
Yang diajak bicara ketika itu ialah Ja'far b. Abi b. Talib. "Paduka Raja," katanya, "ketika itu kami masyarakat yangbodoh, kami menyembah berhala, bangkaipun kami makan, segalakejahatan kami lakukan, memutuskan hubungan dengan kerabat,dengan ketanggapun kami tidak baik; yang kuat menindas yanglemah. Demikian keadaan kami, sampai Tuhan mengutus seorangrasul dari kalangan kami yang sudah kami kenal asal-usulnya,dia jujur, dapat dipercaya dan bersih pula. Ia mengajak kamimenyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa, dan meninggalkanbatu-batu dan patung-patung yang selama itu kami dannenek-moyang kami menyembahnya. Ia menganjurkan kami untuktidak berdusta untuk berlaku jujur serta mengadakan hubungankeluarga dan tetangga yang baik, serta menyudahi pertumpahandarah dan perbuatan terlarang lainnya. Ia melarang kamimelakukan segala kejahatan dan menggunakan kata-kata dusta,memakan harta anak piatu atau mencemarkan wanita-wanita yangbersih. Ia minta kami menyembah Allah dan tidakmempersekutukanNya. Selanjutnya disuruhnya kami melakukansalat, zakat dan puasa. [Lalu disebutnya beberapa ketentuanIslam].
Kami pun membenarkannya. Kami turut segala yangdiperintahkan Allah. Lalu yang kami sembah hanya Allah YangTunggal, tidak mempersekutukan-Nya dengan apa dan siapa punjuga. Segala yang diharamkan kami jauhi dan yang dihalalkankami lakukan. Karena itulah, masyarakat kami memusuhi kami,menyiksa kami dan menghasut supaya kami meninggalkan agamakami dan kembali menyembah berhala; supaya kami membenarkansegala keburukan yang pernah kami lakukan dulu. Oleh karenamereka memaksa kami, menganiaya dan menekan kami, merekamenghalang-halangi kami dari agama kami, maka kamipun keluarpergi ke negeri tuan ini. Tuan jugalah yang menjadi pilihankami. Senang sekali kami berada di dekat tuan, dengan harapandi sini takkan ada penganiayaan." "Adakah ajaran Tuhan yang dibawanya itu yang dapat tuan-tuanbacakan kepada kami?" tanya Raja itu lagi. "Ya," jawab Ja'far;
lalu ia membacakan Surah Mariam daripertama sampai pada firman Allah: "Lalu ia memberi isyarat menunjuk kepadanya. Kata mereka:Bagaimana kami akan bicara dengan anak yang masih muda belia?Dia (Isa) berkata: 'Aku adalah hamba Allah, diberiNya akuKitab dan dijadikanNya aku seorang nabi. DijadikanNya akupembawa berkah dimana saja aku berada, dan dipesankanNyakepadaku melakukan sembahyang dan zakat selama hidupku. Danberbaktilah aku kepada ibuku, bukan dijadikanNya aku orangcongkak yang celaka. Bahagialah aku tatkala aku dilahirkan,tatkala aku mati dan tatkala aku hidup kembali!'" (Qur'an 19:29-33)
Setelah mendengar bahwa keterangan itu membenarkan apa yangtersebut dalam Injil, pemuka-pemuka istana itu terkejut:"Kata-kata yang keluar dari sumber yang mengeluarkan kata-kataYesus Kristus'" kata mereka. Najasyi lalu berkata: "Kata-kata ini dan yang dibawa olehMusa, keluar dari sumber cahaya yang sama. Tuan-tuan (kepadakedua orang utusan Quraisy) pergilah. Kami takkan menyerahkanmereka kepada tuan-tuan!" Keesokan harinya 'Amr bin'l-'Ash kembali menghadap Raja denganmengatakan, bahwa kaum Muslimin mengeluarkan tuduhan yangluarbiasa terhadap Isa anak Mariam. Panggillah mereka dantanyakan apa yang mereka katakan itu. Setelah mereka datang, Ja'far berkata: Tentang dia pendapatkami seperti yang dikafakan Nabi kami: 'Dia adalah hamba Allahdan UtusanNya, RuhNya dan FirmanNya yang disampaikan kepadaPerawan Mariam." Najasyi lalu mengambil sebatang tongkat dan menggoreskannya ditanah. Dan dengan gembira sekali baginda berkata: "Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya tidak lebihdari garis ini." Setelah dari kedua belah pihak itu didengarnya, ternyatalaholeh Najasyi, bahwa kaum Muslimin itu mengakui Isa, mengenaladanya Kristen dan menyembah Allah. Selama di Abisinia itu kaum Muslimin merasa aman dan tenteram.Ketika kemudian disampaikan kepada mereka, bahwa permusuhanpihak Quraisy sudah berangsur reda, mereka lalu kembali keMekah untuk pertama kalinya - dan Muhammadpun masih di Mekah. Akan tetapi, setelah kemudian ternyata, bahwa penduduk Mekahmasih juga mengganggunya dan mengganggu sahabat-sahabatnya,merekapun kembali lagi ke Abisinia. Mereka terdiri daridelapanpuluh orang tanpa wanita dan anak-anak. Adakah keduakali hijrah mereka itu hanya semata-mata melarikan diri darigangguan ataukah meskipun dalam perencanaan Muhammad sendiri -mereka mempunyai tujuan politik? Sebaiknya ahli sejarah akandapat mengungkapkan hal ini. Sudah pada tempatnya bagi penulis sejarah hidup Muhammad akanbertanya: bagaimana Muhammad dapat tenang membiarkansahabat-sahabatnya pergi ke Abisinia, padahal agama pendudukitu adalah agama Nasrani, agama ahli kitab, Nabi mereka Isayang diakui kerasulannya oleh Islam? Lalu ia tidak kuatirmereka akan tergoda seperti yang dilakukan oleh Quraisywalaupun dengan cara lain? Bagaimana pula ia akan merasatenang terhadap godaan itu, mengingat Abisinia adalah negerimakmur; yang tidak sama dengan Mekah; dan lebih dapatmempengaruhi daripada Quraisy? Kenyataannya, dari kalanganMuslimin yang pergi ke Abisinia itu sudah ada seorang yangmasuk Kristen. Kenyataan ini menunjukkan, bahwa kekuatiranakan adanya godaan ini seharusnya selalu ada pada Muhammadmengingat keadaannya yang masih lemah dan mereka yang menjadipengikutnya masih menyangsikan kemampuannya melindungi dirimereka sendiri atau akan dapat mengalahkan musuh mereka. Besarsekali dugaan bahwa hal demikian memang sudah terlintas dalampikiran Muhammad, melihat tingkat kecerdasannya yang begitutinggi dengan ketajaman pikiran dan pandangannya yang jauh,yang semuanya itu seimbang dengan jiwa besarnya, dengankemurnian rohaninya, budi pekerti yang luhur serta perasaannyayang halus sekali itu. Tetapi sungguhpun begitu, dari segi ini ia yakin dan tenangsekali. Pada waktu itu - dan sampai pada waktu pembawa risalahitu wafat - inti ajaran Islam masih bersih sekali,kemurniannya masih belum ternodakan. Seperti ajaran Nasrani diNajran, Hira dan Syam, begitu juga paham Nasrani di Abisiniasudah dijangkiti oleh noda, perselisihan antara mereka yangmenuhankan Ibu Mariam dengan mereka yang menuhankan Isa.Disamping ada lagi yang berlainan dengan kedua golongan itu,mereka yang masih mengambil dari sumber ajaran yang murni,yang tidak perlu dikuatirkan. Sebenarnya, kebanyakan agama-agama itu sesudah beberapagenerasi saja berjalan, sudah dijangkiti oleh semacampaganisma, meskipun bukan dari jenis rendahan, yang waktu ituberkembang di negeri-negeri Arab; tetapi bagaimanapunpaganisma juga.
Kedatangan Islam merupakan musuh berat buat paganisma dalamsegala bentuk dan coraknya. Ditambah lagi, bahwa agama Nasraniwaktu itu sudah mengakui adanya suatu golongan klas khusus dikalangan pemuka-pemuka agama - yang oleh Islam samasekalitidak dikenal - yang pada waktu itu merupakan golongantertinggi dan paling suci. Juga pada waktu itu - dan dasar initetap berlaku - Islam merupakan agama yang menjunjung jiwamanusia ke puncak tertinggi. Tak ada peluang yang akan dapatmenghubungkan manusia dengan Tuhannya selain daripada baktinyadan perbuatan yang baik, dan orang harus mencintai sesamanyaseperti mencintai dirinya. Tidak ada berhala-berhala, tidakada pendeta-pendeta, tidak ada dukun-dukun dan tidak adaapapun yang akan merintangi jiwa manusia itu untuk berhubungandengan seluruh wujud ini dengan perbuatan dan kelakuan yangbaik. Allah juga yang akan membalas segala perbuatan itudengan berlipat ganda.
Dan ruh! Soal ruh adalah urusan Tuhan. Ruh yang berhubungandengan kekekalan dan keabadian zaman. Segala perbuatan baikbagi ruh ini tak ada tabir yang akan menutupinya dari Tuhan,dan tak ada kekuasaan apapun selain Allah. Orang-orang yangkaya, yang kuat atau yang jahat dapat saja menyiksa jasad ini,dapat saja memisahkannya dari segala kesenangan dan hawa nafsudan dapat saja menghancurkan semua itu, tetapi ruh atau jiwaitu takkan dapat mereka kuasai selama yang bersangkutan maumenempatkannya lebih tinggi di atas segala kekuasaan materidan waktu, dan tetap berhubungan dengan seluruh alam ini.
Manusia itu akan mendapat balasan atas segala perbuatannyabilamana kelak setiap jiwa menerima balasan menurut apa yangtelah dikerjakannya. Ketika itu seorang ayah takkan dapatmenolong anaknya, dan seorang anak takkan pula dapat menolongayahnya sedikitpun. Ketika itu harta si kaya. sudah takberguna lagi, tidak juga si kuat dengan kekuatannya, atauahli-ahli teologi itu dengan ilmu ketuhanannya. Tetapi yangpenting hanyalah perbuatan mereka, yang nanti akan menjadisaksi. Ketika itulah seluruh alam wujud berpadu semua dalamkekekalan dan keabadiannya. Tuhan tidak akan memperlakukantidak adil terhadap siapapun. "Dan balasan yang kamu terimahanya menurut apa yang kamu perbuat."
Bagaimana Muhammad akan merasa kuatir akan adanya godaanterhadap mereka yang sudah diajarkan semua arti ini, sudahditanamkan ke dalam jiwa mereka dan sudah pula akidah dan imanitu terpateri dalam lubuk hati mereka! Bagaimana pula ia akanmerasa kuatir akan adanya godaan, sedang teladan yangdiberikannya itu hidup dihadapan mereka, dengan pribadinyayang begitu dicintai, sehingga kecintaan mereka kepadanyamelebihi cintanya kepada diri sendiri kepada anak keluarganya!Pribadi, yang telah menempatkan akidah itu diatas semua rajadi muka bumi ini, di langit, dengan matahari dan bulan,tatkala ia mengatakan kepada pamannya: "Demi Allah, kalaupunmereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkanbulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkantugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan, biar nanti Allahyang akan membuktikan kemenangan itu di tanganku, atau akubinasa karenanya." Pribadi inilah, pribadi yang telah disinari cahaya imankebijaksanaan dan keadilan, kebaikan, kebenaran sertakeindahan; di samping itu adalah pribadi yang penuh rasarendah hati, rasa kesetiaan serta keakraban dan kasih-sayang.
Karena itulah, sedikitpun tidak goyah hatinya melepaskansahabat-sahabatnya berangkat hijrah ke Abisinia. Keadaanmereka yang sudah merasa aman di dekat Najasyi, merasa tenangdengan agama mereka di tengah-tengah masyarakat yang tidakpunya hubungan famili atau pertalian batin itu, membuat pihakQuraisy lebih menyadari, bahwa gangguan mereka terhadap kaumMuslimin - sebagai masyarakat dari sesama mereka, darikeluarga mereka dan seketurunan pula - adalah suatupenganiayaan, suatu perbuatan kekerasan dan demoralisasi yangtak berkesudahan. Itu semua adalah suatu tekanan denganpelbagai macam siksaan kepada mereka yang sudah begitu kuatjiwanya untuk menerima siksaan demikian itu. Tetapi merekasekarang sudah tidak lagi mendapat sesuatu gangguan. Merekasudah menganggap, bahwa ketabahan menghadapi segalapenderitaan itu adalah suatu pendekatan kepada Tuhan, dansuatu ampunan.
Waktu itu 'Umar ibn'l-Khattab adalah pemuda yang gagahperkasa, berusia antara tigapuluh dan tigapuluh lima tahun.Tubuhnya kuat dan tegap, penuh emosi dan cepat naik darah.Kesenangannya foya-foya dan minum-minuman keras. Tetapiterhadap keluarga ia bijaksana dan lemah-lembut. Dari kalanganQuraisy dialah yang paling keras memusuhi kaum Muslimin. Akan tetapi sesudah ia mengetahui, bahwa mereka sudah hijrahke Abisinia dan mengetahui pula rajanya memberikanperlindungan kepada mereka, iapun merasa kesepian berpisahdengan mereka itu. Ia merasakan betapa pedihnya hati, betapapilunya perasaan mereka berpisah dengan tanah air.
Tatkala itu Muhammad sedang berkumpul dengansahabat-sahabatnya yang tidak ikut hijrah, dalam sebuah rumahdi Shafa. Di antara mereka ada Hamzah pamannya, Ali bin AbiTalib sepupunya, Abu Bakr b. Abi Quhafa dan Muslimin yanglain. Pertemuan mereka ini diketahui 'Umar. Iapun pergiketempat mereka, ia mau membunuh Muhammad. Dengan demikianbebaslah Quraisy dan kembali mereka bersatu, setelah mengalamiperpecahan, sesudah harapan dan berhala-berhala mereka hina. Di tengah jalan ia bertemu dengan Nu'aim b. Abdullah. Setelahmengetahui maksudnya, Nuiaim berkata: "Umar, engkau menipu diri sendiri. Kaukira keluarga 'AbdManaf. akan membiarkan kau merajalela begini sesudah engkaumembunuh Muhammad? Tidak lebih baik kau pulang saja ke rumahdan perbaiki keluargamu sendiri?!"
Pada waktu itu Fatimah, saudaranya, beserta Sa'id b. Zaidsuami Fatimah sudah masuk Islam. Tetapi setelah mengetahui halini dari Nu'aim, Umar cepat-cepat pulang dan langsung menemuimereka. Di tempat itu ia mendengar ada orang membaca Qur'an.Setelah mereka merasa ada orang yang sedang mendekati, orangyang membaca itu sembunyi dan Fatimah menyembunyikan kitabnya. "Aku mendengar suara bisik-bisik apa itu?!" tanya Umar. Karena mereka tidak mengakui, Umar membentak lagi dengan suaralantang: "Aku sudah mengetahui, kamu menjadi pengikut Muhammaddan menganut agamanya!" katanya sambil menghantam Sa'idkeras-keras. Fatimah, yang berusaha hendak melindungisuaminya, juga mendapat pukulan keras. Kedua suami isteri itujadi panas hati. "Ya, kami sudah Islam! Sekarang lakukan apa saja," katameteka.
Tetapi Umar jadi gelisah sendiri setelah melihat darah di mukasaudaranya itu. Ketika itu juga lalu timbul rasa iba dalamhatinya. Ia menyesal. Dimintanya kepada saudaranya supayakitab yang mereka baca itu diberikan kepadanya. Setelahdibacanya, wajahnya tiba-tiba berubah. Ia merasa menyesalsekali atas perbuatannya itu. Menggetar rasanya ia setelahmembaca isi kitab itu. Ada sesuatu yang luarbiasa dan agungdirasakan, ada suatu seruan yang begitu luhur. Sikapnya jadilebih bijaksana. Ia keluar membawa hati yang sudah lembut dengan jiwa yangtenang sekali. Ia langsung menuju ke tempat Muhammad dansahabat-sahabatnya itu sedang berkumpul di Shafa. Ia mintaijin akan masuk, lalu menyatakan dirinya masuk Islam. Denganadanya Umar dan Hamzah dalam Islam, maka kaum Muslimin telahmendapat benteng dan perisai yang lebih kuat.
Dengan Islamnya Umar ini kedudukan Quraisy jadi lemah sekali.Sekali lagi mereka mengadakan pertemuan guna menentukanlangkah lebih lanjut. Sebenarnya peristiwa ini telahmemperkuat kedudukan kaum Muslimin, telah memberikan unsurbaru berupa kekuatan yang luarbiasa yang menyebabkan kedudukanQuraisy terhadap kaum Muslimin dan kedudukan mereka terhadapQuraisy sudah tidak seperti dulu lagi. Keadaan kedua belahpihak ini kemudian diteruskan oleh suatu perkembangan politikbaru, penuh dengan peristiwa-peristiwa, denganpengorbanan-pengorbanan dan kekerasan-kekerasan baru lagi,yang sampai menyebabkan terjadinya hijrah dan munculnyaMuhammad sebagai politikus di samping Muhammad sebagai Rasul.
Catatan kaki :
1 Pada umumnya kata 'namus besar' (an-namus'l-akbar) oleh beberapa penulis yang datang kemudian diberi anotasi, bahwa kata namus berarti 'Jibnl.' Mungkin ini didasarkan kepada (N) dan (LA) yang juga mengartikan demikian. Mengenai kata-kata ini Dr. Haekal tidak memberikan catatan. Demikian juga Ibn Ishaq dan ibn Hisyam. Salah seorang Orientalis - Montgomery Watt misalnya - memberikan catatan bahwa kata namus biasanya diambil dan bahasa Yunani nomos, dan ini berarti undang-undang atau kitab suci yang diwahyukan, (Muhammad at Mecca, p. 51). Sebaliknya pemakaian kata namus bukan istilah Qur'an, sebab Qur'an menggunakan kata Taurat apabila yang dimaksud dengan namus itu undang-undang Nabi Musa (A).
2 ash-Shafa ialah sebuah bukit dekat Mekah (A).
3 Semacam gedung pertemuan (A).
4 Menurut kepercayaan mereka penyakit yang disebabkan oleh gangguan jin, aslinya ra'i (A).
5 Dalam literatur Barat umumnya disebut Negus (A)
6 Peristiwa ini terjadi dalam tahun 615 Masehi (tahun kelima sesudah kerasulan) (A).
0 komentar:
Posting Komentar