Oleh : Toto Tasmara
Untuk menghancurkan umat Islam, jaringan spionase semakin menunjukkan keperkasaannya. Perusahaan multinasional bekerja sama dengan CIA (Central Intelligence Agent), agen rahasia Amerika, saling menukar informasi menguntungkan. Tidak jarang para eksekutif di suatu negara merangkap pula sebagai agen CIA. Bahkan, belakangan diketahui pula bahwa perusahaan multinasional mengembangkan jaringan intelijennya sendiri. Hal itu seperti apa yang ditulis Tofffer bahwa kontak antara intelijen rnereka dan intelijen CIA, serta intelijen di negara lain dilakukan secara profesional melalui kontak berkala. Bechtel Corporation perusahaan konstruksi yang bermarkas di San Fransisco mempunyai kontrak bernilai ratusan juta dolar di Timur Tengah. Mereka telah memberi pekerjaan nominal untuk agen CIA. Lalu sebagai imbalannya, Bechtel memperoleh informasi komersial dari CIA.
Bechtel adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang informasi rahasia (Bussiness Environment Risk Information) di Long Beach, California, telah mendapatkan pujian karena memberikan keterangan kepada pelanggannya bahwa Presiden Mesir Anwar Sadat akan dibunuh. Ternyata, informasi tersebut memang benar, terbukti ia terbunuh dalam sebuah parade upacara militer oleh kelompok ekstrem yang disusupi oleh pihak intelijen lainnya. Demikian pula ramalan mereka tentang serbuan Irak ke Iran, juga menjadi kenyataan.
Hal ini membuktikan dengan jelas bahwa tidak ada negara yang bebas dari jaringan spionase yarig dikelola secara profesional oleh pihak CIA dan perusahaan multinasional negara-negara super power, terutama Amerika. Walaupun tidak dipungkiri, para perekrut CIA mendekati dan menggarap beberapa mahasiswa yang cerdas untuk diajaknya bekerja sama sebagai agen CIA dan kelak akan menjadi mitra yang menguntungkan apabila mahasiswa tersebut kembali ke negerinya Peranan kedutaan besar di setiap negara sangat dominan dalam hal jaringan intelijen ini. CIA saling bertukar infomasi dengan Mossad (agen rahasia Israel, ed.) pada saat umat Islam terlalu dominan. Mereka sibuk menyelusup ke dalam tubuh umat Islam sebagai suatu strategi untuk menghancurkan umat Islam.
Sangat disayangkan, negara-negara dengan penduduk mayoritasnya umat Islam tidak mempunyai minat yang besar untuk mempelajari strategi global dunia Barat yang notabenenya merupakan ambisinya kaum zionis. Padahal Jepang telah menyebarkan seluruh kekuatan jaringan informasinya ke seluruh negara Amerika dan Eropa. Ratusan ribu mahasiswa tersebar di negara-negara tersebut, mereka belajar dan menimba ilmu, sekaligus sebagai spionase yang sangat loyal untuk kejayaan negerinya.
Isu-isu politik internasional seringkali merupakan alat propaganda kepentingan para pemimpin Barat Ketika Bill Clinton diperkarakan dan nyaris terkena impeachment tuduhan terhadap skandal seks Bill Clinton dengan Monica Lewinsky, kemudian tidak lama setelah itu, Washington memerintahkan untuk membom Irak sehingga perhatian dunia internasional beralih kepada kasus tersebut Gerakan konspirasi spionase dan cara-cara kaum zionis yang ikut campur tangan ke dalam urat nadi pemerintahan negara negara yang mayoritas penduduknya Islam atau Katolik telah menunjukkan bukti- buktinya yang nyata, walaupun secara faktual sulit dibuktikan karena perannya sebagai gerakan rahasia adalah mustahil terbuka dan mudah diperoleh datanya yang faktual. Gerakan konspirasi internasional zionis merupakan sebuah gerakan yang dapat "dirasakan" walaupun sulit dibongkar sepak terjangnya secara nyata.
Akan tetapi, satu hal yang harus diketahui umat Islam bahwa gerakan tersebut merupakan jaringan kebencian kaum zionis terhadap kaum beragama. Cita-cita yang berbaur dengan balas dendam mereka telah menunjukkan sikapnya yang sangat jelas untuk menguasai hak asasi kaum beragama. Mereka mempersatukan seluruh potensi serta para simpatisannya. Mereka menguasai seluruh kelembagaan internasional, mulai dari lembaga keuangan dan moneter, Perserikatan Bangsa-Bangsa, para komunis, sampai para milyuner yang telah membuktikan kesetiaannya terhadap cita-cita membangun "satu dunia baru" melalui konspirasi yang sangat canggih.
Melvin Sickler mengatakan, "Dalam fase akhir konspirasinya; yaitu membentuk satu pemerintahan dunia merupakan kunci menuju kediktatoran. Dengan menguasai Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga keuangan dan moneter, para milyuner, komunis, serta ilmuwan. Mereka bersatu untuk membuktikan cita-citanya dalam membangun konglomerasi manusia yang berjaya (satu dunia baru) melalui konspirasi yang canggih."
Betapa nyatanya fakta gerakan kaum zionis Dajal yang sangat berambisi untuk menciptakan satu dunia, satu agama, satu mata uang, satu sistem perekonomian, dan satu kewarganegaraan yang dikontrol dari Telewash (Tel Aviv-London-Washington) melalui jalur Threelateral Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), Eropa, dan Jepang. Di negara tersebut sengaja ditumbuhkan berbagai aliran kepercayaan yang berbau mistik dan radikal, yang maksudnya untuk menyaingi eksistensi agama-agama samawi: Islam dan Kristen.
Berbagai fakta untuk mewujudkan cita-cita dunia baru (novus ordo seclorum) sebagaimana dicita-citakan Adam Weishaupt, "Saat ini sudah matang buahnya dan hanya tinggal beberapa saat lagi untuk memetik-nya." Dunia global sebagai kenyataan yang ada dan sebagai akibat kemajuan teknologi, sekaligus dijadikan jembatan emas untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Mereka kuasai media massa sampai ke pusatnya. Para pemimpin media massa internasional adalah bagian dari sindikasi konspirasinya yang dijaring sedemikan rupa, sehingga tidak mereka sadari bahwa dirinya telah menjadi "budak" yang secara total dimanfaatkan dan menjadi bagian dari konspirasi tersebut.
Perang konvensional telah berlalu. Perang atom dan nuklir telah memasuki tahapan penghancuran. Saat ini adalah tahapan "perang ideologi" dan tidak ada satu pun ideologi yang boleh unggul di hadapan ideologi zionis. Mereka menganggap bahwa agama sebagai dogma yang meracuni hak azasi manusia karena sifatnya yang mendominasi dan memperbudak kebebasan azasi. 2
Spionase atau konspirasi global telah berlangsung sejak lama. Tidak terlewat pula targetnya yaitu negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang diibaratkan seakan-akan bagaikan segerombolan kambing yang siap untuk diterkam oleh singa dan macan yang berbaur tanpa mereka ketahui keberadaannya, karena para singa dan macan itu tidak segan-segan berpura-pura sebagai kambing. Kira-kira seperti itulah ibaratnya, begitu pula dengan "konspirasi licik" yang dilakukan antara CIA dan Mossad Israel yang begitu sangat kompak. CIA berkolaborasi dengan Mossad, karena CIA memanfaatkan pengalaman anggota Mossad yang berpengalaman dalam mengadu domba umat Islam dan membuat berbagai rencana konspirasi untuk menghancurkan agama, memecah persatuan, dan menjadikan satu negara menjadi "kobaran api".
0 komentar:
Posting Komentar