Oleh : Muhammad Husain Haekal
Peristiwa rumah-tangga serta ketegangan dan kegelisahan yangtimbul antara Nabi dengan isteri-isterinya tidak sampaimengubah segala sesuatu mengenai masalah-masalah umum.Setelah Mekah dibebaskan dan penduduk kota itu menerimaIslam, sekarang masalah-masalah umum itu sudah terasa makinpenting sekali. Seluruh masyarakat Arab sudah mulaimerasakan betapa pentingnya hal itu. Rumah Suci itu sudahmerupakan tempat suci buat orang Arab, tempat merekaberziarah sejak berabad-abad lamanya. Rumah Suci ini dansegala sesuatunya yang berhubungan dengan itu - penjagaan,penyediaan makanan dan air serta hal-hal yang berhubungandengan masalah haji dari pelbagai macam upacara - sekarangberada di tangan Muhammad dan di bawah undang-undang agamabaru ini.
Sudah tentu sekali dengan dibebaskannya Mekahmasalah-masalah umum di kalangan Muslimin akan jadibertambah, dan kaum Muslimin pun akan bertambah pulamerasakan akan adanya pengaruh mereka di segala pelosokjazirah. Dengan bertambahnya masalah-masalah umum ini dengansendirinya akan bertambah pula pengeluaran-pengeluaranmasyarakat umum itu. Oleh karena itu kaum Muslimin harus mengeluarkan zakat'usyr1 dan orang-orang Arab yang masih bertahan denganjahiliahnya diharuskan pula membayar kharaj (pajak tanah).Hal ini menimbulkan kegelisahan di kalangan mereka; kadangmereka menggerutu, bahkan lebih dari hanya sekadarmenggerutu. Akan tetapi, peraturan baru yang berhubungandengan agama baru ini, soal pemungutan 'usyr dan kharaj diseluruh jazirah belum merupakan suatu jalan ke luar. Untukmaksud itu Muhammad kemudian mengutus sahabat-sahabatnya -tak lama setelah ia kembali dari Mekah - untuk memungut'usyr dari penghasilan para kabilah yang sudah beragamaIslam tanpa mengusik-usik modal pokok. Mereka semua ituberangkat menuju tujuannya masing-masing, dan para kabilahitu pun menyambut mereka dengan ramah sekali dan zakat 'usyritu pun dibayarnya dengan segala senang hati. Tak ada pihakyang mau mengelak dari itu selain daripada anak-suku dariBanu Tamim dan Banu'l-Mushtaliq. Sementara zakat 'usyr itudikenakan kepada kabilah-kabilah dekat kabilah Banu Tamimyang mereka laksanakan berupa ternak dan harta, tiba-tibaBanu'l-'Anbar [anak suku Banu Tamim], sebelum mereka itudimintai zakat, mereka sudah siap membawa tombak dan pedangmengusir petugas itu dari daerahnya. Setelah berita ini disampaikan kepada Muhammad, ia segeramenugaskan 'Uyaina b. Hishn memimpin lima puluh oranganggota pasukan berkuda. Mereka diserbu dengan tiada setahumereka dan mereka pun lari tunggang-langgang.
Lebih darilimapuluh orang terdiri dari laki-laki, wanita dan anak-anakmenjadi tawanan, dan mereka ini dibawa pulang ke Medinah.Tawanan itu oleh Nabi dipenjarakan. Di kalangan Banu Tamimini sudah ada sejumlah kaum Muslimin yang pernah ikutberperang di samping Nabi dalam membebaskan Mekah dan diHunain. Yang sebagian lagi masih tetap dalam jahiliah. Setelah mengetahui apa yang terjadi terhadap kawan-kawanmereka dari Banu'l-'Anbar itu, mereka mengirimkan utusan keMedinah, terdiri dari pemuka-pemuka mereka sendiri. Bilamereka sudah sampai di mesjid, mereka memanggil-manggil Nabidari luar kamar: Muhammad, keluarlah ke mari. Panggilanmereka ini sangat mengganggu Nabi. Sebenarnya ia tidak akankeluar menemui mereka, kalau tidak karena terdengar suaraazan sembahyang lohor. Begitu mereka melihat Nabi, segeramereka melaporkan apa yang telah dilakukan 'Uyaina terhadapgolongan mereka itu. Juga mereka melaporkan tentang beberapaorang yang sudah masuk Islam dan pernah berjuang disampingnya, selanjutnya dikatakan betapa kedudukan merekaitu di tengah-tengah masyarakat Arab. "Kami kemari hendak berlumba," kata mereka lagi. "Berilahijin kepada penyair dan orator kami."
Kemudian juru pidato mereka, 'Utarid b. Hajib berpidato.Setelah selesai, Rasulullah memanggil Thabit b. Qais untukmembalasnya. Seterusnya penyair mereka, Az-Zabriqan b. Badrmembacakan sajak-sajak yang kemudian dibalas oleh Hassan b.Thabit. Setelah selesai perlombaan itu, 'Afra' b. Habisberkata: Orang ini memang tepat sekali. Oratornya lebihulung dari orator kita, penyairnya juga lebih pandai daripenyair kita dan suara mereka lebih nyaring dari suara kita.Dan rombongan itu pun menerima Islam. Tawanan-tawanan ituoleh Nabi dibebaskan dan dikembalikan kepada mereka. Ada pun Banu Mushtaliq, begitu mereka melihat pemungut zakatdan pajak, mereka lari ketakutan. Kemudian mereka mengutusorang kepada Nabi melaporkan, bahwa adanya kekuatiran yangtidak pada tempatnya itu telah menimbulkan adanya salahpaham. Pengaruh Muhammad kini sudah mulai terasa sampai kepelosok-pelosok jazirah. Setiap ada golongan atau kabilahyang mencoba-coba hendak melawan pengaruh itu, Nabi sudahsiap pula mengirimkan kekuatan ke sana dan mengharuskanmereka tunduk membayar kharaj dengan tetap dalam kepercayaanmereka, atau sebagai orang Islam dengan membayar zakat.
Sementara perhatiannya sedang diarahkan ke seluruh jazirahArab supaya jangan lagi ada pihak yang akan dapatmenggoyahkan, dan keamanan di seluruh wilayah itubenar-benar aman sampai ke pelosok-pelosok, tiba-tiba adaberita sampai kepadanya dari pihak Rumawi, bahwa negara itusedang menyiapkan sebuah pasukan tentara yang hendakmenyerang perbatasan tanah Arab sebelah utara, dengan suatuserangan yang akan membuat orang lupa akan penarikan munduryang secara cerdik dilakukan pihak Arab di Mu'ta dulu itu.Juga akan membuat orang lupa akan pengaruh Muslimin yangderas maju ke segenap penjuru yang hendak membendungkekuasaan Rumawi di Syam dan kekuasaan Persia di Hira.Berita itu tiba sudah begitu konkrit. Ia tidak lagiragu-ragu dalam mengambil kesempatan ini. Ia hendakmenghadapi sendiri kekuatan itu dan akan menghancurkannyasekali dengan mengikis habis setiap harapan dalam hatipemimpin-pemimpin mereka yang bermaksud hendak menyerang danmengganggu kawasan itu. Ketika itu musim panas belum berakhir. Suhu panas musim padaawal musim rontok yang sampai pada titik yang sangat tinggiitu merupakan musim maut yang sangat mencekam di wilayahpadang pasir.
Di samping itu memang perjalanan dari Medinahke Syam, selain perjalanan yang panjang juga sangat sukarsekali ditempuh. Perlu ada keuletan, persediaan bahanmakanan dan air. Jadi, tidak ada jalan lain Muhammad harusmemberitahukan niatnya hendak berangkat menghadapi Rumawiitu kepada umum; supaya mereka juga bersiap-siap. Tidak adajalan lain juga harus menyimpang pula dari kebiasaannyadalam ekspedisi-ekspedisinya yang sudah-sudah, yang dalammemimpin pasukannya sering ia menuju ke jurusan laindaripada yang sebenarnya dituju, untuk menyesatkan pihakmusuh supaya berita perjalanannya itu tidak diketahui. Kemudian Muhammad menyerukan kepada semua kabilahbersiap-siap dengan pasukan yang sebesar mungkin.Orang-orang kaya dari kalangan Muslimin juga dimintanyasupaya ikut serta dalam menyiapkan pasukan itu dengan hartayang ada pada mereka serta mengerahkan orang supayasama-sama menggabungkan diri ke dalam pasukan itu. Dengandemikian, itu akan berarti sekali sehingga dapat membawarasa cemas kedalam jiwa pihak Rumawi, yang sudah terkenaloleh banyaknya jumlah orang dan besarnya perlengkapan. Bagaimana gerangan kaum Muslimin menyambut seruan ini, yangberarti harus meninggalkan isteri, anak dan harta-benda,dalam panas musim yang begitu dahsyat, dalam mengarungilautan tandus padang sahara, kering, air pun tak seberapa,kemudian harus pula menghadapi musuh yang sudah mengalahkanPersia, dan belum dapat dikalahkan oleh kaum Muslimin?
Akantetapi iman mereka, kecintaan mereka kepada Rasul, sertakemesraan kepada agama, mereka pun terjun menyambut seruanitu, berangkat dalam satu arak-arakan yang rasanya dapatmenyempitkan ruang padang sahara itu, sambil mengerahkansemua harta dan ternak mereka, siap dengan senjata ditangan,dengan debu yang sudah mengepul, yang begitu sampaiberitanya kepada musuh, mereka akan lari tunggang-langgang.Ataukah barangkali perjalanan yang begitu sulit itu, dibawah lecutan udara panas, dibawah ancaman lapar dan haus,mereka akan jadi enggan dan kembali surut? Dua perasaan itu di kalangan Muslimin ada pada waktu itu.Ada yang menyambut agama ini dengan hati yang bersemarakcahaya dan bimbingan Tuhan, hati yang sudah berkilauancahaya iman, dan ia sudah tidak mengenal yang lain. Ada yangmasuk agama dengan suatu harapan, dan dengan rasa gentar.Mereka mengharapkan harta rampasan perang, karenakabilah-kabilah itu sudah tak berdaya menahan serbuanMuslimin, lalu mereka menyerah dan bersedia membayar jizya2dengan taat dan patuh. Yang merasa gentar karena kekuatanini dapat menghantam kekuatan lain yang merintanginya, danditakuti kekuasaannya oleh setiap raja.
Golongan pertama,dengan segera mereka itu berbondong-bondong menyambut seruanRasulullah. Ada orang miskin dari mereka itu, tidak adabinatang beban yang akan ditungganginya, ada pula orang yangkaya raya, menyerahkan semua harta kepadanya untukdiserahkan kepada perjuangan di jalan Allah, dengan hatiikhlas, dengan harapan akan gugur pula sebagai syahid disisi Tuhan. Sedang yang lain masih berat-berat langkah danmulai mereka itu mencari-cari alasan, sambil berbisik-bisiksesama mereka dan mencemooh ajakan Muhammad kepada merekauntuk menghadapi suatu peperangan yang jauh, dalam udarayang begitu panas membakar. Itulah mereka orang-orang munafik, yang karenanya SurahAt-Taubah turun, yang berisi ajakan perjuangan yang palingbesar dan tegas-tegas menyampaikan ancaman Tuhan kepadamereka yang membelakangi ajakan Rasulullah. Ada sekelompok orang-orang munafik yang berkata satu samalain: Jangan kalian berangkat perang dalam udara panas. Makafirman Tuhan ini turun: "É dan mereka berkata: "Jangan kamu berangkat perang dalamudara panas begini.' Tapi katakanlah: 'Api neraka lebihpanas lagi, kalau kamu mengerti! Biarlah mereka tertawasedikit dan menangis lebih banyak sebagai balasan atas hasilperbuatan mereka." (Qur'an, 9: 81-82)
Kata Muhamnmad kepada Jadd b. Qais - salah seorang BanuSalima: "Hai Jadd, engkau bersedia tahun ini menghadapiBanu'l Ashfar?" "Rasulullah," kata Jadd. "Ijinkanlah saya untuk tidakdibawa ke dalam ujian serupa ini. Masyarakat saya sudahcukup mengenal, bahwa tak ada orang yang lebih berahiterhadap wanita seperti saya ini. Kuatir saya, bahwa kalausaya melihat wanita-wanita Banu'l-Ashfar, saya takkan dapatmenahan diri." [Banu'lAshfar ialah bangsa Rumawi]. Oleh Rasulullah ia ditinggalkan. Dalam hubungan ini ayatberikut ini turun: "Ada pula di antara mereka yang berkata: 'Ijinkanlah saya(tidak ikut serta) dan jangan kaubawa saya ke dalam ujianini.' Ya, ketahuilah, mereka kini sudah terjatuh ke dalamujian itu, dan bahwa neraka itu melingkungi orang-orangkafir." (Qur'an, 9:49)
Orang-orang yang memang sudah membawa bibit-bibit kebenciandalam hatinya kepada Muhammad, mereka mengambil kesempatandalam peristiwa ini supaya orang-orang munafik itu tambahmunafik dan menghasut orang supaya tinggal di belakang medanperang. Muhammad melihat bahwa mereka itu tak dapat diberihati, kuatir nanti akan merajalela. Ia berpendapat akanmengambil tindakan terhadap mereka dengan tangan besi. Iamengetahui, bahwa banyak orang berkumpul di rumah Sulaimorang Yahudi itu. Mereka mau mengalang-alangi orang, maumenanamkan rasa enggan dalam hati orang dan supaya merekatinggal saja di garis belakang. Didampingi oleh beberapaorang sahabat ia mengutus Talha b. 'Ubaidillah kepada merekadan rumah Sulaim itu dibakar. Salah seorang dari merekapatah kakinya ketika ia melarikan diri dari dalam rumah itu.Yang lain-lain langsung menerobos api itu dan dapatmeloloskan diri. Tetapi mereka sudah tidak lagi mengulangi perbuatan semacamitu. Bahkan itu menjadi contoh buat yang lain. Sesudah itutak ada lagi orang berani melakukan perbuatan demikian. Tindakan tegas terhadap orang-orang munafik itu ada jugabekasnya. Dalam mempersiapkan pasukan itu orang-orang kayadan orang-orang berada telah pula datang menyumbangkanhartanya dalam jumlah yang cukup besar. Usman b. 'Affan sajasendiri menyumbang seribu dinar, dan banyak lagi yang lain,masing-masing menurut kemampuannya. Setiap orang yang mamputampil dengan perlengkapan dan biaya sendiri pula.Orang-orang yang tidak punya juga banyak yang datang ingindibawa serta oleh Nabi. Mereka yang mampu oleh Nabi dibawa,sedang kepada yang lain ia berkata: "Dalam hal ini sayatidak mendapat kendaraan yang akan dapat membawa kamu."
Dengan demikian mereka pun kembali, kembali denganbercucuran airmata. Mereka sedih, karena tak ada pula yangdapat mereka sumbangkan. Karena tangisan mereka itu merekadiberi nama Al-Bakka'un (orang-orang yang menangis). Pasukanyang sudah berkumpul mendampingi Muhammad ini - yang disebutPasukan 'Usra karena kesukaran yang dialami sejak mulaidibangun - sebanyak tigapuluh ribu Muslimin. Dalam menungguMuhammad kembali dari mengurus beberapa masalah di Medinah,sementara dia tidak ada, di tengah-tengah pasukan yang sudahberkumpul itu Abu Bakrlah yang bertindak sebagai imamsembahyang. Sekarang, setelah masalah-masalah dalam kota diserahkankepada Muhammad b. Maslama; dan Ali b. Abi Talib diserahiurusan keluarga dan disuruhnya ia tinggal dengan mereka.Setelah segala sesuatunya sudah dianggap beres, ia punkembali ke tempat semula memimpin pasukan. Ketika ituAbdullah b. Ubayy juga sudah siap dengan sebuah pasukanterdiri dari golongannya sendiri, akan berangkat disampingpasukan Muhammad.
Akan tetapi menurut Nabi, Abdullah danpasukannya itu supaya tetap di Medinah saja karena selainkurang dapat dipercaya imannya juga ia tidak kuat. Setelah mendapat perintah, pasukan itu pun berangkat, debudan pasir halus mengepul-ngepul ke udara diselingi olehringkik kuda. Wanita-wanita Medinah pergi naik ke atasloteng hendak menyaksikan pasukan tentara yang dahsyat ini,berangkat hendak menerobos padang sahara menuju ke arahSyam; yang demi di jalan Allah, tidak mereka pedulikan lagiudara panas, rasa dahaga dan lapar, dengan meninggalkanmereka yang mau duduk-duduk dan tinggal di belakang,orang-orang yang lebih suka tinggal di tempat yang teduh danbersenang-senang daripada suatu ujian iman dan perkenananTuhan. Pasukan tentara yang telah didahului oleh sepuluhribu pasukan berkuda serta kaum wanita yang begitu terpesonamenyaksikan segala kebesaran dan kekuatan itu, suasananyatelah dapat menggerakkan hati beberapa orang yang tadinyasurut dalam menerima ajakan Rasul dan tidak mau ikut.
Demikian juga Abu Khaithama, setelah melihat suasana itu iakembali pulang. Kedua orang isterinya dijumpainyamasing-masing sedang menyirami tempat ia berteduh dan sedangmendinginkan air minum dan menyediakan makanan buat dia.Setelah dilihatnya apa yang dilakukan wanita itu ia berkata: "Rasulullah dalam terik matahari, angin dan udara panas,sedang Abu Khaithama di tempat yang teduh, sejuk denganmakanan dan wanita cantik diam di rumah. Sediakanperbekalanku, aku akan menyusul." Setelah bekal yang diperlukan disediakan, ia pun pergimenyusul pasukan tentara. Mungkin masih ada juga sekelompokorang yang tinggal di belakang telah pula mengikuti jejakAbu Khaithama, setelah mereka menyadari bahwa tindakanmereka yang hendak mengelak dan takut-takut itu suatutindakan tercela dan hina. Dalam perjalanannya tentara itu sudah sampai di Hijr. Ditempat ini terdapat pula puing-puing bekas rumah-rumah kaumThamud yang terukir pada batu besar. Di tempat itu merekaoleh Rasulullah diperintahkan berhenti. Orang-orang punmulai mengambil air dari sumur. Setelah selesai, kata Rasulkepada mereka: "Jangan ada yang minum air sumur ini, juga jangan dipakaiberwudu untuk sembahyang. Bila sudah ada adonan yang kamubuat dengan air itu berikanlah kepada ternak dan samasekalijangan kamu makan. Juga jangan ada yang keluar malam inikalau tidak disertai seorang teman." Soalnya tempat itu tiada pernah dilalui orang dan kadangtimbul angin badai berupa pasir yang dapat menimbun manusiaatau binatang. Malam itu ada dua orang yang keluar diluarperintah Rasul.
Salah seorang daripada mereka dibawa angindan yang seorang lagi tertimbun pasir. Keesokan harinyaorang melihat pasir itu telah menimbuni sumur sehingga airtidak ada lagi. Orang jadi takut akan kehausan lebih ngerilagi karena perjalanan masih panjang. Akan tetapi, sementaramereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba datang awan membawahujan dan mereka pun kini mendapat air berlimpah-limpah.Perasaan takut hilang dan mereka semua bergembira. Adamereka yang berkata satu sama lain, bahwa itu suatu mujizat.Sedang yang lain mengatakan itu hanya awan lalu. Setelah itu pasukan tentara itu meneruskan perjalanan keTabuk. Sebenarnya tentang pasukan ini dan kekuatannyaberitanya sudah sampai kepada pihak Rumawi. Oleh karena ituia lebih suka menarik mundur pasukannya yang tadinya sudahditujukan ke perbatasan dengan maksud hendak melindungidaerah Syam dengan benteng-bentengnya itu. Setelah pihakMuslimin sampai di Tabuk dan Muhammad mengetahui pihakRumawi menarik diri dan berada dalam ketakutan, dirasa sudahtidak pada tempatnya akan mengejar mereka terus sampai kedalam negeri mereka. Oleh karena itu ia tetap tinggal di perbatasan, akanmenghadapi siapa saja yang akan menyerang atau melawannya.Ia berusaha menjaga perbatasan-perbatasan itu supaya janganada pihak yang melandanya.
Ketika itulah Yohanna bin Ru'ba - seorang amir (penguasa)Aila3 yang tinggal di perbatasan oleh Nabi telah dikirimisurat supaya ia tunduk atau akan diserbu. Yohanna datangsendiri dengan memakai salib dari emas di dadanya. Ia datangdengan membawa hadiah dan menyatakan setia. Ia mengadakanperdamaian dengan Muhammad dan bersedia membayar jizyaseperti yang juga dilakukan oleh pihak Jarba'4 dan Adhruh5dengan membayar jizya. Di samping itu Rasulullah telah pulamembuat surat-surat perjanjian perdamaian dengan mereka.Berikut ini salah satu bunyi teks itu, yakni yang dibuatdengan Yohanna: "Atas nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Surat ini ialahperjanjian keamanan atas nama Tuhan dari Muhammad, NabiUtusan Allah kepada Yohanna ibn Ru'ba serta penduduk Aila,atas kapal-kapal dan kendaraan-kendaraan dalam perjalananmereka di darat dan di laut, mereka berada dalam jaminanAllah dan Muhammad, termasuk mereka penduduk Syam, pendudukYaman dan penduduk pantai laut. Barangsiapa melakukan suatupelanggaran maka selain dirinya, hartanya itu tidak akandapat melindunginya dan Muhammad dibenarkan mengambil itudari mereka. Mereka tidak boleh dirintangi dari air yangdikehendaki atau jalan yang akan ditempuhnya, di darat ataudi laut."
Sebagai tanda persetujuan atas perjanjian ini Muhammad telahpula memberikan hadiah kepada Yohanna berupa mantel tenunanYaman disertai perhatian penuh kepadanya, setelah diperolehpersetujuan bahwa Aila akan membayar jizya sebesar 3000dinar tiap tahun. Muhammad sebenarnya sudah tidak perlu lagi berperang setelahpihak Rumawi menarik diri, dan telah dibuat perjanjiandengan daerah-daerah yang terletak di perbatasan dan karenasudah merasa aman setelah pula balatentara Bizantium kembalidari wilayah itu, kalau tidak karena lalu timbul suatukekuatiran baru. Pihak Ukaidir b. 'Abd'l-Malik al-Kindiorang Nasrani, Penguasa Duma6 itu akan memberontak denganmendapat bantuan balatentara Rumawi bilamana mereka datangdari jurusan itu. Itu sebabnya Nabi lalu menugaskan Khalidbin'l-Walid dengan sebuah pasukan berkuda terdiri dari 500orang. Dia sendiri berbalik dengan pasukannya kembali keMedinah. Dengan cepat sekali Khalid terjun menyusur ke Duma dengantidak setahu penguasa itu, yang dalam malam terang bulandengan disertai saudaranya yang bernama Hassan, sedangsama-sama memburu lembu liar. Khalid tidak mendapatperlawanan yang berarti. Hassan terbunuh dan Ukaidirditawan. Ia diancam akan dibunuh kalau pintu gerbang Dumatidak dibuka. Oleh karena itu pintu-pintu kota kemudiandibuka sebagai tebusan atas diri sang amir. Dari tempat iniKhalid kemudian dapat mengangkut sebanyak duaribu ekor unta,delapan ratus ekor kambing, empat ratus wasq (muatan) gandumdan empat ratus buah pakaian besi. Semua itu diangkutnyabersama-sama dengan Ukaidir sampai dapat menyusul Nabi diIbukota.
Muhammad menawarkan Islam kepada Ukaidir yangkemudian diterimanya dan ia pun menjadi pula sekutunya. Muhammad kembali dengan memimpin ribuan anggota Pasukan'Usra ini dari perbatasan Syam ke Medinah, bukanlah soalyang ringan. Mereka itu kebanyakan tidak mengerti maknapersetujuan yang telah diadakan dengan amir Aila dannegeri-negeri tetangganya, Juga mereka tidak menganggapbegitu penting persetujuan-persetujuan yang telah dibuatoleh Muhammad guna menjamin keamanan di perbatasan seluruhjazirah itu serta dibangunnya benteng-benteng ditempat-tempat itu sebagai perbatasan dengan pihak Rumawi.Sebaliknya yang dapat mereka lihat hanyalah, bahwa merekamenempuh jalan yang sulit dan panjang ini, dengan mengalamigangguan-gangguan, kemudian kembali tanpa membawa rampasan,tanpa membawa tawanan perang, bahkan berperang juga tidak.Segala yang dapat mereka lakukan hanyalah tinggal di Tabukselama hampir duapuluh hari. Jadi, hanya untuk inikah mereka mengarungi padang sahara dibawah tekanan panas musim yang dahsyat, sementarabuah-buahan di Medinah sudah mulai masak, dan orang sudahpula dapat menikmatinya? Ada segolongan orang yang lalumengejek apa yang telah dilakukan Muhammad itu. Orang yangmemang sudah teguh imannya, menyampaikan kabar inikepadanya. Ia mengambil tindakan terhadap orang-orang yangmengejeknya itu, kadang dengan kekerasan, kadang dengan caralemah-lembut, sementara pasukan tentara meneruskanperjalanan pulang ke Medinah sambil selalu Muhammad menjagadan mengatur barisan itu. Tatkala ia sudah sampai di kota, Khalid bin'l-Walid punmenyusul pula sampai. Ia datang bersama dengan Ukaidir yangdibawanya dari Duma, berikut unta, kambing, gandum danbaju-baju besi.
Ketika itu Ukaidir mengenakan pakaianlengkap dari sutera berat dengan berumbaikan emas. PendudukMedinah sangat terpesona melihatnya. Mereka yang tinggal di belakang tidak mengikutinya merasagelisah sekali. Mereka yang tadinya mengejek kini mulaisadar sendiri. Mereka datang sekarang sambil membawa dalihminta maaf. Tetapi kebanyakan mereka minta maaf itu disertaikebohongan. Sikap mereka ini oleh Muhammad ditolak,diserahkan kepada kebijaksanaan Tuhan. Tetapi ada tiga orangyang sudah beriman kepada Allah dan kepada Rasul, mereka inimengakui akan tindakan mereka tinggal di belakang danmengakui pula dosa mereka. Mereka itu ialah Ka'b b. Malik,Murara bin'r-Rabi' dan Hilal b. Umayya. Karena larangan yangpernah dikeluarkan oleh Muhammad, mereka bertiga itu selamalimapuluh hari tidak diajak bicara oleh kaum Muslimin, jugatidak seorang Muslim pun mengadakan hubungan dagang denganmereka. Tetapi Tuhan kemudian mengampuni mereka bertiga, danfirman Tuhan ini turun: "Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin danorang-orang Anshar yang telah mengikuti Nabi pada masakesulitan ('usra) setelah ada sebahagian mereka yang hampirmenyimpang hatinya.
Tetapi kemudian Tuhan menerima taubatmereka. Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada mereka.Juga terhadap tiga orang yang tinggal di belakang, sehinggabumi yang seluas ini terasa sempit oleh mereka, napas merekapun terasa sesak, dan mereka sudah mengerti, bahwa tak adatempat berlindung dari siksa Tuhan selain kepada Tuhan juga.Kemudian Allah menerima taubat mereka supaya mereka selalubertaubat. Dan Allah Maha Penerima segala taubat dan MahaPengasih." (Qur'an, 9:117-118) Sejak itu Muhammad bersikap tegas terhadap orang-orangMunafik, suatu sikap yang tidak biasa mereka alamisebelumnya. Soalnya ialah karena jumlah kaum Muslimin sudahbertambah banyak. Tingkah-laku kaum Munafik terhadap merekaakan berbahaya sekali dan sangat dikuatirkan. Oleh karenaitu perlu diatasi. Muhammad memang sudah yakin sekali -setelah janji Tuhan akan memberikan kemenangan kepada agamadan perintah Tuhan - bahwa jumlah mereka akan bertambah,akan berlipat-ganda banyaknya dari yang sekarang. Makaketika itulah orang-orang Munafik akan merupakan bahayabesar. Keadaan sebelum itu, tatkala Islam masih terbatasdalam kota Medinah dan sekitarnya, segala yang terjaditerhadap kaum Muslimin dia sendiri yang mengawasinya.Tetapi, sesudah agama meluas tersebar ke seluruh jazirahArab, bahkan sudah hampir meluas keluar, maka setiapkelalaian terhadap orang-orang Munafik itu, berarti akanmerupakan suatu bencana yang sangat dikuatirkan akibatnya,akan merupakan bahaya yang cepat sekali akan menjalar jikatidak lekas-lekas pula kuman-kuman itu diberantas.
Ada beberapa orang membuat sebuah mesjid7 di Dhu Awansejauh satu jam perjalanan dari Medinah. Ke dalam mesjidinilah kelompok orang-orang Munafik itu selalu datang.Mereka berusaha hendak mengubah ajaran Tuhan dari yangsebenarnya. Dengan itu mereka hendak memecah-belah kaumMuslimin dengan menimbulkan bencana dan kekufuran. Kelompokini meminta kepada Nabi supaya membuka mesjid dan sekaliansembahyang di tempat itu. Permintaan mereka diajukan sebelumperistiwa Tabuk. Oleh Nabi mereka diminta menunggu sampai iakembali. Tetapi setelah kembali dan mengetahui persoalanmesjid itu serta untuk apa pula tujuan sebenarnya dibangun,oleh Nabi diperintahkan supaya mesjid itu dibakar. Dengandemikian hal itu telah menjadi contoh, yang membuatorang-orang Munafik itu jadi ketakutan. Mereka surut danmenyisihkan diri. Yang akan melindungi mereka pun sudah takada lagi selain Abdullah b. Ubayy, ketua dan pemimpin merekaitu.
Hanya saja sesudah Tabuk, Abdullah b. Ubayy ini tidak lamalagi hidupnya. Setelah dua bulan menderita sakit ia mati.Meskipun rasa dengki terhadap Muslimin sudah menggerogotihatinya sejak Nabi tinggal di Medinah, namun Muhammad lebihsuka kaum Muslimin jangan menggangu Ibn Ubayy. Ketika orangini meninggal dan Nabi diminta menyembahyangkannya, dengansegera pula Nabi pun menyembahyangkan dan mendoakan ketikadikuburkan sampai upacara itu selesai. Dengan matinya IbnUbayy sendi kaum Munafik itu juga runtuh. Mereka yang masihada, sekarang dengan sungguh-sungguh mereka bertaubat kepadaTuhan. Dengan ekspedisi Tabuk ini maka selesailah amanat Tuhandiajarkan ke seluruh jazirah Arab, dan Muhammad sudah merasaaman dari setiap permusuhan yang akan ditujukan kepadaagama. Utusan-utusan dari pelbagai daerah sekarang datangmenghadap kepadanya dengan menyatakan sekali kesetiaannyaserta mengumumkan pula keislamannya. Ekspedisi sekali inibuat Nabi a.s. merupakan ekspedisi terakhir. Sesudah ituMuhammad menetap di Medinah, menikmati karunia pemberianTuhan kepadanya. Ibrahim anaknya merupakan jantung haticindur mata selama enambelas atau delapanbelas bulan.Apabila ia selesai menerima para utusan, mengurusmasalah-masalah kaum Muslimin, menunaikan kewajiban kepadaTuhan serta hak kewajiban seluruh keluarga, hatinya merasasejuk dengan melihat bayi yang selalu berkembang dan baiksekali pertumbuhannya itu.
Makin lama makin jelaskesamaannya, yang membuat sang ayah makin cinta dan kasihkepadanya. Sepanjang bulan itu yang menjadi inangpengasuhnya ialah Umm Saif, yang menyusui dan memberikansusu kambing pengasih Nabi dulu itu. Cinta-kasih Muhammad kepada Ibrahim sebenarnya bukan karenasuatu maksud pribadi yang ada hubungannya dengan Risalahyang dibawanya, atau dengan yang akan menjadi penggantinya.Muhammad a.s. dengan imannya kepada Tuhan dan kepada RisalahTuhan tidak akan memikirkan anak atau siapa yang akanmewarisinya. Bahkan dikatakannya: "Kami para Nabi, tidak dapat diwarisi. Apa yang kamitinggalkan untuk sedekah." Akan tetapi, rasa kasih insani dalam artinya yang luhur,rasa kasih insani yang begitu dalam tertanam dalam hatiMuhammad - yang kiranya tidak akan dicapai oleh siapa pun,rasa insani yang akan membuat manusia Arab memandang anaklaki-laki yang akan mewarisinya sebagai sebuah lukisan abadi- rasa kasih inilah yang telah membuat Muhammad mencurahkansemua cintanya kepada Ibrahim, kasih-sayang yang tiadataranya. Dan rasa kasih ini lebih parah merasuk ke dalamhati, karena sebelum itu ia telah kehilangan kedua puteranya- Qasim dan Tahir, - dan keduanya masih bayi dalam pangkuanKhadijah ibunya. Setelah Khadijah wafat ia kehilanganputeri-puterinya pula, satu demi satu, setelah merekabersuami dan menjadi ibu.
Sekarang tak ada lagi yang masihhidup, selain Fatimah. Putera-putera dan puteri-puteri itu,yang satu demi satu berguguran di tangannya dan dengantangannya sendiri pula ia menguburkan mereka ke dalampusara, yang telah meninggalkan luka yang begitu pedih dalamhatinya, kini terasa terobat juga dengan lahirnya Ibrahim,tempat buah hati meletakkan segala harapan. Dan sudahsepantasnya pula bila dengan harapan itu ia merasa gembira,merasa bahagia. Tetapi harapan ini tidak berlangsung lama; hanya selamabeberapa bulan saja seperti yang sudah kita sebutkan.Sesudah itu Ibrahim jatuh sakit, sakit yang sangatmenguatirkan. Ia dipindahkan ke sebuah tempat dengan kebunkurma di samping Masyraba Umm Ibrahim. Maria dan Sirinadiknya selalu menjaga dan merawatnya. Bayi ini tidak lamasakitnya Tatkala ajal sudah dekat dan Nabi diberi tahu,karena rasa sedih yang sangat mendalam, ia berjalan denganmemegang tangan Abdur-Rahman b. 'Auf sambil bertumpukepadanya. Bila ia sudah sampai ke tempat itu di samping'Alia - tempat Masyraba yang sekarang - dijumpainya Ibrahimdalam pangkuan ibunya, sedang menarik napas terakhir.Diambilnya anak itu, lalu diletakkannya di pangkuannyadengan hati yang remuk-redam rasanya. Tangannya menggigil.Kalbu yang duka dan pilu rasa mencekam seluruh sanubari.Lukisan hati yang sedih mulai membayang dalam raut wajahnya.
Sambil meletakkan anak itu di pangkuan ia berkata: "Ibrahim, kami tak dapat menolongmu dari kehendak Tuhan." Dalam keadaan hening yang menekan itu kemudian airmatanyaberderai bercucuran, sementara anak itu sedang menarik napasterakhir. Sang ibu dan Sirin menangis menjerit-jerit; olehRasulullah dibiarkan mereka begitu. Setelah tubuh Ibrahim tiada bergerak lagi, sudah tiadabernyawa, dan dengan kematiannya itu padam pula semuaharapan yang selama ini membuka hati Nabi, makin deras pulaairmata Muhammad mengucur, sambil ia berkata: "Oh Ibrahim, kalau bukan karena soal kenyataan, dan janjiyang tak dapat dibantah lagi, dan bahwa kami yang kemudianakan menyusul orang yang sudah lebih dahulu daripada kami,tentu akan lebih lagi kesedihan kami dari ini." Dan setelahdiam sejenak, katanya lagi: "Mata boleh bercucuran, hatidapat merasa duka, tapi kami hanya berkata apa yang menjadiperkenan Tuhan, dan bahwa kami, O Ibrahim, sungguh sedihterhadapmu." Muslimin yang melihat Muhammad begitu duka, beberapa orangterkemuka hendak mengurangi hal itu dengan mengingatkannyaakan larangannya berbuat demikian. Tapi ia menjawab: "Akutidak melarang orang berduka cita, tapi yang kularangmenangis dengan suara keras. Apa yang kamu lihat dalamdiriku sekarang, ialah pengaruh cinta dan kasih didalamhati. Orang yang tiada menunjukkan kasih sayangnya, oranglain pun tiada akan menunjukkan kasih sayang kepadanya."Atau seperti dikatakan juga: Kemudian ia berusaha menahanduka hatinya. Ia memandang Maria dan Sirin dengan pandanganpenuh kasih. Kepada mereka dimintanya supaya lebih tenangsambil katanya: "Ia akan mendapat inang pengasuh di surga." Kemudian setelah ia dimandikan oleh Umm Burda, - sumber lainmenyebutkan oleh Fadzl bin'l-'Abbas - dibawa dari rumah itudi atas sebuah ranjang kecil. Nabi dan Abbas pamannya,begitu juga sejumlah kaum Muslimin ikut mengantarkan sampaike Baqi'. Di tempat itu ia dimakamkan setelahdisembahyangkan oleh Nabi. Selesai pemakaman Muhammad mintasupaya makam itu ditutup kemudian diratakannya dengantangannya sendiri. Ia memercikkan air dan memberi tanda diatas kubur itu. Lalu katanya: "Sebenarnya ini tidak membawa kerugian, juga tidakmendatangkan keuntungan. Tetapi hanya akan menyenangkan hatiorang yang masih hidup. Apabila orang mengerjakan sesuatu,Tuhan lebih suka bila dikerjakan secara sempurna." Bersamaan dengan kematian Ibrahim itu kebetulan terjadi pulamatahari gerhana. Kaum Muslimin menganggap peristiwa itusuatu mujizat. Kata mereka matahari gerhana karena Ibrahimmeninggal. Hal ini terdengar oleh Nabi. Karena cintanya yang begitu besar kepada Ibrahim, dan rasaduka yang begitu dalam karena kematiannya, adakah ia lalumerasa terhibur mendengar kata-kata itu, atausetidak-tidaknya akan didiamkan saja, menutup mata melihatorang sudah begitu terpesona karena telah menganggap itusuatu mujizat? Tidak. Dalam keadaan serupa itu, kalau punini layak dilakukan oleh mereka yang suka mengambilkesempatan karena kebodohan orang, atau layak dilakukan olehmereka yang sudah tak sadar karena terlampau sedih, buatorang yang berpikir sehat tentu hal ini tidak layak, apalagibuat Nabi Besar! Muhammad melihat mereka yang mengatakanbahwa matahari telah jadi gerhana karena kematian Ibrahim,dalam khotbahnya kepada mereka ia berkata: "Matahari dan bulan ialah tanda kebesaran Tuhan, yang tidakakan jadi gerhana karena kematian atau hidupnya seseorang.Kalau kamu melihat hal itu, berlindunglah dalam zikir kepadaTuhan dengan berdoa." Sungguh suatu kebesaran yang tiada taranya. Rasul tidakmelupakan risalahnya itu dalam suatu situasi yang begitugawat, situasi jiwa yang sedang dalam keharuan dan kesedihanyang amat dalam! Kalangan Orientalis dalam menanggapiperistiwa yang terjadi terhadap diri Muhammad ini, tidakbisa lain mereka bersikap hormat dan kagum sekali! Merekatidak dapat menyembunyikan rasa kekaguman dan rasa hormatnyaitu kepadanya. Mereka menyatakan pengakuan mereka tentangkejujuran orang itu, yang dalam situasi yang sangat gawat iatetap mempertahankan hak dan kejujurannya yangsungguh-sungguh ! Gerangan bagaimana pula perasaan isteri-isteri Nabi melihatkesedihan dan dukacita yang menimpanya begitu mendalamkarena kematian Ibrahim itu? Dia sendiri sudah merasaterhibur dengan karunia Tuhan itu dan dapat pula meneruskantugas menunaikan risalah serta dengan bertambahnya Islamtersebar pada perutusan yang terus-menerus datang kepadanyadari segenap penjuru, sehingga tahun kesepuluh Hijrah inidiberi nama 'Am'lWufud - Tahun Perutusan.' Pada tahun itulahAbu Bakr memimpin orang menunaikan ibadat haji.
Catatan kaki:
1 Zakat 'usyr ialah zakat hasil bumi yang dikenakan 1/10dari produksi hasil pertanian bila diolah dengan bantuan airhujan atau mata air alam dan 1/20 bila diairi denganmenggunakan tenaga. Ada yang berpendapat, bahwa secarateknis ini bukan zakat, karena yang dikenakan hanya hasilnya(A).
2 Pajak kepala sebagai kompensasi atas setiap non-Muslim dibawah pemerintahan Islam dengan mendapat jarninan keamanandan dibebaskannya ia dari wajib militer (A)
3 Aila ialah Elath atau 'Aqaba sekarang, di dekat TelukAqaba (A).
4 Jarba' sebuah desa di dekat Amman di bilangan Balqa,wilayah Syam.
5 'Adhruh, nama tempat di ujung Syam antara Balqa, denganAmman, berdekatan dengan Hijaz dan tidak jauh dari Jarba'.
6 Duma, ialah yang dikenal dengan nama Dumat'l-Jandal,terletak sekitar 220 km dari Damsyik ke jurusan Medinah.
7 Mesjid ini dikenal dengan nama 'Masjid Dziral' atau'Masjid Bencana,' dzirar harfiah berarti 'kerusuhan,''kerugian,', 'bahaya' (A).
0 komentar:
Posting Komentar