Kitab Tentang Sifat-Sifat Solat

BAB 1: MENGANGKAT KEDUA TANGAN SAMA TINGGI DALAM TAKBIR KETIKA MEMULAI SOLAT.
735 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika memulai solat, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkat kedua tangannya setinggi kedua pundaknya, begitu pula ketika bertakbir hendak ruku dan ketika mengangkat kepala pada saat bangun dari ruku dengan mengucapkan Sami'allaahu liman hamidah, robbanaa walakalhamdu (artinya: Allah menjawab orang yang memuji-Nya, ya Tuhan kami, segala puji hanya bagi-Mu). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak mengangkat kedua tangan ketika sujud.



BAB 2: MELETAKKAN TANGAN KANAN DI ATAS TANGAN KIRI
740 Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Di dalam solat orang-orang diperintahkan meletakkan tangan kanan di atas hasta kiri.

BAB 3: UCAPAN SETELAH TAKBIR
743 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan Abu Bakr Radliyallaahu 'anhu memulai solat (sesudah takbiratul ihram) dengan bacaan Alhamdulillaahi robbil'aalamiin.
744 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam diam beberapa saat antara takbiratul ihram dengan bacaan Fatihah. Seusai solat saya bertanya, "Demi ayah dan ibu, ya Rasulullah, selama anda diam antara takbiratul ihram dengan bacaan Fatihah tadi, apa yang anda bacam?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Aku membaca Allaahumma baa'id ... walbaradi (artinya: Ya Allah, jauhkanlah aku dari dosa seperti Engkau jauhkan timur dengan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa seperti pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, bersihkanlah dosaku dengan air, salju dan hujan)".

BAB 4: SOLAT GERHANA
Diriwayatkan dari Asma binti Abu Bakr Radliyallaahu 'anhu, mengenai solat gerhana seperti hadis yang telah disebutkan di muka.
745 Asma menambahkan dalam riwayat ini bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Surga di dekatkan kepadaku sehingga seandainya aku memberanikan diri aku bisa memetik buah-buahannya untuk kalian. Neraka pun didekatkannya kepadaku sehingga aku bertanya, Ya Tuhan, apakah aku akan bersama orang-orang ini? Tiba-tiba aku melihat seorang perempuan di dalam neraka dicabik-cabik oleh seekor kucing dengan cakarnya, lalu aku bertanya, "Apa dosa perempuan ini?" Para malaikat menjawab, "Perempuan ini pernah mengurung kucing sehingga mati kelaparan karena tidak diberinya makan dan tidak melepasnya untuk mencari makanan di muka bumi".

BAB 5: MELIHAT IMAM DI DALAM SOLAT.
746 Diriwayatkan dari Abu Ma'mar Radliyallaahu 'anhu, bahwa Khabbab ditanya: "Apakah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca surah Al Quran pada salat zhuhur dan Asar?" Dia menjawab: "Ya". Dia ditanya lagi: "Bagaimana anda bisa tahu?" Dia menjawab: "Dengan melihat gerakan dagunya".

BAB 6: MELIHAT KE ATAS KETIKA SOLAT.
750 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Mengapa orang-orang itu melihat ke atas ketika solat?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda dengan suara keras sampai beliau menambahkan: "Mereka harus menghentikan itu atau jika tidak, maka biar mata mereka dicabut saja".

BAB 7: MENOLEH KETIKA SOLAT
751 Diriwayatkan dari AIsyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang menoleh ketika solat, kemudian beliau menjawab, "Itulah upaya setan mencuri solat seseorang".

BAB 8: IMAM DAN MAKMUM WAJIB MEMBACA FATIHAH.
755 Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Penduduk Kufah melaporkan Sa'd Radliyallaahu 'anhu, kepada Umar Radliyallaahu 'anhu, kemudian Umar memecatnya dari jabatan gubernur/walikota dan menggantinya dengan Ammar. Isi laporan mereka antara lain bahwa Sa'd tidak melaksanakan solat dengan sebaik mungkin. Umar memerintahkan agar Sa'd dipanggil, Umar bertanya, "Hai Abu Ishaq (yakni Sa'd)! penduduk Kufah mengatakan bahwa kamu tidak mengerjakan solat dengan baik?" Sa'd menjawab, "Demi Allah, saya mengimami solat mereka sesuai dengan solat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tanpa menguranginya. Saya memanjangkan dua rakaat pertama dalam solat Isya dan memendekkan dua rakaat yang kedua". Kata Umar, "Itulah yang menjadi pemikiran saya tentang kamu". Umar mengutus seorang atau lebih menyertai Sa'd ke Kufah untuk menanyakan langsung kepada penduduk di sana perihal Sa'd. Utusan tersebut bertanya kepada oarng-orang di setiap masjid dan mereka semua memuji Sa'd karena kebaikannya. Sesampainya utusan tersebut di masjid Bani Abbas ada seorang laki-laki bernama Usamah bin Qatadah yang dijuluki Abu Sa'dah berdiri dengan mengatakan kepada utusan Umar, "Karena anda menyuruh kami bersumpah, saya beritahukan bahwa Sa'd tidak tidak turut serta dalam pasukan, tidak meratakan pembagian rampasan perang dan tidak adil dalam memberikan keputusan". Sa'd mengatakan, "Demi Allah, saya akan mendoakan orang ini tiga hal: "Ya Allah, jika orang ini berdusta dan tampil untuk popularitas maka, 1) Panjangkan umurnya. 2) Lestarikan kemiskinannya. 3) Timpakan fitnah kepadanya". Lama setelah itu laki-laki tersebut ditanya, jawabnya, "Saya sekarang sudah tua dan selalu tertimpa fitnah akibat terkabulnya doa Sa'd". Perawi menuturkan ucapan Jabir: Lama setelah peristiwa itu saya melihat laki-laki tersebut matanya tertutup oleh alisnya karena sangat tua dan dia menggoda gadis-gadis kecil di jalanan.
756 Diriwayatkan dari 'Ubadah bin Ash Shamit Radliyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Tidak sah solat orang yang tidak membaca Fatihah".
757 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, bahwa suatu ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke masjid, kemudian ada seorang laki-laki masuk pula ke masjid, kemudian dia melakukan solat. Setelah itu dia mengucapkan salam kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan beliaupun menjawabnya, lalu beliau bersabda: "Ulangi solatmu, karena kamu tadi belum solat". Laki-laki tersebut melakukan solat lagi seperti semula, kemudian dia mendekati Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan mengucapkan salam. Kata Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Ulangi lagi solatmu, karena kamu tadi belum mengerjakan solat". Demikian itu sampai tiga kali, kemudian laki-laki itu berkata: "Demi Allah yang telah mengutus anda dengan kebenaran, saya tidak bisa melakukan solat lebih baik lagi, maka ajarilah saya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu berdiri hendak mengerjakan solat, bertakbirlah, lalu bacalah surah Al Quran yang kamu anggap mudah, kemudian ruku'lah dengan thuma'ninah, lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak, kemudian sujudlah dengan thuma'ninah, lalu bangunlah hingga engkau duduk dengan thuma'ninah. Lakukanlah seperti itu pada setiap solatmu".

BAB 9: BACAAN AL QURAN PADA SOLAT ZHUHUR.
759 Diriwayatkan dari Abu Qatadah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika solat Zuhur, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca dua surah Al Quran pada dua rakaat pertama setelah bacaan Fatihah. Surah yang dibaca pada rakaat pertama lebih panjang daripada surah yang dibaca pada rakaat kedua. Kadang-kadang ayat yang dibaca bisa terdengar. Pada saat solat Asar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca dua surah Al Quran pada dua rakaat pertama setelah bacaan Fatihah. Surah yang dibaca pada rakaat pertama lebih panjang daripada surah yang dibaca pada rakaat kedua. Pada saat solat Subuh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca surah Al Quran pada rakaat pertama lebih panjang daripada surah yang dibaca pada rakaat kedua.

BAB 10: BACAAN SURAH PADA SOLAT MAGHRIB.
763 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, bahwa Ummul Fadhl mendengarnya ketika ia membaca surah "Walmursalaati urfaa", kemudian Ummul Fadhl mengatakan: "Wahai anakku, surah yang kau baca ini mengingatkanku, karena surah tersebut adalah apa yang terakhir kalinya aku dengar dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, yang beliau baca dalam solat Maghrib".
764 Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca dalam solat Maghrib dua surah yang panjang (maksudnya surah Al-A'raaf dan Al-Maaidah atau Al-A'raaf dan Al-An'aam).

BAB 11: MEMBACA SURAH ALQURAN DENGAN SUARA KERAS PADA SOLAT MAGHRIB.
765 Diriwayatkan dari Jubair bin Muth'im Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca surah Ath-Thuur pada solat Maghrib.

BAB 12: MEMBACA SURAH DENGAN AYAT SAJDAH PADA SOLAT ISYA.
768 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah melakukan solat Isya dengan bermakmum kepada Abul Qasim (yakni Nabi Muhammad) Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. beliau membaca surah Idzassamaa'un syaqqat, kemudian beliau bersujud, sejak itu saya selalu bersujud ketika membaca ayat sajdah tersebut.

BAB 13: BACAAN SURAH PADA SOLAT ISYA.
769 Diriwayatkan dari Al-Barra Radliyallaahu 'anhu, bahwa suatu ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berada dalam perjalanan, kemudian pada solat Isya beliau membaca surah Wattiini wazzaituun, pada salah satu rakaat. Disebutkan pada riwayat lain bahwa Al-Barra mengatakan: Saya tidak pernah mendengar orang yang suaranya atau bacaannya lebih bagus daripada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

BAB 14: BACAAN SURAH PADA SOLAT SUBUH.
772 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: AlQuran dibaca pada setiap solat. Bacaan yang dikeraskan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kamipun mengeraskannya ketika kami menjadi imam, dan bacaan yang tidak dikeraskan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kami pun tidak mengeraskannya. jIka kamu tidak menambha bacaan surah selain Fatihah, maka itu sudah cukup, dan jika kamu menambah bacaan surah selain Fatihah, maka itu lebih baik.

BAB 15: MENGERASKAN BACAAN SURAH PADA SOLAT SUBUH.
773 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersama sekelompok sahabatnya berangkat menuju Suq 'Ukazah (pAsar 'Ukazah) yang ketika itu ada penghalang bagi para setan dari bangsa jin untuk memperoleh kabar dari langit dan mereka dilempari nyala api. Para setan tersebut kembali ke kaum mereka, lalu mereka ditanya oleh kaumnya, "Mengapa kalian kembali tanpa memperoleh berita dari langit?" Mereka menjawab, "Ada penghalang sehingga kami tidak bisa memperoleh berita dari langit dan kami dilempari nyala api". Kata kaum mereka, "Pasti ada sesuatu yang baru saja terjadi sehingga kalian terhalang untuk mendapatkan berita dari langit, karena itulah pergilah ke arah timur dan barat, lalu perhatikan apa sebenarnya yang menghalangi kalian untuk mendapatkan berita dari langit". Mereka yang menuju ke arah Tihamah, ketika mereka kembali, mereka berpapasan dengan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di Nakhlah, suatu tempat menuju pAsar Ukazh yang ketika itu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang melaksanakan solat Subuh bersama para sahabatnya. Ketika mereka (para jin) mendengar Al Quran, mereka memperhatikannya, lalu mereka berkata, "Demi Allah, pasti ini yang menghalangi kalian untuk memperoleh berita dari langit". Mereka kembali ke kaumnya dengan mengatakan, "Hai kaum kami, Sesungguhnya kami telah mendengar bacaan yang menakjubkan (yakni AlQuran) yang menuntun ke jalan kebenaran, kemudian kami beriman dengan AlQuran dan kami tidak akan pernah mempersekutukan sesuatu dengan Tuhan kami. Kemudian Allah menurunkan kepada Nabi-Nya ayat-ayat (yang artinya): Katakanlah Muhammad: Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekelompok jin telah mendengar AlQuran ... (lihat surah Jin)". Apa yang diwahyukan kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tersebut adalah mengenai perbincangan para jin.
774 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca surah dengan suara keras sesuai apa yang diperintahkan kepada beliau dan beliau tidak mengeraskan bacaan surah juga sesuai dengan apa yang diperintahkan kepada beliau. "Dan Tuhanmu tidak pernah lupa" (Maryam:19). "Sungguh pada diri Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam terdapat suri teladan yang baik bagimu" (Al-Ahzab:21).

BAB 16: DALAM SATU RAKAAT MEMBACA DUA SURAH ATAU MEMBACA AYAT-AYAT TERAKHIR ATAU MEMBACA SURAH LAIN
775 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa dia didatangi oleh seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu mengatakan: "Saya pernah membaca surah Al-Mufashshal dalam satu rakaat pada malam hari". Kata Abdullah bin Mas'ud: Demikian itu terlalu cepat seperti pembacaan syair. Saya tahu bahwa surah-surah yang sama dengan itu pernah dibaca oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan digabung dalam satu rakaat. Kemudian Abdullah bin Mas'ud menyebutkan 20 surah kelompok Al-Mufashshal yang mana Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca dua surah dari sekian surah tersebut pada satu rakaat.

BAB 17: HANYA MEMBACA FATIHAH (TANPA SURAH LAIN) PADA DUA RAKAAT TERAKHIR DALAM SOLAT YANG RAKAATNYA
776 Diriwayatkan dari Abu Qatadah Radliyallaahu 'anhu, bahwa pada solat Zuhur Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca Fatihah dan surah lain pada dua rakaat pertama, sedangkan dalam rakaat yang akhir beliau hanya membaca Fatihah. Ayat-ayat yang beliau baca kadang terdengar. Surah yang beliau baca pada rakaat yang pertama lebih panjang daripada surah yang beliau baca pada rakaat kedua, begitu pula dalam solat Asar dan Subuh.
BAB 18: IMAM MENGERASKAN BACAAN AAMIIN.
780 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: ""pabila imam mengucapkan aaminn, maka ketika itulah ucapkan aamiin pula, karena siapa yang ucapan aamiinnya bersamaan dengan aamiin yang diucapkan oleh para malaikat, maka dosanya di masa lalu akan diampuni"."

BAB 19: KEUTAMAAN UCAPAN AAMIIN
781 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Siapa yang di dalam solatnya mengucapkan aamiin dan pada saat itu pula para malaikat di langit mengucapkan aamiin sehingga aamiin orang tersebut bersamaan dengan aamiin para malaikat, maka dosa orang itu di masa lalu akan diampuni".

BAB 20: RUKU SEBELUM MASUK KE SHAFF.
783 Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radliyallaahu 'anhu, bahwa dia mendekat kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau sedang ruku, lalu dia pun segera turut ruku sebelum memasuki shaff. Hal itu disampaikannya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Semoga Allah menambah kecintaanmu terhadap kebaikan, tetapi janganlah kamu mengulangi ruku dengan cara seperti itu lagi".

BAB 21: BERTAKBIR DENGAN SEMPURNA KETIKA RUKU.
784 Diriwayatkan dari Imran bin Hushain Radliyallaahu 'anhu, bahwa dia pernah solat di Bashrah dengan bermakmum kepada Ali Radliyallaahu 'anhu. Kata Imran: "Orang ini (yakni Ali ra) mengingatkan kami terhadap solat yang pernah kami laksanakan bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam". Imran menuturkan bahwa Ali Radliyallaahu 'anhu bertakbir setiap kali bangun dari ruku dan akan ruku.

BAB 22: BERTAKBIR KETIKA BANGUN DARI SUJUD
789 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika berdiri untuk memulai solat, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertakbir. Ketika ruku beliau juga bertakbir, dan ketika bangung dari ruku beliau membaca Sami'allaahu liman hamidahu (artinya: Allah menjawab orang yang memuji-Nya). Ketika berdiri setelah ruku beliau membaca Rabbanaa walakalhamdu (artinya: Ya Tuhan kami, segala puji hanya bagi-Mu).

BAB 23: MELETAKKAN TELAPAK TANGAN DI ATAS LUTUT KETIKA RUKU.
790 Diriwayatkan dari Sa'd bin Abi Waqqas Radliyallaahu 'anhu bahwa putranya, Mush'ab melakukan solat di sampingnya. Kata Mush'ab: "Ketika ruku saya meletakkan kedua telapak tangan saya di atas kedua paha saya dengan merapatkan antara keduanya, kemudian ayah saya melarang saya ruku seperti itu. Kata ayah saya: "Dulu kami pernah mengerjakan ruku dengan cara seperti itu, kemudian kami dilarang oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu kami diperintahkan untuk meletakkan telapak tangan di atas lutut.

BAB 24: MELURUSKAN PUNGGUNG KETIKA RUKU DENGAN THUMA'NINAH
792 Diriwayatkan dari Al-Barra Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Durasi ruku Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam hampir sama dengan durasi sujudnya, dengan durasi duduk antara dua sujud, begitu pula dengan durasi berdiri setelah ruku, kecuali berdiri sebelum ruku dan duduk tahiyyat.

BAB 25: DOA KETIKA RUKU.
794 Diriwayatkan dari AIsyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika ruku dan sujud Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengucapkan: Subhaanakallaahumma rabbanaa wabihamdika allaahummaghfirlii (Artinya: Maha Suci Engkau, ya Allah, ya Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, ya Allah, ampunilah aku).
Pada riwayat lain, AIsyah Radliyallaahu 'anhu menuturkan bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca AlQuran di dalam solat.

BAB 26: KEUTAMAAN UCAPAN: ALLAAHUMMA ROBBANAA LAKALHAMDU
796 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Apabila imam telah mengucapkan: Sami'allaahu liman hamidahu (artinya: Allah menjawab orang yang memuji-Nya), maka makmum hendaklah mengucapkan Allaahumma robbanaa lakalhamdu (artinya: Ya Tuhan kami, segala puji hanya bagi-Mu), karena siapa yang mengucapkannya bersamaan dengan para malaikat dengan ucapan yang sama, maka dosanya di masa lalu akan diampuni".

BAB 27: QUNUT DALAM SOLAT.
797 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Sungguh solat saya seperti solat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu pernah membaca doa qunut pada rakaat akhir dalam solat Zuhur, Isya dan Subuh seusai membaca sami'allaahu liman hamidahu. Abu Hurairah memohonkan kebaikan bagi orang-orang mukmin dan laknat bagi orang-orang kafir.
798 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: doa qunut biasanya pada solat Maghrib dan Subuh.
799 Diriwayatkan dari Rifa'ah bin Rafi Az-Zuraqi Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada suatu hari saya melaksanakan solat dengan bermakmum kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ketika bangun dari ruku beliau mengucapkan Sami'allaahu liman hamidahu (artinya: Allah menjawab orang yang memuji-Nya), kemudian seorang makmum di belakang beliau mengucapkan Rabbanaa walakalhamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiihi (artinya: Ya Tuhan kami, segala puji hanya bagi-Mu yang penuh kebaikan dan keberkahan). Seusai solat, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya, "Siapa yang mengucapkan ucapan tadi?" Orang tersebut menjawab, "Saya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Aku melihat 30 malaikat lebih, masing-masing berlomba mencatat lebih awal pahala ucapan tersebut".

BAB 28: BERDIRI TEGAK DENGAN THUMA'NINAH SESUDAH RUKU
800 Diriwayatkan dari Tsabit Radliyallaahu 'anhu, bahwa Anas Radliyallaahu 'anhu pernah memberikan contoh solat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kemudian Anas melaksanakan solat. Setelah bangun dari ruku Anas berdiri lama sehingga kami menyangka dia lupa untuk bersujud.

BAB 29: BERTAKBIR KETIKA HENDAK BERSUJUD.
804 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika bangun dari ruku Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengucapkan Sami'allaahu liman hamidahu Rabbanaa walakalhamdu (artinya: Allah menjawab orang yang memuji-Nya, ya Tuhan kami, segala puji hanya bagi Mu), kemudian beliau mendoakan beberapa orang dengan menyebut nama-nama mereka. Beliau berdoa (dalam qunut yang artinya): "Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Wlid, Salamah bin HIsyam, Ayyasy bin Abi Rabi'ah dan orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, keraskan siksa-Mu terhadap suku Mudhar dan biarkan mereka dalam kelaparan bertahun-tahun seperti tahun-tahun Yusuf. Ketika itu suku Mudhar di timur memmusuhi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

BAB 30: KEUTAMAAN SUJUD.
806 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, bahwa orang-orang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah kelak pad hari kiamat kami akan melihat Tuhan kami?" Rasululah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam balik bertanya: "Apakah kalian meras sulit melihat bulan purnama tanpa awan?" Mereka menjawab: "Tidak, ya Rasulullah". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya lagi: "Apakah kalian merasa sulit melihat matahari tanpa awan?" Mereka menjawab: "Tidak, ya Rasulullah". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seperti itulah kalian akan melihat Allah. Pada hari kiamat umat manusia dikumpulkan, lalu Allah berfirman, "Siapa yang menyembah sesuatu, maka ikutilah apa yang disembahnya. Ada orang yang mengikuti matahari, ada orang yang mengikuti bulan, ada orang yang mengikuti Thaghut (tuhan palsu), dan tinggallah umat yang beriman ini, termasuk mereka yang munafik, kemudian Allah mendatangi mereka lalu berfirman, "Akulah Tuhan kalian". Kata mereka, "Kami akan tetap tinggal di tempat ini sampai Tuhan kami menemui kami, kami pasti mengenal-Nya". Kemudian Allah mendatangi mereka, lalu Allah berfirman, "Akulah Tuhan kalian". Kata mereka, "Engkaulah Tuhan kami, Allah akan memanggil mereka, kemudian Ash Shirah (jembatan) dibentangkan di atas neraka, maka aku (Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) adalah orang pertama di antara para rasul yang menyeberangi jembatan itu bersama umatku yang bertakwa. Pada hari itu tidak ada seorangpun yang bisa berbicara kecuali para rasul. Ucapan para rasul ketika itu adalah, "Ya Allah, selamatkanlah kami. Di dalam neraka terdapat benda-benda runcing dan tajam (pengait) yang mirip dengan duri Sa'dan. Pernahkah kalian melihat duri Sa'dan?" Mereka menjawab, "Ya". Sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selanjutnya, "Pengait-pengait di neraka tersebut seperti duri Sa'dan, namun tidak ada yang mengetahui seberapa ukuran besarnya melainkan Allah. Pengait-pengait tersebut akan menusuk tubuh orang-orang sesuai dengan amal perbuatan mereka. Ada orang yang jatuh tersungkur lalu mendekam di situ selamanya. Ada orang yang disiksa sehingga tubuhnya berserakan namun akhirnya dibebaskan dari neraka, sehingga tibalah saatnya Allah berkenan memberikan kasih sayang-Nya kepada penghuni neraka yang dikehendaki-Nya, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat, "Keluarkanlah orang-orang yang ketika di dunia menyembah Allah. Para malaikatpun mengeluarkan orang-orang tersebut dengan mengenali bekas sujud mereka, karena Allah melarang api neraka untuk melahap bekas sujud pada tubuh mereka, sehingga akhirnya mereka keluar dari neraka. Seluruh tubuh manusia akan dilalap oleh api neraka kecuali bekas sujudnya. Mereka dikeluarkan dari neraka berupa kerangka hangus, kemudian mereka disiram dengan air kehidupan, sehingga mereka tumbuh bertahap seperti biji yang tumbuh di pinggir aliran air. Setelah Allah menuntaskan hukuman terhadap hamba-hamba-Nya, tinggallah satu orang yang berada di antara surga dan neraka, dan dia adalah orang terakhir dari penghuni neraka yang akan dimasukkan ke surga. Orang tersebut wajahnya menghadap ke neraka, dia berkata, "Ya Tuhan, palingkan wajahku dari api neraka, karena anginnya membuat tubuhku kering dan uapnya membuat tubuhku terbakar". Allah bertanya kepada orang tersebut, "Jika permintaanmu itu dipenuhi, apakah kamu akan meminta selain itu?" Orang itu menjawab, "Demi ke-Agungan-Mu, aku tidak akan meminta selain itu". Kemudian Allah memberikan apa yang diinginkan oleh orang tersebut sesuai dengan permintaan dan janjinya, lalu Allah memalingkan wajah orang itu dari apa neraka. Begitu wajah orang tersebut dihadapkan ke surga, dia tertegun - dengan kehendak Allah - karena melihat keindahan surga, kemudian dia berkata, "Ya Tuhan, dekatkanlah aku ke pintu surga". Allah menjawab, "Bukankah kamu telah berjanji bahwa kamu tidak akan mengajukan permintaan lagi?" Kata orang itu, ya Tuhan, janganlah Engkau membiarkanku menjadi makhluk-Mu yang paling sial". Allah Swt bertanya lagi, "Apakah kamu akan mengajukan permintaan lagi nanti setelah permintaan ini terpenuhi?" Orang itu menjawab, "tidak. Demi ke-Maha Kekuasaan-Mu, aku tidak akan mengajukan permintaan lagi setelah ini". Kemudian Allah meenuhi orang tersebut sesuai dengan keinginan janjinya, sehingga Allah mendekatkannya ke pintu surga. Setelah sampai di pintu surga orang tersebut tertegun karena melihat beragam keindahan dan kesenangan di dalam surga, atas kehendak Allah, kemudian orang itu berkata, "Ya Tuhan, masukkanlah aku ke dalam surga". Allah Swt berfirman, "Kamu ini memang selalu mengingkari janji. Bukankah sebelumnya kamu telah berjanji bahwa kamu tidak akan mengajukan permintaan lagi selain apa yang telah diberikan kepadamu?" Kata orang itu, "Ya Tuhan, janganlah Engkau membiarkanku menjadi makhluk-Mu yang paling sial". Allah 'Azza wa Jalla tertawa mendengarnya, kemudian Allah 'Azza wa Jalla mengizinkannya masuk surga. Allah Swt berfirman, "Ajukan permintaanmu". Maka orang tersebut mengajukan segala permintaannya. Setelah semua permintaannya terpenuhi, Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Ajukan lagi permintaanmu lebih dari itu". Allah 'Azza wa Jalla mengingatkan segala keinginan orang itu. Setelah semua keinginannya terpenuhi, Allah Swt berfirman, "Semua itu untukmu ditambah lagi sebanyak itu"."

BAB 31: TUJUH BAGIAN TUBUH YANG BERSUJUD.
812 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Aku diperintahkan bersujud di atas tujuh bagian tubuh; kening/dahi - beserta ujung hidung --, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung telapak jari kaki, tanpa tertutup pakaian dan rambut".

BAB 32: DUDUK DENGAN THUMA'NINAH ANTARA DUA SUJUD
821 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya akan berupaya keras memberikan contoh kepada kalian solat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sebagaimana yang pernah saya lihat. Sebagian hadis ini sudah disebutkan di muka (nomor 461).

BAB 33: TIDAK BOLEH BERSUJUD DENGAN MELETAKKAN HASTA DI ATAS TANAH
822 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Luruslah ketika bersujud dan janganlah kamu meletakkan hasta di atas tanah seperti anjing yang berjongkok".

BAB 34: DUDUK TEGAK SEBELUM BANGKIT BERDIRI DALAM SOLAT YANG RAKAATNYA GASAL
823 Diriwayatkan dari Malik bin Al Huwairits Radliyallaahu 'anhu, bahwa dia pernah melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengerjakan solat. Pada rakaat gasal (rakaat pertama dan ketiga). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak langsung bangkit berdiri sehingga beliau duduk tegak sejenak (duduk istirahah).

BAB 35: BERTAKBIR KETIKA BANGUN DARI DUA SUJUD
825 Diriwayatkan dari Sa'id bin Al-Harits Radliyallaahu 'anhu bahwa Abu Sa'id Al Khudri mengimami solat dengan mengeraskan ucapan takbir ketika bangun dari sujud, ketika akan bersujud, ketika bangun lagi, dan ketika berdiri dari rakaat kedua. Setelah itu Abu Sa'id berkata: "Seperti inilah saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melakukan solat".

BAB 36: CARA DUDUK KETIKA TASYAHUD
827 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa dia menyilangkan kakinya ketika duduk dalam solat dan dia melihat anaknya duduk dalam solat seperti itu juga, kemudian dia melarangnya. Kata Abdullah bin Umar: Sesungguhnya cara duduk di dalam solat adalah dengan menegakkan telapak kaki kanan dan membengkokkan telapak kaki yang kiri. Anaknya bertanya: Mengapa anda melakukannya seperti itu (yakni tidak duduk dengan cara yang benar)? Abdullah bin Umar menjawab: Karena kedua kakiku tidak kuat lagi menahan tubuhku.
828 Diriwayatkan dari Abu Humaid As Sa'di Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya adalah orang yang paling hafal diantara kalian tentang tata cara solat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya ketika bertakbir. Ketika ruku beliau meletakkan telapak tangannya di atas lutut dengan membungkukkan punggung dengan lurus. Setelah bangun dari ruku beliau berdiri tegak sehingga ruas-ruas tulang punggungnya kembali seperti semula. Ketika bersujud beliau tidak menempelkan hastanya di atas tanah dan merenggangkan lengannya dari tubuhnya, dengan menghadapkan ujung-ujung jari kakinya ke arah kiblat. Ketika duduk pada rakaat kedua, beliau duduk di atas telapak kaki kirinya dengan menegakkan telapak kaki kanannya. Ketika duduk pada rakaat akhir, beliau menjorokkan telapak kaki kirinya ke depan sedikit dengan menegakkan telapak kaki kanannya dan duduk di atas pantat kirinya.

BAB 37: ORANG YANG BERPENDAPAT BAHWA TASYAHUD AWAL TIDAK WAJIB
829 Diriwayatkan dari Abdullah bin Buhainah Radliyallaahu 'anhu, dari suku Azd Syanu'ah, sekutu suku Abdi Manaf, juga seorang sahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa suatu ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjadi imam dalam solat Zuhur bersama mereka, kemudian pada akhir rakaat kedua Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak duduk tasyahud dan orang-orang pun turut berdiri. Seusai tasyahud akhir orang-orang menunggu-nunggu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengucapkan salam, namun kemudian beliau bertakbir sambil duduk hendak bersujud sahwi dua kali sebelum salam. Setelah itu beliau mengucapkan salam.

BAB 38: TASYAHUD DI RAKAAT AKHIR
831 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika kami solat di belakang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan pada saat duduk tasyahud kami mengucapkan salam kepada Allah, kepada malaikat Jibril, Mikail, dan kepada si fulan serta si fulan. Seusai solat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menoleh kepada kami, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah sendiri adalah As-Salam (pangkal keselamatan). Apabila seseorang melaksanakan solat, maka dalam tasyahud hendaklah dia mengucapkan Attahiyatu lillaahi washshalawaatu waththayyibaatu. Assalaamu 'alaika ayyuhaanNabiyyu warahmatullaahi wabarakatuhu assalaamu 'alainaa wa'alaa 'ibaadillaahishshaalihiin (artinya: Segala puji, solawat dan kebaikan adalah milik Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah Allah semoga tetap kepadamu wahai Nabi. Keselamatan semoga tetap terlimpah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh). aPabila kalian mengucapkan itu, maka akan tertuju kepada semua hamba Allah yang saleh di langit dan di bumi. Lanjutannya: Asyhadu allaa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluhu (artinya: Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya/utusan-Nya)".

BAB 39: BERDOA SEBELUM SALAM.
832 Diriwayatkan dari AIsyah Radliyallaahu 'anhu, istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam senantiasa berdoa di dalam solat sebelum salam: Allaahumma innii a'udzuubika min 'adzaabil qabri wa a'uudzubika min fitnatilmasiihiddajjaali wa a'uudzubika min fitnatil mahyaa wa fitnatil mamaati. Allaahumma innii a'uudzubika minal maktsami wal maghrami (artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih ad-Dajjal. Aku berlindung kepada Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utang). Ada orang yang bertanya kepada beliau: "Mengapa anda selalu berlindung kepada Allah dari utang?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Karena yang menanggung utang cenderung berkata dusta dan mengingkari janji".
834 Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash Shiddiq Radliyallaahu 'anhu bahwa dia pernah meminta kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Ajarilah saya suatu doa yang akan saya baca dalam solat saya"."Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ucapkanlah, Allaahumma innii zhalamtu nafsii zhulman katsirann walaa yaghfirudzdzunuuba illaa anta faghfirlii maghfiratan min 'indika warhamnii innaka antal ghafuurur rahiimu (artinya: Ya Allah, aku telah banyak berbuat zalim terhadap diriku sendiri, tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah dosaku dan berikan kasih sayang kepadaku, karena Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang)".

BAB 40: DOA YANG DIPILIH SESUDAH TASYAHUD AKHIR
835 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, mengenai tasyahud seperti hadis yang telah disebutkan di muka. Dalam riwayat ini dia mengatakan: Setelah mengucapkan wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluhu di dalam tasyahud akhir, seseorang boleh memilih doa yang dia senangi untuk dia ucapkan.

BAB 41: SALAM (DI AKHIR SOLAT)
837 Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selesai mengucapkan salam di akhir solat, kaum wanita berdiri, sementara Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam duduk sejenak sebelum beliau berdiri.

BAB 42: SALAM MAKMUM SETELAH SALAM IMAM.
838 Diriwayatkan dari Itban Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Kami melaksanakan solat bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. kami mengucapkan salam ketika beliau telah mengucapkannya.

BAB 43: BERZIKIR SEUSAI SOLAT.
841 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa mengeraskan suara dalam berzikir seusai orang-orang melaksanakan solat wajib dengan berjamaah sudah menjadi kebiasaan pada masa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. kata Abdullah bin Abbas: Ketika saya mendengar zikir tersebut saya tahu bahwa orang-orang sudah selesai melaksanakan solat jamaah.
843 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Beberapa orang fakir miskin datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian mereka mengadu, "Orang-orang yang kaya harta mencapai derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi, karena mereka mengerjakan solat sebagaimana kami dan berpuasa sebagaimana kami, namun mereka memiliki kelebihan harta yang mereka pergunakan untuk berhaji, berumrah, berperang membela agama Allah dan bersedekah". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sudikah kalian aku beritahu suatu amalan yang jika kalian mengamalkannya kalian bisa menyamai derajat orang-orang yang mengungguli kalian dan derajat kalian tidak bisa tertandingi oleh siapapun kecuali oleh orang yang mengamalkan amalan serupa, serta kalian akan menjadi orang yang terbaik? Yaitu ucapan Subhanallah, alhamdulillah, dan Allahu Akbar, masing-masing 33 kali setiap selesai solat".
844 Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu'bah Radliyallaahu 'anhu, bahwa setiap kali sehabis solat wajib Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengucapkan: "Laa ilaaha illaallaahu wahdahuu laa syariika lahu lahul mulku walahulhamdu wahuwa 'alaa kulli syai-in qadirun. Allaahumma laa maani'a limaa a'thaita walaa mu'thiya limaa mana'ta walaa yanfa'u dzaal jaddi minkal jaddu (artinya: Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, Pemilik Kerajaan dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang bisa menghalangi pemberian-Mu, tidak ada yang mampu memberikan apa yang Engkau halangi serta kekayaan seseorang tidaklah berarti baginya dibanding dengan besarnya kemurahan-Mu.

BAB 44: IMAM MENGHADAP KE MAKMUM SEUSAI SALAM
845 Diriwayatkan dari Samurah bin Jundab Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Biasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menghadapkan wajahnya ke arah kami (makmum) ketika beliau selesai solat.
846 Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika turun hujan pada suatu malam, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengimami kami solat Subuh. Seusai solat beliau menghadap ke arah makmum, kemudian beliau bertanya, "Tahukah kalian apa yang telah difirmankan oleh Allah 'Azza wa Jalla?" Mereka menjawab, "Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Firman Allah 'Azza w Jalla tersebut sebagai berikut: Pada pagi ini ada hamba-hamba-Ku yang beriman dan ada hamba-hamba-Ku yang kafir. Orang yang berkata bahwa turunnya hujan adalah karena kemurahan dan rahmat Allah, maka dialah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang, sedangkan orang yang berkata bahwa turunnya hujan adalah karena bintang ini dan itu, maka dialah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang".

BAB 45: IMAM YANG SESUDAH SALAM BERGEGAS MENINGGALKAN MAKMUM KARENA SUATU KEPERLUAN.
851 Diriwayatkan dari Uqbah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika saya melaksanakan salat Asar di Madinah dengan bermakmum kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. sesudah salam, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bergegas berdiri meninggalkan makmum menuju rumah salah seorang istrinya, sehingga orang-orang terkejut karena begitu cepatnya beliau meninggalkan mereka. Setelah itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kembali lagi dan beliau mengetahui bahwa orang-orang terkejut karena apa yang beliau lakukan tersebut, lalu beliau bersabda, "Aku teringat ada emas sedikit di rumahku, dan aku tidak suka emas tersebut mengganggu ibadahku, maka aku perintahkan untuk menyedekahkannya".

BAB 46: BERANJAK SESUDAH SOLAT DARI ARAH KANAN ATAUKAH KIRI?
852 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Janganlah seseorang memberikan sebagian solatnya kepada setan dengan menganggap bahwa beranjak sesudah solat adalah dari arah kanan, padahal saya seringkali melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam beranjak seusai solat dari arah kiri.

BAB 47: BAWANG PUTIH, BAWANG MERAH, DAN BAWANG PERAI.
854 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Siapa yang makan tumbuhan ini (bawang putih) menjauhlah dari masjid kami". Kata perawi: Saya tanyakan kepada Jabir: Apa maksud sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tersebut? Jabir menjawab: Bawang putih yang mentah. Menurut pendapat lain: karena baunya tidak sedap.
855 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Siapa yang makan bawang putih atau bawang merah menjauhlah dari kami atau dari masjid kami dan duduk sajalah di rumah". Suatu ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam disodori hidangan sayur mayur yang diberi bawang dalam sebuah periuk, kemudian beliau mencium bau yang tidak sedap, lalu beliau bertanya, kemudian beliau diberitahu bahwa hidangan tersebut memang diberi campuran bawang, maka beliau bersabda, "Hidangkan saja kepada para sahabat itu". Begitu tahu bahwa hidangan tersebut mengandung bawang, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak mau mencicipinya. Beliau bersabda kepada para sahabatnya, "Makanlah, karena aku bercakap-cakap dengan malaikat yang kamu tidak melakukannya (sehingga aku menghindari makan sesuatu yang baunya tidak enak)".
855 Disebutkan pada riwayat lain bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam diberi hidangan sayur mayur.

BAB 48: WUDHU ANAK KECIL
857 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah melewati suatu kuburan yang terpisah dengan kuburan-kuburan lainnya, kemudian beliau mengimami solat jenazah dan orang-orangpun bermakmum kepada beliau.
858 Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Mandi (seperti cara mandi junub) adalah wajib bagi orang yang sudah baligh pada hari Jum'at (ketika hendak berangkat ke solat Jum'at)".
863 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, ketika dia ditanya oleh seseorang: "Pernahkah kamu turut hadir ke solat 'Id (hari raya) bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?" Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu menjawab: "Ya. Kalau bukan karena aku mempunyai kedudukan di sisi Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentu aku tidak bisa mengikuti solat 'Id, karena ketika itu aku masih kecil. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang ke suatu tempat di dekat rumah Katsir bin sh Shalt, kemudian beliau berkhotbah, lalu beliau menghampiri kaum wanita untuk memberi mereka nasehat dan peringatan. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menganjurkan mereka bersedekah, maka orang-orang perempuan itu bergegas melepas kalung mereka, kemudian mereka letakkan di pakaian Bilal (Bilal sebagai petugas penghimpun sedekah), setelah itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pulang ke rumah beserta Bilal".

BAB 49: PEREMPUAN KELUAR KE MASJID PADA MALAM HARI DAN PADA DINI HARI YANG MASIH GELAP.
865 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Apabila istri-istrimu mohon izin untuk pergi ke masjid pada malam hari, maka izinkanlah mereka".

0 komentar: