Kitab Tentang Waktu Solat

BAB 1: KEUTAMAAN MENGERJAKAN SOLAT TEPAT PADA WAKTUNYA.
521 Diriwayatkan dari Abu Mas'ud Al Anshari Radliyallaahu 'anhu, bahwa dia menemui Al Mughirah bin Syu'bah yang pada suatu hari ketika berada di Irak Al Mughirah pernah mengakhirkan solat. Abu Mas'ud mengatakan kepada Al Mughirah: "Mengapa ini engkau lakukan, hai Mughirah? Bukankah engkau sudah mengerti bahwa Jibril as datang untuk mengerjakan solat Subuh, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun mengerjakan solat Subuh begitu tiba waktunya, kemudian Jibril as mengerjakan solat Zuhur begitu tiba waktunya, lalu Jibril mengerjakan solat Asar, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun mengerjakan solat Asar begitu tiba waktunya, kemudian Jibril as mengerjakan solat Maghrib, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun mengerjakan solat Maghrib begitu tiba waktunya, lalu Jibril as mengerjakan solat Isya, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun mengerjakan solat Isya begitu tiba waktunya? Setelah itu Jibril as mengatakan: "Aku diperintahkan untuk mengajarkan solat seperti ini".



BAB 2: SOLAT SEBAGAI KAFFARAH (PENEBUS DOSA)
525 Diriwayatkan dari Hudzaifah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Kami pernah duduk bersama Umar Radliyallaahu 'anhu kemudian dia bertanya: "Siapa salah seorang diantara kalian yang hafal sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang fitnah?"b Saya (Hudzaifah) menjawab: "Saya hafal sabda Rasulullah itu". Lanjut Umar: "Kamu benar-benar tegas dan tegar". Saya menuturkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Fitnah seseorang dalam urusan istrinya, hartanya, anaknya dan tetangganya bisa dilebur oleh solat, puasa, zakat/sedekah, amar ma'ruf dan nahi munkar". Kata Umar ra: "Bukan fitnah itu yang saya maksudkan, melainkan fitnah yang sedahsyat gelombang lautan". Kata Hudzaifah: "Wahai Amirul Mukminin, anda tidak perlu gusar dengan fitnah tersebut, karena antara anda dengan fitnah tersebut, terdapat pintu yang terkunci". Umar Radliyallaahu 'anhu bertanya: "Apakah pintu tersebut akan rusak atau terbuka?" Hudzaifah menjawab: "Ya". Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: "Kalau pintu tersebut rusak maka selamanya tidak akan bisa terkunci lagi". Hudzaifah ditanya oleh seseorang: "Apakah Umar mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan pintu itu?" Hudzaifah menjawab: "Ya, dia tahu sebagaimana dia mengetahui bahwa sebelum pagi ada malam. Saya menyampaikan kepadanya suatu hadis yang dia tidak salah dalam memahaminya". Hudzaifah ditanya lagi: "Siapa yang dilambangkan dengan pintu tersebut?" Hudzaifah menjawab: "Umar".
526 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang laki-laki mencium seorang perempuan, kemudian laki-laki itu datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk menuturkan dosa yang telah diperbuatnya itu, maka Allah menurunkan ayat (yang artinya): "Dirikanlah solat pada kedua ujung siang dan pada permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan yang baik bisa menghapus perbuatan dosa". (Al Quran, surah Huud:114). Laki-laki itu bertanya: "Ya Rasulullah, apakah ayat ini juga berlaku untuk saya?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Untuk semua umatku".
526 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, sama dengan hadis di atas melalui jalur periwayatan lain dengan bunyi hadis di bagian akhir sebagai berikut: ... Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Untuk umatku yang berbuat dosa seperti itu (dosa mencium perempuan)".

BAB 3: KEUTAMAAN MENGERJAKAN SOLAT TEPAT PADA WAKTUNYA.
527 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Apa perbuatan yang paling disukai oleh Allah?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Solat tepat pada waktunya". Abdullah bin Mas'ud bertanya lagi, "Berikutnya apa?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Berbakti kepada kedua orangtua". Abdullah bin Mas'ud bertanya lagi, "Selanjutnya apa?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Berjihad di jalan Allah". Kata Abdullah bin Mas'ud: Semua itu dituturkan kepada saya oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Seandainya saya terus bertanya, niscaya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga akan terus menjawab.

BAB 4: SOLAT LIMA WAKTU ADALAH KAFFARAH (PELEBUR DOSA)
528 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika ada suatu sungai di depan rumah seseorang yang di situ dia mandi lima kali dalam sehari, masihkah ada kotoran pada dirinya?" Para sahabat menjawab: "Tidak ada sedikitpun kotoran yang tersisa pada dirinya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya: "Begitulah perumpamaan solat lima waktu yang dengannya Allah menghapus dosa orang yang mengerjakannya". . Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Sempurnakanlah sujudmu, jangan menyentuhkan kedua hasta pada tanah. Apabila orang yang sedang melaksanakan solat terpaksa ingin meludah, janganlah dia meludah ke depan atau ke kanan, karena dia sedang bercakap lirih dengan Tuhannya".

BAB 6: MENUNGGU CUACA SEDIKIT TEDUH UNTUK MELAKSANAKAN SOLAT ZUHUR DALAM MUSIM PANAS.
535 Diriwayatkan dari Abu Dzarr Al Ghifari Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Kami pernah menyertai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam suatu perjalanan, kemudian muazzin akan menyerukan azan Zuhur, namun Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Tunggulah sampai cuaca agak teduh". Muazzin tersebut kembali akan menyerukan azan Zuhur, namun Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda lagi, "Tunggulah sampai kita melihat bayangan bukit".

BAB 7: WAKTU SOLAT ZUHUR ADALAH SETELAH MATAHARI CONDONG SEDIKIT KE BARAT.
540 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa suatu ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar menuju ke masjid ketika matahari condong sedikit ke barat untu melaksanakan solat Zuhur. Setelah itu beliau berdiri di atas mimbar. Beliau menuturkan tentang hari kiamat. Beliau menyebutkan bahwa pada hari kiamat nanti terdapat berbagai kesulitan yang amat dahsyat. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengatakan: "Siapa saja yang ingin menanyakan sesuatu, tanyakanlah! Apapun yang kalian tanyakan akan aku jawab selama aku masih berdiri di tempat ini". Banyak orang menangis, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengulang-ulang ucapannya: "Bertanyalah kepadaku!" Kemudian Abdullah bin Hudzafah As Sahmi berdiri sambil bertanya: "Siapa ayah saya?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Ayahmu adalah Hudzafah". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam terus mengulang-ulang ucapannya: "Bertanyalah kepadaku!" kemudian Umar bertanya di hadapan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan mengucapkan: "Kami rela bahwa Allah adalah Tuhan kami, dan Muhammad adalah Nabi kami". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam diam sesaat, kemudian beliau bersabda: "Baru saja surga dan neraka diperlihatkan kepadaku di dinding ini. Aku tidak pernah melihat apapun seindah/sebaik surga dan sejelek/sengeri neraka". Hadis yang semakna dengan ini sudah disebutkan di muka pada kitab tentang ilmu yang diriwayatkan dari Abu Musa, hanya saja pada riwayat ini ada penambahan dan perbedaan lafal.
541 Diriwayatkan dari Abu Barzah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasa melaksanakan solat Subuh dengan membaca 60 hingga 100 ayat al Quran yang ketika itu seseorang bisa mengenali orang yang ada di sampingnya (yakni tidak terlalu gelap). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaksanakan solat Zuhur ketika matahari condong sedikit ke barat. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaksanakan solat Asar dalam waktu kira-kira seseorang pergi ke bagian Madinah yang terjauh lalu pulang kembali, sementara matahari masih terasa panas. Perawi hadis lupa entang batasan waktu solat Maghrib yang biasa dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak keberatan menunda pelaksanaan solat Isya hingga 1/3 malam atau 1/2 malam yang pertama.

BAB 8: MENGAKHIRKAN SOLAT ZUHUR HINGGA WAKTU ASAR.
543 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika di Madinah pernah mengerjakan solat delapan rakaat untuk Zuhur dan Asar, serta tujuh rakaat untuk Maghrib dan Isya.1
1): Rakaat untuk dua kali solat secara terpisah, yakni dengan dua salam, begitu pula yang tujuh rakaat.

BAB 9: WAKTU SOLAT ASAR.
541 Hadis yang diriwayatkan dari Abu Barzah di muka (nomor hadis 335), sudah menuturkan tentang wktu solat. Hanya saja dalam riwayat ini perawi menuturkan mengenai solat Isya bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum melakukan solat Isya dan tidak suka berbincang-bincang sesudah solat Isya.
548 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Kami melakukan solat Asar, kemudian ada seseorang yang pergi ke suku Amru Bin Auf mendapati mereka juga sedang melakukan solat Asar.
550 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Biasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengerjakan solat Asar ketika matahari masih terasa panas. Kemudian ada seseorang pergi ke Al-Awali (seusai solat Asar), dia tiba di sana ketika matahari masih agak tinggi, sedangkan jarak antara Al-Awali dengan Madinah kira-kira 4 mil.

BAB 10: ORANG YANG KEHILANGAN SOLAT ASAR.
552 Diriwayatkan dari Abdullah bin Uma Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Orang yang kehilangan solat Asar bagaikan orang yang kehilangan keluarga dan harta kekayaannya".
BAB 11: ORANG YANG TIDAK MENGERJAKAN SOLAT ASAR.
553 Diriwayatkan dari Buraidah Radliyallaahu 'anhu bahwa dia mengatakan kepada kaum muslimin ketika cuaca berawan: Kerjakanlah solat Asar di awal waktu, karena Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Orang yang meninggalkan solat Asar hilanglah semua amal baiknya".

BAB 12: KEUTAMAAN SOLAT ASAR
554 Diriwayatkan dari Jarir Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika kami bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian pada suat umalam beliau melihat bulan purnama, lalu beliau bersabda: "Kalian kelak akan melihat Tuhan sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini, tanpa ada sesuatu yang menghalangi penglihatan kalian. Karena itu, jangan sampai kalian lewatkan solat sebelum matahari terbit (solat Subuh) dan solat sebelum matahari terbenam (solat Asar)". Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca ayat (yang artinya): "... dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam". (Al Quran surah Qaaf:39).
555 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Para malaikat datang kepada kalian secara bergantian malam dan siang. Mereka berkumpul pada waktu solat Subuh dan solat Asar. Mekrea yang sudah selesai bertugas, naik ke langit, kemudian mereka ditanya oleh Allah meskipun Allah lebih tahu daripada mereka, ""agaimana keadaan hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan?""Mereka menjawab, ""ami meninggalkan hamba-hambaMu ketika mereka sedang mengerjakan solat dan ketika kami mendatangi hamba-hambaMu, mereka juga sedang mengerjakan solat"."

BAB 13: ORANG YANG MENGERJAKAN SOLAT ASAR BARU MENDAPAT SATU RAKAAT, MATAHARI TERBENAM.
556 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Apabila salah seorang dari kamu mengerjakan solat Asar lalu matahari terbenam ketika baru mendapat satu rakaat, hendaklah dia sempurnakan solatnya, dan apabila salah seorang dari kamu mengerjakan solat Subuh, lalu matahari terbit ketika baru mendapat satu rakaat, hendaklah ia menyempurnakan solatnya"."1
1): Yakni dengan meneruskannya hingga jumlah rakaatnya sempurna.
557 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Masa hidup kalian (umat Muhammad) dibanding dengan umat-umat terdahulu seperti waktu antara solat Asar hingga terbenamnya matahari. Ahli Taurat telah diberi Taurat, kemudian mereka mengamalkannya hingga tengah hari, namun setelah itu mereka tidak mampu mengamalkannya. Ahli Injil telah diberi Injil, lalu mereka mengamalkannya hingga Asar, namun setelah itu mereka tidak mampu mengamalkannya. Masing-masing mereka diberi satu qirath.1 Kemudian kita diberi Al Quran, lalu kita mengamalkannya hingga matahari terbenam, lalu kita diberi dua qirath. Ahli Taurat dan Ahli Injil mengadu: "Ya Tuhan, Engkau berikan dua qirath kepada umat Muhammad, sedangkan kami hanya Engkau beri satu qirath, padahal kami berbuat lebih banyak? Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka: "Apakah ada sedikitpun pahala kalian yang Aku kurangi?" Mereka menjawab: "Tidak". Allah Azza wa Jalla berfirman: "Itulah kemurahan-Ku yang Aku berikan kepada siapapun yang Aku kehendaki".
1): satu qirath sepadan dengan segunung Uhud.

BAB 14: WAKTU MAGHRIB
559 Diriwayatkan dari Rafi bin Khadij Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Biasanya kami melaksanakan solat Maghrib bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Kemudian sepulang dari solat salah seorang dari kami masih bisa melihat di mana tempat jatuhnya anak panahnya.
560 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaksanakan solat Zuhur pada tengah hari, solat Asar ketika matahari masih bersinar agak terik, dan solat Maghrib ketika matahari terbenam. Adapun solat Isya waktunya tidak pasti. Apabila Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihat orang-orang sudah berkumpul, beliau segera melaksanakan solat Isya, apabila orang-orang tidak segera berkumpul, beliau menunda solat Isya sampai orang-orang datang. Para sahabat atau Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya melaksanakan solat Subuh ketika hari masih gelap.

BAB 15: SOLAT MAGHRIB DISEBUT SOLAT ISYA ADALAH TIDAK DISUKAI.
563 Diriwayatkan dari Abdullah bin Al-Muzani Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Janganlah kalian terpengaruh oleh orang-orang Arab pedalaman (Baduwi) yang menyebut solat Maghrib dengan sebutan solat Isya".

BAB 16: KEUTAMAAN SOLAT ISYA.
566 Diriwayatkan dari AIsyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada suatu malam Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak segera melaksanakan solat Isya ketika Islam belum tersebar. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak kunjung datang ke masjid, sehingga Umar Radliyallaahu 'anhu mengatakan kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa orang-orang perempuan dan anak-anak sudah tidur, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar menuju ke masjid, lalu beliau bersabda kepada orang-orang di masjid, "Tidak ada siapapun penghuni bumi yang menanti solat Isya selain kalian".
567 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika saya dan orang-orang yang bersama saya dalam satu perahu mendarat di Baqi' Buthhan, sementara Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berada di madinah. Setiap malam ada perwakilan dari kami untuk menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika solat Isya. Suatu ketika, saya sendiri bersma beberapa orang teman saya menjadi wakil untuk menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang ketika itu beliau sedang sibuk dengan suatu urusan, sehingga beliau tidak segera melaksanakan solat Isya sampai tengah malam. Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar ke masjid untuk mengimami orang-orang solat Isya. Seusai solat, beliau bersabda kepada orang-orang yang turut berjamaah, "Jangan beranjak dulu, ada kabar gembira. Di antara nikmat Allah yang diberikan kepada kalian adalah bahwa tidak ada orang yang melaksanakan solat pada waktu seperti ini kecuali kalian", atau Rasulullah bersabda, "Pada saat ini tidak ada yang melaksanakan solat kecuali kalian". Perawi tidak ingat pasti yang mana salah satu dari dua kalimat tersebut yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. kata Abu Musa: Kemudian kami pulang dengan merasa senang setelah mendengar sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tersebut.

BAB 17: TIDUR SEBELUM SOLAT ISYA BAGI ORANG YANG MAMPU BANGUN UNTUK MELAKSANAKANNYA.
571 Sudah disebutkan pada hadis di muka bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah tidak segera melaksanakan solat Isya sehingga Umar memamnggil beliau. Dalam riwayat ini ada tambahan bahwa AIsyah mengatakan: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersama para sahabat melaksanakan solat Isya dalam waktu antara hilangnya mega merah hingga sepertiga malam yang pertama. Dalam sebuah riwayat, Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu mengatakan: Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar ke masjid - seolah-olah sekarang saya masih melihatnya - dengan air yang menetes dari kepalanya sambil meletakkan telapak tangan di atas kepalanya, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, tentu aku perintahkan mereka mengerjakan solat Isya dalam waktu seperti ini".
571 Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, menuturkan bagaimana Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meletakkan tangannya di atas kepalanya (seperti yang disebukan dalam hadis nomo 351): Perawi memperagakan hal itu dengan agak merenggangkan jari-jari tangannya, kemudian dia letakkan ujung jari-jari tangannya pada pelipis kepalanya, lalu dia merapatkan jari-jari tangannya dengan bergeser sedikit sehingga ibu jari tangannya menyentuh pula bagian jenggotnya dengan gerakan yang tidak lambat dan tidak cepat.

BAB 18: WAKTU SOLAT ISYA HINGGA TENGAH MALAM.
572 Anas Radliyallaahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah menangguhkan pelaksanaan solat Isya hingga tengah malam. Kata Anas: Saya melihat seakan ada lingkaran cahaya dari cincin Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di malam itu.
BAB 19: KEUTAMAAN SOLAT SUBUH.
574 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu, bahwa rasululah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Siapa yang melaksanakan dua solat yang dingin,1 maka dia akan masuk surga.
1): Yang satu adalah solat Subuh, sedangkan satunya lagi adalah solat selain Zuhur dan Subuh dengan penafsiran yang berbeda-beda. Sebagian ulama menafsirkannya Subuh dan Asar.

BAB 20: WAKTU SOLAT SUBUH.
575 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, bahwa Zaid bin Tsabit mengatakan kepadanya: "Para sahabat makan sahur bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian mereka melaksanakan solat Subuh". Saya bertanya: "Berapa jarak waktu antara makan sahur dengan solat Subuh?" Zaid bin Tsabit menjawab: "Kira-kira baaan 50 atau 60 ayat Al Quran".
577 Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya mengakhirkan makan sahur bersama keluarga saya, sehingga setelah itu saya segera melaksanaan solat Subuh bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

BAB 21: SOLAT SUNAT SESUDH SOLAT SUBUH ADALAH SETELAH MATAHARI AGAK MENINGGI SEDIKIT.
581 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Beberapa orang laki-laki yang baik bersaksi di dekat saya dan di antara mereka itu yang paling saya senangi adalah Umar: "Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang solat sunat sesudah solat Subuh hingga matahari agak meninggi sedikit, juga setelah solat Asar hingga matahari terbenam".
582 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Janganlah kamu melaksanakan solat sunat ketika matahari terbit dan ketika matahari terbenam".
583 Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, mengatakan bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Apabila busur tepian matahari mulai terbit tangguhkanlah solat sampai matahari agak meninggi sedikit, dan apabila busur tepian matahari mulai terbenam tangguhkanlah solat hingga matahari benar-benar terbenam seluruhnya".
584 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang dua macam jual beli dan dua macam pakaian, seperti hadis yang telah disebutkan di muka, sedangkan pada riwayat ini ada tambahan: ....... Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga melarang dua macam solat, yaitu solat sunat sesudah solat Subuh hingga matahari agak meninggi sedikit, dan solat sunat setelah Asar hingga matahari terbenam.

BAB 22: TIDAK BOLEH SOLAT SUNAT SEBELUM MATAHARI TERBENAM.
587 Diriwayatkan dari Mu'awiyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Kalian mengerjakan solat yang kami tidak pernah melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengerjakannya selama kami menyertai beliau, sedangkan beliau melarang solat tersebut, yaitu solat sunat dua rakaat sesudah solat Asar.

BAB 23: MENGQADHA SOLAT YANG TERLEWATKAN DENGAN DILAKSANAKAN SESUDAH SOLAT ASAR.
590 Diriwayatkan dari AIsyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Demi Allah yang telah mewafatkan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak meninggalkan solat dua rakaat samai beliau wafat, dan beliau tidaklah wafat melainkan setelah tidak mampu solat dengan berdiri, sehingga beliau sering mengerjakan solat dengan duduk. dUa rakaat tersebut maksud AIsyah adalah sesudah solat Asar yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam namun beliau tidak melaksanakannya di masjid karena khawatir akan memberatkan umatnya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memang menyukai apa yang mudah bagi umatnya.1
1): Jumhur ulama berpendapat bahwa solat dua rakaat sesudah solat Asar seperti yang diriwayatkan oleh AIsyah ra tersebut adalah sebagai pengganti (qadha) solat sunat yang terlewatkan sebelumnya.
592 Diriwayatkan dari AIsyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Solat dua rakaat tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, baik dengan diam-diam maupn terang-terangan, yaitu dua rakaat sebelum solat Subuh dan dua rakaat sesudah Asar.1
1): Jumhur ulama berpendapat bahwa solat dua rakaat sesudah solat Asar seperti yang diriwayatkan oleh AIsyah ra tersebut adalah sebagai pengganti (qadha) solat sunat yang terlewatkan sebelumnya.

BAB 24: AZAN SESUDAH WAKTU SOLAT LEWAT.
595 Diriwayatkan dari Abu Qatadah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada suatu malam kami menempuh perjalanan bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. sebagian orang mengatakan: "Ya Rasulullah, sebaiknya kita beristirahat menjelang pagi ini". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku khawatir kalian tidur nyenyak sehingga melewatkan solat Subuh". Kata Bilal: "Saya akan membangunakn kalian". Mereka semua akhirnya tidur, sementara Bilal menyandarkan punggungnya pada hewan tunggangannya, namun Bilal akhirnya tertidur juga. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bangun ketika busur tepian matahari sudah muncul. Kata Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Hai Bilal mana bukti ucapanmu?" Bilal menjawab: "Saya tidak pernah tidur sepulas malam ini". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mengambil nyawamu kapanpun Dia mau dan mengembalikannya kapanpun Dia mau. Hai Bilal, bangunlah dan suarakan azan". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudu, setlah matahari agak meninggi sedikit dan bersinar putih, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri untuk melaksanakan solat.

BAB 25: MENGIMAMI SOLAT JAMAAH SETELAH LEWAT WAKTUNYA.
596 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa pada saat perang Khandaq Umar bin Khattab datang setelah matahari terbenam. Umar mencaci maki orang-orang kafir quraisy. Kata Umar: "Ya Rasulullah, saya hampir saja tidak melaksanakan solat Asar sampai matahari hampir terbenam". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Demi Allah, aku belum melaksanakan solat Asar". Kata Jabir: Kami pergi ke Buthan, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudu untuk solat dan kamipun berwudu, lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaksanakan solat Asar setelah matahari terbenam, setelah itu beliau melaksanakan solat Maghrib.

BAB 26: SIAPA YANG LUPA TIDAK SOLAT, SEGERA LAKSANAKAN KETIKA INGAT.
597 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Siapa yang lupa untuk melaksanakan solat, maka laksanakanlah ketika ingat, tanpa kaffarah atas lupanya itu kecuali dengan mengerjakan solat tersebut". Kemudian rasululah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca ayat (yang artinya): "... dan dirikanlah solat untuk mengingat Aku". (Al Quran surah Thaahaa, ayat 14).

BAB 27: MENUNGGU SOLAT SENILAI DENGAN SOLAT.
600 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Kalian dinilai sama dengan melaksanakan solat pada saat kalian menunggu pelaksanaan solat".

BAB 28: MEMBAGIKAN MAKANAN.
601 Telah disebutkan pada hadis terdahulu bahwa seratus tahun mendatang orang yang sekarang hidup ini sudah tidak ada lagi. Ada hadis lain yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang hidup di muka bumi sekarang ini tidak ada seorangpun yang masih hidup, maksudnya, setelah berlalu satu abad".
602 Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Abu Bakr Radliyallaahu 'anhu, bahwa para sahabat dari golongan Shuffah adalah orang-orang miskin. Berkaitan dengan kondisi mereka itu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Siapa yang memiliki makanan untuk dua orang harus mengundang seorang dari kelompok Shuffah, dan siapa yang memiliki makanan untuk 4 orang harus mengundang seorang atau 2 orang dari kelompok Shuffah. Abu Bakr mengundang 3 orang, sedangkan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengundang 10 orang". Kata Abdurrahman: Saya, ayah dan ibu berada di rumah. Kata perawi: Saya tidak ingat pasti apakah Abdurrahman juga mengatakan, "Di rumah saya juga ada istri saya dan seorang pembantu yang bekerja di rumah saya dengan merangkap di rumah Abu Bakr. Abu Bakr makan malam bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan dia tetap berada di rumah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sampai usai solat Isya. Setelah solat Isya, Abu Bakr duduk kembali bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sampai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengambil makanannya. Abu Bakr pulang setelah lewat sebagian malam. Abu Bakr ditanya oleh istrinya, "Ada apa sehingga engku pulang terlambat, padahal para tamu yang kau undang sudah lama menunggumu?" Abu Bakr bertanya kepada istrinya, "Belumkah kamu menjamu para tamu itu?" Istrinya menjawab, "Makanan sudah dihidangkan sejak tadi, tetapi mereka menunggu sampai kamu datang, sehingga mereka tidak mau menyantap makanan itu". Kata Abdurrahman: Saya menyingkir untuk menghindar, lalu Abu Bakr memanggil saya, "Kemarilah kamu hai Ghuntsar!"1 Abu Bakr marah dan berkata dengan kAsar kepada keluarganya, "Makanlah, Demi Allah saya tidak akan menyantap makanan ini". Kata Abdurrahman: Demi Allah, setiap kali kami bersama para tamu mengambil makanan itu, maka saat itu pula makanan menjadi semakin banyak sehingga semuanya merasa kenyang bahkan makanan menjadi lebih banyak daripada sebelumnya. Ketika Abu Bakr melihat makanan itu menjadi semakin banyak, dia bertanya kepada istrinya, "Ada keajaiban apa ini?" Istrinya menjawab, "Memang, sayangku, makanan kini menjadi tiga kali lipat lebih banyak". Abu Bakr akhirnya turut mencicipi makanan tersebut dengan mengatakan, "Sumpah saya untuk tidak menyantap makanan ini adalah sumpah dari setan". Setelah Abu Bakr mencicipi makanan itu, sisanya ia bawa kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Kami mengadakan perjanjian dengan sejumlah orang. Setelah perjanjian itu sudah lewat masanya, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membagi kami menjadi 12 kelompok dan masing-masing dipimpin oleh 1 orang. Hanya Allah Yang Maha Tahu berapa jumlah orang dalam tiap kelompok, kemudian mereka seluruhnya menyantap makanan tersebut.
1): kata yang kAsar untuk memanggil seseorang.

0 komentar: