Hal yang mengherankan : Orang yang mengetahui Allah, kemudian melanggar aturan-Nya dan orang yang mengetahui setan, lalu dia mentaatinya, serta orang yang melihat dunia dan perubahan penghuninya, kemudian merasa tenang dengan hidup di dalamnya.(Dikutip dari: Kisah-kisah teladan Umar Bin Abdul Aziz hal.45, terbitan Daar An-Naba’).
Orang yang melalaikan Shalat dan mengikuti hawa nafsunya adalah orang – orang yang berada dalam kesesatan yang dimaksud dengan melalaikan bukanlah meninggalkannya akan tetapi memperlambat waktunya untuk Shalat.
"Karena satu kesalahan saja Nabi Adam dikeluarkan dari jannah. Sedangkan kalian tahu, kalian banyak melakukan kesalahan, namun mengapa kalian masih tetap berharap jannah"Umar pun terdiam.(Dikutip dari: Kisah-kisah teladan Umar Bin Abdul Aziz, terbitan Daar An-Naba’).
Jika kalian berkumpul untuk membicarakan sesuatu maka merujuklah kepada kitabullah. Jika kalian tidak menemukan, maka temukanlah dalam sunnah Rasulullah. Jika kalian tidak menemukannya, maka kalian dapat menemukan dalam kandungan hadistnya.(Dikutip dari: Kisah-kisah teladan Umar Bin Abdul Aziz hal.107, terbitan Daar An-Naba’)
"Jika kamu bisa, maka jadilah orang alim. Jika tidak bisa, maka jadilah orang yang belajar. Jika kamu tetap tidak bisa, maka sayangilah mereka. Namun jika kamu tetap tidak tidak bisa, maka janganlah kamu membenci mereka."(Kisah-kisah Teladan Umar bin Abdul Aziz, hal.143, Daar An-Naba').
"Hal Utama yang dapat memperbaiki dirimu dan apa yang ada di tanganmu adalah berlaku zuhud terhadap dunia. Dan sifat zuhud itu hanya dapat dicapai dengan keyakinan, sedangkan keyakinan dapat diraih dengan bertafakkur. Adapun kegiatan berfikir itu sendiri dapat memberikan pelajaran. Jika kamu memikirkan dunia, maka kamu tidak akan menemukan orang yang mau menjual dunianya kepadamu. Bahkan kamu akan menemukan dirimu sebagai orang yang memuliakan dunia dengan segala kehinaannya. Ingatlah bahwa dunia hanyalah rumah ujian dan tempat yang melalaikan."(Kisah-kisah Teladan Umar bin Abdul Aziz, hal.141, Daar An-Naba').
Sesungguhnya kebahagiaan yang hakiki adalah bertakwa kepada Allah dan kesengsaraan yang hakiki adalah terseret dalam perbuatan dosa dan maksiat.Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “seorang hamba tidak berharap kecuali kepada Tuhannya, tidak takut kecuali atas dosanya dan tidak turun bencana kecuali akibat dosa serta tidak ada yang bisa menghapus dosa kecuali taubat.”
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “tiada sesuatu yang paling manis dan menyejukkan hati”(diulangnya 3 kali), yaitu: “jika seorang ditanya tentang sesuatu yang tidak tahu mengatakan saya tidak tahu.”
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “kebaikan adalah penerang hati, pemberi cahaya pada wajah, memperluas jalan rizki, pemberi kekuatan pada badan dan perekat cinta di hati para makhluk. Dan sesungguhnya keburukan memberi noda dalam hati, kegelapan pada wajah, mempersempit jalan rizki, melemahkan badan dan menjadi bibit kebencian di hati para makhluk. Dan setiap orang mu’min pernah merasakan demikian sesuai dengan keimanannya.”(Ibid, hal.2)
Imam Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata: “Allah tidak menjadikan orang yang cepat berbuat baik seperti orang yang selalu lambat dalam kebaikan.”(Ibid, hal.3)
Sumaith bin Ajlan berkata: “manusia terbagi menjadi 3 kelompok:1. Orang yang semenjak muda selalu akrab dengan kebaikan dan dipertahankan hingga meninggal dunia, dialah hamba terdekat dengan Allah.2. Orang yang semenjak muda selalu bergelimang dengan perbuatan maksiat kemudian bertaubat kepada Allah, inilah orang yang masuk kelompok kanan (yamin).(Catatan: 2 kelompok yang beruntung)3. Orang yang semenjak muda bergelimang dengan dosa hingga meninggal dunia, inilah orang yang masuk kelompok kiri (kelompok celaka).Wahai jiwa, kejarlah nasib baikmu sebelum matahari kehidupan terbenam dan lepaskan bajumu yang bernoda riya’ dan tamak serta cinta dunia. Dan berbuatlah untuk mencari ridha Allah, perbanyaklah mengamalkan apa yang kamu ketahui (harus berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah), karena Allah akan mengajari ilmu-ilmu yang belum diketahui kepada orang yang mengamalkan ilmunya.”
Penulis buku ini berkata: “sesungguhnya setan mengintai manusia setiap saat, pada saat itu pula saya teringat firman Allah Ta'ala:“Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka.”(An-Nisa’ ayat 117)Para setan terlaknat itu menghendaki dari setiap 1000 hamba Allah, 999 untuk mereka dan hanya 1 untuk Allah (menangislah wahai saudaraku dan bertakwalah kepada Allah).Firman Allah Ta’ala:“setan itu mengatakan:’saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan agan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak).”(An-Nisa ayat 118-119)
BAB 1
Hukum Isti’adzah
1.1 Definisi Isti’adzah
Allah Ta’ala berfirman:“Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl ayat 98)Kemudian firman Allah Ta’ala:“Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (Al-Mu’minun ayat 97-98)Isti’adzah yaitu: meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan.
1.2 Makna Setan Secara Bahasa
Setan disebut jauh dari kebaikan karena tidak mungkin dia itu diharapkan kebaikan dan manfaatnya.Maka setan adalah setiap makhluk yang congkak dan melampaui batas dari jin dan manusia.
1.3 Definisi Lafazh Ar-Rajim
Setan disifati Ar-Rajim karena dia dirajam dengan bintang pada saat ingin mencoba naik untuk mendengar khabar dari langit.Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan.” (Al-Mulk ayat 5)Ulama lain berkata: “karena dia (setan) dikutuk dengan laknat dan murka Allah serta tidak mendapatkan rahmat.”
1.4 Perseteruan Setan dengan Anak Adam (manusia)
Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu).” (Fathir ayat 6)Kemudian Allah Ta’ala berfirman:“Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (An-Nas ayat 4-6)Godaan setan seperti menyibukkan berbicara sehingga lupa apa yang harus dikerjakan, sehingga lupa menyandarkan sebab (kelupaan) ini kepada setan.Sebagaimana firman Allah Ta’ala:“Maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan.” (Al-Kahfi ayat 63)Hati adalah pangkal dan sumber kemauan. Oleh karena itu setan berusaha merusaknya sebab bila kemauan sudah rusak maka amalpun akan rusak.
1.5 Anjuran Isti’adzah
Para ulama sepakat bahwa dianjurkan (anjuran yang ditekankan sekali) berlindung kepada Allah pada saat akan membaca Al-Qur’an, berdasarkan firman Allah Ta’ala:“Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl ayat 98)
1.6 Isti’adzah dalam Shalat
Imam Abu Hanifah dan Asy-Syafi’i berpendapat bahwa dianjurkan membaca ta’awudz dalam setiap jenis shalat, dan Abu Hanifah menganjurkan membaca hanya pada raka’at awal saja (yakni sebelum basmalah pada Al-Fatihah) dan demikian itu sudah menjadi ta’awudz bagi seluruh bacaan.
1.7 Pendapat Para Ulama dalam Masalah Ta’awudz
Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa ta’awudz hukumnya sunnah dan jika tidak membacanya, maka shalat tetap sah. Inilah pendapat imam 4 madzhab (yakni Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad).
BAB 2
Bisikan Setan PadaA Adam dan Hawa
2.1 Iblis la’natullah bermaksiat tidak mau sujud kepada Adam ‘alaihissalam
Allah Ta’ala berfirman:“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam, maka bersujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan sombong, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”(Al-Baqarah ayat 34)Jumhur ulama menyatakan bahwa iblis adalah makhluk yang pertama kali kafir kepada Allah sebagai konsekuensi dari hakikat wujud kehidupan dan dia nanti tergolong orang-orang yang setuju terhadap kekafiran. Jumhur ulama berpendapat bahwa iblis menjadi kafir akibat penolakan dia untuk sujud kepada Adam dan sombong serta membantah perintah (Allah). Iblis menganggap bahwa dia mempunyai hak untuk membantah perintah tersebut (Ibrah: maka setiap orang yang membantah perintah agama Islam ini sama dengan Iblis sifatnya), karena dia lebih baik dari pada Adam (padahal sebenarnya tanah lebih mulia dari pada api karena api kerjanya kebanyakan merusak sedangkan tanah tempat hidup, bukankah buah-buahan tumbuhnya di tanah wahai iblis terlaknat semoga engkau kekal di neraka Allah Ta’ala). Seakan-akan penolakan perintah bersujud merupakan sikap pelecehan perintah Allah Ta’ala dan meremehkan hikmah yang terkandung dalam perintah itu. Dan kesombongan seperti inilah yang dimaksud oleh hadits Rasulullah:“Tidak masuk surga, orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun seberat biji sawi.”(Wahai iblis dan bala tentaramu yang terlaknat engkau sebenarnya sudah kalah karena yang menang itu hanyalah hamba Allah yang beriman dan beramal shalih dan istiqomah tidak sepertimu yang sudah dianugerahkan Allah dulunya dengan kemuliaan tapi engkau tidak istiqomah dan sombong. Wahai iblis lihatlah tulisan ini walaupun kami tidak bisa melihat engkau yang akan membuat engkau jengkel karena borokmu akan terus kami bongkar)
2.2 Penyesalan Adam dari memakan buah pohon
Allah Ta’ala berfirman:“Dan Kami berfirman, Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Al-Baqarah ayat 35)Jumhur ulama berpendapat bahwa surga yang dimaksud (sebagai tempat tinggal Adam) adalah surga kekal (tempat yang abadi nantinya) sebagai balasan pahala.Syakhul Islam Ibnu Taimiyah berkata bahwa demikian itu adalah pendapat kebanyakan para ulama ahli sunnah wal jama’ah.(Sedangkan pohon yang dimaksud tidak namanya, sedangkan nama pohon khuldi adalah nama yang diberikan iblis)
2.3 Usaha Iblis dalam menyesatkan Adam
Allah Ta’ala berfirman:“Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari surga dalam keadaan semula.” (Al-Baqarah ayat 36)Menurut Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas serta jumhur ulama bahwa Adam digoda oleh setan secara langsung dengan dalil firman Allah Ta’ala:“Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua.” (Al-A’raf ayat 21)Secara zhahir sumpah itu menandakan adanya dialog secara langsung antara setan dengan Adam.Sebagian mereka meriwayatkan dari Abdurrazaq dari Wahb bin Munabbih berkata bahwa setan masuk melalui mulut ular yang memiliki kaki empat dan dia termasuk hewan surga yang paling indah, setelah setan merayu semua hewan di surga dan mereka semua menolak memasukannya kecuali ular.Kemudian iblis keluar dari perut ular dan merayu Hawa untuk memakan buah pohon, kemudian iblis merayu Adam (akhirnya Adam memakan buah pohon tersebut).(Ibid, hal.63)Allah Ta’ala berfirman:“Turunlah kamu ke dunia yang telah Aku ciptakan untukmu.” Dari tindakan ular tersebut Allah melaknatnya dan semua kakinya hilang, maka sejak itu mulai tumbuh bibit permusuhan antara ular dengan Adam sehingga manusia diperintah untuk membunuh ular.Shafwan berkata bahwa telah menceritakan kepadaku Ibnu Ajlan dari bapaknya dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda dalam masalah ular:“Kami tidak membiarkan mereka semenjak kami memusuhi mereka dan barang siapa yang membiarkan satu diantara mereka karena takut bukan termasuk golongan kami (dalam hal ini saja).”Ahmad bin Salih ditanya tentang sabda Nabi tersebut: Dimulai sejak kapan permusuhan tersebut? Dia menjawab: semenjak Adam dikeluarkan dari surga sesuai petunjuk Al-Qur’an:“Dan Kami berfirman, Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain.” (Al-Baqarah ayat 36)
2.4 Cara Adam keluar dari surga
Adam tidak dikeluarkan dari surga kecuali lewat ta’wil, menta’wil firman Allah membuat dia dikeluarkan. Bukan karena dia bermaksiat dan menentang perintah atau dia seorang zhalim yang berhak mendapat kesengsaraan.(Ibid, hal.69)Ta’wil yang dimaksud adalah seperti pada firman Allah Ta’ala:“Dan setan berkata, Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal.” (Al-A’raf ayat 20) Abu Muhammad bin Hajm berkata dalam kitab al-Milal wan Nihal bahwa Adam memakan pohon yang dilarang karena lupa dan menta’wil Dan semakin penasaran tatkala mendapatkan bisikan dari iblis bahwa setelah makan dia akan menjadi malaikat terdekat atau kekal dalam surga.(pebuatan ini dibantu istrinya)Sebagian ulama salaf mengatakan Adam berkata, “Kelebihan yang dimiliki anakku Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam dengan aku adalah bahwa istrinya membantunya dalam menyampaikan risalah Allah dan istriku membantuku dalam bermaksiat.”
2.5 Tangisan adam tatkala keluar dari surga
Allah Ta’ala berfirman:“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah ayat 37)Dan para ulama tafsir sepakat bahwa kalimat di atas adalah sebagai tanda diterima taubatnya Adam. Imam Said bin Jabir, Mujahid dan Hasan al-Bashry berkata bahwa kalimat itu terdapat dalam firman Allah Ta’ala:“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (Al-A’raf ayat 23).Ibnu Abbas berkata: “bahwa Adam dan Hawa menangis karena kehilangan nikmat surga selama 200 tahun, tidak makan dan tidak minum selama 40 tahun, serta Adam tidak mendekat dengan Hawa selama 100 tahun.”Alqomah bin Murtsid dan lainnya berkata: ”Seandainya air mata penghuni bumi dikumpulkan, maka masih lebih banyak air mata Daud dikumpulkan, maka air mata Adam tatkala menangis ketika dikeluarkan dari surga masih lebih banyak dari air mata mereka semua.”
2.6 Adam bertaubat dan berdo’a kepada Allah
Adam menerima kalimat taubat serta permintaan maafnya diterima di dunia, dan inilah pendapat yang sangat masyur.Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata bahwa pada saat Allah hendak menerima taubat Adam, maka dia thawaf di Baitullah 7 kali putaran dan Baitullah di saat itu hanya berupa gundukan merah. Setelah shalat 2 raka’at dia memanjatkan do’a: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang aku rahasiakan dan aku perlihatkan, terimalah maafku. Engkau tahu kebutuhanku, kabulkanlah permintaanku. Engkau Maha tahu apa yang ada pada diriku, ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah berilah aku keimanan yang masuk hingga ke hatiku dan keyakinan yang benar hingga aku tahu bahwa tiada sesuatu yang menimpaku kecuali telah Engkau putuskan atasku dan aku ridho terhadap apa yang telah engkau putuskan.”Lalu Allah memberi wahyu kepadanya: “Hai Adam, engkau telah berdo’a dengan beberapa do’a, maka Aku telah mengabulkan do’amu. Dan tidak seorangpun yang berdo’a dengannya dari anak cucumu, melainkan akan Aku hilangkan kesusahan, kesedihan, terjaga barangnya, dilepaskan dari kefakiran hatinya dan dijadikan kecukupan di depan matanya dan Aku jadikan keberuntungan dalam setiap perdagangannya, serta dunia akan datang kepadanya dengan sendirinya. Umar bin Abdul Aziz menulis ke seluruh Negara dan memerintahkan kepada seluruh rakyat agar berdo’a seperti:Do’a Adam (QS. Al-A’raf ayat 23)Do’a Nuh (QS. Hud ayat 47)Do’a Yunus (QS. Al-Anbiya’ ayat 87)Do’a Musa (QS. Al-Qashash ayat 16)
2.7 Godaan iblis kepada Adam dan Hawa pada saat memberi nama anaknya
Allah Ta’ala berfirman:…”Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Al-A’raf ayat 189-190)(Ibid, hal.85)Rasulullah bersabda:“Tatkala Hawa melahirkan, maka setan mengelilinginya dan anaknya tidak pernah ada yang hidup, maka setan berkata: berilah nama anak itu dengan Abdul Harits niscaya akan hidup. Maka anak itupun diberi nama Abdul Harits lalu hidup dan demikian itu wahyu dari setan.” (HR. Tirmidzi dan al-Hakim)(maksudnya syirik dalam nama karena setiap nama Abdu hanya boleh disandarkan kepada Allah, contoh yang boleh: Abdullah)
BAB 3
Apakah Setan Bisa Menguasai Anak Adam?
Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu(iblis) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu (iblis), yaitu orang-orang yang sesat.” (Al-Hijr ayat 42)Para ulama ahli tafsir mengatakan bahwa hamba yaitu orang-orang yang taat dan ma’shum, dan maksud kekuasaan yaitu hujjah artinya tidak ada bagimu wahai setan suatu hujjah untuk menyesatkan mereka.(ibid, hal.90)Kemudian Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (An-Nahl ayat 99-100)Kemudian Allah Ta’ala berfirman:“Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya (ketika menggoda Adam dan istrinya) terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.” (Saba’ ayat 20-21)(Ibid, hal.91)(Maksud iblis dan bala tentaranya tidak dapat memberikan hujjah yang nyata dan ia hanya bisa menguasai anak Adam di bawah kehendak Allah, jika Allah mengizinkan ini merupakan ujian bagi anak Adam untuk membuktikan siapa yang beriman dan siapa yang kafir).Allah Ta’ala berfirman:“Iblis menjawab, sesungguhnya Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka (sehingga lupa akhirat) dan dari belakang (sehingga terbuai dengan dunia) mereka, dari kanan (sehingga suka dengan bid’ah) dan dari kiri (sehingga suka bermaksiat) mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).” (Al-A’raf ayat 16-17)Allah Ta’ala berfirman:“Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku.” (Ibrahim ayat 22)Ibnu Abbas mengatakan bahwa iblis seakan menyatakan saya tidak menunjukkan kepadamu hujjah apapun. Hanya saja saya mengajak kamu lalu mengikutiku dan mematuhi ucapanku serta mengikutiku tanpa hujjah dan keterangan yang benar.
BAB 4
Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu(iblis) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu (iblis), yaitu orang-orang yang sesat.” (Al-Hijr ayat 42)Para ulama ahli tafsir mengatakan bahwa hamba yaitu orang-orang yang taat dan ma’shum, dan maksud kekuasaan yaitu hujjah artinya tidak ada bagimu wahai setan suatu hujjah untuk menyesatkan mereka.(ibid, hal.90)Kemudian Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (An-Nahl ayat 99-100)Kemudian Allah Ta’ala berfirman:“Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya (ketika menggoda Adam dan istrinya) terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.” (Saba’ ayat 20-21)(Ibid, hal.91)(Maksud iblis dan bala tentaranya tidak dapat memberikan hujjah yang nyata dan ia hanya bisa menguasai anak Adam di bawah kehendak Allah, jika Allah mengizinkan ini merupakan ujian bagi anak Adam untuk membuktikan siapa yang beriman dan siapa yang kafir).Allah Ta’ala berfirman:“Iblis menjawab, sesungguhnya Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka (sehingga lupa akhirat) dan dari belakang (sehingga terbuai dengan dunia) mereka, dari kanan (sehingga suka dengan bid’ah) dan dari kiri (sehingga suka bermaksiat) mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).” (Al-A’raf ayat 16-17)Allah Ta’ala berfirman:“Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku.” (Ibrahim ayat 22)Ibnu Abbas mengatakan bahwa iblis seakan menyatakan saya tidak menunjukkan kepadamu hujjah apapun. Hanya saja saya mengajak kamu lalu mengikutiku dan mematuhi ucapanku serta mengikutiku tanpa hujjah dan keterangan yang benar.
BAB 4
Menangkal Setan Dengan Berdzikir
Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Al-A’raf ayat 201)(Ibid, hal.101)Dalam ayat di atas disebutkan lafazh tadzakkur yang berarti mengingat bukan dzikir yang berarti teringat, hal ini menunjukkan bahwa lalai tidak cukup diusir dengan dzikir akan tetapi dengan mengingat dan mengambil pelajaran, karena medan dzikir ada di lisan dan medan tadzakkur ada di hati.Dari Abu Hurairah berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:“Barangsiapa yang membaca: ‘La ilaha illallah wahdahu la syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qodir’, dalam sehari semalam 100 kali, maka sama dengan memerdekakan 10 budak, ditulis baginya 100 kebaikan dan dihapus 100 kejelekan. Ia sebagai tameng dari setan pada hari itu hingga waktu sore. Dan tidak ada seorangpun yang lebih baik dari pada perbuatannya, kecuali seorang yang melakukan lebih banyak.” (Muttafaqun ‘alaihi)(Ibid, hal.102)(intinya berdzikir melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah, kemudian ayat kursi merupakan tameng yang kuat terhadap iblis dan bala tentaranya seperti kisah Abu Hurairah dengan setan ketika ia ditugaskan menjaga harta zakat, hadits ini terdapat dalam shahih Al-Bukhari)
BAB 5
Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Al-A’raf ayat 201)(Ibid, hal.101)Dalam ayat di atas disebutkan lafazh tadzakkur yang berarti mengingat bukan dzikir yang berarti teringat, hal ini menunjukkan bahwa lalai tidak cukup diusir dengan dzikir akan tetapi dengan mengingat dan mengambil pelajaran, karena medan dzikir ada di lisan dan medan tadzakkur ada di hati.Dari Abu Hurairah berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:“Barangsiapa yang membaca: ‘La ilaha illallah wahdahu la syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qodir’, dalam sehari semalam 100 kali, maka sama dengan memerdekakan 10 budak, ditulis baginya 100 kebaikan dan dihapus 100 kejelekan. Ia sebagai tameng dari setan pada hari itu hingga waktu sore. Dan tidak ada seorangpun yang lebih baik dari pada perbuatannya, kecuali seorang yang melakukan lebih banyak.” (Muttafaqun ‘alaihi)(Ibid, hal.102)(intinya berdzikir melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah, kemudian ayat kursi merupakan tameng yang kuat terhadap iblis dan bala tentaranya seperti kisah Abu Hurairah dengan setan ketika ia ditugaskan menjaga harta zakat, hadits ini terdapat dalam shahih Al-Bukhari)
BAB 5
Buhul Tali Setan Pada Tengkuk Anak Adam Setiap Malam
Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah bersabda:“Setan mengikatkan buhul tali pada tengkuk kepala di antara kalian pada waktu tidur 3 buhul tali, setiap tali diletakkan pada tempatnya, tidurlah (kata setan) karena malam masih panjang, jika bangun lalu berdzikir kepada Allah, lepaslah 1 buhul tali, jika dia berwudhu, lepaslah buhul tali yang lain dan jika shalat, lepaslah buhul tali berikutnya. Hingga pada pagi hari menjadi orang yang giat dan bagus jiwanya dan jika tidak, maka menjadi orang yang buruk jiwanya dan pemalas.” (Muttafaqun ‘alaihi).(Ibid, hal.119)Dari Uqbah bin Amir berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:“Ada seorang dari umatku yang bangun malam menyembuhkan dirinya dengan bersuci, jika dia berwudhu membasuh kedua tangannya, lepaslah buhul tali, jika membasuh mukanya, lepaslah buhul tali lain, jika mengusap kepalanya, lepaslah buhul tali dan jika membasuh kedua kakinya, lepaslah buhul tali berikutnya, maka Allah berfirman kepada makhluk ghaib, ‘lihatlah kepada hamba-Ku dia mengobati dirinya, sehingga apa yang diminta hamba-Ku maka dia adalah obatnya.” (HR. Ibnu Hibban)Ibnu Hibban berkomentar terhadap hadits Uqbah bin Amir bahwa setan terkadang meletakkan buhul tali pada anggota wudhu seorang muslim dan pada tengkuk di waktu tidur.(Ibid, hal.120)(urutan anggota wudhu di atas bukan diikuti karena itu hanya sekedar penyebutan sedangkan yang diikuti yang sudah maklum yaitu muka, tangan, kepala, kaki)
BAB 6
Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah bersabda:“Setan mengikatkan buhul tali pada tengkuk kepala di antara kalian pada waktu tidur 3 buhul tali, setiap tali diletakkan pada tempatnya, tidurlah (kata setan) karena malam masih panjang, jika bangun lalu berdzikir kepada Allah, lepaslah 1 buhul tali, jika dia berwudhu, lepaslah buhul tali yang lain dan jika shalat, lepaslah buhul tali berikutnya. Hingga pada pagi hari menjadi orang yang giat dan bagus jiwanya dan jika tidak, maka menjadi orang yang buruk jiwanya dan pemalas.” (Muttafaqun ‘alaihi).(Ibid, hal.119)Dari Uqbah bin Amir berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:“Ada seorang dari umatku yang bangun malam menyembuhkan dirinya dengan bersuci, jika dia berwudhu membasuh kedua tangannya, lepaslah buhul tali, jika membasuh mukanya, lepaslah buhul tali lain, jika mengusap kepalanya, lepaslah buhul tali dan jika membasuh kedua kakinya, lepaslah buhul tali berikutnya, maka Allah berfirman kepada makhluk ghaib, ‘lihatlah kepada hamba-Ku dia mengobati dirinya, sehingga apa yang diminta hamba-Ku maka dia adalah obatnya.” (HR. Ibnu Hibban)Ibnu Hibban berkomentar terhadap hadits Uqbah bin Amir bahwa setan terkadang meletakkan buhul tali pada anggota wudhu seorang muslim dan pada tengkuk di waktu tidur.(Ibid, hal.120)(urutan anggota wudhu di atas bukan diikuti karena itu hanya sekedar penyebutan sedangkan yang diikuti yang sudah maklum yaitu muka, tangan, kepala, kaki)
BAB 6
Makanan, Muntah dan Kencing Setan
Dari Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa ada seorang yang diceritakan kepada Rasulullah yang terus tidur hingga pagi hari, maka beliau bersabda:“Dia seorang yang telah dikencingi oleh setan kedua telinganya atau salah satu telinganya.” (Muttafaqun ‘alaihi)(Ibid, hal.125)Diriwayatkan dalam sunan Abu Daud, Nasa’i dan Al-Hakim dalam al-mustadrak bahwasanya Rasulullah sedang duduk, ada seorang laki-laki yang makan tidak membaca bismillah hingga tinggal satu suapan itu kemulutnya, dia membaca bismillah dari awal hingga akhir, maka Rasulullah tertawa kemudian bersabda:“Setan terus maka bersamanya dan tatkala dia menyebut Nama Allah, maka ia (setan) memuntahkan apa yang ada dalam perutnya.”(Ibid, hal.128)Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah bersabda:“Iblis berkata , wahai Tuhan kami, setiap makhluk Engkau tunjukkan rizkinya, sekarang mana rizki saya? Allah berfirman, rizkimu segala sesuatu makanan yang tidak disebut Nama Allah atasnya.” (Diriwayatkan Adh-Dhiya’ dalam kitab al-Mukhtarah)Telah saya jelaskan dengan baik bahwa setan memakan makanan secara hakiki sebagaimana sabda Rasulullah:“Sesungguhnya tulang adalah bekal makanan mereka dan kotoran hewan ternak adalah makanan hewan mereka, jika seandainya bukan makanan mereka, maka mereka tidak butuh terhadap makanan dan tidak memintanya.”Dalam shahih Muslim dari Ibnu Mas’ud berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:“Telah datang kepadaku jin (jin muslim) lalu saya bacaan Al-Qur’an kepada mereka.”Ibnu Mas’ud berkata, lalu beliau berangkat dan memperlihatkan bekas mereka dan bekas perapian mereka. Dan mereka (jin) bertanya tentang bekal makanan mereka, beliau bersabda:“Setiap tulang yang disebut Nama Allah, setelah berada ditanganmu kembali lagi dagingnya lebih banyak dan setiap kotoran hewan ternak adalah makanan untuk hewan kalian.”Lalu beliau bersabda:“Janganlah kalian beristinja’ dengan keduanya, sebab keduanya menjadi makanan saudara-saudara kalian.”
BAB 7
7 Jerat Setan, Kisah Barseso dan Bisikan “Man Khalaqa”
7.1 7 Jerat Setan
Ketahuilah, setan menjerat manusia melalui 7 tahapan:Tahapan kekufuran, bila dia gagalTahapan bid’ah, bila dia gagalTahapan dosa-dosa besar, bila dia gagalTahapan dosa-dosa kecil, bila dia gagalTahapan perbuatan mubah yang melalaikan ibadah, bila dia gagalTahapan perbuatan fidhilah, bila dia gagalTahapan penindasan dan penyiksaan dari musuh-musuh islam, dimana seorang mukminpun atau para nabi tidak akan selamat darinya
7.2 Kisah Barseso
Ibnu Abbas berkata bahwa ada seorang ahli zuhud bernama barseso dari kalangnan bani Israel. Maka iblis menyuruh bala tentaranya yang bernama setan putih untuk menyesatkan Barseso. Karena kurangnya ilmu agama, maka barseso akhirnya terpedaya dengan tipuan setan sehingga dia berzina dengan seorang wanita yang minta berobat kepadanya. Setelah wanita itu hmil maka barseso membunuhnya dan menguburkan dilereng gunung. Setelah diketahui oleh keluarga wanita tersebut, maka barseso dibunuh dengan cara disalib. Saat itu datang lagi setan putih tersebut dan menggoda Barseso lagi sehingga dia sujud kepada setan. Setan tersebut berkata ”wahai Barseso! Inilah yang saya kehendaki darimu dan akhirnya kamu mengikutiku dan kamu kafir terhadap Tuhanmu.(Hal ini menunjukan pentingnya ilmu agama dan tinggi derajatnya dibandingkan ahli ibadah)
Dari Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa ada seorang yang diceritakan kepada Rasulullah yang terus tidur hingga pagi hari, maka beliau bersabda:“Dia seorang yang telah dikencingi oleh setan kedua telinganya atau salah satu telinganya.” (Muttafaqun ‘alaihi)(Ibid, hal.125)Diriwayatkan dalam sunan Abu Daud, Nasa’i dan Al-Hakim dalam al-mustadrak bahwasanya Rasulullah sedang duduk, ada seorang laki-laki yang makan tidak membaca bismillah hingga tinggal satu suapan itu kemulutnya, dia membaca bismillah dari awal hingga akhir, maka Rasulullah tertawa kemudian bersabda:“Setan terus maka bersamanya dan tatkala dia menyebut Nama Allah, maka ia (setan) memuntahkan apa yang ada dalam perutnya.”(Ibid, hal.128)Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah bersabda:“Iblis berkata , wahai Tuhan kami, setiap makhluk Engkau tunjukkan rizkinya, sekarang mana rizki saya? Allah berfirman, rizkimu segala sesuatu makanan yang tidak disebut Nama Allah atasnya.” (Diriwayatkan Adh-Dhiya’ dalam kitab al-Mukhtarah)Telah saya jelaskan dengan baik bahwa setan memakan makanan secara hakiki sebagaimana sabda Rasulullah:“Sesungguhnya tulang adalah bekal makanan mereka dan kotoran hewan ternak adalah makanan hewan mereka, jika seandainya bukan makanan mereka, maka mereka tidak butuh terhadap makanan dan tidak memintanya.”Dalam shahih Muslim dari Ibnu Mas’ud berkata bahwasanya Rasulullah bersabda:“Telah datang kepadaku jin (jin muslim) lalu saya bacaan Al-Qur’an kepada mereka.”Ibnu Mas’ud berkata, lalu beliau berangkat dan memperlihatkan bekas mereka dan bekas perapian mereka. Dan mereka (jin) bertanya tentang bekal makanan mereka, beliau bersabda:“Setiap tulang yang disebut Nama Allah, setelah berada ditanganmu kembali lagi dagingnya lebih banyak dan setiap kotoran hewan ternak adalah makanan untuk hewan kalian.”Lalu beliau bersabda:“Janganlah kalian beristinja’ dengan keduanya, sebab keduanya menjadi makanan saudara-saudara kalian.”
BAB 7
7 Jerat Setan, Kisah Barseso dan Bisikan “Man Khalaqa”
7.1 7 Jerat Setan
Ketahuilah, setan menjerat manusia melalui 7 tahapan:Tahapan kekufuran, bila dia gagalTahapan bid’ah, bila dia gagalTahapan dosa-dosa besar, bila dia gagalTahapan dosa-dosa kecil, bila dia gagalTahapan perbuatan mubah yang melalaikan ibadah, bila dia gagalTahapan perbuatan fidhilah, bila dia gagalTahapan penindasan dan penyiksaan dari musuh-musuh islam, dimana seorang mukminpun atau para nabi tidak akan selamat darinya
7.2 Kisah Barseso
Ibnu Abbas berkata bahwa ada seorang ahli zuhud bernama barseso dari kalangnan bani Israel. Maka iblis menyuruh bala tentaranya yang bernama setan putih untuk menyesatkan Barseso. Karena kurangnya ilmu agama, maka barseso akhirnya terpedaya dengan tipuan setan sehingga dia berzina dengan seorang wanita yang minta berobat kepadanya. Setelah wanita itu hmil maka barseso membunuhnya dan menguburkan dilereng gunung. Setelah diketahui oleh keluarga wanita tersebut, maka barseso dibunuh dengan cara disalib. Saat itu datang lagi setan putih tersebut dan menggoda Barseso lagi sehingga dia sujud kepada setan. Setan tersebut berkata ”wahai Barseso! Inilah yang saya kehendaki darimu dan akhirnya kamu mengikutiku dan kamu kafir terhadap Tuhanmu.(Hal ini menunjukan pentingnya ilmu agama dan tinggi derajatnya dibandingkan ahli ibadah)
7.2 Pemahaman Agama Penangkal dari Setan
Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah bersabda:“Satu orang alim ulama lebih berat bagi setan dari pada seribu ahli ibadah.”(ibid, hal.140)Abu Hurairah berkata segala sesuatu memiliki penyanggah, dan penyanggah agama Islam adalah pemahaman agama dan sesungguhnya satu orang alim ulama, lebih berat bagi setan dari pada seribu ahli ibadah (HR. Ibnu Adi secara marfu’)Ibnu Abbas berkata bahwa sesungguhnya setan berkata kepada iblis: wahai pemimpin kami! Sesungguhnya kami bergembira atas kematian satu orang alim ulama dan tidak bergembira atas kematian ahli ibadah.
7.2 Ucapan “Man Khalaqa” (siapakah yang menciptakan)
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda:“Setan mendatangi diantara kalian lalu membisikkan ucapan, “Siapakah yang menciptakan ini, siapakah yang menciptakan itu, hingga mengatakan siapakah yang menciptakan Tuhanmu? Jika telah sampai seperti itu, hendaklah berlindung kepada Allah dan berhenti (mengucapkannya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
BAB 8
Tangisan Setan
Imam Tsabit al-Banani berkata: “telah sampai sebuah riwayat bahwa iblis menangis tatkala turun ayat ini:“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-sebaik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. Ali Imran ayat 155-156)Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda:“Jika anak Adam membaca ayat sajadah lalu bersujud, setan menghindar sambil menangis dan berkata: aduh celakalah! Anak Adam diperintah sujud lalu bersujud, maka baginya surga, dan aku diperintah sujud lalu aku membangkang, maka bagiku neraka.” (HR. Muslim)
BAB 9
Setan Merintih dan Berteriak Pada Malam Baiat
9.1 Rintihan Setan
Imam Baqi bin Mikhlad menuturkan dalam tafisirnya bahwa iblis merintih 4 kali: merintih pada waktu dilaknat (Allah), waktu diturunkan ke bumi, waktu Rasulullah lahir dan waktu turun surat al-Fatihah.Ibnu Abbas berkata bahwa pada saat Rasulullah membuka kota Makkah, iblis merintih lalu bala tentaranya berkumpul, maka dia berkata: semenjak sekarang kalian telah putus harapan untuk mengembalikan umat Muhammad kepada kesyirikan, tetapi fitnahlah mereka lewat agama mereka dan sebarkan di kalangan mereka kebiasaan mertapi (mayat). (HR. ath-Thabrani)(ibid, hal.155)Ibnu Abi Hatim berkata dalam tafsir firman Allah:“Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya (keadilan) Tuhannya.” (QS. Az-Zumar ayat 69)Dari Ikrimah berkata: tatkala Rasulullah lahir, bumi bercahaya dan iblis berkata: pada malam ini ada bayi yang terlahir yang akan merusak perkaraku, bala tentaranya berkata kepadanya: bagaimana jika kami datang kepadanya dan kami buat gila, maka pada saat mereka mendekati Rasulullah, datanglah jibril lalu mereka ditendang jibril dan terlempar hingga jatuh di Aden.”(sungguh mulia orang yang beriman dan beramal shaleh diatas tauhid dan sunnah, dan engkau wahai iblis adalah makhluk yang sangat hina)
9.2 Teriakan setan pada waktu kaum Anshar berbaiat kepada Rasulullah
Ka’ab bin Malik berkata: Pada saat kami membaiat Rasulullah maka setan berteriak dengan suara yang keras dari atas bukit aqobah yang terdengar dari kejauhan.
9.3 Setan berteriak bahwa Rasulullah terbunuh diperang uhud
Ibnu Abbas berkata: Maka pada waktu Rasulullah merampas ghanimah dan para shahabat yang lain mengambil ghanimah orang-orang musyrikin, maka semua pasukan panah turun ke medan perang untuk mengambil ghanimah dan tatkala perang dinyatakan menang, tetapi karena keteledoran pasukan panah itu, maka pasukan berkuda kaum musyrikin masuk menerobos barisan shahabat hingga tujuh atau sembilan orang musyrikin terbunuh,.. dan setan berteriak dan berkata “Muhammad terbunuh” (benar-benar iblis pembohong). (HR. Ahmad)
BAB 10
Waktu yang paling terhina bagi setan hingga dia berdo’a untuk celaka dan hancur
Dari Abbas bin Mirdas as-Sulami berkata bahwasanya Rasulullah berdo’a untuk umatnya pada hari Arafah dengan pengampunan dan rahmat, pada saat di muzdalifah diulangi lagi.Ibnu Abbas berkata Rasulullah tersenyum, beliau bersabda:“saya tersenyum terhadap musuh Allah, iblis karena dia tahu bahwa Allah telah mengabulkan do’aku lalu dia (iblis) berdo’a celaka dan kehancuran serta menghamburkan tanah pada kepalanya.” (HR. abdullah bin Ahmad dalam al-Musnad, Abu Daud, Ibnu Majah, ath-Thabrani dan Ibnu adh-Dhiya’)Dalam kitab al-Muwatha Imam Malik, Rasulullah bersabda: “tidaklah setan terlihat sangat kerdil, terhina rendah diri, terusir dan sangat marah dari pada hari Arafah, karena dia melihat rahmat Allah turun dan dosa-dosa besar diampuni.”
0 komentar:
Posting Komentar