Kitab Tentang Jihad

BAB 1: KEUTAMAAN BERPERANG DI JALAN ALLAH
2785 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Seorang laki-laki menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kemudian berkata, "Tunjukkan kepada saya amal kebaikan yang menyamai jihad". Rasulllah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak ada". Berikutnya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya, "Ketika orang-orang pergi berjihad, mampukah kamu masuk masjid untuk melaksanakan solat tanpa henti dan berpuasa terus menerus?" Orang itu menjawab, "Siapa yang mampu beribadah seperti itu?"



BAB 2: MANUSIA YANG PALING UTAMA ADALAH MUKMIN YANG BERJIHAD DI JALAN ALLAH DENGAN JIWA DAN HARTANYA
2786 Diriwayatkan Dari Abu Sa'id Al Khudri Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ditanya, "Siapa manusia yang paling utama?" Rasulullah menjawab, "Mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya". Orang-orang bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Mukmin yang terasingkan karena bertakwa kepada Allah dan menghindari orang banyak agar ia tidak terlanda kejelekan".
2787 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Orang yang berjihad di jalan Allah --- Allah Maha Mengetahui orang yang benar-benar berjihad dijalanNya --- adalah seperti orang yang berpuasa terus menerus dengan solat malam. Allah menjamin orang yang berjihad dijalan-Nya, jika terbunuh akan dimasukkan ke surga, atau pulang dengan selamat dengan mendapatkan pahala dan harta rampasan perang".

BAB 3: DERAJAT ORANG YANG BERJIHAD DI JALAN ALLAH
2790 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, mendirikan solat dan berpuasa pada bulan Ramadhan, Allah menjamin akan memasukkannya ke surga tanpa dipersoalkan apakah ia berjihad di jalan Allah atau tetap berada di tanah kelahirannya". Orang-orang bertanya, "Ya Rasulullah, bolehkah kami menyampaikan berita yang menyenangkan ini kepada orang lain?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya, "Surga memiliki 100 derajat/tingkatan yang disediakan oleh Allah untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Jarak tingkatan yang satu dengan yang lain sejauh langit dengan bumi. Apabila kalian memohon kepada Allah, mohonlah surga Firdaus, yaitu surga yang terletak di tengah dan itulah surga tertinggi yang pernah diperlihatkan kepadaku. Di atasnya terdapat Arasy Allah Yang Maha Penyayang dan dari situ sungai-sungai bermuara".

BAB 4: BERANGKAT BERJIHAD PAGI ATAU SORE DAN TEMPAT SELUAS BUSUR PANAH DI SURGA
2792 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Pergi berjihad di jalan Allah pada waktu pagi maupun sore hari adalah lebih baik daripada nilai dunia seisinya".
2793 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Tempat seluas busur panah di surga lebih baik daripada jagad dunia yang terjangkau oleh matahari sejak terbit hingga terbenam". Sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selanjutnya: "Sungguh berangkat berjihad di jalan Allah pada waktu pagi atau sore adalah lebih baik nilainya daripada dunia seisinya yang terjangkau oleh matahari sejak terbit hingga terbenam".

BAB 5: BIDADARI SURGA
2796 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu bahw Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Seandainya seorang bidadari dari surga menampakkan diri kepada penghuni bumi, niscaya cahaya tubuhnya dan bau harumnya akan memenuhi ruang antara langit dan bumi, serta kerudung rambutnya lebih indah dan lebih bernilai daripada dunia seisinya".

BAB 6: ORANG YANG TERLUKA ATAU TERTIKAM DI JALAN ALLAH
2801 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus 70 orang dari Bani Sulaim untuk menemui Bani Amir. Ketika tiba di sana paman saya berkata, "Saya akan mendahului kalian jika mereka mengizinkan saya sehingga saya bisa menyampaikan pesan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kepada mereka, jika tidak maka kalian harus tetap berada di dekat saya". Paman saya maju ke depan kemudian mereka mengizinkannya. Ketika paman saya sedang menyampaikan pesan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kepada mereka, mereka menyuruh salah seorang dari mereka untuk menikam paman saya dengan tombak sehingga paman saya tewas. Menjelang ajal paman saya berkata, "Demi Tuhan yang memiliki Ka'bah, saya beruntung". Kemudian mereka menyerang rombongan kaum muslimin sehingga tewas semuanya kecuali seorang laki-laki pincang yang berhasil melarikan diri ke gunung. Jibril as memberitahu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, bahwa mereka telah menemui Tuhan mereka (terbunuh sebagai syuhada) dengan diridhai oleh Allah dan Allah membuat mereka bahagia. Kata Anas ra: Kami membaca ayat (yang artinya), "Sampaikan kepada kaum kami bahwa kami telah menemui Tuhan kami, maka Allah meridhai kami dan membuat kami bahagia". Berikutnya ayat ini dihapus, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdoa selama 40 hari agar Allah mengutuk suku Ri'l, suku Dzakwan, Bani Lihyan dan Bani Ushayyah yang mendurhakai Allah Swt dan RasulNya. . Diriwayatkan dari Jundub bin Sufyan Radliyallaahu 'anhu bahwa pada suatu pertempuran, jari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam terluka hingga berdarah, kemudian beliau bersabda: "Kamu tiada lain hanyalah jari yang terluka dan kamu berada di jalan Allah".

BAB 7: ORANG YANG TERLUKA DALAM JIHAD DI JALAN ALLAH
2803 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Demi Allah yang menggenggam jiwaku. Seseorang yang terluka di jalan Allah --- Allah Maha Mengetahui orang yang terluka dijalanNya --- kelak pada hari kiamat ia akan datang dengan warna darah pada lukanya dan dengan bau seharum misk".


BAB 8: FIRMAN ALLAH SWT: "DIANTARA ORANG-ORANG MUKMIN ADA ORANG-ORANG YANG MENEPATI JANJI MEREKA ---
2805 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Paman saya, Anas bin An-Nadhr Radliyallaahu 'anhu, tidak turut dalam perang Badr. Kata paman saya, "Ya Rasulullah, saya tidak turut dalam perang pertama melawan orang-orang musyrik. Jika Allah memberi kesempatan kepada saya untuk memerangi orang-orang musyrik pasti Allah akan melihat apa yang saya lakukan". Pada saat perang Uhud ketika pasukan muslim banyak yang mundur, Anas bin An-Nadhr Radliyallaahu 'anhu berkata, "Ya Allah, ampunilah perilaku teman-teman saya dan bebaskan saya dari perbuatan orang-orang musyrik". Kemudian Anas bin An-Nadhr Radliyallaahu 'anhu maju terus, lalu ia ditemui oleh Sa'd bin Mu'adz. Kata Anas: "Wahai Sa'd bin Mu'adz, Demi Tuhan An-Nadhr, surga, saya mencium bau surga di balik gunung Uhud". Kata Sa'd: "Ya Rasulullah, saya tidak mampu melakukan apa yang telah diperbuat oleh Anas bin An-Nadhr ra". Kata Anas bin Malik: Kami menemukan 80 luka lebih pada tubuh Anas bin An-Nadhr Radliyallaahu 'anhu bekas tebasan pedang, tikaman tombak, dan tusukan anak panah. Kami mendapatinya terbunuh oleh orang-orang musyrik dengan tubuhnya yang tercabik-cabik sehingga tidak ada seorangpun yang bisa mengenalinya kecuali saudara perempuannya dari jari jemarinya. Kata Anas bin Malik: Menurut kami, ayat berikut ini turun berkaitan dengan Anas bin An-Nadhr Radliyallaahu 'anhu dan orang-orang yang senasib dengannya: "Di antara orang-orang mukmin ada yang menepati janji mereka kepada Allah .... " (Al-Quran, surah Al-Ahzaab:23). Kata Anas bin Malik: Saudara perempuan Anas bin An-Nadhr yang bernama Rubayyi mematahkan gigi seri seorang perempuan, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan pelaksanaan qishash (hukuman yang setimpal). Kata Anas bin An-Nadhr (sewaktu masih hidup), "Ya Rasulullah, Demi Allah yang telah mengutus Anda dengan membawa kebenaran, gigi seri saudara perempuan saya jangan dipatahkan". Mereka kemudian memberikan pemberian kompensasi (ganti rugi) sehingga qishash tidak dilaksanakan, lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Di antara hamba-hamba Allah ada orang yang apabila bersumpah dengan nama Allah selalu menepati sumpahnya".
2807 Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika saya menghimpun Al-Quran dari berbagai naskah/lembaran yang terpisah-pisah, saya lupa satu ayat dari surah Al-Ahzaab yang pernah saya dengar dibacakan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. saya tidak bisa menemukan ayat tersebut kecuali bersama Khuzaimah Al-Anshari yang kesaksiannya dianggap sebagai kesaksian dua orang laki-laki oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ayat tersebut ialah: "Di antara orang-orang mukmin ada orang-orang yang menepati janji mereka kepada Allah .... " (Al Quran, surah Al-Ahzaab:23).

BAB 9: AMAL SALEH SEBELUM BERPERANG
2808 Diriwayatkan dari Al Barra Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Seorang laki-laki dengan mengenakan helm besi menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata, "Ya Rasulullah, saya akan turut berperang (di pihak anda) kemudian saya akan masuk Islam". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Masuklah Islam dulu baru kemudian turut berperang". Maka ia masuk Islam kemudian turut berperang sehingga ia terbunuh, kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Dia beramal saleh sedikit tetapi mendapat pahala besar".

BAB 10: ORANG YANG TERBUNUH DENGAN ANAK PANAH YANG DIBIDIKKAN OLEH ORANG YANG TAK DIKENAL
2809 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu, Ummu Rubayyi Radliyallaahu 'anhu, ibu Haritsah bin Suraqah Radliyallaahu 'anhu menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bertanya: "Wahai Nabi, beritahukanlah kepada saya keadaan Haritsah --- Haritsah terbunuh dalam perang Badr karena kena anak panah yang dibidikkan oleh orang yang tak dikenal --- Jika ia berada di surga saya akan bersaba, jika tidak saya akan meratapinya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai ibu Haritsah, di surga terdapat taman yang banyak dan putramu berada di Al-Firdaus Al-A'la (surga tertinggi)".

BAB 11: ORANG YANG BERPERANG UNTUK MENINGGIKAN KALIMAT ALLAH
2810 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Seorang laki-laki menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kemudian berkata, "Ada orang yang berperang untuk memperoleh harta rampasan perang, ada orang yang berperang agar terkenal, dan ada orang yang berperang agar terhormat, lalu siapa sebenarnya orang yang berperang di jalan Allah?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Orang yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, dialah yang berperang di jalan Allah".

BAB 12: MANDI SETELAH PEPERANGAN DAN PENYERBUAN
2813 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pulang dari perang Khadaq dan meletakkan senjata serta mandi, beliau didatangi oleh Jibril as dengan kepala penuh debu. Jibril bertanya: "Telah engkau letakkan senjatamu? Demi Allah aku belum meletakkan senjataku". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Ke mana?" Jibril menjawab: "Ke sana". Jibril menunjuk ke arah Bani Quraizhah. Kata Aisyah ra: Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pergi ke arah mereka.

BAB 13: ORANG KAFIR YANG PERNAH MEMBUNUH ORANG MUSLIM KEMUDIAN IA MASUK ISLAM TURUT BERPERANG DI JALAN ---
2826 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Allah menyambut dua orang laki-laki yang masuk surga, yang satu membunuh orang lain (ketika di dunia), 1) Orang yang pernah berperang di jalan Allah kemudian terbunuh orang oleh orang kafir. 2) Orang kafir yang membunuh tersebut diampuni oleh Allah karena masuk Islam kemudian turut berperang di jalan Allah lalu mati syahid". . Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Ketika Rasululah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berada di Khaibar, saya menemui beliau setelah wilayah itu ditaklukkan oleh kaum muslimin, kemudian saya berkata, "Ya Rasulullah, berilah saya bagian dari tanah Khaibar". Salah seorang anak Sa'd bin Al-Ash berkata, "Ya Rasulullah, jangan memberinya bagian". Abu Hurairah berkata, Abu Hurairah berkata, "Orang ini pembunuh Ibnu Qauqal". Kata putra Sa'id bin Al-Ash, "Aneh sekali, laki-laki seperti kelinci yang muncul karena kedatangan domba ini mengungkapkan kejelekan saya, yaitu membunuh seorang muslim yang dimuliakan oleh Allah (ketika saya belum memeluk Islam), sedangkan Allah tidak menghinakan saya (karena sudah masuk Islam)".

BAB 14: ORANG YANG MEMILIH BERPERANG DI JALAN ALLAH DARIPADA BERPUASA
2828 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Abu Thalhah tidak berpuasa ketika sedang berperang di jalan Allah pada masa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sudah wafat saya tidak melihat Abu Thalhah meninggalkan puasa kecuali pada hari raya Fitri dan Adha.

BAB 15: TUJUH ORANG YANG MATI SYAHID SELAIN GUGUR DALAM BERJIHAD
2830 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Setiap muslim yang meninggal karena wabah ganas (seperti kolera) adalah mati syahid".

BAB 16: FIRMAN ALLAH AZZA WA JALLA: "TIDAKLAH SAMA ORANG-ORANG MUKMIN YANG DUDUK SAJA (TIDAK TURUT ---
2833 Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendiktekan kepada saya ayat (yang artinya): "Tidaklah sama orang-orang mukmin yang duduk saja dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah". (Al-Quran, surah An-Nisaa:95-96). Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang mendiktekan ayat tersebut kepada saya, Abdullah bin Ummi Maktum datang lalu berkata, "Ya Rasulullah, seandainya saya mampu berjihad tentu saya turut berjihad". Dia seorang yang buta. Maka Allah Swt menurunkan ayat kepada RasulNya ketika sebagian kaki beliau menindih kaki saya dengan terasa amat berat sekali sehingga saya khawatir kaki saya akan patah. Keadaan seperti itu berakhir ketika wahyu selesai diturunkan, yaitu sisipan ayat (yang artinya): "Kecuali orang-orang yang lemah (karena sakit, buta dan sebagainya)".

BAB 17: MEMBANGKITKAN SEMANGAT BERPERANG
2834 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pergi ke Khadaq (untuk persiapan pertempuran di sana), ternyata orang-orang anshar dan muhajirin sedang menggali parit di pagi yang amat dingin, karena mereka tidak memiliki pembantu untuk mengerjakan hal itu. Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihat mereka mulai penat dan lapar, beliau bersabda, "Ya Allah, kehidupan sejati adalah kehidupan akhirat, maka ampunilah orang-orang anshar dan muhajirin". Mendengar itu orang-orang anshar dan muhajirin menjawab, "Kami adalah orang-orang yang telah menyatakan baiat (janji setia) kepada Muhammad untuk berjihad selama hayat dikandung badan".

BAB 18: MENGGALI PARIT MENJELANG PERANG KHANDAQ
2835 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa orang-orang Anshar dan muhajirin menggali parit di sekeliling Madinah menjelang perang Khandaq. Sambil mengangkut tanah galian, mereka mendendangkan bait syair (yang artinya): "Kami adalah orang-orang yang telah menyatakan baiat kepada Muhammad untuk mengamalkan dan membela Islam selama hayat dikandung badan". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab mereka: "Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka berkahilah orang-orang anshar dan muhajirin".
2837 Diriwayatkan dari Al Barra Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika perang Al-Ahzaab saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkut tanah sehingga perutnya yang putih terlumuri lumpur, sambil mendendangkan bait-bait syair (yang artinya), "Tanpa-Mu ya Allah, kami tidak akan memperoleh petunjuk, tidak akan bersedekah dan tidak akan mengerjakan solat, maka berilah kami ketenangan dan kekokohan kaki kami ketika kami bertemu musuh. Mereka jelas akan menyerbu kami, maka janganlah membuat kami menyerah kepada mereka yang ingin menimpakan fitnah kepada kami".

BAB 19: PAHALA ORANG YANG TERHALANG KETIKA INGIN TURUT BERJIHAD
2839 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa pada suatu pertempuran Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ada sejumlah orang tertinggal di Madinah. Biasanya mereka selalu menyertai kita menyusuri gunung dan lembah untuk berperang, tetapi mereka sekarang terhalang (oleh uzur), sehingga mereka mendapat pahala seperti kita".

BAB 20: KEUTAMAAN ORANG YANG BERPUASA (KETIKA BERJIHAD) DI JALAN ALLAH
2840 Diriwayatkan dari Abu Sa'id Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Siapa yang berpuasa satu hari (ketika berjihad) di jalan Allah, Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejarak perjalanan 70 tahun".

BAB 21: KEUTAMAAN ORANG YANG MEMBEKALI PASUKAN ATAU MENGURUS KELUARGA PASUKAN YANG DITINGGALKAN ---
2843 Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Siapa yang membekali pasukan yang berperang di jalan Allah sama dengan turut berperang dan siapa yang mengurus keluarga pasukan yang berperang di jalan Allah sama dengan ikut berperang".
2844 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak biasa masuk ke rumah siapapun di Madinah selain rumah istri-istrinya, kecuali rumah Ummu Sulaim. Beliau ditanya mengenai hal itu, lalu beliau bersabda, "Aku merasa iba kepada Ummu Sulaim, karena saudara laki-lakinya gugur dalam pertempuran menyertaiku".

BAB 22: MEMAKAI HANUTH (WEWANGIAN UNTUK ORANG YANG GUGUR) DALAM PEPERANGAN
2845 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa pada saat berperang Yamamah ia menemui Tsabit bin Qais yang menyingsingkan pakaian dari pahanya ketika sedang mengoleskan hanuth, kemudian ia bertanya kepada Tsabit bin Qais: "Wahai paman, apa yang menghalangimu sehingga tidak turut berperang?" Tsabit menjawab: "Wahai kemenakanku, aku baru datang". Tsabit segera mengoleskan hanuth pada tubuhnya kemudian ia maju dan bergabung ke pasukan. Anas menyebutkan bahwa ada sejumlah pasukan muslimin melarikan diri dari pertempuran, kemudian Tsabit berkata: "Beri kami jalan untuk menyerang pasukan musuh, kami tidak pernah melarikan diri seperti itu ketika bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Sungguh jelek perbuatan kalian yang meniru watak musuh yang kafir".

BAB 23: KEUTAMAAN PASUKAN PENGINTAI
2846 Diriwayatkan dari Jabir Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Menjelang perang Al-Ahzab, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya, "Siapa yang menyelidiki musuh untuk memberiku informasi?" Az-Zubair menjawab, "Aku". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengulang pertanyaannya, "Siapa yang menyelidiki musuh untuk memberiku informasi?" Az-Zubair menjawab, "Aku". Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Setiap Nabi memiliki pengikut yang setia dan pengikutku yang setia adalah Az-Zubair".

BAB 24: JIHAD TETAP DILANGSUNGKAN, BAIK DISERUKAN OLEH PENGUASA MUSLIM YANG BAIK MAUPUN YANG JAHAT
2852 Diriwayatkan dari Urwah Al-Bariqi Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Kuda sebaiknya tetap dipelihara, karena di jambulnya terdapat kebaikan hingga hari kiamat, yaitu mendatangkan pahala dan rampasan perang".
2851 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Terdapat keberkahan pada jambul-jambul kuda (yang digunakan untuk berjihad)".

BAB 25: ORANG YANG MEMELIHARA KUDA UNTUK BERJIHAD, KARENA FIRMAN ALLAH 'AZZA WA JALLA: ".... DARI KU
2853 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Siapa yang memelihara kuda untuk berjihad di jalan Allah atas dasar iman dan membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah, maka pada hari kiamat ia akan mendapat pahala, karena ia telah memberi makan dan minum kudanya serta membersihkan kotoran dan kencingnya".

BAB 26: NAMA KUDA DAN KELEDAI
2855 Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Suatu ketika di kebun kami terdapat seekor kuda milik Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang dinamai Al-Luhaif, sebagian orang menyebutnya Al-Lukhaif.
2856 Diriwayatkan dari Mu'adz Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: suatu ketika saya dibonceng oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di atas seekor keledai milik beliau yang dinamai Ufair. Beliau bertanya, "Wahai Mu'adz, tahukah kamu apa hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambanya?" Lanjutan hadis seperti di muka (nomor:105).
2857 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata, suatu ketika Madinah dikejutkan oleh suasana yang mencekam, maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminjam kuda kami yang bernama Mandub. Setelah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kembali, beliau bersabda, "Kami tidak melihat sesuatu yang menakutkan dan kuda ini sungguh cepat larinya".

BAB 27: KEJELEKAN DARI KUDA
2858 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Tiga hal bisa menimbulkan kejelekan: Kuda, wanita, dan rumah".

BAB 28: PEMBAGIAN RAMPASAN PERANG UNTUK JATAH KUDA
2863 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menentukan dua bagian untuk jatah kuda dan satu bagian untuk jatah pemiliknya[Bukhari penunggangnya dari harta rampasan perang.
2864 Diriwayatkan dari Al-Barra ra: bahwa ia ditanya oleh seorang laki-laki: "Apakah kamu berlari meninggalkan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam perang Hunain?" Al Barra menjawab: "Tetapi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak berlari. Orang-orang Hawazin memang pemanah yang andal. Ketika kami berhadapan dengan mereka, kami mengalahkan mereka kemudian mereka berlari, lalu pasukan muslimin mengumpulkan harta rampasan perang, namun mereka menyerang kami dengan panah. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sendiri tidak berlari. Saya melihat beliau berada di atas bighalnya yang putih dan Abu Sufyan memegang tali kekangnya". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku Nabi yang tidak pernah berdusta dan aku putra Abdul Mutthalib".

BAB 29: ONTA NABI SAW
2872 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memiliki seekor onta yang diberi nama Al-Adhba' yang tidak terkalahkan larinya dalam perlombaan. Suatu ketika seorang Arab Baduwi datang dengan menunggang seekor onta yang masih muda yang bisa mengalahkan onta Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Hal ini mengecewakan kaum muslimin. Setelah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengetahui kekecewaan mereka, beliau bersabda, "Sudah menjadi ketentuan Allah bahwa kejayaan duniawi nantinya akan dijatuhkanNya

BAB 30: PEREMPUAN MENYEDIAKAN AIR MINUM UNTUK PASUKAN
2881 Diriwayatkan dari Tsa'labah bin Abu Malik bahwa Umar Radliyallaahu 'anhu membagikan sejumlah pakaian kepada orang-orang perempuan di Madinah, lalu tersisa satu pakaian yang bagus. Salah seorang berkata kepadanya, "Wahai Amirul Mukminin, berikanlah pakaian itu kepada istrimu, cucu perempuan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Maksudnya mereka adalah Ummu Kultsum binti Ali". Kata Umar: "Ummu Salith lebih berhak mendapat pakaian ini, dia seorang perempuan dari kaum anshar yang telah menyatakan baiat kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam". Kata Umar: "Ummu Salith turut membawa kantong air untuk kami dalam perang Uhud".

BAB 31: PEREMPUAN MENGOBATI PASUKAN YANG TERLUKA DALAM PERTEMPURAN
2882 Diriwayatkan dari Ar-Rubayyi binti Mu'awwidz Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Kami turut berperang menyertai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kami membawa minuman pasukan, membantu mereka, dan membawa pulang korban yang terluka dan terbunuh ke Madinah.

BAB 32: SELALU WASPADA DALAM PERTEMPURAN DAN KETIKA BERADA DI JALAN ALLAH
2885 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada suatu malam Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berpatroli. Ketika tiba di Madinah beliau bertanya, "Aku sangat berharap ada seorang laki-laki dari sahabatku yang saleh menjagaku malam ini". Tiba-tiba kami mendengar suara hunusan senjata, lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya, "Siapa itu?" Seseorang menjawab, "Saya Sa'd bin Abu Waqqash, saya datang untuk menjaga Anda". Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidur.
2887 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Celakalah orang yang mengabdi kepada dinar, orang yang mengabdi kepada dirham, dan orang yang mengabdi kepada perut. Jika diberi ia merasa puas dan senang, jika tidak diberi ia merasa jengkel. Dia benar-benar celaka dan terjungkir serta tidak mampu mencungkil duri yang menancap di tubuhnya (yakni selalu tersiksa batinnya). Sungguh beruntung orang yang memegang tali kudanya dalam berjihad di jalan Allah dengan rambutnya yang kusut dan tubuh berdebu. Apabila ia ditugaskan di garis depan ia menjalankan tugasnya dengan baik dan apabila ia ditugaskan di garis belakang ia pun melaksanakan tugasnya dengan baik pula. Apabila minta izin ia tidak diizinkan dan apabila minta tambahan pasukan untuk menemaninya permintaannya tidak dikabulkan (meskipun demikian ia tetap terus berperang karena Allah)".

BAB 33: PELAYANAN DALAM PERANG
2889 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya turut pergi bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ke Khaibar untuk melayani beliau. Ketika Rasululah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pulang kembali dan gunung Uhud sudah terlihat, beliau bersabda, "Inilah gunung yang mencintai kita dan kita cintai".
2890 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika kami menyertai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (dalam suatu perjalanan) dan ketika itu naungan setiap orang dari kami hanyalah pakaian masing-masing. Mereka yang berpuasa tidak berbuat apa-apa, sedang mereka yang tidak berpuasa mengurus onta dan melakukan berbagai kegiatan serta mengobati orang-orang yang sakit dan terluka, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Orang-orang yang berpuasa pada hari ini mendapat pahala".

BAB 34: KEUTAMAAN BERJAGA SEHARI DALAM BERJIHAD DI JALAN ALLAH
2892 Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd As-Sa'idi Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Berjaga satu hari dalam berjihad di jalan Allah nilainya lebih baik daripada dunia seisinya, tempat seukuran cambuk di dalam surga lebih baik daripada dunia seisinya, dna berangkat berjihad di jalan Allah, sore atau pagi, lebih baik daripada dunia seisinya".

BAB 35: MINTA PERTOLONGAN KEPADA ALLAH DALAM PEPERANGAN DENGAN PERANTARAAN ORANG-ORANG YANG LEMAH ---
2896 Diriwayatkan dari Abu Sa'd bin Abu Waqqash Radliyallaahu 'anhu dia berkata: "Kalian tidaklah diberi kemenangan (pertolongan dan rezki) melainkan karena orang-orang yang lemah di antara kalian".
2897 Diriwayatkan dari Abu S'id Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Akan datang suatu masa yang ketika itu berbagai kelompok pasukan muslimin pergi berperang, kemudian ditanyakan kepada mereka, "Apakah diantara kalian ada sahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?" Mereka menjawab, "ada". Maka mereka diberi kemenangan karena orang itu. Berikutnya akan datang suatu masa yang ketika itu berbagai kelompok pasukan muslimin bergi berperang, lalu ditanyakan kepada mereka, "Apakah diantara kalian ada salah seorang tabi'in (orang yang bersahabat dan mengikuti ajaran sahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam)?" Mereka menjawab, "Ada". Maka mereka diberi kemenangan karena orang itu. Setelah itu akan datang suatu masa yang ketika itu berbagai kelompok pasukan muslimin pergi berperang, kemudian ditanyakan kepada mereka, "Apakah di antara kalian ada tabi'it tabi'in (orang yang pernah bersahabat dengan tabi'in dan mengikuti ajarannya)?" Mereka menjawab, "Ada". Maka mereka diberi kemenangan".

BAB 36: SERUAN MEMANAH
2900 Diriwayatkan dari Abu Usaid Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada saat perang Badr Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda ketika kami dan orang-orang kafir Quraisy saling besiaga, "Apabila mereka sudah mendekat kepada kalian, hujani mereka dengan anak panah".

BAB 37: PERISAI DAN ORANG YANG BERLINDUNG DENGAN PERISAI ORANG LAIN
2904 Diriwayatkan dari Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Harta Bani Nadhir yang telah dijadikan sebagai fai'1 untuk Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adalah rampasan perang yang diperoleh tanpa penyerbuan pasukan muslimin baik dengan kuda maupun onta, maka harta tersebut khusus untuk Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Beliau mempergunakan harta itu untuk nafkah keluarganya secara tahunan, kemudian sisanya yang berupa senjata dan kuda beliau jadikan bekal pertempuran di jalan Allah.
1): Keterangan: Fai' ialah harta rampasan dari musuh yang kalah tanpa peperangan, misalnya baru berhadapan dengan pasukan muslimin, mereka sudah lari berhamburan. Jika dengan peperangan, maka harta rampasan itu disebut ghanimah.
2905 Diriwayatkan dari Ali Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya tidak pernah mengetahui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengucapkan fida' (tebusan) selain kepada Sa'd. Saya mendengar beliau bersabda kepada Sa'd, "Ayah dan ibuku sebagai tebusan untukmu, lepaskanlah anak panah".1
1): Keterangan: Ungkapan fida' tersebut untuk melengkapi kalimat permohonan, misalnya dalam bahasa Inggris ada kata "please", sedangkan dalam bahasa Arab fida' tersebut berbunyi "Ayah dan ibuku sebagai tebusan yang aku berikan kepadamu" yang maksudnya adalah aku memohon kepadamu atau aku menyilahkanmu.

BAB 38: MENGHIAS PEDANG
2909 Diriwayatkan dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu, sejumlah orang (dari pasukan muslimin) telah menaklukkan berbagai negeri, sementara pedang-pedang mereka tidak dihiasi dengan emas dan perak, melainkan hanya dihiasi dengan kulit, timah, dan besi.

BAB 39: BAJU BESI NABI SAW DAN BAJU PERANG
2915 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdoa di dalam tenda: "Ya Allah, aku mohon kepadaMu agar Engkau memenuhi janjiMu. Ya Allah, jika Engkau mau (membiarkan kami kalah), maka setelah hari ini Engkau tidak akan disembah (oleh umat manusia)". Abu Bakr Radliyallaahu 'anhu memegang tangan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata, "Ya Rasulullah, sudah cukup kiranya Anda berdoa dengan maksimal kepada Tuhan Anda". Ketika itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengenakan baju besi, kemudian beliau keluar sambil membaca ayat Al-Quran (yang artinya): "Golongan itu (orang-orang kafir Quraisy) akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat adalah hari yang dijanjikan kepada mereka dan hari kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit". (Al-Quran, surah Al-Qamar:45-46). Pada riwayat lain disebutkan: Peristiwa itu terjadi dalam perang Badr.

BAB 40: PAKAIAN SUTERA DALAM PEPERANGAN
2919 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberikan izin kepada Abdurrahman bin Auf dan Zubair untuk mengenakan baju sutera (dalam peperangan), karena keduanya menderita penyakit kulit.
2920 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu pada riwayat lain: Abdurrahman bin Auf dan Zubair mengadu kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengenai penyakit kulit yang mereka derita, kemudian beliau mengizinkan mereka untuk mengenakan kain sutera.

BAB 41: BERPERANG MELAWAN ORANG-ORANG ROMAWI
2924 Diriwayatkan dari Ummu Haram Radliyallaahu 'anhu bahwa ia mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Kelak pasukan umatku yang pertama kali turut dalam pertempuran melalui laut berhak masuk surga". Ummu Haram bertanya: "Ya Rasulullah, apakah saya nanti termasuk di dalam pasukan itu?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Kamu termasuk di dalam pasukan itu". Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya: "Pasukan umatku nanti yang pertama kali berperang untuk menaklukan kota Kaisar akan diampuni dosa-dosa mereka". Ummu Haram bertanya lagi: "Ya Rasulullah, apakah saya nanti termasuk di dalam pasukan itu?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Tidak".

BAB 42: BERPERANG MELAWAN ORANG-ORANG YAHUDI
2925 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Kalian (kaum muslimin) akan berperang melawan orang-orang Yahudi, sehingga salah seorang dari mereka bersembunyi di balik batu, kemudian batu tersebut berkata, "Wahai hamba Allah, di balikku ada seorang Yahudi, bunuh dia!"". Disebutkan pada riwayat lain: "Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian berperang melawan orang-orang Yahudi" (dengan lanjutan hadis seperti yang telah disebutkan itu).

BAB 43: BERPERANG MELAWAN ORANG-ORANG TURKI
2928 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian memerangi orang-orang Turki, orang-orang yang bermata sipit, berwajah merah, berhidung pesek. Wajah mereka bagai perisai dilapis kulit, dan kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian berperang melawan orang-orang yang bersepatu dari bulu".1
1): Keterangan: Apakah yang dimaksud oleh Rasulullah Saw kiamat kecil (shughra) ataukah total (kubro)? Wallaahu A'lam.

BAB 44: BERDOA KEPADA ALLAH AGAR BISA MENGALAHKAN ORANG-ORANG MUSYRIK
2933 Diriwayatkan dari Abdullah bin Aufa Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Ketika perang Ahzab, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdoa kepada Allah untuk mengalahkan orang-orang musyrik, "Ya Allah yang menurunkan Kitab Suci dan melangsungkan perhitungan amal dengan cepat, Kalahkanlah pasukan kafir sekutu (Ahzab artinya berbagai kelompok pasukan kafir yang bersekutu untuk melawan kaum muslimin), ya Allah, kalahkanlah dan porak porandakan mereka".
2935 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa suatu ketika orang-orang Yahudi mengunjungi Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu mereka mengucapkan: "Assaamu 'alaik!" (artinya: semoga kau binasa). Aisyah melaknat mereka, lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Ada apa?" Aisyah menjawab: "Tidakkah Anda dengar apa yang mereka ucapkan?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidakkah kamu dengar jawabanku kepada mereka wa'alaikum (artinya: binasa pula kalian)".

BAB 45: BERDOA AGAR ORANG-ORANG MUSYRIK MENDAPAT PETUNJUK
2937 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Thufail bin Amr Ad-Dausi dan kawan-kawannya menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata, "Ya Rasulullah, orang-orang suku Daus durhaka dan menolak masuk Islam, karena itu berdoalah kepada Allah agar mereka celaka". Orang-orang berkata: "Celakalah suku Daus". Tetapi kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdoa: "Ya Allah, berikan petunjuk kepada suku Daus dan bimbinglah mereka masuk Islam".

BAB 46: SERUAN NABI SAW UNTUK MEMELUK ISLAM DAN MENGAKUI KENABIANNYA SERTA TIDAK MENJADIKAN TUHAN ---
2942 Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd As-Sa'idi Radliyallaahu 'anhu bahwa pada saat perang Khaibar ia mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku akan memberikan bendera kepada seorang laki-laki yang di tangannya Allah akan memberikan kemenangan". Semua pasukan bangkit dan mendekat kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam karena mengharap ditunjuk sebagai pemegang bendera. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Di mana Ali?" Orang-orang menjawab: "Dia sakit mata". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan untuk memanggilnya, maka ia pun dipanggil menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian beliau memercikkan ludahnya pada mata Ali sehingga dalam sekejap mata Ali sembuh. Ali Radliyallaahu 'anhu bertanya: "Apakah kita akan memerangi orang-orang kafir itu sehingga mereka menjadi muslim seperti kita?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Bersabarlah hingga kamu berhadapan dengan mereka, lalu serulah mereka masuk Islam dan beritahukan kewajiban yang harus mereka laksanakan. Demi Allah, jika satu orang memeluk Islam karena ajakanmu adalah lebih baik daripada kamu memperoleh onta-onta merah".

BAB 47: ORANG YANG INGIN BERTEMPUR KEMUDIAN MENGUNDURKAN DIRI, DAN ORANG YANG INGIN BEPERGIAN PADA---
2949 Diriwayatkan dari Ka'b bin Malik Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Jarang sekali Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar bepergian selain hari Kamis.

BAB 48: UCAPAN SELAMAT JALAN DENGAN PESAN-PESAN
2954 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Suatu ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberangkatkan kami untuk bertempur. Beliau bersabda kepada kami, "Jika kalian bertemu dengan si fulan dan si fulan --- dua orang Quraisy yang beliau sebutkan namanya --- bakarlah keduanya dengan api". Ketika kami menjelang berangkat, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menemui kami untuk menerima ucapan selamat tinggal dari kami, lalu beliau bersabda, "Aku sebelumnya menyuruh kalian membakar si fulan dan si fulan dengan api, tetapi tidak ada yang berhak menyiksa dengan api kecuali Allah, karena itu jika nanti kalian bisa menangkap dua orang tersebut, bunuhlah".

BAB 49: MENDENGAR DAN MEMATUHI IMAM (PEMIMPIN UMAT ISLAM)
2955 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Seseorang harus mendengar dan mematuhi perintah imam selama bukan perintah maksiat. Apabila seseorang diperintah berbuat maksiat, maka tidak boleh mendengar dan mematuhi".

BAB 50: IMAM SEBAGAI PERISAI DAN PELINDUNG UMAT
2957 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Kita ini umat yang akhir tetapi akan masuk surga mendahului umat lain". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya: "Siapa yang patuh kepadaku berarti patuh kepada Allah, siapa yang menentangku berarti menentang Allah, siapa yang patuh kepada pemimpin umat Islam berarti patuh kepadaku, dan siapa yang menentang pemimpin umat Islam berarti menentangku. Imam ibarat perisai dalam pertempuran yang harus dipertahankan untuk keselamatan dan perlindungan umat. Jika imam memerintahkan takwa kepada Allah dan berlaku adil, maka ia mendapat pahala, jika tidak maka ia akan mempertanggungjawabkan dosanya".

BAB 51: BAIAT UNTUK TIDAK MELARIKAN DIRI DARI MEDAN PERANG
2958 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Setahun setelah perjanjian Hudaibiyah, kami tiba kembali di Hudaibiyah. Tidak ada dua orang dari kami yang sepakat dengan pendapat yang sama di bawah pohon tempat kami menyatakan baiat, sebagai rahmat dari Alah. Nafi (perawi) ditanya: "Baiat apa yang diminta oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kepada mereka? Apakah baiat untuk rela mati?" Dia menjawab: "Tidak. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminta mereka menyatakan baiat untuk bersabar".
2959 Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada saat perang Al Harrah, saya ditemui oleh seseorang kemudian ia berkata kepada saya, "Ibnu Hanzhalah meminta orang-orang menyatakan baiat untuk rela mati". Kemudian saya berkata, "Saya tidak akan memberikan baiat untuk hal ini kepada siapapun sepeninggal Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam".
2960 Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya telah menyatakan baiat kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian saya bernaung di bawah pohon. Ketika orang-orang yang mengerumuni Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tinggal sedikit, beliau bertanya, "Wahai putra Al-Akwa, apakah kamu belum menyatakan baiat?" Saya menjawab, "Ya Rasulullah, saya sudah menyatakan baiat". Beliau bersabda, "Ulangi". Maka saya memberikan baiat yang kedua kalinya. Ditanyakan oleh seseorang kepadanya, "Baiat apa yang kalian berikan pada saat itu?" Dia menjawab, "Baiat untuk rela mati".
2962 Diriwayatkan dari Mujasyi Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya dan saudara laki-laki saya menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian saya berkata kepada beliau, "Terimalah baiat kami untuk berhijrah". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Hijrah sudah berlalu bagi orang-orang yang menjalaninya". Saya katakan lagi, "Lalu baiat apa yang Anda terima dari kami?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Baiat untuk Islam dan jihad".

BAB 52: PERINTAH IMAM KEPADA RAKYAT MENURUT KEMAMPUAN MEREKA
2964 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada hari ini saya ditemui oleh seorang laki-laki yang bertanya mengenai sesuatu yang tidak saya ketahui jawabannya. Dia bertanya, "Bagaimana menurut kamu seorang laki-laki yang mampu dan giat pergi bertempur menyertai pemimpin-pemimpin kami, kemudian pemimpin tersebut memerintahkan kepada kami hal-hal yang tidak mampu kami laksanakan?" Abdullah bin Mas'ud menjawab, "Demi Allah, saya tidak tahu apa yang harus saya berikan sebagai jawaban kepadamu, namun selama kami menyertai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam beliau tidak memerintahkan sesuatu yang tidak mampu kami laksanakan. Siapapun diantara kamu selalu berada dalam kebaikan selama ia bertakwa kepada Allah. Orang yang meragukan sesuatu sebaiknya bertanya kepada orang lain yang bisa menjelaskan dengan jawaban yang benar, tetapi akan datang suatu masa yang ketika itu kamu tidak dapat menemukan orang yang bisa memberikan jawaban dengan benar. Demi Allah yang tiada tuhan selain Dia! Saya memisalkan keadaan dunia ini seperti kolam, airnya yang bening diminum dan lambat laun akan habis, sedangkan lumpurnya yang keruh dibiarkan tersisa". (mungkin maksudnya semakin hari orang-orang saleh semakin berkurang, sehingga yang tersisa banyak adalah orang-orang yang durhaka).

BAB 53: PADA SALAH SATU PERTEMPURAN RASULULLAH SAW TIDAK BERTEMPUR DI PERMULAAN SIANG HARI HINGGA ---
2965 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa Radliyallaahu 'anhu bahwa pada salah satu pertempuran Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menunggu matahari condong ke barat, kemudian beliau berdiri di tengah orang banyak, lalu bersabda: "Saudara-saudara, janganlah kalian berharap bertemu musuh dan mohonlah keselamatan pada Allah. Apabila kalian berhadapan dengan musuh bersabarlah/ jangan melarikan diri. Ketahuilah bahwa surga itu berada di bawah kilatan pedang". Setelah itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdoa: "Ya Allah Yang menurunkan Kitab Suci ...". Dan seterusnya seperti hadis sebelumnya nomor: 1263.

BAB 54: MENYEWA PEKERJA (TERMASUK UNTUK BERJIHAD)
2973 Diriwayatkan dari Ya'la bin Umayyah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya mempekerjakan seseorang, kemudian ia menyerang orang lain hingga keduanya saling menggigit tangan yang lain, lalu orang yang tergigit berupaya mencabut tangannya dari mulut penggigit sehingga gigi seri penggigit tanggal, lalu ia menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk menggugat lawannya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Apakah lawanmu harus menyerahkan tangannya kepadamu untuk kau gigit seperti onta mengunyah rerumputan?"

BAB 55: BENDERA NABI SAW
2976 Diriwayatkan dari Nafi bin Jubair Radliyallaahu 'anhu bahwa ia mendengar Al-Abbas berkata kepada Az-Zubair ra: "Di sinilah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruhmu memasang bendera".
BAB 56: SABDA NABI SAW: "AKU DIBERI KEMENANGAN DENGAN MUNCULNYA RASA TAKUT DI HATI MUSUHKU DARI ---
2977 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Aku diutus dengan membawa Kitab Suci yang lengkap dan diberi kemenangan dengan tertanamnya rasa takut di hati musuhku. Ketika aku sedang tidur, di tanganku diletakkan kunci-kunci kekayaan bumi". Kata Abu Hurairah: Sekarang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sudah wafat dan kalianlah yang mengambil keuntungan dari kekayaan tersebut.

BAB 57: MEMBAWA BEKAL UNTUK BERPERANG DAN FIRMAN ALLAH 'AZZA WA JALLA: "BAWALAH BEKAL, TETAPI SEBAIK ---
2979 Diriwayatkan dari Asma binti Abu Bakr Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Saya menyiapkan perbekalan makanan untuk Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di rumah Abu Bakr Radliyallaahu 'anhu ketika beliau akan berhijrah ke Madinah. Kata Asma: Saya tidak menemukan tali untuk mengikat wadah makanan dan minuman sebagai perbekalan tersebut, kemudian saya katakan kepada Abu Bakr, "Demi Allah, tidak ada tali yang bisa saya dapatkan kecuali ikat pinggang saya". Abu Bakr berkata, "Potonglah ikat pinggangmu menjadi dua, lalu masing-masing gunakan untuk mengikat wadah air minum dan wadah makanan". Asma melaksanakannya, karena itu ia dijuluki "Dzatunnithaaqain" (perempuan yang memiliki dua ikat pinggang).

BAB 58: NAIK KELEDAI DENGAN BERBONCENGAN (DUA ORANG)
2987 Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengendarai seekor keledai dengan pelana berlapis beludru dan membonceng Usamah di belakang beliau.
2988 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa pada hari penaklukkan Mekkah, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang dari dataran tinggi Mekkah dengan menaiki onta sambil membonceng Usamah bin Zaid di belakang beliau. Dari Hajabah (pengelola Ka'bah) beliau ditemani oleh Bilal dan Utsman bin Thalhah, sehingga beliau menyuruh ontanya berlutut di depan masjid, kemudian beliau meminta pengelola Ka'bah untuk mengambil kunci dan membukakan Ka'bah, lalu beliau (Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) masuk (kelanjutan hadis seperti di muka nomor: 317)

BAB 59: LARANGAN MEMBAWA MUSHAF AL-QURAN KE WILAYAH MUSUH
2990 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang seseorang membawa mushaf Al-Quran ketika bepergian ke wilayah musuh.

BAB 60: LARANGAN MENGERASKAN SUARA KETIKA BERTAKBIR
2992 Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy'ari Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam pelaksanaan ibadah haji. Kami bertahlil dan bertakbir dengan suara keras, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Saudara-saudara, sedang-sedang saja, karena kalian tidak berdoa kepada Tuhan yang tuli atau tidak ada. Tuhan selalu menyertai kalian dan Dia Maha Mendengar, Maha Dekat".

BAB 61: BERTASBIH KETIKA MENURUNI LEMBAH
2993 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Ketika mendaki kami bertakbir dan ketika turun kami bertasbih.

BAB 62: SEORANG MUSAFIR MENDAPAT PAHALA KEBAIKAN YANG BIASA IA LAKUKAN KETIKA SEDANG DI RUMAH.
2996 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Ketika seseorang sakit atau bepergian, ia tetap diberi pahala kebaikan seperti yang biasa ia lakukan ketika berada di rumah atau ketika sehat".

BAB 63: MENEMPUH PERJALANAN SENDIRIAN
2998 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Seandainya orang-orang mengetahui apa yang aku ketahui dalam perjalanan sendirian, tentu tidak ada seorangpun yang akan menempuh perjalanan sendirian pada malam hari".

BAB 64: BERJIHAD DENGAN IZIN DUA ORANG TUA
3004 Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian dia meminta izin kepada beliau untuk turut berjihad, lalu beliau bertanya, "Apakah dua orangtuamu masih hidup?" Dia menjawab, "Ya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Berjihadlah dalam urusan keduanya".

BAB 65: LONCENG DAN SEBAGAINYA UNTUK KALUNG ONTA
3005 Diriwayatkan dari Abu Basyir Al-Anshari Radliyallaahu 'anhu bahwa ia menyertai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam suatu perjalan dan ketika orang-orang berada di tempat tidur, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus seseorang untuk menyampaikan perintah: "Kalung/ tali yang melingkari leher onta harus dipotong".

BAB 66: LAKI-LAKI TERCATAT SEBAGAI PASUKAN, KEMUDIAN ISTRINYA PERGI BERHAJI ATAU IA MENDAPAT UZUR ---
3006 Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ia mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang laki-laki tidak boleh berduaan dengan seorang perempuan, dan seorang perempuan tidak boleh menempuh perjalanan kecuali ditemani oleh laki-laki mahramnya". Seorang laki-laki berdiri, kemudian bertanya: "Ya Rasulullah, saya tercatat sebagai pasukan dalam suatu peperangan, sementara istri saya akan pergi berhaji?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Pergilah berhaji menyertai istrimu".

BAB 67: TAWANAN PERANG YANG DIBELENGGU
3010 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Allah menyambut orang-orang yang masuk surga dengan tangan terbelenggu (yakni ketika di dunia mereka berjihad kemudian tertawan oleh orang-orang kafir)".

BAB 68: MENYERANG MUSUH (YANG KAFIR) PADA MALAM HARI SEHINGGA ADA KEMUNGKINAN ANAK-ANAK DAN WANITA---
3012 Diriwayatkan dari Ash-Sha'b bin Jatstasamah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertemu dengan saya di Al-Akwa atau di Waddan, kemudian beliau ditanya mengenai penyerangan terhadap orang-orang musyrik pada malam hari sehingga yang kemungkinan para wanita dan anak-anak mereka turut menjadi korban? Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Wanita dan anak-anak mereka itu bagian dari mereka". Saya juga mendengar beliau bersabda, "Tidak ada kewajiban untuk melindungi sesuatu kecuali karena Allah dan RasulNya".

BAB 69: MEMBUNUH ANAK-ANAK DALAM PEPERANGAN
3014 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, seorang perempuan diketemukan terbunuh pada suatu pertempuran yang diikuti Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian beliau melarang membunuh wanita dan anak-anak dalam peperangan.

BAB 70. SESEORANG TIDAK BOLEH MENGHUKUM ORANG LAIN DENGAN HUKUMAN ALLAH
3017 Diriwayatkan dari Ikrimah Radliyallaahu 'anhu, ketika Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu mendengar berita bahwa Ali Radliyallaahu 'anhu membakar sejumlah orang dengan api, ia berkata: "Seandainya saya menyertainya, saya tidak akan turut membakar orang-orang itu, karena Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Janganlah menghukum/ menyiksa dengan siksa Allah (yakni api)"". Kata Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu selanjutnya: Saya akan membunuh orang-orang itu (tanpa membakar mereka) sebagaimana sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Siapa yang menukar agamanya (keluar dari Islam) bunuhlah". . Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Seekor semut menggigit salah seorang Nabi, kemudian ia memerintahkan untuk membakar sarang semut tersebut, lalu Allah menurunkan wahyu untuk menegurnya, "Hanya seekor semut yang menggigitmu, mengapa kamu membakar sejumlah makhluk yang bertasbih kepada Allah?"

BAB 72: MEMBAKAR PERKAMPUNGAN DAN POHON-POHOHN KURMA
3020 Diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada saya, "Maukah kamu membebaskanku dari persoalan Dzul Khalashah?" Dzul Khalashah adalah sebuah rumah milik suku Khats'am yang disebut juga Ka'bah Yamaniyah (sebagai tempat penyembahan berhala)". Kata Jarir: saya berangkat bersama 150 orang pasukan berkuda dari suku Ahmas (yang pantang menyerah). Mereka sangat pandai menunggang kuda, sementara saya sendiri tidak dapat duduk di atas kuda, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menepuk dada saya sehingga saya melihat bekas jari-jari beliau di dada saya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdoa, "Ya Allah, teguhkan dia dan jadikanlah dia pemimpin yang jujur dalam bimbinganMu". Jarir berangkat menuju rumah tersebut, lalu menghancurkan dan membakarnya. Kemudian Jarir mengirim utusan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan pesan, "Demi Allah yang telah mengutus Anda dengan kebenaran, saya tidaklah menemui Anda kecuali setelah meninggalkan rumah itu sudah hancur bagai onta tak berdaging". Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memohonkan keberkahan kepada Allah bagi kuda-kuda dan orang-orang dari suku Ahmas, dengan beliau ulangi hingga lima kali.

BAB 73: PERANG ADALAH TIPU MUSLIHAT
3027 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Kisra (raja Persi) akan hancur, kemudian tidak ada lagi Kisra sesudahnya. Kaisar (raja Romawi) akan hancur, lalu tidak ada lagi Kaisar sesudahnya, kemudian harta kekayaan Kisra dan Kaisar akan dibagikan (kepada kaum muslimin) di jalan Allah".
3029 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menamakan perang dengan sebutan "tipu muslihat".

BAB 74: LARANGAN BERSELISIH DAN BERBEDA PENDAPAT DALAM PEPERANGAN, DAN HUKUMAN BAGI ORANG YANG ---
3039 Diriwayatkan dari Al Barra bin Azib Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Pada perang Uhud Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menunjuk Abdullah bin Jubair sebagai komandan pasukan infanteri sejumlah 50 orang. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berpesan, "Meskipun kalian melihat kami disambar burung, kalian harus tetap berada di pos kalian kecuali ada perintah dari aku, dan meskipun kalian melihat kami sudah berhasil menghalau musuh, kalian jangan meninggalkan pos kecuali ada perintah dari aku". Kemudian pasukan muslimin berhasil mengalahkan pasukan kafir. Demi Allah, saya melihat para wanita berlarian sambil menyingsingkan pakaian, sehingga aurat dan betis mereka tampak. Pasukan yang dipimpin Abdullah bin Jubair berteriak, "Ayo kita ambil rampasan perang, ayo kita ambil rampasan perang, teman kita sudah menang, tunggu apalagi?" Abdullah bin Jubair mengingatkan, "Apakah kalian sudah melupakan pesan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?" Mereka menjawab, "Demi Allah, kami akan bergabung dengan pasukan muslimin yang lain untuk bersama-sama mengambil rampasan perang". Ketika pasukan yang dipimpin Abdullah bin Jubair meninggalkan pos mereka untuk bergabung dalam pengambilan rampasan perang, orang-orang kafir menyerang mereka dari belakang sehingga kaum muslimin berlarian dan menderita kekalahan. Dalam keadaan demikian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memanggil pasukan muslimin untuk kembali, tetapi hanya 12 orang yang tetap setia menyertai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Orang-orang kafir membunuh 70 orang dari pihak kami, sedangkan pada perang Badr Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan para sahabatnya mendapatkan 140 orang kafir, yaitu 70 orang terbunuh dan 70 orang tertawan. Abu Sufyan berteriak, "Apakah ada Muhammad di tengah-tengah orang-orang itu?" Ia mengulanginya tiga kali, sementara Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang kaum muslimin untuk menjawabnya. Abu Sufyan berteriak lagi tiga kali, "Apakah di tengah-tengah orang-orang itu ada Ibnu Quhafah (maksudnya Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam)?" Teriak Abu Sufyan selanjutnya, "Apakah di tengah-tengah orang-orang itu ada Umar bin Khattab?" Dia berteriak tiga kali seperti itu. Setelah itu tidak ada jawaban. Dia kembali ke pasukannya dan mengatakan, "Mereka sudah terbunuh". Umar tidak bisa menahan diri, lalu ia mengatakan, "Hai musuh Allah, Demi Allah, orang-orang yang kau sebut itu semuanya masih hidup dan masih ada sesuatu yang akan mencelakaimu". Kata Abu Sufyan, "Perang Uhud yang kami menangkan ini untuk membalas kekalahan kami dalam perang Badr. Perang memang bergiliran antara kalah dan menang. Kalian akan menemukan mayat teman-teman kalian membusuk, meskipun itu semua tanpa perintahku dan akupun tak bersedih atas kematian teman-teman kalian". Dengan berjingkrak-jingkrak Abu Sufyan berteriak, "Agunglah engkau wahai berhala Hubal! Agunglah engkau wahai berhala Hubal! Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada kaum muslimin, "Mengapa kalian tidak menjawabnya?" Mereka bertanya, "Apakah yang harus kami ucapkan ya Rasulullah?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Ucapkan, "Allah Maha Tinggi dan Maha Agung"". Kata Abu Sufyan, "Kami memiliki berhala Al-Uzza sedangkan kalian tidak". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada kaum muslimin, "Mengapa kalian tidak menjawabnya?" Mereka bertanya, "Apakah yang harus kami ucapkan ya Rasulullah?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Ucapkan, "Allah Penolong dan Pelindung kami, sedangkan kalian tidak mempunyai Penolong dan Pelindung"".

BAB 75: ORANG YANG MELIHAT MUSUH KEMUDIAN BERTERIAK "YA SHABAHAH" DENGAN SEEKRAS MUNGKIN AGAR DI ---
3041 Diriwayatkan dari Salamah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika saya keluar dari Madinah menuju Al Ghabah. Sesampainya saya di Al-Ghabah, saya ditemui oleh budak Abdurrahman bin Auf. Saya bertanya, "ada apa?" Dia menjawab, "Onta Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dicuri". Saya bertanya, "Siapa yang mencurinya?" Dia menjawab, "Ghathfan dan Farazah". Maka saya berteriak tiga kali, sehingga orang-orang di antara dua gunung di Madinah bisa mendengar, "Ya Shabahah, ya shabahah/ waspadalah, ada bahaya, waspadalah, ada bahaya". Saya segera berangkat untuk mengejar pencuri itu sehingga saya bisa mengambil onta Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Saya membidik pencuri tersebut dengan anak panah sambil mengucapkan, "Aku putra Al-Akwa", hari ini akan kuhancurkan orang-orang yang hina". Saya menyelamatkan onta Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dari tangan mereka sebelum mereka meminum air mereka, kemudian saya kembali dengan menaiki onta tersebut, lalu saya ditemui oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka saya katakan, "Ya Rasulullah, para perampok itu akan kehausan karena saya telah mengejar mereka sebelum mereka meminum air mereka, karena itu tugaskan orang untuk mengejar mereka". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Hai putra Al-Akwa, kamu sudah mengalahkan perampok itu, sekarang maafkan mereka, lagi pula mereka sekarang sedang dijamu oleh teman-teman mereka

BAB 76: MEMBEBASKAN TAWANAN PERANG
3046 Diriwayatkan dari Abu Musa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Bebaskan tawanan perang, beri makan orang yang lapar, dan jenguklah orang yang sakit".
3047 Diriwayatkan dari Abu Juhaifah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya bertanya kepada Ali Radliyallaahu 'anhu, "Apakah Anda mempunyai pengetahuan untuk memahami wahyu selain yang termuat di dalam Kitab Allah?" Ali Radliyallaahu 'anhu menjawab, "Demi Allah yang menumbuhkan biji-bijian dan menghidupkan jiwa, apa yang aku ketahui hanyalah seperti yang diketahui oleh orang lain mengenai Al-Quran dan apa yang termuat di dalam lembaran ini". Saya bertanya lagi, "Apa yang termuat di dalam lembaran itu?" Ali Radliyallaahu 'anhu menjawab, "Diyat (denda yang dipungut dari pelanggar kemudian diserahkan kepada keluarga korban), pembebasan tawanan perang, dan bahwa seorang muslim tidak dihukum bunuh karena membunuh orang kafir".

BAB 77: TEBUSAN ORANG-ORANG MUSYRIK
3048 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa beberapa orang laki-laki dari kaum anshar meminta izin kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu mereka mengatakan: "Ya Rasulullah, izinkan kami tidak memungut tebusan dari Abbas, kemenakan kami". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jangan tinggalkan satu dirhampun darinya".

BAB 78: MUSUH YANG KAFIR MEMASUKI WILAYAH ISLAM TANPA JAMINAN KEAMANAN
3051 Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: seorang mata-mata dari kaum musyrikin menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau dalam perjalanan. Mata-mata tersebut duduk di antara para sahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan turut berbincang-bincang kemudian pergi, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Cari, lalu bunuhlah dia". Setelah mata-mata itu dibunuh, barang-barang miliknya dibagi-bagikan oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (sama halnya dengan rampasan perang).

BAB 80: BOLEHKAH MEMINTA PERTOLONGAN KEPADA ORANG-ORANG KAFIR DZIMMI DAN BERINTERAKSI DENGAN MEREKA?
3053 Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair bahwa Abdullah bin Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: "Hari kamis. Ada peristiwa penting pada hari kiamat". Abdullah bin Abbas mulai menangis sehingga air matanya membasahi tanah. Setelah itu ia melanjutkan ucapannya: "Pada hari kamis sakit Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sangat parah, kemudian beliau bersabda, "Bawa kemari kertas tulis untuk aku tuliskan wasiat kepada kalian yang dengannya kalian tidak akan tersesat selamanya". Mendengar sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tersebut para sahabat berselisih, padahal di depan beliau seharusnya tidak terjadi perselisihan. Kata mereka: "Apakah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam akan wafat?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tinggalkan aku, karena demikian itu lebih baik daripada kalian berada di sini dengan perselisihan". Menjelang wafatnya beliau berwasiat tiga hal: "1) Keluarkan orang-orang musyrik dari jazirah Arab. 2) Berikan hadiah kepada delegasi dari luar sebagaimana yang biasa aku lakukan". Kata Abdullah bin Abbas: "Yang ketiganya aku lupa".

BAB 81: BAGAIMANA ANAK-ANAK DISERU KEPADA ISLAM
3057 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Suatu ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri di tengah orang banyak, kemudian beliau memuji dan mengagungkan Allah, lalu beliau menyebut Dajjal. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Aku memperingatkan kalian tentang Dajjal. Setiap Nabi memperingatkan umatnya mengenai Dajjal. Nuh juga memperingatkan umatnya mengenai Dajjal, akan tetapi aku akan mengatakan kepada kalian sesuatu yang tidak diberitahukan oleh Nabi siapapun kepada umatnya. Ketahuilah bahwa Dajjal itu bermata buta sebelah, sedangkan Allah tidak bermata buta sebelah".

BAB 82: IMAM MENCATAT PENGIKUTNYA
3060 Diriwayatkan dari Hudzaifah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Catatlah untukkku orang-orang yang telah berikrar memeluk Islam". Kemudian kami mencatat untuk beliau sebanyak 1500 orang, lalu kami berkata, "Apakah kita yang berjumlah 1500 orang masih takut (terhadap orang-orang kafir)?" Sungguh kita tahu bahwa kita mendapat ujian, sehingga seseorang melaksanakan solat sendirian dalam keadaan takut.
BAB 83: TINGGAL SELAMA TIGA MALAM DI WILAYAH MUSUH YANG TELAH DITAKLUKKAN
3065 Diriwayatkan dari Abu Thalhah Radliyallaahu 'anhu bahwa setelah menaklukkan suatu kaum, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya tinggal di wilayah tersebut selama tiga malam.

BAB 84: ORANG-ORANG MUSYRIK MENGAMBIL HARTA ORANG MUSLIM SEBAGAI RAMPASAN PERANG, KEMUDIAN DIREBUT ---
3067 Diriwayatkan dari Nafi bahwa kuda milik Abdullah bin Umar kabur lalu diambil oleh musuh, kemudian pasukan muslim berhasil mengalahkan mereka, lalu kuda tersebut diserahkan kembali kepada Abdullah bin Umar. Seoarng budak milik Abdullah bin Umar melarikan diri kemudian bergabung dengan pasukan Romawi, lalu pasukan muslim berhasil mengalahkan mereka, maka Khalid bin Walid mengembalikan budak tersebut kepada Abdullah bin Umar, yakni sepeninggal Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

BAB 85: ORANG (ARAB) YANG BERBICARA DENGAN BAHASA PERSI DAN BAHASA ASING, SERTA FIRMAN ALLAH SWT: "---
3070 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: "Ya Rasulullah, kami telah menyembelih seekor biri-biri muda dan memasak satu sha gandum, silahkan Anda datang ke tempat kami beserta beberapa orang". Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berseru dengan suara keras: "Hai orang-orang Khandaq, Jabir telah menyediakan sur, ayo datanglah".1
1): Keterangan: Sur adalah bahasa Persi yang artinya makan.
3071 Diriwayatkan dari Ummu Khalid binti Khalid bin Sa'id Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersama ayah saya, ketika itu saya mengenakan pakaian berwarna kuning. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sanah, sanah (Sanah adalah bahasa Habsyah/Ethiopia yang berarti bagus)". Kata Ummu Khalid: Kemudian saya bermain-main dengan cap keNabian yang ada di pundak beliau, lalu ayah saya memukul saya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Biarkan dia". Setelah itu beliau bersabda kepada saya, "Pakai baju ini hingga ruska, kemudian pakai baju ini hingga rusak, kemudian pakai baju ini hingga rusak". (Beliau mengulanginya tiga kali dan ada makna yang tersirat bahwa beliau mendoakannya panjang umur).

BAB 86: MENCURI/BERBUAT CURANG DALAM RAMPASAN PERANG SEBELUM DIBAGIKAN, DAN FIRMAN ALLAH ---
3073 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Suatu ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri di tengah kami, kemudian beliau menyebutkan kecurangan dalam urusan rampasan perang. Beliau bersabda bahwa perbuatan tersebut adalah dosa besar dan resikonya berat. Sabda beliau, "Kelak pada hari kiamat aku tidak ingin bertemu salah seorang dari kalian yang lehernya dibebani kambing yang mengembik atau kuda yang meringkik (karena ketika di dunia ia mengambil kambing/ kuda tersebut secara curang), kemudian ia berkata, "Ya Rasulullah, tolonglah aku dengan engkau mohonkan ampunan kepada Allah untukku". Kemudian aku menjawab, "Aku tidak bisa menyelamatkanmu dari siksa Allah, karena aku telah menyampaikan ajaran Allah kepadamu. Jangan sampai ada salah seorang dari kalian kelak pada hari kiamat lehernya dibebani onta yang mendengus". Kemudian ia berkata, "Ya Rasulullah, tolonglah aku dengan engkau mohonkan ampunan kepada Allah untukkku". Kemudian aku menjawab, "Aku tidak bisa menyelamatkanmu dari siksa Allah, karena aku telah menyampaikan ajaran Allah kepadamu. Aku tidak ingin bertemu salah seorang dari kalian kelak pada hari kiamat lehernya dibebani emas dan perak yang amat berat, kemudian ia berkata, "Ya Rasulullah, tolonglah aku dengan engkau mohonkan ampunan kepada Allah untukku". Lalu aku menjawab, "Aku tidak bisa menyelamatkanmu dari siksa Allah, karena aku telah menyampaikan ajaran Allah kepadamu. Aku juga tidak ingin bertemu salah seorang dari kalian pada hari kiamat lehernya dijerat dan dibebani dengan kain yang melambai, lalu dia berkata, "Ya Rasulullah, tolonglah aku dengan engkau mohonkan ampunan kepada Allah untukku". Lalu aku menjawab, aku tidak bisa menyelamatkanmu dari siksa Allah, karena aku telah menyampaiknn ajaran Allah kepadamu".

BAB 87: CURANG DALAM MENGAMBIL HARTA RAMPASAN PERANG WALAUPUN SEDIKIT
3074 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Seorang laki-laki bernama Kirkirah bertugas mengurus harta dan barang-barang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ketika ia meninggal dunia Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Dia masuk neraka". Orang-orang segera memeriksa rumahnya, maka mereka menemukan sebuah jubah rampasan perang yang ia ambil secara curang.

BAB 88: MENYAMBUT PASUKAN YANG KEMBALI DARI PERTEMPURAN
3082 Diriwayatkan dari Ibnu Zubair Radliyallaahu 'anhu, bahwa ia berkata kepada Ibnu Ja'far: "Ingakah engkau ketika dulu kita, yaitu aku, kamu dan Ibnu Abbas menyambut kedatangan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dari pertempuran?" Ibnu Ja'far Radliyallaahu 'anhu menjawab: "Ya, kemudian pada saat itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menaikkan kami (Ibnu Ja'far dan Ibnu Abbas) di atas kendaraannya dan meninggalkanmu".
3083 Diriwayatkan dari As-Sa'ib bin Yazid Radliyallaahu 'anhu, kamu dengan sejumlah anak-anak menyambut Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di Tsaniyyatulwada".
3086 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Kami menyertai Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika pulang dari Usfan. Ketika itu Rasulullh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menunggang onta dengan membonceng Shafiyah binti Huyaiy di belakang beliau, kemudian onta beliau tergelincir sehingga beliau dan Shafiyah jatuh. Abu Thalhah segera melompat dari ontanya dan berkata, "Ya Rasulullah, saya korbankan diri saya untuk menolong anda". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Berikan pertolongan kepada istriku (Shafiyah) dengan hati-hati". Maka Abu Thalhah menutupkan kain pada wajahnya (agar tidak melihat aurat Shafiyah) lalu menutupi tubuh Shafiyah dengan kain, dan memulihkan kondisi onta Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sehingga beliau dan Shafiyah menaikinya lagi. Kami mendampingi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ketika kami mendekati Madinah, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Kita kembali dengan bertobat, beribadah dan memuji Tuhan kita". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu mengucapkan kata-kata itu sampai kami memasuki Madinah.

BAB 89: MENGERJAKAN SOLAT KETIKA PULANG DARI PERJALANAN
3088 Diriwayatkan dari Ka'b Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pulang dari perjalanan pada saat Dhuha, beliau selalu masuk ke masjid kemudian mengerjakan solat dua rakaat sebelum duduk.1
1): Keterangan: Waktu Dhuha adalah sejak 25 menit setelah matahari terbit hingga menjelang tengah hari.

BAB 90: KETENTUAN MENGENAI 1/5 HARTA RAMPASAN PERANG
3094 Diriwayatkan dari Umar bin Khattab Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Harta kami tidak diwariskan, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah". Kata Umar ra: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya membelanjakan sebagian harta fa'I1 untuk keluarganya secara tahunan, sedangkan sisanya beliau simpan untuk diinfakkan di jalan Allah. Umar bertanya kepada para sahabat yang hadir ketika itu: "Saya minta kesaksian kalian dengan nama Allah yang dengan izinNya langit dan bumi ada, apakah kalian mengetahui hal itu?" Mereka menjawab: "Ya. Dalam pertemuan tersebut terdapat Ali, Abbas, Utsman, Abdurrahman bin Auf, Zubair dan Sa'd bin Abi Waqqash". Perawi juga menyebutkan ucapan Ali dan Abbas serta perselisihan mereka, namun hal itu tidak perlu dimuat di sini.
1}: Keterangan: Fa'I adalah harta rampasan perang dari kekalahan orang-orang kafir tanpa penyerbuan oleh pasukan muslimin, maka demikian itu fa'I menjadi hak Rasulullah Saw. Jika melalui penyerbuan/peperangan, harta rampasannya disebut ghanimah.

BAB 91: BAJU BESI, TONGKAT, PEDANG, MANGKOK DAN CINCIN NABI SAW, SERTA APA YANG DIPAKAI OLEH PARA---
3107 Diriwayatkan dari Isa bin Tahman bahwa Anas Radliyallaahu 'anhu menunjukkan sepasang sepatu kulit kepada para sahabat. Kata Tsabit: "Barang tersebut adalah sepatu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam".
3108 Diriwayatkan dari Abu Burdah bahwa Aisyah Radliyallaahu 'anhu menunjukkan sehelai kain mulabbad sambil berkata: "Ruh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dicabut ketika beliau mengenakan pakaian ini".
3108 Riwayat lain dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa ia menunjukkan kain kasar buatan Yaman yang disebut mulabbad (yang dipakai oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau menghembuskan nafas terakhir).
3109 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa suatu ketika mangkok Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam retak, kemudian beliau memperbaikinya dengan mengikatkan kawat perak.
BAB 92: FIRMAN ALLAH SWT: .... MAKA SESUNGGUHNYA SEPERLIMA GHANIMAH ADALAH UNTUK ALLAH DAN RASUL ...
3115 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Seorang bayi laki-laki dilahirkan, kemudian ayahnya memberinya nama Al-Qasim, kemudian orang-orang Anshar mengatakan, "Kami tidak mau memanggilmu Abu Al-Qasim (ayah Qasim) dan kami tidak suka kamu menamai anakmu dengan nama (julukan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) yang penuh kebaikan itu". Kemudian ayah bayi tersebut menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu ia mengatakan, "Ya Rasulullah, istri saya melahirkan seorang anak laki-laki, kemudian saya menamainya Al-Qasim, kemudian orang-orang Anshar mengatakan kepada saya, "Kami tidak mau memanggilmu Abu Al-Qasim dan kami tidak suka kamu menamai anakmu dengan nama yang penuh kebaikan iut"". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Orang-orang anshar memang benar. Namai anakmu dengan namaku, tetapi jangan menggunakan nama julukanku, karena aku adalah Qasim".
3117 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Aku tidak memberimu juga tidak menyembunyikan sesuatu darimu. Aku hanyalah Qasim (pembagi) yang membagikan sesuai dengan perintah Allah".
3118 Diriwayatkan dari Khaulah Al-Anshari Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya pernah mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Ada sejumlah orang yang menggunakan harta Allah dengan tidak benar, maka pada hari kiamat mereka mendapat azab neraka".
BAB 93: SABDA NABI SAW: "RAMPASAN PERANG HALAL UNTUK KALIAN"
3124 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Seorang Nabi dari sekian Nabi berangkat berperang, kemudian ia berkata kepada pengikutnya, "Janganlah turut berangkat bersamaku: 1) Orang yang telah melaksanakan perkawinan dan ingin merasakan nikmatnya malam pertama namun belum ia lakukan. 2) Orang yang membangun rumah namun belum memberinya atap. 3) Orang yang mebeli kambing atau onta yang bunting yang menunggu-nunggu kambing dan ontanya melahirkan". Seorang Nabi tersebut kemudian berangkat berperang, kemudian waktu solat Asar hampir tiba ketika sampai di suatu perkampungan, lalu seorang Nabi tersebut berkata kepada matahari, "Kamu diperintah oleh Allah dan akupun diperintah oleh Allah. Ya Allah, tahanlah matahari agar tidak terbenam dulu". Maka Allah menahan matahari sehingga Allah memberikan kemenangan kepada Nabi tersebut, lalu ia mengumpulkan semua harta rampasan perang, kemudian ada api datang untuk melalap rampasan perang tersebut, namun api tidak bisa melalapnya, kemudian ia (Nabi) berkata kepada para pengikutnya, "Ada kecurangan pada kalian, sekarang setiap suku harus mengutus seorang wakil untuk menyatakan baiat kepadaku". Dalam berjabat tangan ada tangan yang lengket dengan tangan Nabi tersebut, kemudian Nabi itu berkata, "Ini menandakan bahwa ada kecurangan dalam sukumu, karena itu semua orang dari sukumu harus berjabat tangan denganku untuk menyatakan baiat". Maka ada dua atau tiga orang dari suku itu yang tangan mereka ketika berjabat tangan dengan lengket dengan Nabi tersebut, lalu Nabi itu berkata, "ini menandakan bahwa ada kecurangan pada kalian". Maka orang-orang itu menyerahkan kembali harta rampasan perang yang mereka curi berupa emas sebesar kepala sapi, barulah kemudian api datang menyambar harta rampasan perang yang telah dikumpulkan". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan: "Sekarang Allah menghalalkan harta rampasan perang untuk kita, karena Allah mengetahui kelemahan dan ketidakmampuan kita".

BAB 94: PEMBAGIAN HARTA RAMPASAN PERANG
3134 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menugaskan pasukan ke arah Najd. Beliau juga turut serta bersama pasukan itu, lalu mereka memperoleh kemenangan dan mendapatkan onta banyak sekali. Masing-masing mereka memperoleh jatah 12 atau 11 ekor onta, dengan ditambah seekor onta lagi.
3138 Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang membagikan harta rampasan perang di Ji'ranah ada seorang laki-laki berkata kepada beliau, "Anda harus adil". Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Aku benar-benar celaka jika tidak adil".
3144 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Umar Radliyallaahu 'anhu mendapat jatah dua orang budak perempuan dari tawanan perang, kemudian ia menempatkan mereka di rumahnya yang ada di Mekkah. Suatu ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membebaskan para tawanan perang Hunain, kemudian mereka berjalan di sepanjang jalan. Melihat itu Umar bertanya kepada putranya: "Hai Abdullah, lihat apa yang terjadi itu?" Kata Abdullah: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membebaskan para tawanan perang". Kemudian Umar berkata: "Pergilah kemudian bebaskan dua orang budak perempuan milikku".

BAB 95: ORANG YANG TIDAK MENYERAHKAN 1/5 BAGIAN DARI HARTA RAMPASAN PERANG, DAN SIAPA YANG BERHASIL
3141 Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Ketika aku berdiri di barisan dalam perang Badr, aku menoleh ke kanan dan ke kiri, tiba-tiba aku melihat dua pemuda dari kaum anshar yang usianya masih muda sehingga aku ingin rasanya memiliki kekuatan seperti mereka. Salah satu dari dua pemuda itu mendekatiku lalu bertanya dengan berbisik, "Paman, apakah kau tahu Abu Jahl?" Aku menjawab, "Ya, ada perlu apa kamu dengannya?" Dia menjawab, "Aku diberitahu bahwa ia mencacimaki Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Demi Allah yang menggenggam jiwaku, jika aku melihatnya aku tidak akan berpisah dengannya sehingga aku atau dia yang mati". Kata Abdurrahman: Aku merasa senang dengan hal itu. Kemudian pemuda yang satunya lagi juga mendekatiku dan bertanya kepadaku dengan berbisik seperti halnya pemuda sebelumnya. Tidak lama kemudian aku melihat Abu Jahl berjalan di tengah kerumunan orang banyak, lalu aku katakan, "Lihat, itu dia Abu Jahl yang kalian tanyakan kepadaku". Kedua pemuda itu segera mengejar Abu Jahl dan menebasnya dengan pedang mereka sehingga mereka berhasil membunuhnya, kemudian mereka kembali kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk memberitahukan hal itu. Rasululalh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya, "Siapa diantara kalian berdua yang telah membunuh Abu Jahl?" Masing-masing menjawab, "Aku yang telah membunuhnya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya lagi, "Apakah kalian telah membersihkan pedang kalian?" Keduanya menjawab: "Belum". Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memeriksa kedua pedang tersebut, kemudian beliau bersabda, "Kalian berdua telah membunuh Abu Jahl, dan hartanya yang dirampas dari Abu Jahl menjadi milik Mu'adz bin Amr bin Al-Jamuh". Dua orang tersebut adalah Mu'adz bin Afra dan Mu'adz bin Amr bin Al-Jamuh.

BAB 96: PEMBERIAN NABI SAW DARI HARTA KHUMUS (SEPERLIMA DARI RAMPASAN PERANG), DAN HARTA LAIN KEPADA---
3146 Diriwayatkan dari Anas Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Aku memberikan jatah (dari rampasan perang) kepada orang-orang Quraisy (yang telah masuk Islam), karena aku menginginkan agar iman mereka menjadi kuat, sebab mereka baru saja meninggalkan kehidupan Jahiliyah".
3174 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu ketika Allah meberikan harta suku Hawazin kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sebagai fai (rampasan perang) dan beliau memberikan 100 ekor onta kepada sejumlah orang Quraisy, orang-orang anshar mengatakan: "Semoga Allah mengampuni Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam karena beliau memberi orang-orang Quraisy tanpa memberi kita, padahal pedang kitalah yang menebas musuh di medan perang". Kata Anas: Setelah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam diberitahu mengenai ucapan orang-orang anshar itu, beliau mengutus seseorang untuk mengumpulkan orang-orang anshar di bawah tenda kulit, dan selain orang anshar tidak ada yang diundang. Setelah mereka berkumpul, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang menemui mereka kemudian beliau bertanya, "Apa ucapan kalian yang sudah sampai kepadaku?" Orang-orang anshar yang mengerti menjawab, "Orang-orang yang berpikiran sehat di antara kami tidak mengatakan apapun". (Lihat lanjutannya pada hadis nomor: 1673). . Diriwayatkan dari Jubair bin Muth'im Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika ia bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan disertai pula oleh orang banyak dalam perjalanan pulang dari perang Hunain, sejumlah orang Arab Baduwi mengerumuni Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk meminta harta, sehingga mereka mendesak beliau ke bawah pohon Samurah sampai membuat pakaian luar beliau terlepas. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berhenti kemudian bersabda: "Berikan kepadaku pakaianku itu. Seandainya aku memiliki onta sebanyak hitungan pohon-pohon ini niscaya akan aku bagi-bagikan kepada kalian sehingga kalian mengerti bahwa aku tidak kikir, tidak pendusta, dan tidak pengecut".
3149 Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Suatu ketika saya berjalan bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ketika itu beliau mengenakan pakaian luar model Najrani dengan krah tebal, kemudian beliau ditemui oleh seorang Arab Baduwi yang menarik beliau sangat keras, sehingga saya melihat bekas pada pundak beliau karena kerasnya tarikan tersebut, lalu orang Arab Baduwi itu mengatakan, "Perintahkan petugasmu untuk memberi saya harta Allah yang dalam kekuasaanmu". Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menoleh kepadanya sambil tersenyum, kemudian beliau memerintahkan petugas untuk memberi orang itu.
3150 Diriwayatkan dari Abdullah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Pada saat perang Hunain Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberikan prioritas kepada sejumlah orang dalam memperoleh jatah rampasan perang. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberikan 100 ekor onta kepada Al-Aqra bin Habis, memberikan Uyainah seperti itu, dan memberi sejumlah orang dari para tokoh Arab terkemuka dengan memberi mereka jatah rampasan perang melebihi orang lain pada umumnya. Seorang laki-laki mengatakan, "Demi Allah, pembagian ini tidak adil atau tidak mengharap ridha Allah". Kata Abdullah, "Demi Allah, saya akan melaporkan ucapan orang ini kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam". Setelah saya menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan melaporkan hal itu, beliau bersabda, "Kalau Allah dan RasulNya tidak adil, siapa yang bisa berbuat adil? Semoga Allah memberikan rahmat kepada Musa yang telah disakiti lebih dari ini tetapi ia tetap bersabar".

BAB 97: MEMPEROLEH MAKANAN DI WILAYAH MUSUH PADA SAAT PERANG
3154 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Kami pernah menemukan madu dan anggur dalam berbagai pertempuran, kemudian kami memakannya tanpa menyimpannya.

BAB 98: JIZYAH YANG DIPUNGUT DARI ORANG KAFIR DZIMMI DAN GENCATAN SENJATA DENGAN MUSUH YANG KAFIR ---
3156 Diriwayatkan dari Umar bin Khattab Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkirim surat kepada penduduk Bashrah setahun sebelum dia meninggal (dengan isi surat): Ceraikan suami istri orang-orang Majusi yang ada hubungan mahram". Umar Radliyallaahu 'anhu tidak memungut jizyah dari orang-orang Majusi, sehingga Abdurrahman bin Auf bersaksi bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memungut jizyah dari orang-orang Majusi Hajar.
3158 Diriwayatkan dari Amr bin Auf Al-Anshari Radliyallaahu 'anhu yang pernah menjadi sekutu Bani Amir bin Lu'aiy dan turut serta dalam perang Badr, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengutus Abu Ubaidah bin Al-Jarrah ke Bahrain untuk memungut jizyah, dan ketika itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah mengadakan perjanjian damai dengan orang-orang Bahrain, dengan mengangkat Al-Ala bin Al-Hadharami sebagai gubernur di sana. Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa harta. Ketika orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah, mereka melaksanakan solat subuh (di masjid) agar bisa bertemu dengan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Seusai solat subuh, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berpaling dan merekapun mendekat kepada beliau, kemudian beliau tersenyum ketika melihat mereka, lalu beliau bersabda: "Aku kira kalian sudah mendengar bahwa Abu Ubaidah telah datang dengan membawa sesuatu". Mereka mengatakan: "Ya, wahai Rasulullah". Beliau bersabda: "Bergembiralah dan berharaplah untuk memperoleh apa yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah diberikannya harta yang banyak kepada kalian seperti yang telah diberikan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian saling bersaing sebagaimana mereka, lalu harta tersebut mencelakakan kalian sebagaimana harta itu telah mencelakakan mereka".
3159 Diriwayatkan dari Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa ia mengirim pasukan ke negara besar untuk memerangi orang-orang musyrik, kemudian Al-Hurmuzan masuk Islam. Umar berkata kepada Al-Hurmuzan: "Saya minta saran kepadamu mengenai peperangan ini". Kata Al-Hurmuzan: "Baiklah, perumpamaan negara musuh kaum muslimin dengan penduduknya adalah seperti seekor burung yang memiliki kepala, dua sayap dan dua kaki. Jika salah satu sayapnya patah, ia tetap berdiri dengan dua kaki, satu sayap dan kepala. Jika sayapnya yang lain patah juga, ia tetap berdiri dengan dua kaki dan kepala. Jika kepalanya hancur, musnahlah dua kaki dan dua sayap serta kepalanya. Kepala itu adalah Kisra, sayap adalah Kaisar, dan sayap yang satu lagi adalah Persi. Karena itu, perintahkan kaum muslimin untuk langsung menyerbu Kisra". Umar menugaskan sejumlah pasukan dengan menunjuk An-Nu'man bin Muqarrin sebagai panglima. Ketika mereka sampai di wilayah musuh dan dihadapi oleh pasukan Kisra sebanyak 40.000 personil, seorang penerjemah tampil menghadap pasukan muslimin: "Tunjuk seorang wakil kalian untuk berbicara dengan saya". Kata Al-Mughirah: "Tanyakan apa yang kamu mau". Penerjemah Kisra bertanya: "Siapa kalian?" Al-Mughirah menjawab: "Kami orang Arab, semula kami sangat menderita, menyesap kulit dan biji kurma karena kelaparan, mengenakan pakaian dari bulu onta dan domba, serta menyembah pohon dan batu. Ketika kami hidup seperti itu, Tuhan Yang Menguasai langit dan bumi mengutus kepada kami seorang Nabi dari bangsa kami yang kami kenal ayah dan ibunya, kemudian Nabi kami utusan Tuhan kami, menyuruh kami memerangi kalian kecuali jika kalian mau menyembah ALlah yang tiada tuhan selain Dia, atau kalian membayar jizyah. Kami diberitahu oleh Nabi kami mengenai wahyu dari Tuhan kami bahwa siapapun dari kami gugur sebagai syahid akan masuk surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada pernah ia lihat sebelumnya, dan siapa diantara kami yang tetap hidup (dengan memenangkan peperangan) akan menjadi penguasa kalian". Kata An-Nu'man kepada Al-Mughirah: "Kalau kamu pernah turut bertempur bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentu beliau tidak akan menyalahkan dan menegurmu (karena kamu menunda permulaan pertempuran). Tetapi saya pernah turut bertempur berkali-kali menyertai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Apabila beliau tidak memulai peperangan sejak awal hari, beliau menunggu hingga angin bertiup kencang dan waktu solat tiba".

BAB 99: APABILA IMAM MENGADAKAN GENCATAN SENJATA DENGAN PENGUASA ORANG-ORANG KAFIR, APAKAH GENCATAN ---
3161 Diriwayatkan dari Abu Humaid As-Sa'idi Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Kami mengikuti perang Tabuk bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan Raja Ailah menghadiahkan seekor bighal putih serta satu pakaian kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Beliau menulis surat perjanjian perdamaian yang memperkenankan Raja Ailah tetap menguasai wilayahnya.

BAB 100: DOSA ORANG YANG MEMBUNUH ORANG LAIN YANG TERIKAT DALAM PERJANJIAN PERDAMAIAN TANPA DOSA/KESALAHAN ---
3166 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Siapa yang membunuh orang yang sedang menjalin perjanjian damai dengan kaum muslimin tidak akan bisa mencium bau harum surga, padahal bau harum surga itu bisa tercium dari jarak sejauh perjalanan 40 tahun".

BAB 101: APABILA ORANG MUSYRIK MENGKHIANATI PERJANJIAN DAMAI DENGAN KAUM MUSLIMIN, BISAKAH DIMAAFKAN
3169 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika Khaibar ditaklukkan oleh kaum muslimin, orang-orang Yahudi menghadiahkan daging kambing yang dibubuhi racun kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Beliau bersabda, "Kumpulkan semua orang Yahudi yang ada di sini". Setelah mereka semua dikumpulkan, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya, "Aku akan menanyakan sesuatu kepada kalian, apakah kalian mau menjawab dengan benar?" Mereka menjawab, "Ya". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya lagi, "Siapa ayah kalian?" Mereka menjawab, "fulan (si anu)". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Kalian pendusta, karena ayah kalian sebenarnya adalah si Anu (si fulan)". Kata mereka, "Kamu benar". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya lagi, "Maukah kalian menjawab pertanyaanku dengan benar jika aku bertanya tentang sesuatu?" Mereka menjawab, "Ya, wahai Abul Qosim, karena jika kami berdusta kamu tentu akan mengetahui kedustaan kami sebagaimana kedustaan kami yang telah kau ketahui tentang ayah kami". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya kepada mereka, "Siapa yang akan masuk neraka?" Mereka menjawab, "Kami akan masuk neraka hanya sebentar, setelah itu kalian (kaum muslimin) akan menggantikan kami di dalam neraka". Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Kalian terkutuk, Demi Allah kami tidak akan pernah menggantikan tempat kalian di neraka". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya lagi, "Apakah kalian mau menjawab pertanyaanku dengan benar jika aku bertanya tentang sesuatu?" Mereka menjawab, "Ya, wahai Abul Qasim". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya, "Apakah kalian membubuhkan racun pada daging kambing ini?" Mereka menjawab: "Ya". Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan, "Apa motivasi kalian?" Mereka menjawab, "Maksud kami, jika kamu berdusta (Nabi palsu) kami akan lega dengan kematianmu, dan jika kamu benar-benar seorang Nabi maka racun tidak akan membahayakanmu".

BAB 102: PERJANJIAN DAMAI DENGAN ORANG-ORANG MUSYRIK, DENDA BERUPA HARTA DAN LAIN-LAIN, SERTA DOSA ---
3173 Diriwayatkan dari Sahl bin Abu Hatsmah Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Ketika orang-orang Khaibar sedang mengadakan perjanjian perdamaian dengan kaum muslimin, Abdullah bin Sahl dan Muhayyishah bin Mas'ud bin Zaid Radliyallaahu 'anhu pergi ke Khaibar. Mereka berdua terpisah, kemudian Muhayyishah menemukan Abdullah bin Sahl terbunuh dengan bersimbah darah, lalu Muhayyishah menguburkan kemudian kembali ke Madinah. Setelah itu Abdurrahman bin Sahl dan dua orang putra Ms'ud, yaitu Muhayyishah dan Huwayyishah menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Abdurrahman segera memulai pembicaraan, tetapi kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Dahulukanlah yang lebih tua". Maka Abdurrahman diam, karena ia yang paling muda. Kemudian Muhayyishah dan Huwayyishah berbicara. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Maukah kalian bersumpah sehingga kalian berhak untuk menuntut hukuman mati terhadap pembunuh keluarga kalian?" Mereka menjawab, "Bagaimana kami bersumpah, sedangkan kami tidak menyaksikan dan tidak melihat peristiwa pembunuhan itu?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Jika demikian, orang-orang Yahudi Khaibar bisa bebas dari tuduhan pembunuhan dengan bersumpah 50 kali". Mereka berkata, "Bagaimana kami bisa menerima sumpah orang-orang kafir?" Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sendiri yang memberikan uang darah atas terbunuhnya Abdullah bin Sahl.

BAB 103: APAKAH ORANG KAFIR DZIMMI DIMAAFKAN APABILA MENYIHIR?
3175 Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah disihir, sehingga beliau merasa seolah-olah berbuat-buat sesuatu, padahal sebenarnya beliau tidak melakukannya.

BAB 104: PERINGATAN MENGENAI PENGKHIANATAN
3176 Diriwayatkan dari Auf bin Malik Radliyallaahu 'anhu dia berkata: Pada saat perang Tabuk, saya menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di bawah tenda kulit, kemudian beliau bersabda, "Perhatikan enam tanda dekatnya hari kiamat: 1) Wafatku. 2) Penaklukkan Baitul Maqdis (Yerussalem). 3) Bencana/pergolakan besar yang menyebabkan banyak kaum muslimin terbunuh bagai penyakit yang menyerang kambing. 4) Melimpah ruahnya harta, sehingga jika seseorang diberi 100 dinar belum merasa puas. 5) Fitnah yang tidak ada satu rumah Arab pun yang tidak dilandanya. 6) Gencatan senjata antara kalian dengan Bani Ashfar, kemudian mereka berkhianat lalu menyerang kalian di bawah 80 bendera, pada tiap bendera terhimpun 12.000 pasukan".

BAB 105: DOSA ORANG YANG MENGADAKAN PERJANJIAN KEMUDIAN BERKHIANAT
3180 Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dia berkata: "Bagaimana keadaan kalian nanti apabila kalian tidak lagi memperoleh dinar dan dirham dari jizyah orang-orang kafir dzimmi?" Ditanyakan kepada Abu Hurairah: "Bagaimana kamu tahu bahwa hal itu akan terjadi?" Kata Abu Hurairah: "Demi Allah yang menggenggam jiwa Abu Hurairah, saya tahu dari sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam". Orang-orang bertanya: "Bagaimana bunyi sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tersebut?" Abu Hurairah menuturkan: "Orang-orang kafir dzimmi akan diperlakukan dengan sewenang-wenang kemudian Allah Azza wa Jalla menjadikan hati mereka jengkel, lalu mereka tidak mau membayar jizyah yang seharusnya mereka bayar".

BAB 106: DOSA PENGKHIANAT, BAIK IA ORANG BAIK ATAUPUN PENDOSA
3186 Diriwayatkan dari Abdullah dan Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Setiap pengkhianat akan memiliki bendera pada hari kiamat". Salah satu dari dua perawi itu mengatakan: Bendera tersebut akan dikibarkan. Perawi yang satunya lagi mengatakan: Bendera tersebut akan diperlihatkan pada hari kiamat, sehingga setiap pengkhianat dapat dikenali dari benderanya.

0 komentar: